Anda di halaman 1dari 15

Nama : Vitawati, S.

Ked
No. Stambuk : N 111 16 058
Pembimbing : dr. Suldiah, Sp.A
PENDAHULUAN
Gemelli adalah kehamilan dengan dua atau lebih
janin. Kehamilan ganda bisa dihasilkan dari dua ovum
yang dibuahi dua sperma (dizigot) atau hanya dari
satu ovum yang dibuahi satu sperma (monozigot).
Pada kehamilan kembar monozigot karena berasal
dari satu sperma dan satu ovum, maka jenis kelamin
dari janin biasanya juga sama. Dan pada kehamilan
kembar dizigot, karena berasal dari pembuahan dua
ovum oleh dua sperma maka jenis kelamin bisa sama
atau berbeda tergantung dari kromosom yang
dikandung oleh masing-masing sperma
DEFINISI
Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah
suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda/
gemelli (2 janin), triplet (3 janin), kuadruplet (4
janin), Quintiplet (5 janin) dan seterusnya dengan
frekuensi kejadian yang semakin jarang sesuai dengan
hukum Hellin
EPIDEMIOLOGI
Hukum Hellin menyatakan bahwa perbandingan
antara kehamilan ganda dan tunggal adalah 1:89,
untuk triplet 1:892, untuk kuadruplet 1:893, dan
seterusnya
Morbiditas dan mortalitas mengalami peningkatan
yang nyata pada kehamilan dengan janin ganda, oleh
karena itu mempertimbangkan kehamilan ganda
sebagai kehamilan dengan komplikasi bukanlah hal
yang berlebihan
ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI
1. Kembar monozigotik atau identik, muncul dari
suatu ovum tunggal yang dibuahi yang kemudian
membagi menjadi dua struktur yang sama, masing-
masing dengan potensi untuk berkembang menjadi
suatu individu yang terpisah
2. Dizigotik, atau fraternal, kembar yang ditimbulkan
dari dua ovum yang terpisah. Kembar dizigotik
terjadi dua kali lebih sering daripada kembar
monozigotik dan insidennya dipengaruhi oleh
sejumlah faktor antara lain yaitu ras, riwayat
keluarga, usia maternal, paritas, nutrisi dan terapi
infertilitas
PATOFISIOLOGI
Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan,
sehingga melewati batas toleransi dan seringkali
terjadi putus prematurus. Lama kehamilan kembar
dua rata-rata 260 hari, triplet 246 hari dan kuadruplet
235 hari. Berat lahir rata-rata kehamilan kembar ±
2500gram, triplet 1800 gram, kuadriplet 1400 gram.
Penentuan zigositas janin dapat ditentukan dengan
melihat plasenta dan selaput ketuban pada saat
melahirkan. Bila terdapat satu amnion yang tidak
dipisahkan dengan korion maka bayi tesebut adalah
monozigotik. Bila selaput amnion dipisahkan oleh
korion, maka janin tersebut bisa monozigotik tetapi
lebih sering dizigotik
GEJALA KLINIS
 Keluhan kehamilan lebih sering terjadi dan lebih
berat.
 Ukuran uterus lebih besar dari yang diharapkan.
 Kenaikan berat badan ibu berlebihan.
 Polihidramnion.
 Riwayat ART (Assisted Reproductive Technology)
 Kenaikan MSAFP (maternal serum alpha feto protein)
 Palpasi yang meraba banyak bagian kecil janin.
 Detak Jantung Janin lebih dari 1 tempat dengan
perbedaan frekuensi sebesar > 8 detik per menit.
DIAGNOSIS
1. ANAMNESIS
2. GEJALA KLINIS
3. PEMERIKSAAN USG
4. PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Diagnosis pasti kehamilan kembar ditentukan


