Anda di halaman 1dari 31

nc h

Lau

Spektrofotometri
UV-Vis
Metodde Pengukuran dan
Penelitian II

Jens
Jens Martensson
Martensson
IN
BOFF
ES
KY TUN
FUN

Kelompok 5
1.Eka Pratiwi H031171022
2.Muh. Fathir Hasyim (H031 17 130)
3.Muh. Alfliadhi (H031
17 1316)
4.Cicilia Oktafien Sefa (H031 17 1322)
5.Muh. Amrullah (H031 17 1520)

Jens
Jens Martensson
Martensson 2
Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan salah
satu metode dalam kimia analisis yang
digunakan untuk menentukan komposisi
suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi
antara materi dengan cahaya. Peralatan
yang digunakan dalam spektrofotometri
disebut spektrofotometer.
Cahaya yang dimaksud dapat berupa
cahaya visibel, UV dan inframerah,
sedangkan materi dapat berupa atom dan
molekul namun yang lebih berperan
adalah elektron valensi.
Jens
Jens Martensson
Martensson 3
Spektrofotometri
Pengertian spektroskopi dan
spektrofotometri pada dasarnya sama yaitu
di dasarkan pada interaksi antara materi
dengan radiasi elektromagnetik.
Namun pengertian spektrofotometri
lebih spesifik atau pengertiannya lebih
sempit karena ditunjukan pada interaksi
antara materi dengan cahaya (baik yang
dilihat maupun tidak terlihat). Sedangkan
pengertian spektroskopi lebih luas misalnya
cahaya maupun medan magnet termasuk
gelombang elektromagnetik.

Jens
Jens Martensson
Martensson 4
Radiasi Elektromagnetik

Radiasi elektromagnetik memiliki


sifat ganda yang disebut sebagai
sifat dualistik cahaya yaitu :
1) Sebagai gelombang
Light.
2) Sebagai partikel-partikel energi
yang disebut foton.
Karena sifat tersebut maka
beberapa parameter perlu diketahui
misalnya panjang gelombang,
frekuensi dan energi tiap foton.
Panjang gelombang (l) didefinisikan
sebagai jarak antara dua puncak.
Jens
Jens Martensson
Martensson 5
Hubungan dari ketiga parameter
Dirumuskan oleh Planck yang dikenal dengan
persamaan Planck. Hubungan antara panjang Dari rumus di atas dapat diketahui bahwa
gelombang frekuensi dirumuskan sebagai
energi dan frekuensi suatu foton akan berbanding
c = λ . v atau λ = c/v atau v = c/λ
terbalik dengan panjang gelombang tetapi energi
yang dimiliki suatu foton akan berbanding lurus
Persamaan Planck: hubungan antara energi tiap foton dengan frekuensinya.
dengan
E = h .frekuensi
v Misalnya: energi yang dihasilkan cahaya UV
E = h . c/ λ lebih besar dari pada energi yang dihasilkan sinar
tampak. Hal ini disebabkan UV memiliki panjang
Dimana gelombang (λ) yang lebih pendek
E = energi tiap foton (100–400 nm) dibanding panjang gelombang yang
h = tetapan Planck (6,626 x 10-34 J.s), dimiliki sinar tampak (400–800 nm).
v = frekuensi sinar
c = kecepatan cahaya (3 x 108 m.s-1).
Jens
Jens Martensson
Martensson 6
Menurut Shah (2015) ada tiga jenis instrumen absorbansi yang
digunakan untuk mengumpulkan spektra UV-Visible :

o me t e r s ina r tunggal.
1. Spek tr

Jens
Jens Martensson
Martensson 7
Insert
Insert or
or Drag
Drag and
and Drop
Drop your
your Image
Image

me t e r b alok g anda.
2. S p e k tro

Jens
Jens Martensson
Martensson 8
Insert
Insert or
or Drag
Drag and
and Drop
Drop your
your Image
Image

ltan
3. Spektro simu

Jens
Jens Martensson
Martensson 9
Secara sederhana Instrumen spektrofotometri yang disebut spektrofotometer
terdiri dari :
Sumber cahaya – monokromator – sel sampel – detektor – read out.

