Anda di halaman 1dari 14

TOKSISITAS ZAT KIMIA TERHADAP SISTEM

REPRODUKSI, UPAYA PENCEGAHAN, DAN ISSUE


KESEHATAN LOKAL, NASIONAL DAN GLOBAL

Kelompok 6 – Kelas 2A Kebidanan

Aura Bella Gizta Sisy Lawati M.


Ica Gini Rofi’ah Tri Erliyani
Lusiana Tilaar Trisnawati
Rani Apriani Veni Agustia

POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG


2019
TOKSISITAS ZAT KIMIA TERHADAP SISTEM
REPRODUKSI

Bahan beracun dalam industri dapat dikelompokkan dalam beberapa


golongan, yaitu: (1) senyawa logam dan metalloid, (2) bahan pelarut, (3)
gas beracun, (4) bahan karsinogenik, (5) pestisida

Suatu bahan atau zat dinyatakan sebagai racun apabila zat tersebut
menyebabkan efek yang merugikan pada yang menggunakannya.
Pertama, suatu bahan atau zat, termasuk obat, dapat dikatakan
sebagai racun apabila menyebabkan efek yang tidak seharusnya,
misalnya pemakaian obat yang melebihi dosis yang diperbolehkan.
Kedua, suatu bahan atau zat, walaupun secara ilmiah dikategorikan
sebagai bahan beracun, tetapi dapat dianggap bukan racun bila
konsentrasi bahan tersebut di dalam tubuh belum mencapai batas atas
kemampuan manusia untuk mentoleransi.
Ketiga, kerja obat yang tidak memiliki sangkut paut dengan indikasi
obat yang sesungguhnya dianggap sebagai kerja racun
Secara fisiologis proses masuknya bahan beracun ke dalam tubuh
manusia atau makhluk hidup lainnya melalui beberapa cara, yaitu: (1)
Inhalasi (pernapasan), (2) Tertelan, (3) Melalui kulit. Bahan beracun yang
masuk ke dalam tubuh tersebut pada akhirnya masuk ke organ tubuh
tertentu melalui peredaran darah secara sistemik (Jauhari, 2010).

Organ tubuh yang terkena racun di antaranya adalah paru-paru, hati,


susunan syaraf pusat, sumsum tulang belakang, ginjal, kulit, susunan
syaraf tepi, dan darah. Biasanya ada tiga target utama dari toksikan
reproduktif ini. Toksikan ( zat beracun yang tidak diproduksi di dalam
organisme hidup) tersebut bisa bekerja langsung pada sistem saraf pusat
untuk mengubah sekresi hormon (Palupi, 2006).
Pada dasarnya, fisiologis sistem reproduksi pria dan wanita berbeda
namun sistem keduanya dikendalikan oleh hormon yang merupakan zat
kimia yang disekresi oleh kelenjar dalam tubuh dan mengendalikan sel-
sel lain dalam tubuh (Palupi, 2006).

Pada wanita, peran hormon berfungsi dalam mengendalikan organ-organ


reproduksi, persiapan rahim untuk kehamilan, dan laktasi serta siklus
reproduktifnya. Hormon juga sangat vital peranannya dalam proses
kehamilan dan perkembangan janin. Sedangkan pada pria, hormon
berfungsi dalam mengendalikan perkembangan organ-organ reproduksi
dan pembentukan sperma (Palupi, 2006).
Berikut merupakan efek toksikan terhadap reproduksi laki laki:
• Sistem interaksi hipotalamo-pituitary-gonadal
• Proses spermatogenesis
• Kerja hormon
• Fungsi organ seks
• Potensi dan nafsu seks (libido) dan ejakulasi
• Kelainan konginetal (HJ Mukono, 2005).

Berikut merupakan efek toksikan terhadap reproduksi perempuan:


• Sistem interaksi hipotalamo- pituitary-gonadal
• Proses oogenis
• Ovulasi
• Fungsi organ seks
• Kelainan konginetal (bawaan) (HJ Mukono, 2005).
Berikut merupakan efek toksikan terhadap sistem reproduksi:
1. Arsenik: Abortus yang spontan dan berat badan lahir rendah.
2. Benzene: Abortus spontan, berat badan lahir rendah, dan gangguan
menstruasi.
3. Karbon disulfida: Adanya gangguan menstruasi dan efek buruk
pada sperma.
4. Dikloroetilen: Penyakit jantung bawaan.
5. Dieldrin: Abortus spontan dan terjadinya kelahiran dini.
6. Aldrin: Abortus spontan dan persalinan dini.
7. Merkuri: Abortus spontan, gangguan menstruasi, buta dan tuli,
adanya keterbelakangan mental, dan terjadinya kerusakan otak.
8. Timbal: Lahir mati, abortus spontan, perkembangan terhambat, dan
kerusakan otak.
9. Trikloroetilen: Penyakit jantung bawaan.
10. Hidrokarbon aromatik polisiklik: Penurunan kesuburan (Fery, 2018).
UPAYA PENCEGAHAN

Secara fisiologis proses masuknya bahan beracun ke dalam tubuh manusia


atau makhluk hidup lainnya melalui beberapa cara, yaitu: (1) Inhalasi
(pernapasan), (2) Tertelan, (3) Melalui kulit.

