Pengajar :
Dr.TRI HAYATI
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
WF Prins:
izin disebut dengan istilah “verguning” termasuk kategori
izin publik, merupakan penetapan dari suatu larangan yang
ditetapkan oleh undang-undang.
Izin merupakan perkenan dari penguasa kepada
orang yg memohon utk melakukan tindakan
tertentu yg pada dasarnya dilarang dalam suatu
undang-undang;
Prayudi :
Izin merupakan penetapan (beschikking), yg diartikan mrpk
suatu perbuatan hukum sepihak yang bersifat administrasi
negara, yang dilakukan oleh suatu instansi atau badan
pemerintah (penguasa) yang berwenang dan berwajib
khusus untuk itu berdsrkan wewng khusus.”
(Prayudi Atmosudirdjo: Hk.Adm. Negara, Pradnya Paramitha,1997).
UNSUR IZIN
Adanya perbuatan hukum : ketetapan melahirkan hak dan
kewajiban bagi pihak tertentu;
Bersifat sebelah pihak : ketetapan merupakan perbuatan
sebelah pihak yang berdasarkan hukum publik
(Publiekrechtelijk ). Berarti perbuatannya mencerminkan
kehendak satu pihak saja, yaitu pemerintah yang memp.
wewenang, sehingga walaupun bersifat sebelah pihak tetap
mengikat umum.
Dalam lapangan pemerintahan : yang membuat ketetapan dan yang
melaksanakan peraturan adalah fungsi dari pemerintah yang dilakukan
oleh badan pemerintah (eksekutif), bukan oleh peradilan (yudikatif)
atau bukan juga oleh pembuat peraturan perundang-undangan
(legislatif).
Berdasarkan wewenang khusus : wewenang yang diperoleh
dari UU yang diberikan khusus kepada pemerintah saja dan
tidak diberikan kepada badan-badan lainnya (legislatif dan
yudikatif).
N.E. ALGRA
Izin (vergunning) perkenan dari pemerintah
berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah
yg disyaratkan utk perbuatan yg pd umumunya
memerlukan pengawasan khusus, tetapi yg pada
umumnya tidaklah dianggap sbg hal-hal yg sama sekali
tidak dikehendaki.
Unsur-unsurnya:
1) Perkenan dari pemerintah;
2) Berdasarkan peraturan perundang-undangan;
3) Perbuatan yg memerlukan pengawasan khusus;
4) Perbuatan itu boleh diadakan.
SJACHRAN BASAH
Izin perbuatan hukum administrasi negara yg
bersegi satu yg mengaplikasikan peraturan dalam hal
konkreto berdasarkan persyaratan dan prosedur
sebagaimana ditetapkan oleh ketentuan perundang-
undangan.
Unsur-unsurnya:
1) Perbuatan HAN yg bersegi satu;
2) Menerapkan peraturan dlm hal konkret;
3) Berdasarkan persyaratan dan prosedur sbgmana
ditentukan dlm perundang-undangan.
E. UTRECHT
Apabila pembuat peraturan umumnya tidak
melarang suatu perbuatan, tetapi masih juga
memperkenankannya asal saja diadakan secara yg
ditentukan utk masing-masing hal konkret.
Unsur-unsurnya:
1) Tindakan pembuat peraturan;
2) Perbuatan yg tidak dilarang/diperkanankan;
3) Diadakan secara yg ditentukan utk masing-
masing hal konkret.
Dasar hkm Perizinan (Prof.Safri)
Sec.Eksplisit tdk tertulis dlm UUD 1945 (baik dlm pembukaan
maupun dlm batang tubuh);
Sec.Implisit dpt dilihat dalam :
a. Pembukaan;
b. Pasal 4 ayat (1);
c. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1);
d. Pasal 23 ayat (1);
e. Peraturan PerUUan yang ada, a.l :
1. Bidang Perdagangan;
2. Bidang Perhubungan;
3. Bidang Perbankan;
4. Bidang Pasar Modal;
5. Bidang Asuransi;
6. Bidang Pertambangan;
7. Bid.lainnya (IMB, Izin tempat usaha, izin keramaian, izin tinggal, izin masuk, izin
praktek, izin bekerja bg orang asing, izin penerbitan, izin usaha industri, izin lokasi,
izin undian, izin penelitian dll)
PEMBUKAAN UUD 1945
Melindungi segenap tumpah darah Indonesia.
Utk mencapai tujuan melindungi tsb perlu dibuat peraturan yg melindungi tanah
air Ind dr berbagai hal yg dtg dr luar, melalui regulasi perizinan.