Jens
Jens Martensson
Martensson 10
Fungsi masing-masing bagian

a r po li kro m a ti s
1. Sumber sin
Sebagai sumber sinar polikromatis dengan berbagai macam rentang panjang gelombang.
Untuk sepktrofotometer UV menggunakan lampu deuterium atau disebut juga heavi hidrogen VIS
menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu wolfram UV-VIS menggunan
photodiode yang telah dilengkapi monokromator. Infra merah, lampu pada panjang gelombang
IR.

. M o no kro ma t or
2
Sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah cahaya yang berasal dari sumber
sinar polikromatis menjadi cahaya monaokromatis. Jenis monokromator yang saat ini banyak
digunakan adalan gratting atau lensa prisma dan filter optik..

Jens
Jens Martensson
Martensson 11
Pada gambar disamping disebut sebagai pendispersi atau penyebar
cahaya. dengan adanya pendispersi hanya satu jenis cahaya atau cahaya
dengan panjang gelombang tunggal yang mengenai sel sampel. Pada
gambar di atas hanya cahaya hijau yang melewati pintu keluar. Proses
dispersi atau penyebaran cahaya seperti yang tertera pada gambar.

Te m pa t S am pel
3.
(Kuvet)
Menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet
dari kuarsa yang terbuat dari silika memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan yang terbuat dari kaca
dan plastik dapat menyerap UV sehingga penggunaannya hanya pada spektrofotometer sinar tampak (VIS).
Kuvet biasanya berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm. -IR, untuk sampel cair dan padat (dalam
bentuk pasta) biasanya dioleskan pada dua lempeng natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk larutan
dimasukan ke dalam sel natrium klorida. Sel ini akan dipecahkan untuk mengambil kembali larutan yang
dianalisis, jika sampel yang dimiliki sangat sedikit dan harganya mahal.

Jens
Jens Martensson
Martensson 12
4. Detektor
Berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya menjadi arus listrik.
Syarat-syarat sebuah detektor : Kepekaan yang tinggi Perbandingan isyarat atau signal dengan bising
tinggi Respon konstan pada berbagai panjang gelombang. Waktu respon cepat dan signal minimum
tanpa radiasi. Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.

Jens
Jens Martensson
Martensson 13
Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri
Di dalam suatu molekul yang memegang peranan penting adalah elektron valensi dari setiap atom
yang ada hingga terbentuk suatu materi. Elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu molekul dapat
berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai suatu energi.
Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan elektron dari keadaan dasar
menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron ini disebut transisi elektronik. Apabila cahaya yang
diserap adalah cahaya inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau elektron ikatan pada suatu
molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi). Sedangkan gerakan berputar elektron terjadi pada energi
yang lebih rendah lagi misalnya pada gelombang radio.
Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang mengenai permukaan zat
dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah I t/I0 atau I0/It (perbandingan
cahaya datang dengan cahaya setelah melewati materi (sampel)). Proses penyerapan cahaya oleh suatu zat
dapat digambarkan sebagai berikut :

Jens
Jens Martensson
Martensson 14
Insert
Insert or
or Drag
Drag and
and Drop
Drop your
your Image
Image

Gambar Proses penyerapan cahaya oleh zat dalam


sel sampel. dari gambar terlihat bahwa zat sebelum
melewati sel sampel lebih terang atau lebih banyak di
banding cahaya setelah melewati sel sampel
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi
(A) sedangkan cahaya yang hamburkan diukur sebagai
transmitansi (T), dinyatakan dengan
hukum lambert-beer atau Hukum Beer, berbunyi :

“ “Jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet,


inframerah dan sebagainya) yang diserap
atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu
fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan”.

Jens
Jens Martensson
Martensson 15
Spektroskopi
Spektroskopi merupakan suatu teknik pengukuran serapan cahaya dengan mengaplikasikan
hukum Lambert-Beer. Hukum ini menyatakan bahwa absorbansi cahaya (A) sebanding dengan
konsentrasi (c) dan ketebalan media/cuvet (d), yang dinyatakan dalam persamaan dibawah :
A = −log = −log (T) = αcd
dengan I0 dan Id adalah intensitas cahaya datang dan diteruskan (Junaidi, 2017).\

Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk menghitung banyaknya cahaya yang
hamburkan :

dimana I0 merupakan intensitas cahaya datang dan I t atau I1 adalah intensitas cahaya setelah melewati
sampel.

