Anda di halaman 1dari 26

HUKUM PERIZINAN

MAGISTER ILMU HUKUM


(Kuliah Pertama)

Pengajar :
Dr.TRI HAYATI
SATUAN ACARA PERKULIAHAN

 Pengantar, Pengertian dan Dasar Hukum Perizinan;


 Sejarah Perizinan – Hubungan Izin dg Hak Penguasaan Negara;
 Perizinan Dalam Konteks Hukum Adm. Negara;
 Jenis2 Perizinan dan Validitas Izin (Dalam Teori dan UU AP); 1-5
 Aspek Kewenangannya (Distribution of Power);
 Diskresi dan Perizinan (Dalam Teori dan UU AP); 6-10
 Deregulasi Sistem Perizinan/Penyerdehanaan:
PercepatanPelaksanaan Berusahan (Perpres Nomor 91 Tahun
2017); 11-16
 Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi (Online Single
Submission/OSS/PP Nomor 24 Tahun 2018); 17-22
 Izin sbg Bentuk Pelayanan Publik (Badan Perizinan Satu Pintu) –
UU Pelayanan Publik – PerMendagri dsb;
Penyederhanaan Perizinan di sektor2 :
 Perizinan di bidang Pertanahan
 Perizinan di bidang Pertambangan
 Perizinan di Bidang Kehutanan
 Perizinan di Bidang Perikanan, Kelautan dan
Perkebunan
 Perizinan di Bidang Perdagangan -
Perindustrian
 Perizinan di Bidang Lingkungan Hidup
 Perizinan di Bidang Migas
BUKU WAJIB :

Irving Sewrdlow, The Public Administration of Economic Development,


New York : Praeger Publishers, 1975.
B. Guy Peters,The Politics of Bureaucracy : A Comparative Perspektive ( New
York : Longman Inc., 1978).
James Hart, An Introduction to Administrative Law with Selected Cases.
New York : Appleton – Century-Lorfts Inc., 1950
Prins dan Kosim Adisapoetra, Pengantar Ilmu Hukum Administrasi
Negara, cetakan ke enam, Jakarta : PT Pradnya Paramitha, 1987.
H.W.R.Wade and C.F.Forsyth, Administrative Law, seventh edition,
Oxford : Calrendon Perss, 1994.
Safri Nugraha etal, Hukum Administrasi Negara, Badan penerbit FHUI,
2005;
Pengantar HAN (Wiratno), 2013
Deregulasi dan Debirokratisasi Perizinan di Indonesia (Eko Prasojo, 2007)
 Prayudi Atmosudirdjo: Hk.Adm. Negara, Pradnya Paramitha,1997.
 Philipus Hadjon, et.al, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia.
yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2001.
 Hukum Perizinan dalam Sektor Pelayanan Publik (Adrian Sutedi, Sinaf
Grafika, 2011);
 Hukum Perizinan Lingkungan Hidup (Helmy, Sinar Garfika, 2012).
 Ten Berge dan Philipus Hadjon, Pengantar Hukum Perizinan,
Universitas Airlangga, 2001.
 Samuel Humer, Local Governance and National Power. Netherlands,
IULA Published, 1991.
 David Osborne and Ted Gaebler, Reinventing Government, How the
Entrepreneurial Spirit is Transforming The Public Sector. London :
Penguin Books USA, 1993.
 Peraturan Perundang-undangan Sektoral.
 UU 30/2017 : Administrasi pemerintahan
 Perpres 91/2017 : Percepatan Berusaha
A. PENGANTAR
 Izin dikenal sejak Fungsi Pemerintah pada Negara
Welfare
 Izin pd mulanya dikenal terutama pd saat
individu/korporasi akan melakukan usaha
 Melalui Perizinan melindungi kepentingan produksi dan
kesejahteraan masyarakat.
 Dg perizinan dpt diket dokumentasi ttg jumlah
perusahaan, jumlah tenaga kerja, dampak, jmlh
pendapatan dan jumlah perizinan yang ada.
 Izin diberikan karena antara Penguasa dan
Masyarakat terjalin hubungan timbal balik.
 Pd awalnya tugas pemerintah hanya membuat dan
mempertahankan hukum atau menjaga ketertiban dan
keamanan saja (Koentjoro Purbopra noto ); Disini
belum ada rezim IZIN.
 Pemerintah welfare state diberi lapangan pekerjaan yang
sangat luas untuk menyelenggarakan kepentingan umum
(kesehatan, pengajaran, perumahan, pembagian tanah .
Menurut Lemaire : negara menyelenggarakan
Bestuurszorg (penyelenggaraan kesejahteraan umum yg
dilaksanakan pemerintah, dimana pemerintah turut serta
secara aktif dalam kehidupan masyarakat. IZIN menjd
instrumen utama dalam menyelenggarakan bestuurszorg.
 Dalam negara hukum modern : tugas pemerintah tdk hanya
membuat dan mempertahankan hukum, tetapi juga
menyelenggarakan kepentingan umum (public service)
sebagaimana dikemukakan Kranenburg. Pada Era ini
rezim PERIZINAN semakin meluas di berbagai sektor.
Pada Mulanya :
membuat dan mempertahankan
hukum atau menjaga ketertiban dan
keamanan saja/ orde en rust (Koentjoro
Purbopra noto )

