AULIYA SAUMA
PENDAHULUAN
Trauma thorax adalah masalah yang sering terjadi pada lingkungan sekitar,
disebabkan oleh tingginya kejadian kecelakaan lalulintas, kecelekaan domestik,
kecelakaan kerja, maupun kecelakaan dalam olahraga. Diperkirakan 10% angka
kematian terjadi dalam setiap kasus pasien dengan trauma thorax yang dirawat
di Rumah Sakit.
• Kasus trauma dinding dada yang paling sering terjadi setelah trauma thorax
• Mengindikasikan sesuatu yang serius
• Sering terjadi antara tulang rusuk ke-3 dan ke-9. dibawah tulang rusuk ke-8
lesi dapat berkaitan dengan lesi di rongga abdomen
• Jika terjadi lebih dari 3 RF, angka kejadian terjadinya komplikasi dan
kematian meningkat pesat
• Dalam kasus RF lebih dari 6tulang ,tingkat angka kematian dapat mencapai
15%
• Pemeriksaan radiologis RF dapat diselesaikan dengan pemeriksaan rontgen
thorax.
• Penggunaan ct scan dapat dilakukan pada pasien dengan RF yang
keadaanya lebih buruk
• Obat yang sering digunakan yaitu analgetik, non steroid IV, dan anti
inflamasi non-opiat.
• Untuk pengobatan nyeri yang kronis, dapat digunakan stimulasi listrik
transkutan.
FLEIL CHEST
• Merupakan fraktur iga multiple pada dua atau lebih iga dengan dua atau
lebih garis fraktur.
• Pernapasan paradoksal-> terjadu bila gerakan dinding dada yang
berlawanan selama pernapasan akibat fleil chest
• Pertahankan oksigenasi dan ventilasi, resisutasi cairan, nyeri diatasi dengan
anestesi blok saraf interkostal daerah yang bersangkutan, operatif.
• Non invasive-MV (CPAP) mempunyai komplikasi yang lebih rendah
dibandingkan dengan MV.
TRAUMA PARU
• Pecahnya parenkim yang menciptakan ruang udara dengan derajat perdarahan berbeda
dan bisa sederhana atau multipel.
• Sering terjadi pada trauma tembus
• Jahitan sederhana dan reseksi atipikal adalah teknik standar untuk mengobati lesi perifer
• Untuk lesi yang lebih dalam dapat dilakukan lobektomi, pneumonektomi
• Mortalotas operatif yaitu 25-30%
• Pendarahan parenkim dapat berevolusi menjadi hematoma paru yang biasanya tidak
mengganggu pertukaran gas, tetapi dapat terinfeksi, menyebabkan abses paru.
• Perdarahan dapat direasorbsi sendiri oleh tubuh dalam waktu 3-4 minggu-
>menimbulkan jaringan parut
• Oksigenasi, pengeluaran cairan dalam paru dan non invasive MV dapat dilakukan.
Penggunaan antibiotik sebagai profilaksis dan kortikosteroid belum menunjukkan
efektivitas apa pun.
AKUMULASI DALAM KAVUM PLEURA
TRAUMATIC PNEUMOTHORAX
• Terutama disebabkan oleh laserasi paru atau laserasi dari pembuluh darah
intercostal atau arteri mamaria interna yang disebabkan oleh cedera tajam
atau tumpul.
• Anemia dan shock hipovolemik menjadi keluhan utama.
• Dalam 80-90% kasus, hemotoraks dapat diatasi dengan PD.
• Selebihnya, pembedahan diperlukan.
• Indikasi untuk torakotomi darurat didasarkan pada volume awal dari darah
yang dikuras, pada laju kehilangan darah dan pada hemodinamik pasien.
TRAUMA MEDIASTINAL
TRAUMA JANTUNG
pre-hospital
trauma life support
in-hospital or
Management of
emergency room
chest trauma
trauma life support