Anda di halaman 1dari 25

Oleh :

Mahasiswa PBL S1 Gizi Jasus


STIKES Perintis Padang
1.1 Latar Belakang
Pelayanan gizi di rumah sakit memerlukan
adanya sebuah pedoman agar di peroleh hasil
pelayanan yang bermutu. Pelayanan gizi yang
bermutu dapat membantu mempercepat proses
penyembuhan pasien.
DM dan TB paru merupakan dua masalah
kesehatan yang cukup besar secara epidemiologi
dan berdampak besar secara global karena
keduanya merupakan penyakit kronik dan saling
berkaitan
Penatalaksanaan Terapi Diet pada Pasien
Penyakit Dalam dengan DM Tipe II dan TB
Paru di Ruang Rawat Inap Gaharu 2 RSUD
Sijunjung Tahun 2017.
1.3 Tujuan Studi Kasus
1.3.1 Tujuan Umum
Mampu melakukan tatalaksana
terapi diet pada pasien penyakit
dalam dengan DM Tipe II dan TB Paru
di ruang rawat inap Gaharu 2 RSUD
Sijunjung.
 Mampu mengumpulkan data pasien dengan observasi pada
buku catatan medik, meliputi data identitas, diagnosa
penyakit, data antropometri, riwayat gizi, hasil laboratorium,
klinis, dan sosial ekonomi dengan benar.
 Mampu melakukan wawancara dan anamnesa terhadap
pasien.
 Mampu menilai status gizi pasien.
 Mampu mengidentifikasi masalah pasien.
 Mampu menegakkan diagnosa gizi pasien.
 Mampu menentukan terapi diet bagi pasien.
 Mampu menghitung kebutuhan energi dan zat gizi lain pada
pasien.
 Mampu memberikan penyuluhan dan konsultasi gizi pada
pasien.
 Mampu melakukan monitoring asupan dan
perkembangan keadaaan pasien, serta
evaluasi terhadap pasien.
• Bagi Institusi
Sebagai tambahan masukan dan evaluasi dalam
memberikan pelayanan gizi di RS dan
penatalaksanaan diet pasien.
• Bagi Pasien

pasien dapat tatalaksana diet sesuai dengan


standar NCP dalam penyembuhan penyakitnya.
• Bagi Ahli Gizi

sebagai bahan pengembangan dpenerapan


kemampuan untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang
telah diperoleh dan menambah wawasan ilmu
pengetahuan.
2.1 Diabetes Mellitus
2.1.1 Pengertian Diabetes Mellitus
2.1.2 Tanda-tanda Diabetes Mellitus
2.1.3 Faktor Resiko Diabetes Mellitus
2.1.4 Patofisiologi Diabetes Mellitus
2.1.5 Pengendalian Penyakit Diabetes
Mellitus
2.2.1 Pengertian TB Paru
2.2.2 Gejala dan Jenis TB Paru
2.2.3 Patofisiologi TB Paru
2.2.4 Penyebab dan Faktor Resiko TB Paru
2.2.5 Pengobatan dan Pencegahan TB
Paru
2.2.6 Resiko Komplikasi TB Paru
2.2.7 Resiko Penularan TB Paru
3.1 Identitas Penderita
Nama : Tn. HK
Umur : 37 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : POLRI
Agama : Islam
Medical Record : 06 10 99
Tanggal Masuk : 27 November 2017
Tinggi / Berat Badan : 166 cm / 80 kg
Diagnosa : DM Tipe II dan TB Paru
3.2.1 Data Dasar
- Diagnosa Medis : DM Tipe II dan TB Paru (dalam
pengobatan)
- Keluhan Utama : pasien mengeluh sering haus dan
lapar, sering BAK, dan menurunnya berat badan.
- Riwayat Penyakit Sekarang : pasien mengeluhkan
adanya batuk berdahak, keringat yang berlebihan di
malam hari.
- Riwayat Penyakit Dahulu : -
- Riwayat Penyakit Keluarga : -
- Skrinning Gizi
Antropometri : BB : 80 kg BBI : 60 kg
TB : 166 cm
 Haemoglobin : 11,6 gr/dl (N : 12,0 – 14,0 gr/dl)
 Leukosit : 22.000/mm3 (5.000 – 10.000/mm3)
 Trombosit : 439.000 (150.000–400.000 sel/mm3)
 Ureum : 30 mg/dl (10 - 50 mg/dl)
 Kreatinin : 1,1 mg/dl (<1,5 mg/dl)
 BTA : ++
 GDS : 240 mg/dl (<200 mg/dl)