Pemerintahan welfare state :


Tugas IZIN diberi lapangan pek sangat luas untuk menyel
peme kepent umum. Menurut Lemaire: neg menyel
Bestuurszorg (penyelenggaraan kesejahteraan
rintah umum yg dilaks pem, dimana pemerintah turut
serta secara aktif dalam kehidupan masyarakat).

negara hukum modern :


IZIN tugas pemerin tah tdk hanya membuat dan
mempertahankan hukum, tetapi juga
menyelenggarakan Pelayanan Umum (public
service) : Kranenburg.
Perizinan adlh salah satu wewenang dr Pemerintah.
Oleh karena itu penting bagi Pemerintah untuk selalu
menata kembali perizinan agar tetap sesuai dengan
perkembangan perekonomian nasional maupun pereko
nomian global.

Peranan Pemerintah memang nampak dominan. masyarakat


yang membutuhkan izin, akan meminta kepada Pemerintah
dan Pemerintah mempunyai kewenangan utk memutuskan.
Produk yang dikeluarkan oleh Pemerintah adalah
KEPUTUSAN.

Jadi membicarakan perizinan berarti


membicarakan kewenangan Pemerintah dan
KEPUTUSAN sebagai produknya.
 B .Guy Peters :
Dalam hukum administrasi negara, fungsi rules
application dikatakan sebagai aktivitas menyelenggarakan UU
secara konkrit, kasual dan individual, dlm bentuk keputusan.
Dibandingkan dengan keputusan yang dihasilkan oleh organ
legislatif, maka keputusan yang dihasilkan oleh Administrasi
Negara jauh lebih banyak.
( H.W.R.Wade and C.F.Forsyth, Administrative Law, seventh edition, Oxford : Calrendon Perss, 1994, p. 859 )

Keputusan administrasi negara didefinisikan sebagai sebuah


tindakan hukum yang bersifat sepihak dalam bidang
pemerintahan, dilakukan oleh badan pemerintah berdasarkan
wewenang yang luar biasa. Salah satu bentuk Keputusan
adalah IZIN.
(Prins dan Kosim Adisapoetra, Pengantar Ilmu Hukum Administrasi Negara, cetakan ke enam, Jakarta : PT Pradnya Paramitha, 1987)
PENGERTIAN IZIN

 WF Prins:
izin disebut dengan istilah “verguning” termasuk kategori
izin publik, merupakan penetapan dari suatu larangan yang
ditetapkan oleh undang-undang.
Izin merupakan perkenan dari penguasa kepada
orang yg memohon utk melakukan tindakan
tertentu yg pada dasarnya dilarang dalam suatu
undang-undang;
 Prayudi :
Izin merupakan penetapan (beschikking), yg diartikan mrpk
suatu perbuatan hukum sepihak yang bersifat administrasi
negara, yang dilakukan oleh suatu instansi atau badan
pemerintah (penguasa) yang berwenang dan berwajib
khusus untuk itu berdsrkan wewng khusus.”
(Prayudi Atmosudirdjo: Hk.Adm. Negara, Pradnya Paramitha,1997).
UNSUR IZIN
 Adanya perbuatan hukum : ketetapan melahirkan hak dan
kewajiban bagi pihak tertentu;
 Bersifat sebelah pihak : ketetapan merupakan perbuatan
sebelah pihak yang berdasarkan hukum publik
(Publiekrechtelijk ). Berarti perbuatannya mencerminkan
kehendak satu pihak saja, yaitu pemerintah yang memp.
wewenang, sehingga walaupun bersifat sebelah pihak tetap
mengikat umum.
 Dalam lapangan pemerintahan : yang membuat ketetapan dan yang
melaksanakan peraturan adalah fungsi dari pemerintah yang dilakukan
oleh badan pemerintah (eksekutif), bukan oleh peradilan (yudikatif)
atau bukan juga oleh pembuat peraturan perundang-undangan
(legislatif).
 Berdasarkan wewenang khusus : wewenang yang diperoleh
dari UU yang diberikan khusus kepada pemerintah saja dan
tidak diberikan kepada badan-badan lainnya (legislatif dan
yudikatif).
N.E. ALGRA
 Izin (vergunning) perkenan dari pemerintah
berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah
yg disyaratkan utk perbuatan yg pd umumunya
memerlukan pengawasan khusus, tetapi yg pada
umumnya tidaklah dianggap sbg hal-hal yg sama sekali
tidak dikehendaki.

