Preeklampsia Berat
Disusun Oleh : Auliya Sauma
Pembimbing : dr. Linda Lestari, SpOG
Identitas Pasien
Nama : Ny. E
Usia : 24 tahun
Menarche : 12 tahun
Dismenorea : (-)
Riwayat Fertilitas
Riwayat Obstetrik
Tidak pernah
Riwayat Kontrasepsi
KU : Sakit sedang
Vital Sign :
TD : 140/100 mmHg
RR : 20x/ menit
Suhu : 37,70C
TB/BB : 155 cm / 65 kg
Leher : Tidak ada pembesaran limfonodi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, JVP tidak meningkat
Jantung
Paru-paru
Inspeksi : Retraksi dada (-), pengembangan dinding dada kanan = dada kiri, simetris kanan dan
kiri
Perkusi : Sonor/sonor
Inspeksi
Kepala : Mesocephal
Abdomen :Dinding perut sejajar dinding dada, tidak nampak adanya penonjolan, sikatrik (-)
Genitalia eksterna: V/U tidak ada kelainan, dinding vagina dbn, darah (-)
Hasil Follow Up
12/02/19 15.00 (IGD)
S/ pusing + mual+
O/
N : 91X/menit SI : -/-
TFU : 36cm
DJJ : 142x/menit
P/ IVFD RL 20tpm
nifedipine 10mg
15/02/19 15.00
Nadi : 90X/menit
Suhu : 36,5
RR :20x/menit
Bayi lahir pd tanggal 12/02/19 pukul 18.30: perempuan, BB: 1. 2400gram as: 8/9 & 2. 2150gram as: 8/9
P/ infus NACL 0,9% 7tpm
D/C +
Nifedipin 3x10mg
Amiclav 3x625mg
Diagnosis Klinis :
DIAGNOSA BANDING
PENATALAKSANAAN
IVFD RL 20tpm
Nifedipine 10mg
Mgso4 40%
Saran pemeriksaan
Rontgen thorax
EKG
PROGNOSIS
2.1.1 Definisi
1. Hipertensi kronik : adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu
atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan
hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan.
2. Preeklamsia: adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan
proteinuria.
3. Eklamsia : adalah preeklamsia yang disertai dengan kejang-kejang dan atau koma.
4. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia : adalah hipertensi kronik disertai tanda-
tanda preeklamsia atau hipertensi kronik disertai proteinuria.
5. Hipertensi gestasional : adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai
proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau kehamilan
dengan tanda-tanda preeklamsia tetapi tanpa proteinuria.
2.1.3 Faktor Resiko
1. Primigravida, primipaternitas.
6. Obesitas.
Preeklampsia Berat
Definisi
6. Teori inflamasi
Diagnosis
Tekanan darah sistolik >160mmHg dan tekanan diastolik
>110mmHg.
Proteinuria lebih 5g/24jam atau 4+ dalam pemeriksaan
kualitatif.
Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari 500 cc/24jam.
Kenaikan kreatinin plasma
Gangguan visus dan serebral : penurunan kesadaran, nyeri
kepala, skotomata, dan pandangan kabur.
Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran atas abdomen
Edema paru-paru dan sianosis
Hemolisis mikroangiopati
Trombositopenia berat : <100.000 sel/mm3 atau
penurunan trombosit dengan cepat
Gangguan fungsi hepar
Pertumbuhan janin intrauterine yang terhambat
Sindrom HELLP.
Nyeri kepala
hebat
Gangguan visus
Dengan
impending
Preeklampsia eklampsia
Muntah-muntah
Berat Tanpa
impending
eklampsia Nyeri
epigastrium
- Tirah baring
Non-medikal - Minyak ikan
- Antioksidan
Kalsium 1500-
Pencegahan
2000mg/hari
Zinc 200mg/hari
Medikal Magnesium 365
mg/hari
Sikap terhadap
Antikejang
penyakitnya
Antihipertensi
Tatalaksana
Manajemen
aktif
Sikap terhadap
kehamilannya
Manajemen
konservatif
Sikap Terhadap Penyakitnya
a. 5% ringel-dextrose
(<125 cc/jam)
Input
b. Infus dextrose 5%
yang tiap 1 liternya
diselingi RL (60-
1. Monitoring cairan 125cc/jam) 500cc.
Pemasangan folley
cateter (oliguria bila
Output
urin <30cc/2-3jam
atau <500cc/24jam)
2. Pemberian obat antikejang
MgSO4 : Bekerja dengan menurunkan kadar asetilkolin
dengan menghambat transmisi neuromuskular.
Cara Pemberian :
Loading dose/initial dose : 4 gram, IV (40% dalam 10cc),
selama 15 menit.
Maintenance dose : infus 6 gram dalam RL/6 jam atau 4-
5 gram I.M selanjutnya 4 gram IM tiap 4-6 jam
Syarat Pemberian :
RR> 16x/menit
Dihentikan Bila :
Intoksikasi
a.) Nifedipin : 10-2-mg/ oral, diulang 30 menit, max 120mg dalam 24 jam ->
sediaan hanya oral. Penggunaan sublingual memberikan efek vasodilatasi kuat.
*obat injeksi : klonidin (catapres) -> 1 amp dalam 10cc larutan garam faali.
4. Glukokortikoid : pematangan paru pada usia 32-34
minggu, diberikan 2x24 jam.
Sikap Terhadap
Kehamilannya
1. Manajemen Aktif-> kehamilan diakhiri Kehamilan > 37
minggu
+gejala impending
eklampsia
Gagal terapi
Ibu
konservatif
Solutio plasenta
Ketuban
Indikasi
pecah/perdarahan
Fetal distress
IUGR
Janin
NST non reaktif
LAB: Hellps
Syndrome
Oligohidramnion
2. Manajemen konservatif
Hipofibrinogenemia
Hemolisis
Perdarahan otak
Kelainan mata
Daftar Pustaka
Anggita N (2014). Prevalensi Preeklampsia Berat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Tahun 2011 dan
Hubungannya dengan Status Paritas, Skripsi, Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia,
Jakarta.
Angsar MD (2013). Hipertensi dalam kehamilan. Dalam : Sarwono Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, pp: 530 – 559.
Afridasari, Saimin, dan Sulastrianah (2015). Analisis faktor risiko kejadian preeklampsia. Kendari: Pendidikan
Dokter & Fakultas Farmasi UHO.
Badan Pusat Statistik (2013). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: BPS.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, John C, Hauth, et al (2013). Obstetri Williams. Edisi 23. Alih Bahasa oleh
Brahm U. Pendit, dkk. Jakarta: EGC, pp: 740 – 794.
Damanik SM (2008). Dalam : Kosim MS, dkk. Buku ajar neonatologi. Jakarta: IDAI, pp: 12-13.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2015). Profil kesehatan indonesia 2014. Jakarta: Depkes RI.
Denantika, Serudji, dan Revilla (2015). Hubungan status gravida dan usia ibu terhadap kejadian preeklampsia di
RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2012-2013. Padang : Jurnal Kesehatan Andalas 2015; 4(1), pp:212-217.