Anda di halaman 1dari 63

PERENCANAAN PERDESAAN

Infrastruktur Perdesaan dan Wilayah


Problematika Pengembangan
Infrastruktur Pedesaan di Indonesia
Tidak perlu Perlu
BLT, dana bisa diseimbangkan
untuk antara
infrastruktur, infrastruktur
nanti produksi dengan
berkembang kebutuhan
dan masyarakat
kemiskinan miskin saat
berkurang ini, tentu
sendiri perlu BLT

Yang miskin
dapat makan
dari mana?
Sebaiknya
Gitu aja pemerintah
koq impor pangan
repot... saja kalau
begitu
2
Issue Infrastruktur Desa dan Wilayah
(hal signifikan yang membedakan dengan perencanaan perkotaan)

• Kemiskinan masyarakat pedesaan:


infrastruktur kurang memadai  faktor produksi
rendah  potensi desa kurang tergali  tidak ada
benefit bagi masyarakat
• Kesenjangan pembangunan wilayah:
infrastruktur kurang memadai  aksesibilitas
terbatas  kebutuhan tidak terlayani  desa kurang
berkembang
• Rendahnya Indeks Pembangunan
Manusia / IPM (kesehatan, pendidikan,
konsumsi/kapita)
• Urbanisasi dan mobilitas penduduk:
kurangnya layanan umum dan penunjang produksi
 produktivitas lahan rendah  rendahnya
kesempatan kerja  migrasi penduduk ke luar
daerah
3
Waduk dan Irigasi:

Irigasi yang Banyak Dikembangkan di Indonesia:


- Dikembangkan sejak jaman Belanda
- Dari sungai atau waduk yang dialirkan melalui
saluran-saluran atas tanah memanfaatkan kontur

4
PL 3203

Waduk dan Irigasi:

Irigasi Pasang-Surut:
Memanfaatkan
pasang-surut air
sungai yang
berdekatan dengan
muara di pesisir
 Banyak
dikembangkan di
Sumatera,
Kalimantan, dan
Papua

5
Contoh pengembangan jalan desa:
Jaringan Jalan dari jalur sederhana, perataan permukaan
tanah, dan perkerasan dengan struktur

Struktur Penopang
untuk Lapisan
Permukaan Jalan

Permukaan tanah berlapis


dipadatkan, siap diberi perkerasan
6
Jembatan Penyeberangan

Disesuaikan dengan kebutuhan pergerakan (manusia, kendaraan..?)


Contoh: Jembatan Penyeberangan Sederhana

7
Jembatan Penyeberangan

Disesuaikan dengan kebutuhan pergerakan (manusia, kendaraan..?)


Contoh: Jembatan Penyeberangan
Sederhana

Konstruksi Besi, Lantai Kayu

8
Telekomunikasi Pedesaan

• Telepon Kabel
○ Harus ada Stasiun Operasi
(STO)
○ Perlu jaringan kabel
○ Cocok untuk desa yang
dekat pusat pertumbuhan

• Telepon Seluler
○ Nir-kabel, menara BTS
○ Perlu dukungan provider
○ Cocok untuk desa terpencil

9
Contoh Pembangkit Listrik Pedesaan
Pembangkit Mikrohidro (Tenaga Air)

10
PL 3203

Berbagai Pembangkit Alternatif yang


Masih Dikembangkan Di Indonesia

11
Air Bersih Pedesaan

Pompa Air dan Pemipaan

Model Penampungan Air Hujan Model Penampungan Air Hujan


(Cubluk) di Bali
12
Pemahaman Infrastruktur

• Infrastruktur  merupakan elemen wilayah yang


keberadaannya disesuaikan dengan fungsinya
• Definisi Infrastruktur:
“ infrastructure is system of public facilities,
both publicly and privately funded, which
provided for delivery of essential services and a
sustained standard of living…” (Associated General
Contractors of America / AGCA, 1982)

13
Perbandingan Ketersediaan Infrastruktur
Wilayah pada Negara-negara di Asia Tenggara

Singapura
Malaysia
Thailand
Indonesia
Vietnam
Filipina
0.0 2.0 4.0 6.0 8.0
Sumber:
World Economic Forum, 2003

• Nilai ketersediaan dan kualitas (overall)