 Unsur-unsurnya:
1) Perkenan dari pemerintah;
2) Berdasarkan peraturan perundang-undangan;
3) Perbuatan yg memerlukan pengawasan khusus;
4) Perbuatan itu boleh diadakan.
SJACHRAN BASAH
 Izin  perbuatan hukum administrasi negara yg
bersegi satu yg mengaplikasikan peraturan dalam hal
konkreto berdasarkan persyaratan dan prosedur
sebagaimana ditetapkan oleh ketentuan perundang-
undangan.

 Unsur-unsurnya:
1) Perbuatan HAN yg bersegi satu;
2) Menerapkan peraturan dlm hal konkret;
3) Berdasarkan persyaratan dan prosedur sbgmana
ditentukan dlm perundang-undangan.
E. UTRECHT
 Apabila pembuat peraturan umumnya tidak
melarang suatu perbuatan, tetapi masih juga
memperkenankannya asal saja diadakan secara yg
ditentukan utk masing-masing hal konkret.
 Unsur-unsurnya:
1) Tindakan pembuat peraturan;
2) Perbuatan yg tidak dilarang/diperkanankan;
3) Diadakan secara yg ditentukan utk masing-
masing hal konkret.
Dasar hkm Perizinan (Prof.Safri)
 Sec.Eksplisit tdk tertulis dlm UUD 1945 (baik dlm pembukaan
maupun dlm batang tubuh);
Sec.Implisit dpt dilihat dalam :
a. Pembukaan;
b. Pasal 4 ayat (1);
c. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1);
d. Pasal 23 ayat (1);
e. Peraturan PerUUan yang ada, a.l :
1. Bidang Perdagangan;
2. Bidang Perhubungan;
3. Bidang Perbankan;
4. Bidang Pasar Modal;
5. Bidang Asuransi;
6. Bidang Pertambangan;
7. Bid.lainnya (IMB, Izin tempat usaha, izin keramaian, izin tinggal, izin masuk, izin
praktek, izin bekerja bg orang asing, izin penerbitan, izin usaha industri, izin lokasi,
izin undian, izin penelitian dll)
PEMBUKAAN UUD 1945
 Melindungi segenap tumpah darah Indonesia.
Utk mencapai tujuan melindungi tsb perlu dibuat peraturan yg melindungi tanah
air Ind dr berbagai hal yg dtg dr luar, melalui regulasi perizinan.

 Memajukan kesejahteraan umum.


Dapat disimpulkan utk mencapai memajukan kesej sel bangsa dapat ditempuh
dengan perizinan yg mengatur berbagai larangan dan kewaj.

 Mencerdaskan Kehidupan Bangsa.


Wajib dibuat peraturan utk mencerdaskann kehidupan bangsa. Antara lain
dilakukan melalui perizinan ttg tata niaga perbukuan.

 Ikut serta dlm ketertiban dunia berdsrkan perdamaian abadi dan


keadilan sosial.
Negara RI mau tidak mau hrs ikut serta terlibat dlm kehidupan dan
perkembangan dunia, termasuk perekonomiannya. Dalam kegiatan perekonomian
tsb telah ditetapkan berbagai kesepakatan dan perjanjian internasional yg
mengatur prosedur ekspor dan impor dan tata niaga antar masing2 negara.
Tujuan Perizinan
 Keinginan mengendalikan (sturen) aktivitas2
(IMB);
 Mencegah bahaya lingkungan (izin lingkngn);
 Keinginan melindungi objek ttt;
 Keinginan membagi rata benda yg sedikit (izin
penghunian di daerah padat);
 Pengarahan dg menyeleksi orang dan
aktivitasnya.
Jd izin digunakan penguasa utk mempengaruhi
hub dg warga masy.agar mau mengikuti cara yg
dianjurkan utk suatu tujuan.
Mengapa izin dibutuhkan (Prof Safri)
 Segi Pungutan: pemasukan keuangan negara.
 Segi dokumentasi: penguasa ingin mencatat dan mengetahui orang
atau badan yg melakk kegiatan usaha.
 Segi Ekonomi: penguasa ingin mengatur kegiatan perekonomian di
wilayahnya dg berbagai cara.
 Segi Kepentingan Penguasa: kadang pemberian izin kpd pihak yg
mempunyai kepentingan tt dg penguasa.
 Segi Pengendalian: dipakai penguasa untuk mengendalikan kegiatan
usaha ttt.
 Segi Hukum: biasanya penguasa diwajibkan utk mematuhi segala
ketentuan yg berlaku dan memberi persyaratan ttt.
 Segi Kepastian Hukum: perizinan dpt dikaitkan dg kepastian usaha.
 Segi Lain-lain: keamanan, kesej, kemasy, sosial, LH, dsb
Fungsi Perizinan :
1. Penggerak perekonomian di suatu negara : dg pemberian
izin berarti menimbulkan kegiatan dlm perekonomian;
2. Pengawasan dan Pengendalian Kegiatan Usaha : dg memberikan
syarat yg tegas yg diikuti dg pemberian hak & kewaj;
3. Fungsi Moneter : memberikan kontribusi kpd negara berupa
penerimaan kpd kas negara;
4. Fungsi Hukum : Pem mendsrkan tindakannya kpd hukum &
Pem berhak dan berkewaj menegakkan hukum;
5. Deregulasi dan Debirokratisasi : perkembangan mendsr pd
perkemb perizinan di tahun 80-an, krn perizinan dianggap
memp makna negatif (pengahmbat, birokratis, kepent.pej );
Manfaat perijinan
untuk masyarakat
 Kepastian hukum
 Kepastian berusaha
 Perlindungan hukum
 Jaminan untuk pihak lain
 Lain-lain
Sejarah Izin
Di INGGRIS :
 Abad 18 di Inggris, minuman bernama “gin” menjadi
sangat populer dan harganya lebih murah dari “bir”
dan berdiri 15.000 kedai minuman gin di London.
 1736 diterbitkan Gin Act yg mengenakan kewajiban
yg ketat (tempat dan jam) bagi peminum gin.
 Namun tingginya angka kerusuhan dan kriminalitas
menyebabkan parlemen Inggris mengamandemen
Gin Act pada tahun 1751 yg mulai menerapkan
ketentuan pajak gin, izin pendirian kedai/bar, tata
cara penjualan gin, dan batas usia peminum gin.
 Pada tahun 1916 pemerintah Inggris melalui “the
Central Control Board” (Liquor Traffic) mengambil
alih 4 breweries di Carlisle dan 235 Pub di wilayah
Carlisle, Gretna dan Annan.
 Kebijakan pembatasan mabuk-mabukan ini diperketat
dgn ketentuan larangan minum minuman keras pada
hari minggu dan sabtu utk minuman tertentu.
 Licensing Act 1921: menetapkan jadwal jam buka
Pub selama 8-9 jam/hari dgn masa jeda tutup sore hari.
Pada hari minggu 5 jam opening hours.
 Pada tahun 1964 dilakukan amandemen terhadap
Licensing Act 1921. Deregulasi ini mengatur ttg
perizinan tertentu termasuk ketentuan hari-hari kerja
(1988), ketentuan buka pada hari minggu (1955) dan
hari Raya (New Year Eve).
Di AMERIKA

 Aberdare Act 1872 : pembatasan jam buka pub/bar,


membatasi penggunaan minuman memabukkan dan
mengakhiri “gin-palace-type” lokal yg sangat berbahaya
bagi kesehatan.

 Pada Agustus 1914, pemerintah AS menutup tempat-


tempat minuman umum (pub/bar) dan membatasi jam
operasi yg diawasi secara ketat oleh otoritas militer
angkatan laut (naval authorities).
LICENSING ACT :
 Pada awal abad-20, di Eropa diberlakukan ketentuan wajib
SIM bagi pengemudi kendaraan bermotor.
 Pada tahun 1910 Pemerintah Jerman menerapkan wajib SIM
bagi pengemudi kendaraan bermotor secara nasional,
 Di Belgia menerapkan ketentuan yang sama pada tahun
1977 dimana mewajibkan persyaratan tes (driving tests)
untuk mendapatkan SIM
 Agustus 1910, Amerika Utara pertama kali mengeluarkan
SIM kpd pengemudi kendaraan bermotor sbg akibat
tingginya kecelakaan bermotor.
 Juli 1913, New Jersey menjd neg bagian pertama di AS yg
mengharuskan seluruh pengemudi mengikuti test
mengemudi kendaraan bermotor utk mendptkan SIM.
 Pd 1921 parlemen Inggris mengeluarkan “Licensing Act”.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai