Anda di halaman 1dari 31

HEMIPARESE DEXTRA

EC NON HEMORRHAGIC STROKE


ANDI FARRAHMITHA SABHRINA SEPTIANI
C111 13 560

BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
IDENTITAS PASIEN
◦ Nama : TN. AK
◦ No. RM : 831408
◦ Umur : 53 tahun
◦ Pekerjaan : Pegawai swasta
◦ Agama : Islam
◦ Suku/bangsa : Bugis
◦ Alamat : Jl. Belibis
◦ Masuk RS tgl : 25 Januari 2018
◦ Tgl periksa : 2 Februari 2018
Anamnesis
Keluhan utama: Lemah badan sebelah kanan

◦ Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan lemah badan sebelah kanan sejak 12 jam
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan dirasakan secara tiba-tiba saat sedang duduk di
rumahnya sekitar jam 9 malam. Pasien hanya diistirahatkan di rumah dan baru dibawa
ke IGD RS Polewali keesokan harinya sekitar jam 9 pagi. Pasien dirawat selama 3 hari di
RS Polewali kemudian dirujuk ke RSWS.
◦ Ada nyeri kepala sejak 2 hari setelah masuk rumah sakit disertai dengan tegang pada
leher.
◦ Tidak ada demam. Tidak ada kejang.
◦ Tidak ada mual. Tidak ada muntah.
◦ Tidak ada sesak. Ada batuk berlendir warna putih sejak 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit.
Riwayat penyakit
◦ Pada akhir tahun 2017, pasien pernah menderita keluhan yang sama tetapi pasien
masih bisa berjalan dan menggerakkan tangan dan kakinya. Pasien rajin control ke
dokter spesialis saraf sebelum serangan kedua.
◦ Riwayat hipertensi ada, sejak 1 tahun terakhir. Tidak berobat teratur.
◦ Riwayat diabetes mellitus tidak ada.
◦ Riwayat kolesterol tinggi tidak ada.
◦ Riwayat penyakit jantung tidak ada.
◦ Riwayat merokok ada, sejak ± 30 tahun terakhir sebanyak 3 bungkus per hari tetapi
sudah berhenti sejak akhir tahun 2017.
◦ Riwayat kecelakaan tahun 2010 terkena kepala, tetapi tidak muncul gejala saat itu.
◦ Pasien bekerja sebagai pegawai swasta
◦ Pasien sering makan ikan asin dan coto
◦ Riwayat keluarga menderita hipertensi, DM, kolesterol, dan penyakit jantung disangkal.
Keadaan umum
• Sakit sedang/ overweight/ composmentis (GCS E4M6V5)

Tanda vital
• Tekanan darah : 160/90 mmHg
• Frekuensi nadi : 64x/ menit
• Frekuensi napas : 22x/ menit
• Suhu(aksilla) : 36.2℃
Pemeriksaan fisik
◦ Anemis : tidak ada
◦ Ikterus : tidak ada
◦ Anemis : tidak ada

◦ Toraks : normochest, simetris kiri dan kanan.


◦ Paru : sonor di kedua hemithorax, bunyi napas vesikuler, rhonki -/- wheezing -/-
◦ Jantung : bunyi jantung I/II murni, regular, bising jantung tidak ada.
◦ Abdomen : cembung, ikut gerak napas. Hepar tidak teraba. Lien tidak teraba.
Pemeriksaan neurologis
◦ GCS : E4M6V5
◦ Rangsang menings :
◦ Kaku kuduk (-)
◦ Kernig’s sign -/-
◦ Fungsi kortikal luhur : Normal
◦ Saraf kranialis:
◦ N I (Olfaktorius) : Normosmia
◦ N II (Opticus) : OD OS
Ketajaman penglihatan 6/6 6/6
Lapangan penglihatan Normal Normal
Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
◦ N III, IV, VI : Pupil bundar Isokor 2.5 mm/2.5 mm. RCL/RCTL +/+
◦ N V (Trigeminus) : Sensibilitas dan motoric normal.
Refleks dagu dan reflex kornea normal.
◦ N VII (Facialis) : Sudut nasolabial kanan tumpul, pengecap 2/3 anterior lidah
normal
◦ N VIII (Vestibulocochlear) : Pendengaran normal
◦ N IX, X : Refleks menelan dan pengecap 1/3 posterior lidah normal
◦ N XI (Accessorius) : Memalingkan kepala dan mengangkat bahu normal
◦ N XII (Hypoglossus) : Ada deviasi lidah ke kanan, fasciculasi, atrofi dan tremor
tidak ada
◦ Motorik
P N K 2 5 T N Rf N Rp - -
N 3 5 N N + -

◦ Sensorik : Dalam batas normal


◦ Otonom : Buang air besar : Biasa, kuning
Buang air kecil : Lancar, kuning
Resume
◦ Seorang laki-laki 53 tahun, masuk ke rumah sakit dengan keluhan hemiparese
dextra sejak 12 jam sebelum masuk rumah sakit. Keluhan dirasakan tiba-tiba
saat sedang duduk. Dirawat selama 3 hari di RS Polewali kemudian dirujuk ke
RSWS. Pada tahun 2017, pasien pernah mengeluhkan keluhan yang sama tapi
masih bisa berjalan dan menggerakkan tangan dan kaki kanannya. Riwayat
hipertensi ada, tidak berobat teratur. Riwayat merokok ada sejak ± 30 tahun
terakhir sebanyak 3 bungkus/hari.
◦ Pemeriksaan fisis didapatkan GCS E4M6V5. TD: 160/90 mmHg. N: 64x/menit. P:
22x/menit. S: 36.2℃. Fungsi kortikal luhur normal. Pemeriksaan nervus kranialis
didapatkan parese pada N.VII kanan dan N. XII kanan. Pada pemeriksaan
motorik didapatkan pergerakan menurun pada ekstremitas kanan pasien
dengan kekuatan extremitas atas 2 dan extremitas bawah 3. Tonus otot
meningkat pada extremitas kanan. Reflex fisiologis ekstremitas kanan
meningkat. Babinsky positif pada ekstremitas bawah kanan. Pemeriksaan
sensorik dalam batas normal. Pemeriksaan otonom dalam batas normal.
Diagnosis
Diagnosis klinis
• Hemiparese dextra

Diagnosis topis
• Hemisfer cerebri sinistra

Diagnosis etiologis
• Non Hemorrhagic Stroke
Terapi
◦ Citicholin 500mg/12jam/ oral
◦ Neurodex tab/24jam/oral
◦ Aspilet 80mg/24jam/oral
◦ Clopidogrel 75mg/24jam/oral
◦ Amlodipin 10mg/24jam/oral
◦ Paracetamol 500mg/8jam/oral (jika nyeri kepala)
◦ Ambroxol tab/8jam/oral
◦ Atorvastatin 20mg/24jam/oral
DISKUSI
Definisi
◦ Stroke adalah suatu tanda klinis yang ditandai dengan deficit neurologis fokal atau
global yang berlangsung mendadak selama 24 jam atau lebih atau kurang dari 24 jam
yang dapat menyebabkan kematian, yang disebabkan oleh gangguan pembuluh
darah.

Wijaya, AK. Patofisiologi stroke non-hemoragik akibat thrombus. Bagian/SMF


Bagian/SMF Ilmu Penyakit
Penyakit
Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah
Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat
Pusat Sanglah
Sanglah Denpasar.
Denpasar.
Klasifikasi berdasarkan durasi gejala
◦ TIA, gejalanya reversible dan berlangsung kurang dari 24 jam
◦ RIND,gejalanya reversible, tapi berlangsung hingga 6 minggu
◦ Stroke, gejalanya menetap atau permanen dari sejak awal serangan

Koudstaal, PJ., et al. TIA, RIND, Minor stroke: a continuum, or


different subgroups?. Journal of neurology, neurosurgery and psychiatry. 1992
Faktor risiko
Dapat dimodifikasi Tidak dapat dimodifikasi

◦ Hipertensi ◦ Usia
◦ Diabetes ◦ Jenis kelamin
◦ Hiperkolesterolemia ◦ Genetik
◦ Penyakit jantung ◦ Ras
◦ Obesitas ◦ Riwayat TIA atau stroke sebelumnya
◦ Alkohol
◦ Merokok
◦ Penggunaan kontrasepsi oral
Patofisiologi
Perbedaan UMN dan LMN
UMN LMN

Refleks Hiperrefleks Hiporefleks atau arefleks

Tonus Hipertonus Hipotonus

Refleks patologis Positif Negatif

Bentuk Tidak ada atrofi Atrofi

fasikulasi Tidak ada Bisa ada

Morris, J. Amyotropical Lateral Sclerosis (ALS) and related motor neuron disease: an overview. The neurodiagnostic journal. 2015
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan fisis