dengan teraba dua kepala, dua bokong, terdengar
dua denyut jantung janin, dan dari pemeriksaan
ultrasonografi
DIAGNOSIS DEFERENSIAL
Diagnosis diferensial dari kehamilan kembar adalah
sebagi berikut:
 Kehamilan tunggal dengan janin besar
 Hidramnion
 Molahidatidosa
 Kehamilan dengan tumor
KOMPLIKASI
Ibu Bayi
 Anemia  Hidramnion
 Hipertensi  Malpresentasi
 Partus premeturus  Plasenta previa, solusio
 Atonia uteri plasenta
 Perdarahan pasca  Ketuban pecah dini
persalinan  Prolapsus funikuli
 Pertumbuhan janin
terhambat
 Kelainan bawaan
 Morbiditas dan mortalitas
perinatal meningkat
PENATALAKSANAAN
Untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas
perinatal pada kehamilan kembar, perlu dilakukan
tindakan-tindakan untuk mencegah terjadinya
komplikasi seawal mungkin. Diagnosis dini kehamilan
kembar harus dapat ditegakkan sebagai perencanaan
pengelolaan kehamilan. Mulai umur kehamilan 24
minggu pemeriksaan antenatal dilakukan tiap 2
minggu, dan sesudah usia kehamilan 36 minggu
pemeriksaan dilakukan tiap minggu. Istirahat baring
dianjurkan lebih banyak karena hal itu menyebabkan
aliran darah keplasenta meningkat agar pertumbuhan
janin baik
Bayi I
1. Cek persentasi
2. Bila verteks lakukan pertolongan sama dengan presentasi normal dan
lakukan monitoring dengan partograf
3. Bila persentasi bokong, lakukan pertolongan sama dengan bayi tunggal
presentasi bokong
4. Bila letak lintang lakukan seksio sesaria.
5. Monitoring janin dengan auskurtasi berkala DJJ
6. Pada kala II beri oksitosis 2,5 IU dalam 500 ml dekstrose 5% atau ringer
laktat/ 10 tpm.

Bayi II
1. Segera setelah kelahiran bayi I. Lakukan palpasi abdomen untuk menentukan
adanya bayi selanjutnya, bila letak lintang lakukan versi luar
2. Periksa DJJ. Lakukan pemeriksaan vaginal untuk : adanya prolaps funikuli,
ketuban pecah atau intak, presentasi bayi.
3. Bila presentasi verteks .Bila kepala belum masuk, masukan pada PAP secara
manual , ketuban dipecah
4. Periksa DJJ
5. Bila tak timbul konteraksi dalam 10 menit, tetesan oksitosin dipercepat sampai his
adekuat
6. Bila 30 menit bayi belum lahir lakukan tindakan menurut persyaratan yang ada
(vakum, forceps, seksio)
7. Bila presentasi bokong .Lakukan persalinan pervaginan bila pembukaan lengkap
dan bayi tersebut tidak lebih besar dari bayi I
8. Bila tak ada konteraksi sampai 10 menit, tetesan oksidosin dipercepat sampai his
adekuat , pecahkan ketuban
9. Periksa DJJ, Bila gawat, janin lakukan ekstraksi
10. Bila tidak mungkin melakukan persalinan pervaginam lakukan seksio secarea.
11. Bila letak lintang .Bila ketuban intak, lakukan versi luar
12. Bila gagal lakukan seksio secarea .Pasca persalinan berikan oksitosin drip 20 IU
dalam 1 liter cairan 60 tetes/menit atau berikan ergometrin 0,2 mg IM 1 menit
sesudah kelahiran anak yang terakhir dan lakukan manajemen aktif kala II. Untuk
mengurangi perdarahan pasca persalinan.
PROGNOSIS
 Mortalitas maternal tidak jauh berbeda dengan
kehamilan tunggal
 Riwayat persalinan dengan kembar dizygotic
meningkatkan kemungkinan persalinan kembar
berikutnya sebesar 10 kali lipat
 Morbiditas neonatus turun bila persalinan dilakukan
pada kehamilan 37-38 minggu
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai