Anda di halaman 1dari 36

Pemeriksaan FT Respirasi

Presented by Group 1
Annisa Rizky Puteri
M. Nurhanif Aldiyanto
Nanda Septya Ranti
APA ITU SOAP???
adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan tertulis. Dipakai
untuk mendokumenkan asuhan pasien dalam rekaman medis pasien
sebagai catatan kemajuan.
S = Subjecktive
O = Objecktive
A = Assessment
P = Planing
SUBJECKTIVE
Merupakan data subjektif berisi data dari pasien melalui anamnesis
(wawancara) yang merupakan ungkapan langsung
A. Anamnesis Umum
B. Anamnesis khusus

OBJECKTIVE
Merupakan data objektif yang didapat dari hasil observasi melalui
pemeriksaan fisik.
ASSESSMENT
Analisis dan interprestasi berdasarkan data yang terkumpul kemudian
dibuat kesimpulan yang meliputi diagnosis FT dan Problematika FT

PLAN
Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan
mandiri, kolaborasi, serta konseling untuk tindak lanjut. Plan terbagi 2,
yaitu perencanaan jangka pendek dan perencanaan jangka panjang.
Teknik Pemeriksaan SOAP dan interpretasinya
PEMERIKSAAN SUBJECKTIVE (ANAMNESIS)
Anamnesis adalah riwayat tentang penyakit yg diceritakan oleh penderita
(autoanamnesis) atau oleh orang lain (allo anamnesis), dan merupakan
keterangan pertama yg dikumpulkan oleh pemeriksa.
Jenis-jenis Anamnesis
A. Umum : nama, usia, jk, pekerjaan, alamat, dokter Yg mengirim
(anamnesis adminstrasi) dan anamnesis sosial
B. Khusus : Berisi tentang keluhan pasien, riwayat medis, gangguan
keterbatasan fungsional, riwayat social.
Pemeriksaan Objecktive
A. Inspeksi
Dilakukan saat pasien dalam keadaan statis dan dinamis. Yg perlu di inspeksi adalah :
1. Tingkat kesadaran
Alert : Composmentis / kesadaran penuh
Pasien berespon secara tepat terhadap stimulus minimal, tanpa stimuli individu
terjaga dan sadar terhadap diri dan lingkungan.
Lethargic :
Kesadaran px seperti tertidur jika tidak di stimuli, tampak seperti enggan bicara.
Dengan sentuhan ringan, verbal, stimulus minimal, mungkin klien dapat berespon
dengan cepat. Dengan pertanyaan kompleks akan tampak bingung.
Obtuned
Px memerlukan rangsangan yang lebih besar agar dapat memberikan respon misalnya
rangsangan sakit, respon verbal dan kalimat membingungkan
2. Warna
3. Kepala dan leher
a. Ekspresi wajah
b. Pernafasan mulut dan hidung
c. Pembesaran vena jugularis
d. Hipertrofi otot asesoris ventilasi
Hipertropi otot pernafasan
e. Retraksi supraclavicular dan Sindrom Vena Cava Superior (bull neck)

intercostalis
4. Regio perifer
a. Kondisi kulit
b. Clubbing finger
c. Karat nikotin
d. Edema/pitting edema
Clubbing finger Karat Nikotin (perokok berat)
5. Bentuk dada & postur
(Barrel chest, kypo-scoliosis,
Pectus carinatum/pigeon/
Chiken breast, pectus
axcavatum, obesitas)
6. Inspeksi kesimetrisan toraks pada saat bernafas
Amati apakah kedua bagian toraks simetris saat bernafas.
normal : kedua lapangan toraks simetris saat bernafas
Apakah ada lapangan thoraks yang tertinggal saat bernafas?
misalnya pada:
• Emfisema berat
• Px dengan ukuran tumor paru, atau medastinum yg besar
• Efusi pleura yg masif
• Kolaps paru
Perhatikan adatidaknya pemakaian otot bantu pernafasan, misalnya
pada kasus PPOK berat
7. Frekuensi Pernafasan
Hitunglah berapa banyak pasien bernafas dalam satu menit.
• Orang dewasa normal bernafas 14-20 kali per menit.
• Pada bayi Frekuensi yang sehat frekuensi bernafas 24-32 kali per menit.
• Bandingkan frekuensi bernafas pasien, dengan nilai yang normal.
Pola nafas abnormal :
a. Takipnea (Frekuensi terlalu cepat )
b. Bradypnea (Frekuensi terlalu lambat)
c. Apnea (tidak bernafas)
8. Jenis pernafasan
Amatilah jenis pernafasan pasien (jenis pernafasan normal):
• Apakah torakoabnominal (terutama pada wanita)
• Apakah abdominotorakal (terutama pada pria)
• Amatilah apakah terdapat jenis pernafasan abnormal seperti:
- Pernafasan torakal
- Pernafasan abdominal
- Pursed lip breathing
- Pernafasan cuping hidung yang cepat dan dangkal
9. Irama Pernafasan
Amatilah irama pernafasan pasien. Irama pernafasan normal adalah,
pernafasan yang silih berganti antara inspirasi dan ekspirasi, dengan
frekuensi yang normal
Amatilah ada tidaknya irama pernafasan yang abnormal seperti :
Bradipneu.
Takipneu.
Hiperpneu.
Pernafasan Cheyne Stokes.
Pernafasan Biot.
B. Palpasi
1. Palpasi trakea
2. Palpasi statis dinding dada
anterior
3. Palpasi dinamis
- Pemeriksaan ekspansi paru
- Pemeriksaan taktil vokal fremitus
1. Palpasi Trakea
Pemeriksa berada di depan pasien.
Letakkanlah ujung jari telunjuk tangan kanan (dapat juga dengan ujung
jari tengah dan jari manis) pada lekukan suprasternal.
Tekanlah jari ke arah trakea secara perlahan-lahan, kemudian geser jari
perlahan-lahan ke arah atas untuk menilai ada tidaknya deviasi trakea.
Pada orang yang normal posisi trakea terletak pada garis tengah tubuh.
Terkadang dapat juga ditemukan adanya deviasi trakea ringan ke arah
kanan pada orang normal.
Palpasi trakea