Fisik/Klinis
 Keadaan Umum (KU) : Baik
 Kesadaran (Kes) : Compos Mentis (CM)
 Nadi : 106 x/menit
 Tekanan Darah : 100/70 mmHg
 Suhu : 36,30C
 Pernapasan (RR) : 24x menit.
• Pasien diberi makanan dalam bentuk lunak.
• Pasien mengkonsumsi makanan luar RS.
• Nafsu makan pasien baik.
• Pasien tidak mempunyai alergi makanan.
• Hasil recall 24 jam pada tanggal 27 November 2017 :
E : 2300 kkal L : 73 gr
P : 120 gr Kh : 556 gr

Riwayat Gizi Dahulu


• Makanan pokok yang sering nasi.
• lauk hewani yang sering dikonsumsi daging berlemak/jeroan
• lauk nabati yang sering dikonsumsi adalah tahu tempe.
• kurang suka makan sayur dan buah.
• suka makan makanan yang berlemak tinggi.
• suka merokok dan bergadang.
• suka minum minuman berkalori tinggi.
• kurang istirahat.
• Intake energi berlebih.
• Pola makan tidak teratur.
• Suka makan makanan berlemak.

Diagnosa Gizi
• TIngginya kadar gula darah berkaitan dengan
penyakit yang diderita pasien ditandai dengan hasil
labor kadar GDS 240 mg/dl.
• Asupan mineral Fe tiadk adekuat berkaitan dengan
anemia ditandai dengan kadar Hb 11,6 gr/dl.
• Kelebihan berat badan berkaitan dengan pola
makan yang suka dengan makanan berlemak tinggi
ditandai dengan status gizi lebih.
1. Terapi Diet
- Tujuan Diet : mengendalikan kadar glukosa
darah dan meningkatkan derajat kesehatan.
- Syarat Diet :
– Energi sesuai kebutuhan yaitu 1900 kkal.
– 3J (tepat jadwal, tepat jnis, dan tepat jumlah).
– Kebutuhan protein tinggi dikarenakan pasien
mengalami komplikasi TB Paru.
– Pemberian karbohidrat sederhana berupa gula
murni dalam jumlah terbatas dan bersama makan
utama.
– Vitamin, mineral, dan cairan cukup.
– Asupan serat dianjurkan 25 gr/hari.
– Bentuk makanan diberikan dalam bentuk lunak.
– Cara pemberian : oral
• Energi (E) = 30 kkal x kg BBI = 30 x 60 = 1800 kkal
aktivitas 10% = 10% x 1800 = 180 kkal
Total Energi = 1800 kkal + 180 kkal = 1980 kkal

• Protein (P) = 20 % x Energi Total


= 20% x 1980 kkal = 396 : 4
= 99 gr

• Lemak (L) = 20% x Energi Total


= 20% x 1980 kkal
= 396 : 9
= 44 gr

• Karbohidrat (Kh) = 60% x Energi Total


= 60% x 1980
= 1188 : 4
= 297 gr
Tujuan :
Agar pasien dan keluarga :
• Menerapkan pola makan yang baik sesuai dengan prinsip 3J (Jadwal,
Jenis, Jumlah).
• Mengerti tentang mana makanan yang boleh dan tidak boleh
dikonsumsi.
• Harus lebih mematuhi diet yang diberikan, memperbaiki pola dan
kebiasaan makan yang salah.