◦ Defisit neurologis ◦ Ada deficit neurologis


◦ Terjadi secara tiba-tiba ◦ Hipertensi/hipotensi/normotensi
◦ Saat aktivitas/istirahat ◦ Aritmia jantung
◦ Kesadaran baik/terganggu
◦ Nyeri kepala/tidak
◦ Riwayat hipertensi (factor risiko stroke
lainnya)
◦ Lamanya (onset)
◦ Serangan pertama/berulang

Setyopranoto, I. Stroke: Gejala dan penatalaksanaan. IDI. CDK 185/Volume 38 Nomor 4. 2011
Pemeriksaan penunjang

CT-Scan MRI Foto


kepala thorax

Darah lengkap,
EKG Kimia darah

Musuka, TD., et al. Diagnosis and Management of Acute Ischemic Stroke: Speed is Critical. CMAJ. 2015
◦ Tatalaksana umum
◦ Stabilisasi jalan napas dan pernapasan
◦ Stabilisasi hemodinamik
◦ Atasi pengingkatan tekanan intracranial, jika ada
◦ Atasi kejang, jika ada
◦ Analgetik dan antipiretik, jika diperlukan
◦ Gastroprotektor, jika diperlukan
◦ Manajemen nutrisi
◦ Tatalaksana kondisi khusus
◦ Hipertensi
◦ Penurunan tekanan darah pada stroke akut hanya bila
◦ Tekanan sistolik >220 mmHg pada dua kali pemeriksaan selang 30 menit
◦ Tekanan diastolic >120 mmHg pada dua kali pemeriksaaan selang 30 menit
◦ Tekanan darah arterial rata-rata >130-140 mmHg pada dua kali pemeriksaan selang 30
menit
◦ Disertai infark miokard akut/gagal jantung atau gagal ginjal akut
◦ Penurunan tekanan darah maksimal 20% kecuali pada kondisi 4, diturunkan sampai batas
hipertensi ringan/sebelum stroke
◦ Obat yang direkomendasikan: golongan beta bloker, ace inhibitor, dan antagonis calcium
◦ Hipotensi
◦ Jika hipotensi (sistolik <90mmHg atau diastolic <70mmHg) maka diberikan NaCl 0.9% 250mL
selama 1 jam, dilanjutkan 500mL selama 4 jam dan 500mL selama 8 jam atau sampai
hipotensi teratasi
◦ Tatalaksana spesifik
◦ Antiplatelet (aspirin)
◦ Anti koagulan
◦ Trombolitik rt-PA
◦ Neuroproteksi(sitikolin atau pirasetam)
Pencegahan
◦ Pencegahan primer

◦ Pencegahan sekunder
Dari kasus ini:
◦ Anamnesis:
◦ Ada kelemahan pada badan sebelah kanan sejak 12 jam sebelum masuk rumah sakit

◦ Ada riwayat stroke sebelumnya pada Desember 2017

◦ Ada riwayat hipertensi

◦ Overweight
◦ Pemeriksaan fisis:
◦ Parese N. VII kanan

◦ Parese N. XII kanan

◦ Pergerakan menurun pada ekstremitas kanan

◦ Kekuatan ekstremitas kanan atas 2, kekuatan ekstremitas kanan bawah 3

◦ Tonus otot meningkat pada ekstremitas kanan

◦ Refleks fisiologis meningkat pada ekstremitas kanan

◦ Reflex patologis (babinsky) positif pada ekstremitas kanan bawah


Terapi
◦ Citicholin 500mg/12jam/ oral ◦ Anjuran:
◦ Neurodex tab/24jam/oral ◦ Teratur minum obat
◦ Rehabilitasi medik
◦ Aspilet 80mg/24jam/oral
◦ CT-Scan kepala
◦ Clopidogrel 75mg/24jam/oral ◦ EKG
◦ Amlodipin 10mg/24jam/oral ◦ Foto thorax
◦ Paracetamol 500mg/8jam/oral (jika ◦ Pemeriksaan darah lengkap dan kimia
darah
nyeri kepala)
◦ Ambroxol tab/8jam/oral
◦ Atorvastatin 20mg/24jam/oral

Anda mungkin juga menyukai