Jens
Jens Martensson
Martensson 16
Spektrum UV, VIS, UV-VIS

Data-data yang dikeluarkan oleh UV atau VIS dapat berupa absorbansi atau transmitansi yang
langsung dibaca pada spektrofotometer. Namun untuk UV, VIS, UV-VIS dan IR data yang dikeluarkan
dapat berupa spektrum jika telah dihubungkan dengan komputer.

Spektrum yang dikeluarkan oleh UV, VIS dan UV-VIS berupa pita yang lebar. Pita melebar dari
UV-VIS disebabkan karena energi yang dimiliki selain menyebabkan transisi elektronik terjadi pula rotasi
dan vibrasi elektron dalam molekul.

Jens
Jens Martensson
Martensson 17
Spektrum yang dihasilkan dari setiap spektroskopi berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Untuk membedakannya dapat dilihat pada gambar:

Jens
Jens Martensson
Martensson 18
Penerapan dari spektrofotometri uv-vis
1. Analisis Pengaruh Ion Cd(II) Pada Penentuan Ion
Fe(II) dengan Pengompleks 1,10 Fenantrolin
Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis

Penelitian tentang analisis pengaruh ion


Cd(II) pada penentuan Fe3+ dengan
pengompleks 1,10-fenantrolin, telah
dilakukan menggunakan spektrofotometer
UV-Vis. Analisis Fe3+ dengan pengompleks
fenantrolin ini dapat diganggu oleh beberapa
ion logam yang lainnya seperti Co2+ dan Gambar 1 dilihat bahwa, absorbansi
Ag+. Namun pada penelitian kali ini akan maksimal berada pada panjang
digunakan ion logam Cd2+. Dan akan gelombang 315-325 nm dengan
diamati kondisi optimum Besi(III) interval 40 nm.
fenantrolin ketika diberi pengganggu ion
logam Cd2+.

Jens
Jens Martensson
Martensson 19
Untuk mengetahui panjang gelombang pada absorbansi maksimum, maka interval
diubah menjadi 1 nm. Dan didapatkan kurva seperti pada Gambar 2.
Gambar 2 dapat dilihat bahwa, panjang gelombang maksimum kompleks Besi(III)
Fenantrolin adalah 320 nm dengan absorbansi tertinggi yaitu 0,285

Jens
Jens Martensson
Martensson 20
Dilakukan uji gangguan dengan menambahkan Kadmium(II) kedalam larutan
kompleks Besi(III) Fenantrolin dengan variasi konsentrasi yang berbeda

Kadmium dikatakan mengganggu Besi, ketika % recovery berada diluar interval 80-120 %. Dapat
dilihat pada tabel 3, bahwa pada penambahan Kadmium 0,6 ppm dengan persen recovery 121,574 %,
berada diluar interval tersebut. Hal ini dapat menunjukkan bahwa Kadmium(II) mulai mengganggu
Besi(III) pada konsentrasi 0,6 ppm.

Jens
Jens Martensson
Martensson 21
2. Analisis Formalin Dalam Sampel Ikan Dan
Udang Segar Dari Pasar Muara Angke

Penelitian ini diawali dengan identifikasi


kandungan formalin dalam sampel ikan.
dan udang segar kemudian dilanjutkan
dengan analisis kuantitatif untuk
memperkuat hasil yang diperoleh. Analisis
kualitatif formalin dilakukan dengan
pereaksi Schryver sedangkan untuk analisis
kuantitatif secara spektrofotometri UV-Vis Diperoleh persamaan regresi linier dari kurva
menggunakan pereaksi Nash. kalibrasi : y = 0,13717x + 0,04860 dengan
Serapan diukur menggunakan koefisien korelasi r = 0,99998. Berdasarkan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang perhitungan secara statistik menggunakan
gelombang maksimum yaitu 409,5 nm, persamaan regresi linier dari kurva kalibrasi,
dicatat dan kadar formalin dalam ikan diperoleh batas deteksi formalin sebesar 0,0102
dihitung. mg/L dan batas kuantitasi formalin sebesar 0,0341
mg/L.

Jens
Jens Martensson
Martensson 22
Hal ini menunjukkan bahwa keenam sampel ikan segar yang diperoleh dari Pasar Muara Angke tidak
mengandung formalin.