Sasaran :
• Sasaran adalah pasien dan keluarga pasien.
Waktu : 10 menit
Tempat : Ruang Gaharu 2
Metode : Penyuluhan Individu
Media : Leaflet
Materi : Pola makan yang benar.
Apa itu Diabetes Mellitus dan TB Paru.
Makanan yang dianjurkan/boleh dikonsumsi.
Makanan yang harus dibatasi/tidak boleh.
 Klinik
 Antropometri
 Asupan selama 24 jam
 Edukasi :
a. Kepatuhan Diet Pasien
b. Menanyakan kembali tentang materi yang
diberikan.
 Monitoring Data Kliinis

No. Hari/Tangg KU Kes Nadi RR Suhu


al
1. Rabu/29 Sedang CM 106x/mnt 24x/mnt 36,30C
November
2017
3. Kamis/30 Sedang CM 100x/mnt 21x/mnt 36,40C
November
2017
4. Jum’at/1 Sedang CM 92x/mnt 22x/mnt 36,60C
Desember
2017
No. Hari/Tanggal Tinggi Badan (Cm) Berat Badan (Kg)

1. Rabu/29 November 2017 166 80

2. Kamis/30 November 166 79


2017
3. Jum’at/1 Desember 2017 166 78
No. Hari/Tang Energi % Protein % Lemak % Kh %
gal (kkal) (gr) (gr) (gr)

1. Rabu/29 1980 100 99 100 44 100 297 100


November
2017
2. Kamis/30 1980 100 99 100 44 100 297 100
November
2017
3. Jum’at/1 1980 100 99 100 44 100 297 100
Desember
2017
No. Data Laboratorium Hasil Nilai Normal

1. Haemoglobin 11,6 gr/dl 12 - 14 gr/dl

2. Leukosit 22.000 /mm3 5-10 ribu /mm3

3. Trombosit 439.000 /ml 150 - 400 ribu/ml

4. Ureum 30 mg/dl 10 - 50 mg/dl

5. GDS 240 mg/dl <200 mg/dl


 Pasien masuk RS didiagnosa mengalami DM
Ti II denga TB Paru, dan kelebihan berat
badan. pada awal masuk pasien dicek labor,
dan dilakukan pengukuran antropometri.
 smapai hari terakhir monitoring, pasien tidak
ada lagi dicek labor, karena tidak ada
pesanan dari dokter, sebab pasien menjalani
suntik insulin sehingga kadar gula darah
terkontrol.
Dari hasil pengamatan terhadap pasien
selama 3 hari, pada awalnya pasien memang
tidak mau mengikuti diet yang diberikan.
Pasien diberikan terapi diet dengan bentuk
makanan lunak, namun pasien juga
mengkonsumsi makanan dari luar rumah
sakit. Pada hari kedua dan seterusnya, pasien
mau mengikuti diet, dan mulai terjadi
penurunan berat badan.
Kesimpulan
• Dari data subjektif dan objektif, dapat disimpulkan bahwa Tn.
HK mengalami DM Tipe II dan TB Paru.
• Berdasarkan data antropometri, menurut perhitungan pasien
berstatus gizi lebih (overweight).
• Pasien diberikan diet DD 1900 dalam bentuk lunak, lewat
oral.
• Dari perhitungan kebutuhan zat gizi pasien, kebutuhan E
total pasien adalah 1980 kkal, protein 99 gr, lemak 44 gr,
dan karbohidrat 297 gr.
• nafsu makan pasien baik, dan memahami edukasi gizi yang
diberikan.
Saran
 diharapkan pasien tetap mematuhi diet yang
telah diberikan oleh RS setelah kembali ke
rumah.
 diharapkan pasien dapat merubah perilaku
hidup yang tidak sehat menjadi perilaku
hidup sehat.
 diharapkan dukungan penuh dari keluarga
pasien untuk menjalankan diet dan pola
hidup sehat.

Anda mungkin juga menyukai