• Diukur berdasarkan penilaian kebutuhan dan
ketersediaan serta catatan evaluasi program-program
pengembangan infrastruktur di Indonesia (WEF, 2003)
• Kendala Utama Indonesia: Pendanaan, Organisasi, Luas
Wilayah dan Cakupan Layanan Penduduk
14
Perbedaan dalam Pendanaan Infrastruktur Desa
/ Wilayah dengan Infrastruktur Perkotaan
Perkotaan
Berdasarkan Dana Penyedia
WB, ADB, dan Pemerintah Jasa
JBIC 2005) Infrastruktur

Pembayar Perkembangan Perkotaan Masyarakat


Pajak (Pengguna)

Pedesaan
Kondisi Real:
Pengembangan
Pedesaan lebih
merupakan
upaya
Dana
Pemerintah
Infrastruktur
Penyedia
Jasa ?
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
Pembayar
Pajak ? Perkembangan Wilayah/Desa Masyarakat
(Pengguna)

15
Mengapa Perlu Pengembangan
Infrastruktur Pedesaan…? (1)

• Investasi pada infrastruktur pedesaan


dapat mengarah pada:
○ produktivitas yang lebih tinggi di on-farm dan
non-farm,
○ kesempatan atas pekerjaan dan pendapatan,
○ mengurangi kemiskinan dari meningkatkan
pendapatan dan konsumsi
Ifdal Ali dan Ernesto Pernia (2003)

16
PL 3203

Mengapa Perlu Pengembangan


Infrastruktur Pedesaan…? (2)

• Teori Nurkse (1953):


○ Tingkat kemiskinan yang tinggi disuatu daerah
terjadi karena rendahnya pendapatan perkapita
daerah tersebut  menyebabkan adanya vicious
circle.
○ Infrastruktur pedesaan dapat dikatakan sebagai
gunting yang mampu memotong vicious circle
tersebut.

17
PL 3203

Kategori Infrastruktur

• Transportasi
• Air Bersih dan Air Limbah
• Pengelolaan Limbah
• Produksi dan Distribusi Energi
• Bangunan Gedung
• Fasilitas Rekreasi
• Komunikasi
(Hudson, Haas, Uddin, 1997)
Untuk Pedesaan dapat ditambahkan: infrastruktur
produksi dan pengolahan hasil pertanian
18
PL 3203

Type of Rural Infrastructures


(UNESCAP, 1979)
• Water Supply and sanitation
• Rural electrification
• Transport and communication
• Buildings for supporting basic services (health and
education etc.)

19
PL 3203

Rural Water Supply and Sanitation

Average daily consumption and range of daily consumption


in litres per capita for various types of rural water supplies

Type of supply Average daily Range of daily


consumption consumption
Unpiped supplies 15 2-25
Piped supplies with standpipes 30 10-50
Piped connections:
- Single tap 50 10-100
- Multiple tap 150 50-300
Source : Feachem et al, (1977)

20
PL 3203

Rural Water Supply and Sanitation

Design criteria for communal water points

Water Demand 40 l/c/d (including 25% losses and


wastage)
Demand Pattern 2 peak periods of 3 hours each

Maximum walking distance 500 m

Maximum number of people served 250 people for each 1 l/s delivery (at
50% effective utilization of facility)
Maximum number of households 35 households for each 1 l/s delivery
served (average household size of 7) (at 50% effective utilization of
facility)
Source : UN (1979)

21
PL 3203

Rural Water Supply and Sanitation

Guidelines for the selection of the type of communal water


points: village well(s), borehole or rainwater collection
system (unpiped), or public standposts (piped)
Size and location of Type of communal water point (unpiped
the community or piped)
Isolated community of Individual village water supply, unpiped
less than 500 people
Small community close Ditto, or connection to the piped supply of the
to a rural centre which is rural centre if the length of pipeline required does
provided with a piped not exceed 5 metres/capita (preferably less than
supply (public 2m/cap)
standposts)
Community with a Piped water supply by means of public standposts;
population over and total pipelength required preferably not more than
above 1000 people 5m/cap; possibly some private house connections
Source : UN (1979) 22
PL 3203
Water supply/garbage/sewage correlation

23
PL 3203

Selection of Rural
Water Supply
Systems
Source : Feachem and Cairncross
(1978b)