Jens
Jens Martensson
Martensson 23
3. Ultra Violet Dan Spektrophotometer Yang
Tampak Dan Aplikasinya Dalam Oceanologi

Spektrofotometer ultra violet dan kasat mata


adalah salah satu instrumen praktis yang mampu
mendeteksi karakteristik biologis dan kimia air
laut. Mekanisme prinsip instrumen ini
didasarkan pada penyerapan cahaya oleh solusi Analisis kimia bertujuan untuk mengetahui
pada panjang gelombang tertentu. Makalah ini komposisi suatu zat atau campuran zat
menjelaskan instrumen dan memberikan catatan yang merupakan informasi kualitatif
tentang aplikasi di bidang kelautan, seperti mengenai ada atau tidak adanya suatu
produktivitas primer, nutrisi, padatan unsur atau komponen dalam contoh. Selain
tersuspensi dan beban sedimen. itu juga untuk mengukur jumlah atau
banyaknya unsur yang diteliti atau dengan
perkataan lain adalah untuk mengetahui
data kuantitatif, juga dapat dipakai untuk
menentukan struktur suatu zat.

Jens
Jens Martensson
Martensson 24
4. Analisis Neodimium Menggunakan Metoda Analisis Unsur Neodimium
Spektrofotometri Uv-Vis dilakukan dengan 2 cara yaitu:

Salah satu metoda yang dapat digunakan 2. Penentuan parameter


untuk menentukan unsur tersebut adalah 1. Penentuan konfirmasi pengujian untuk analisis
metoda spektrofotometri UV-Vis. Berdasarkan identitas Neodimium
hal tersebut maka dilakukan penelitian tentang Penentuan konfirmasi Penentuan parameter
bagaimana melakukan analisis unsur identitas dari neodimium pengujian dilakukan
neodimium menggunakankan metoda dilakukan dengan cara masing-masing terhadap
Spekterofotometri UV-Vis dan parameter yang melakukan penyapuan kestabilan waktu
mempengaruhi hasil analisis. panjang gelombang dari pembentukan komplek,
190 nm hingga 900 nm. pengaruh keasaman
larutan, pengaruh
konsentrasi pengomplek
dan pengaruh konsentrasi
larutan.

Jens
Jens Martensson
Martensson 25
Dari kegiatan analisis neodimium (Nd) menggunakan metoda spektrofotometri UV-Vis
dapat disimpulkan bahwa untuk analisis neodimium konsentrasi sampel berkisar dari 1 ppm
hingga 7 ppm dengan tingkat keasaman larutan pada pH 3,5 dan dengan konsentrasi
pengomplek 0,01 %. Analisis dapat diterima dengan persen akurasi berkisar antara 96,73%
sampai 99,86% dengan tingkat kepercayaan 95%.

Jens
Jens Martensson
Martensson 26
5. Perbandingan Kadar Fe (II) dalam Tablet
Penambah Darah secara Spektrofotometri UV-
Vis yang Dipreparasi Menggunakan Metode
Destruksi Basah dan Destruksi Kering

Telah dilakukan penelitian mengenai analisa perbandingan kadar Fe (II) dalam tablet penambah
darah dengan metode destruksi basah dan destruksi kering. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui metode destruksi yang lebih efektif untuk analisa kadar Fe dalam tablet penambah
darah. Tablet penambah darah yang digunakan adalah tablet S. Pengukuran kadar Fe (II) dilakukan
dengan mereaksikan tablet penambah darah S dengan agen pengompleks 1,10-fenantrolin dan diukur
menggunakan spektrofotometer UV-Vis.

Jens
Jens Martensson
Martensson 27
Hasil pengukuran kadar Fe (II) dengan metode destruksi basah adalah 99,6 mg dengan
persentase Fe terukur sebesar 23,7% (237142,86 ppm), sedangkan kadar Fe (II) dengan metode
destruksi kering adalah 26,69 mg dengan persentase Fe terukur sebesar 6,36% (63547,62 ppm).
Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa destruksi basah lebih efektif untuk analisa kadar Fe
(II) dalam tablet penambah darah.

Jens
Jens Martensson
Martensson 28
Large image slide

Mari kita simak video


singkat menegenai
prinsip kerja
spektrofotometer
FUNK
Y TUN
ES

Jens
Jens Martensson
Martensson 29
Video slide

Prinsip kerja
eter
Spektrofotom

Jens
Jens Martensson
Martensson 30
ES
KY TUN
FUN
Launch

IN
BOFF

Thank
You
Any Question
!!!!

Jens
Jens Martensson
Martensson

Anda mungkin juga menyukai