Palpasi trakea
Palpasi Dinding Toraks Anterior (palpasi statis)
Lakukan palpasi dinding toraks anterior, dengan telapak tangan untuk
menentukan ada tidaknya kelainan pada dinding dada.
Tentukan ada tidaknya kelainan pada dinding dada, misalnya seperti :
Nyeri tekan pada dinding dada.
Krepitasi karena emfisema subkutis.
Tumor.
Pemeriksaan Ekspansi Paru (palpasi dinamis)
Letakkan kedua telapak tangan, dan ibu jari secara simetris pada
masing-masing tepi iga, sedangkan jari-jari lainnya menjulur sepanjang
sisi lateral lengkung iga.
Kedua ibu jari harus saling berdekatan di garis tengah, dan sedikit
diangkat, agar dapat bergerak bebas secara simetris saat pasien menarik
nafas (inspirasi).
Bila terdapat kelainan pada salah satu sisi toraks, ekspansi dada pada
sisi tersebut akan berkurang, sehingga gerakan kedua ibu jari menjadi
tidak simetris.
Pemeriksaan Ekspansi Paru (palpasi dinamis)

Pemeriksaaan Ekpansi Paru Dinding Toraks Anterior & Posterior


Pemeriksaan Tactile Vocal Fremitus (palpasi dinamis)
Letakkan kedua telapak tangan pada permukaan dinding toraks.
Mintalah pasien menyebutkan kata-kata yang menimbulkan resonansi
yang tinggi sehingga getaran suara yang teraba pada dinding toraks akan
terasa lebih jelas seperti angka 77 atau 99.
Rasakanlah getaran suara yang timbul dengan seksama.
Bandingkanlah tactile vocal fremitus pada yang dirasakan pada telapak
tangan kanan dan kiri pada dinding toraks anterior maupun posterior,
mulai dari bagian atas, tengah dan bawah. Apakah fremitus normal,
melemah (pada emfisema atau pneumotoraks), atau mengeras (pada
pneumonia atau Tb paru aktif).
Setiap melakukan pemeriksaan tactile vocal fremitus, kedua telapak
tangan harus disilangkan secara bergantian untuk konfirmasi getaran
suara yang dirasakan, bila terasa fremitus yang tidak sama pada telapak
tangan kanan dan kiri.
Pemeriksaan Tactile Vocal Fremitus (palpasi dinamis)

Pemeriksaan Tactile Vocal Fremitus


Lanjutan......
• Lakukanlah perkusi secara bergantian pada sela iga dinding toraks
sebelah kanan ke sela iga dinding toraks sebelah kiri, dimulai dari toraks
sebelah atas, tengah dan bawah pada dinding toraks anterior.
• Lakukanlah teknik perkusi yang sama, pada dinding toraks posterior.
• Lakukanlah penilaian terhadap suara perkusi yang timbul pada dinding
toraks pasien apakah sonor (normal), hipersonor (pada PPOK), redup
(pada efusi pleura) dan beda (pada efusi pleura masif)
Perkusi dinding Thoraks Posterior
Mintalah penderita untuk menyilangkan kedua lengannya di dada,
dengan kedua telapak tangan diletakkan pada masing-masing bahu
secara kontralateral.
Lakukanlah perkusi secara bergantian pada sela iga dinding toraks
sebelah kanan, ke sela iga dinding toraks sebelah kiri, dimulai dari toraks
sebelah atas, tengah dan bawah pada dinding toraks posterior.
Auskultasi
Pemeriksaan untuk mendengar suara dalam tubuh menggunakan
stetoskop