24
PL 3203

Rural Water Supply and Sanitation

Estimated ranges of costs of various community water supply systems

25
PL 3203

Rural Water Supply and Sanitation

Matrix of possible selection criteria

26
PL 3203

Rural Water Supply and Sanitation

Algorithm for
sanitation
technology
selection

27
PL 3203

Rural Water Supply and Sanitation

Algorithm for sanitation technology selection

28
PL 3203

Rural Water Supply and Sanitation

Algorithm for sanitation technology selection

29
PL 3203

Rural
Electrification

30
PL 3203

Rural Electrification

31
PL 3203

Rural Transportation

Population Density and Distance to Roads

Density (km/sq. km) Average distance Maximum distance


to road (km) to road (km)
0.5 0.5 1
0.2 1.25 2.5
0.1 2.5 5
0.05 5 10
0.025 10 20
Source : UN (1979)

32
PL 3203

Rural Transportation
Road Classes
(Rural) Centre Road Class Road Class
(name) (level)
Regional City International / 1
National Trunk
District Town (hinterland up to Primary 2
200.000 inh.)
Locality Town ( Market Secondary 2/3
Centre, hinterland 5.000 up to
20.000 inh.)
Village (service centre, Minor 3
hinterland 500 up to 5.000 (Local access)
inh.)
Source : UN (1979) 33
PL 3203

Rural Transportation

34
PL 3203

Rural
Transportation

35
PL 3203

Rural Communication

Source : UN (1979)
36
PL 3203

Rural
Communication

Source : UN (1979)
37
PL 3203

Dampak Positif Pembangunan


Infrastruktur Perdesaan dan Wilayah
Sektor Dampak Langsung Dampak Tidak Langsung
Listrik Penerangan dan • Meningkatkan Layanan
Telekomunikasi Kebutuhan Dasar (kesehatan, dll)
• Meningkatkan akses teknologi &
informasi
• Mendorong aktivitas produksi &
lapangan kerja
Jalan Akses ke Pusat Pelayanan • Menurunkan biaya pelayanan
dan Pasar (penjualan hasil publik
produksi) • Kemudahan informasi
Air Minum Kebutuhan Harian Penduduk • Meningkatkan Kesehatan dan Gizi
Sanitasi Kebutuhan Harian Penduduk • Meningkatkan Kesehatan
Penduduk dan Lingkungan
Sumber: Adaptasi Jones 2004 & Susantono 2006
38
PL 3203

Infrastruktur Utama Perdesaan

• Untuk memenuhi kebutuhan Produksi


○ Waduk dan Irigasi
• Untuk memenuhi kebutuhan Akses & Mobilitas
○ Jalan
○ Telekomunikasi
• Untuk memenuhi kebutuhan Pelayanan Dasar
○ Energi Listrik
○ Air Bersih
○ Pengolahan Limbah

39
PL 3203

Waduk dan Irigasi:


Jenis Irigasi
• Irigasi Permukaan: Air dialirkan pada permukaan lahan
 Pengaturan dengan pintu air  Air didistribusikan
sesuai ketinggian lahan
• Irigasi Lokal : Distribusi melalui perpipaan  Air
didistribusikan terbatas secara lokal.
• Irigasi Penyemprotan: Dengan penyemprot air / sprinkle
 Tanaman mendapat air dari atas,
• Irigasi Pompa Air: Air diambil dari sumur dalam dengan
pompa air  Disalurkan melalui pipa atau saluran tanah 
Musim kemarau bukan hambatan
• Irigasi Pasang Surut: memanfaatkan pasang surut sungai
 banyak di pertanian dataran rendah dan rawa
40
PL 3203

Jaringan Jalan

• Perlu Pertimbangan:
○ Jenis kendaraan...? (angkutan manusia, barang, hasil
produksi desa)
○ Jenis perkerasan (aspal, batuan, tanah keras, dll.) 
tergantung pendanaan dan struktur permukaan