Upaya pencegahan racun di aluran pernafasan menjauhkan korban dari


sumber gas kemudian membebaskan jalan nafas dan memberikan oksigen
murni,

upaya pencegahan racun di saluran pencernaan adalah dekontaminasi


melalui metode pengenceran,

upaya pencegahan racun di kulit dengan melepas pakaian yang


terkontaminasi dan letakkan bagian tubuh yang terkena racun di bawah air
mengalir yang banyak.
ISSUE KESEHATAN LOKAL, NASIONAL DAN GLOBAL

Isu lingkungan lokal merupakan yaitu permasalahan lingkungan dan


dampak yang ditimbulkan dari permasalahan lingkungan tersebut
mengakibatkan dampak sangat dirasakan bagi daerah lokal.

Isu lingkungan nasional yaitu permasalahan lingkungan dan dampak


yang ditimbulkan dari permasalahan lingkungan tersebut
mengakibatkan dampak dalam skala nasional.

Isu lingkungan global merupakan permasalahan lingkungan dan


dampak yang ditimbulkan dari permasalahan lingkungan tersebut
mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi dunia serta
menyeluruh.
LOKAL
Permukiman kumuh masih banyak ditemui di wilayah kota Tanjungpinang.
Penanganannya pun menjadi tantangan yang kompleks bagi Pemerintah
Kota (Pemko) Tanjungpinang.
Ketujuh wilayah lokasi kumuh adalah Kampung Bugis, Senggarang,
Tanjung Unggat, Pelantar Sulawesi (Kemboja), Lembah Purnama (
Kelurahan Tanjung Ayun Sakti), Kampung Baru dan Sungai Nibung Angus
(Kelurahan Tanjung Pinang Timur).
Penanganannya mencakup berbagai aspek, di antaranya perbaikan
sanitasi, penataan jalan atau pelantar, pengelolaan persampahan, rona
bangunan dan lainnya. Satker Pengembangan Kawasan Permukiman
(PKP), Satker PSPLP, Dinas Perkim Provinsi Kepri, Dinas Perkim
Tanjungpinang, Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Tanjungpinang
berkontribusi dalam kegiatan-kegiatan fisik untuk menangani masalah
permukiman kumuh.
Kegiatan-kegiatannya berupa sosialisasi tentang kebersihan dan
melakukan aksi gotong-royong bersama stakeholder dan masyarakat.
NASIONAL
Sampah adalah semua benda atau produk sisa dalam bentuk padat
sebagai akibat aktivitas manusia yang dianggap tidak bermanfaat dan
tidak dikehendaki oleh pemiliknya atau dibuang sebagai barang tidak
berguna.

Revolusi Mental Kebersihan adalah salah satu gerakan serta manfaat


hidup bersih, sehat dan bernilai budaya.

Program Gerakan Indonesia Bersih merupakan salah satu Gerakan


Revolusi Mental yang memiliki fokus:

1. Pertama, memberikan penekanan pada peningkatan perilaku hidup


bersih sehat lingkungan keluarga, satuan pendidikan, kerja, dan
komunitas.
NASIONAL
2. Kedua, peningkatan sinergi penyediaan sarana dan prasarana yang
menunjang perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Ketiga, pengembangan sistem pengelolaan sampah yang holistik dan
terintegrasi termasuk kali bersih, sarana dan prasarana pelayanan
publik.
4. Keempat, penyempurnaan peraturan perundang-undangan
(deregulasi).
5. Kelima, pemberian kemudahan bagi perusahaan/swasta/lembaga
yang melakukan pengelolaan sampah.
6. Keenam mengutamakan peran serta masyarakat di dalam
menunjang perilaku bersih dan sehat.
7. Ketujuh, peningkatan penegakan hukum di bidang kebersihan dan
kesehatan lingkungan
GLOBAL
Isu lingkungan global yang mencuat ke permukaan yang bersifat global
serta yang paling penting dalam lingkungan adalah mengenai
pemanasan global.

Pemanasan global atau yang sering kita sebut global warming adalah
adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan
bumi.

Diperkirakan, setiap tahun dilepaskan 18,35 miliar ton karbon dioksida


(18,35 milliar ton karbon dioksida ini sama dengan 18,35 X 1012 atau
18.350.000.000.000/kg karbon dioksida).Ketika atmosfer semakin kaya
akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang
menahan lebih banyak panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi.
Inilah yang disebut dengan Efek Rumah Kaca
GLOBAL
Selama setengah abad sekarang ini, gas rumah kaca CO2, methan,
nitrat oksida dan CFC dilepaskan ke atmosfir bumi dalam jumlah yang
sangat besar dan dengan konsekuensi yang sangat besar.
Perubahan iklim sudah tidak lagi menyangkut kepentingan lingkungan
hidup. Namun, sudah meluas pada aspek keamanan pangan,
ketersediaan air bersih, kesehatan masyarakat, gangguan cuaca berupa
badai yang kian meningkat intensitasnya serta ancamannya. Pemanasan
global telah memicu peningkatan suhu bumi yang mengakibatkan
melelehnya es di gunung dan kutub, berkurangnya ketersediaan air,
naiknya permukaan air laut.
GLOBAL
Laju pemanasan global yang tidak terkendali akan makin
mempercepat pencairan es dikutub dan meningkatkan permukaan
air laut secara drastik. Dampaknya, kawasan pulau kecil dan pesisir
makin tenggelam. Kemudian menimbulkan sedimentasi yang
menutup permukaan terumbu karang. Fenomena tersebut juga akan
memicu tingkat keasaman terumbu karang yang menimbulkan
pemudaran (bleaching) hingga kepunahan ekosistem tersebut
akibat sedimentasi dan intensitas cahaya matahari yang berkurang.

Anda mungkin juga menyukai