Lokasi Auskultasi
Teknik Auskultasi
Letakkanlah stetoskop pada seluruh dinding toraks secara sistematis
dan bergantian, pada sela iga dinding toraks sebelah kanan ke sela iga
dinding toraks sebelah kiri, dimulai dari toraks sebelah atas, tengah dan
bawah pada dinding toraks anterior.
Mintalah pasien untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi, lalu
dengarkanlah dengan seksama suara nafas yang terdengar.
Lakukanlah teknik pemeriksaan auskultasi yang sama, pada dinding
toraks posterior.
Suara Nafas
Suara nafas normal :
Vesikuler.
Bronkial.
Bronkovesikuler.
Suara nafas tambahan :
Ronkhi basah.
Ronkhi kering dan ”wheezing”.
Bising gesek pleura.
Bising krepitasi.
Penilaian Auskultasi
Lakukanlah penilaian terhadap suara pernafasan normal (terutama
vesikuler), yang terdengar dari stetoskop :
Intensitas (normal, melemah, atau mengeras)
Letaknya, apakah terdengar pada tempat yang seharusnya, atau tidak
(misalnya terdengarnya suara bronkial pada lapangan perifer paru,
karena adanya penghantar seperti infiltrat atau tumor).
Dengarkanlah dengan seksama ada tidaknya suara nafas tambahan,
seperti ronkhi basah, ronkhi kering, mengi, dan krepitasi.
Suara Nafas Normal
1. Bronchial : sering juga disebut dengan “Tubular sound” karena suara ini
dihasilkan oleh udara yang melalui suatu tube (pipa), suaranya terdengar
keras, nyaring, dengan hembusan yang lembut. Fase ekspirasinya lebih
panjang daripada inspirasi, dan tidak ada henti diantara kedua fase
tersebut. Normal terdengar di atas trachea atau daerah suprasternal
notch.
2. Bronchovesikular : merupakan gabungan dari suara nafas bronchial dan
vesikular. Suaranya terdengar nyaring dan dengan intensitas yang sedang.
Inspirasi sama panjang dengan ekspirasi. Suara ini terdengar di daerah
thoraks dimana bronchi tertutup oleh dinding dada.
3. Vesikular : terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi
lebih panjang dari ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan
Suara nafas Tambahan
1. Wheezing : terdengar selama inspirasi dan ekspirasi, dengan karakter suara
nyaring, musikal, suara terus menerus yang berhubungan dengan aliran udara
melalui jalan nafas yang menyempit.
2. Ronchi : terdengar selama fase inspirasi dan ekspirasi, karakter suara terdengar
perlahan, nyaring, suara mengorok terus-menerus. Berhubungan dengan sekresi
kental dan peningkatan produksi sputum
3. Pleural friction rub : terdengar saat inspirasi dan ekspirasi. Karakter suara : kasar,
berciut, suara seperti gesekan akibat dari inflamasi pada daerah pleura. Sering kali
klien juga mengalami nyeri saat bernafas dalam.
4. Crackles
a. Fine crackles : setiap fase lebih sering terdengar saat inspirasi. Karakter suara
meletup, terpatah-patah akibat udara melewati daerah yang lembab di alveoli
atau bronchiolus. Suara seperti rambut yang digesekkan.
b. Coarse crackles : lebih menonjol saat ekspirasi. Karakter suara lemah, kasar,
suara gesekan terpotong akibat terdapatnya cairan atau sekresi pada jalan
nafas yang besar. Mungkin akan berubah ketika px batuk.
F. Batuk dan produksi sputum
Yang perlu di periksa pada pasien adalah :
- kekuatan, kedalaman, panjang dan frekuensi batuk px
- Pada sputum : 1. warna (jernih, kuning, hijau, ada noda darah)
2. Konsistensi (encer, kental, berbusa)
3. Jumlah (minimal sampai berlebihan)
4. Odor (berbau atau tidak)
G. Pemeriksaan Tambahan
1. Pemeriksaan ROM utamanya shoulder dan trunk
2. MMT
3. Daya tahan
4. Penggunaan alat bantu pernafasan
5. Evaluasi gas darah
Penegakan Diagnosis
DIAGNOSIS FT
• Diagnosis fisioterapi adalah hasil proses kajian klinis yang menghasilkan
identifikasi adanya gangguan ataupun potensi timbulnya gangguan,
keterbatasan fungsi danketidakmampuan atau kecacatan. Diagnosis FT
dihasikan dari pemeriksaan dan evaluasiyang dapat menunjukkan
adanya disfungsi gerak dan dapat mencangkup :
• Gangguan/kelemahan (impairment)
• Limitasi Fungsi (functional limitations)
• Ketidakmampuan (disabilities )
• Sindrom ( syndromes ).
Any Question...............???

Anda mungkin juga menyukai