41
PL 3203

Jaringan Jalan

• Tahap Pengembangan Jalan Pedesaan


1. Track (unimproved road): jalur sederhana dengan
membersihkan vegetasi, mengikuti kontur yang paling
memungkinkan, tanpa konstruksi.
2. Earth Road: pengembangan dari jalur sederhana,
memanfaatkan permukaan tanah/batuan yang ada dan
sudah dipadatkan
3. Paved Road: permukaan telah mengalami perkerasan
baik dengan pengaspalan, semenisasi, maupun batuan
konkrit yang sifatnya permanen, ada struktur lapisan,
tahan cuaca
42
PL 3203

Energi Listrik

• Kebutuhan Listrik Pedesaan:


○ Untuk kebutuhan hidup sehari-hari (kebutuhan
komunikasi, informasi, penerangan, dll.)
○ Untuk menunjang operasional prasarana dan sarana
desa
○ Untuk menunjang kegiatan produksi masyarakat
pedesaan

• Kondisi Terkini:
○ 21% desa di Indonesia (>14.000) belum teraliri listrik
(data Kem.ESDM, 2008)
○ Masalah: Keterbatasan pembangkit listrik dan jaringan

43
PL 3203

Energi Listrik
Perencanaan Listrik Perdesaan

• Menentukan kebutuhan daya  berdasarkan


proyeksi perkembangan penduduk dan kegiatan
produktif desa
• Menentukan sumber daya listrik  cost-benefit
analysis  memanfaatkan pembangkit yang ada
dengan membangun jaringan atau membangun
pembangkit sendiri)
• Peluang bagi pembangunan sumber energi /
pembangkit sendiri  sesuai dengan potensi
wilayah
44
PL 3203

Energi Listrik
Pembangkit Listrik Perdesaan di Indonesia

• Tenaga Diesel
○ Biaya awal murah  untuk jangka panjang mahal
(sesuai harga solar dan beban mesin)
○ Banyak digunakan di daerah terpencil (pedalaman dan
pulau-pulau kecil)
• Tenaga Air
○ Biaya keseluruhan rendah, efisien dan ramah
lingkungan
○ Memerlukan keberadaan air mengalir (sungai, air
terjun, waduk)
○ Daya terbatas (kecuali dikembangkan dalam skala besar
 biaya besar)
45
PL 3203

Energi Listrik
Pembangkit Listrik Alternatif

• Tenaga Matahari
○ Ramah lingkungan
○ Daya tersimpan cukup banyak
○ Biaya pembangunan dan perawatan mahal
• Tenaga Bayu / Angin
○ Ramah lingkungan, cocok di wilayah pesisir maupun
pegunungan
○ Daya kecil (rata-rata 1/5 dari pembangkit Diesel)
○ Biaya pembangunan mahal
• Berbagai Alternatif Lain:
○ Pembangkit dengan bahan bakar Tanaman Jarak
○ Pembangkit Tenaga Gelombang Laut (desa pesisir)
46
PL 3203

Air Minum Perdesaan

• Manfaat Utama Pengembangan Air Minum


○ Kuantitas yang mencukupi perkembangan kebutuhan
○ Jarak kepada konsumen berkurang  mengurangi
energi dan waktu tempuh  penduduk bisa melakukan
lebih banyak kegiatan produktif
• Masterplan Air Bersih Perdesaan  harus
mencakup komponen:
○ Fisik Ruang  ketersediaan lahan dan sumberdaya air
○ Antisipatif  mencegah banjr, salinasi, erosi
○ Menjaga Kualitas Air Bersih  mencegah polusi
terhadap sumber mata air dan wabah terkait
47
PL 3203

Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)


dan Rencana Anggaran Infrastruktur
Desain & RAB

Denah Rencana Jalan/Jembatan, Denah rencana


Peta Situasi & ruang/pondasi/instalasi listrik, air bersih, air
Denah Rencana kotor; Denah Rencana Irigasi dan Daerah
Pengairan, Denah Jaringan & Bak

Gambar Gambar potongan (cross section), gambar tampak,


Detail detail prasarana dan bagian-bagiannya.

Volume, Produktifitas,
dan metode kerja
konstruksi

Dokumen Desain & RAB : (Hasil survei teknis dan


RAB Detail , harga, Peta situasi, denah rencana, gambar detail,
Rekapitulasi Perhitungan volume-bahan-tenaga, analisa, Hasil
RAB Kesepakatan Upah Kerja Masyarakat, per HOK,Data
Kesanggupan Swadaya Masyarakat.

48
PL 3203

Pengembangan Infrastruktur Perdesaan


di Indonesia
• Dikaitkan dengan issue pembangunan ekonomi 
triple track strategy:
○ Pro - growth
○ Pro - poor
○ Pro - employment creation
• Paradigma pembangunan partisipatif 
melibatkan masyarakat setempat secara
menyeluruh:
○ tahap perencanaan & desain pengembangan,
○ tahap pelaksanaan pembangunan
○ tahap pemanfaatan dan pengelolaan jangka panjang
49
PL 3203

Langkah Umum Pengembangan


Infrastruktur Perdesaan di Indonesia
• Perencanaan
○ Kajian Kebutuhan dan Penentuan Skala Prioritas  participatory
planning
○ Penyiapan Pendanaan  pemerintah, swasta, swa-dana masyarakat
• Pelaksanaan Pembangunan
○ Pelaksana  oleh kontraktor atau masyarakat (partisipatif)
○ Mekanisme pengawasan  target yang jelas, aliran dana
terkontrol, terbuka, terukur
• Pemanfaatan dan Pengelolaan
○ Perlu pembelajaran mengenai pemanfaatan dan pengelolaan
○ Infrastruktur pedesaan  pengelolaan umumnya dilakukan secara
swakarsa / partisipatif  pemerintah hanya mendukung dalam hal
teknis pengelolaan maupun dana/bahan secara terbatas

50
PL 3203

Berbagai Program Pengembangan


Infrastruktur Perdesaan di Indonesia
• Program Peningkatan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
• Kegiatan dalam lingkup Program Kompensasi Pengurangan
Subsidi-Bahan Bakar Minyak bidang Infrastruktur
Perdesaan (PKPS BBM – IP)
• Kegiatan dalam lingkup KTP2D (Kawasan Terpilih Pusat
Pengembangan Desa)
• Kegiatan dalam lingkup Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri)
• Berbagai program/kegiatan yang dibiayai oleh APBD,
APBN, maupun sumber dana pinjaman luar negeri (Bank
Dunia, UNDP, dll)
51
PL 3203

Contoh Kegiatan: Program


Peningkatan Infrastruktur Perdesaan

• Pelaksana: Dep.PU - Ditjen Cipta Karya,


• Durasi: 2006 - 2009.
• Lokasi: 4 provinsi, 45 kabupaten, 571 kecamatan, 1.840 Desa.
• Tujuan:Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui
perbaikan akses masyarakat miskin terhadap infrastruktur dasar
perdesaan
• Komponen Proyek:
○ Pekerjaan infrastrutur yang mendukung aksesibilitas, yaitu jalan
dan jembatan perdesaan.
○ Pekerjaan infrastrutur yang mendukung produksi pangan, yaitu
irigasi perdesaan.
○ Pekerjaan infrastrutur yang mendukung pemenuhan kebutuhan
dasar masyarakat, yaitu penyediaan air minum dan sanitasi
perdesaan.
52
PL 3203

Contoh Kegiatan: Program


Peningkatan Infrastruktur Perdesaan

53
PL 3203

Contoh Kegiatan: IDRAP (Institusi


Pemberdayaan Masyarakat Asli dan Perdesaan)

1 - Galian septic-tank oleh masyarakat 2- Material Sanitasi Didistribusikan

3a – monitoring kegiatan masyarakat 3b – tenaga kerja adalah masyarakat sendiri


54
PL 3203

Contoh Kegiatan: IDRAP (Institusi


Pemberdayaan Masyarakat Asli dan Perdesaan)

4 – lubang limbah rumah tangga 5 – lubang limbah manusia

Tidak ada lagi masyarakat yang buang hajat di pinggir


6 – hasil: toilet permanen tiap rumah pantai atau di hutan
55
PL 3203

Kenyataan Implementasi dan Pencapaian


Program-program Infrastruktur Desa
• Di beberapa lokasi terbukti berhasil meningkatkan
ekonomi lokal  berkat kemudahan aksesibilitas dan dukungan
faktor produksi
• Tidak jarang yang sifatnya hanya sementara 
memperbaiki kualitas hidup tapi tidak ekonomi masyarakat secara
menerus  terkait dengan sikap hidup masyarakat pedesaan lokal
• Salah sasaran  Desa yang diprioritaskan oleh Pemda kadang
tidak sesuai dengan kriteria yang diharapkan oleh Pemerintah Pusat
(terkait percepatan pengentasan kemiskinan)
• Pendanaan  Banyak yang masih mengandalkan dana APBN
bahkan bantuan (hutang) luar negeri  pendanaan daerah (APBD)
kerap bersifat sporadis (hanya pada masa tertentu dan untuk jenis
infrastruktur terbatas saja)
56
PL 3203

Kendala dalam Pengembangan


Infrastruktur Pedesaan dan Wilayah
• Kemampuan Pendanaan
• Kapasitas Aparat
• Kapasitas Masyarakat selaku Pemanfaat sekaligus
pengelola  kelembagaan di masyarakat
• Perencanaan yang kurang matang atau kurang
melibatkan masyarakat  tidak sesuai dengan
kebutuhan dasar komunitas

57
PL 3203

Masalah Standarisasi dalam Perencanaan


Infrastruktur Pedesaan
• Terlalu mempertimbangkan masalah kuantitas
 Mengejar target jumlah prasarana, sarana, dan penduduk terlayani
 Kawasan prioritas sering dilihat dari jumlah penduduknya

• Penetapan sasaran seringkali tanpa mempertimbangkan


kondisi fisik kawasan, pengelolaan sumberdaya, serta
kapasitas aparat dan masyarakat setempat
 Terdapat perbedaan tantangan pengembangan antara wilayah
 Contoh: Pulau Jawa dengan Papua, berbeda jenis kebutuhan
infrastruktur prioritas, biaya bahan baku, jarak ke sumberdaya
alami, kapasitas kelembagaan masyarakat, dll.

Hasil evaluasi umum


UN – Komisi Sosial dan Ekonomi serta UNDP, 1979 - 2000
58
PL 3203

Paradigma Perencanaan Partisipatif dalam


Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (1)
• Kebutuhan akan
PERUBAHAN
KONDISI keterbukaan
PERDESAAN &
MASYARAKATNYA
YANG TERJADI
informasi
delay • Kebutuhan akan
partisipasi
KEPUTUSAN /
UMPAN-BALIK
masyarakat
KEBIJAKAN

• Kebutuhan akan
delay INFORMASI
STAKEHOLDERS

Kurangnya informasi  Terhambatnya


proses
Proses Pembelajaran Masyarakat
pembelajaran
(learning by doing)
59
PL 3203

Kebijakan terkait Partisipasi dalam


Pengembangan Infrastruktur Perdesaan
• UU No. 25 Tahun 2000  UU No.25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
○ Proses perencanaan pembangunan didesain bersifat bottom-up dan
partisipatif.
○ Proses perencanaan pembangunan tetap Dimulai dari tingkat desa
melalui kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
TingkatDesa/Kelurahan (Musrenbang Desa/Kelurahan)
○ Musrenbang melibatkan segenap elemen masyarakat
desa/kelurahan.
○ Hasil Musrenbang Desa/Kelurahan akan menjadi bahan
penyusunan Musrenbang Kecamatan Musrenbangda
Kabupaten/Kota  Musrenbangda Provinsi  Musrenbangpus.

60
PL 3203

Paradigma Perencanaan Partisipatif dalam


Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (2)
• Partisipatif 
masyarakat lebih
paham akan
kebutuhan
○ perlu membedakan
“keinginan” dengan
“kebutuhan”
○ perlu dukungan /
pendampingan teknis

61
PL 3203

Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur


Perdesaan secara Partisipatif
• Diawali langkah pengembangan
kelembagaan masyarakat (swadaya)
○ Untuk pelaksanaan pembangunan (padat karya
& menghemat biaya)
○ Untuk pengelolaan infrastruktur dalam jangka
panjang
• Perlu ada mekanisme pengawasan dan
pelaporan serta penentuan tindakan
• Terdapat proses pembelajaran bagi
masyarakat pedesaan
○ Dalam hal teknis pembangunan dan
pengelolaan infrastruktur
○ Dalam mengatur organisasi, merencanakan dan
mengelola kepentingan sendiri 62
PL 3203

Pembangunan
Infrastruktur
Pedesaan dalam
Kerangka
Penataan Ruang
Pedesaan

63

Anda mungkin juga menyukai