E R N I
M I T H A M O N I C A
S Y I F A R U N I N A D A S .
VITAMIN A (RETINOL,
RETINAL, ASAM RETINOAT)
VITAMIN A
Wortel - - 7125
Apel - - 90
Bayam - - 2293
Keju 227 - -
Susu Sapi 39 - -
Sumber: TKPI
SATUAN VITAMIN A DAN
EKIVALENNYA
1,0 RE = 1,0 µg RETINOL
METODE HPLC
1. Metode HPLC ini disarankan menambahkan untuk
antioksidan
2. Sampel disaponofikasi
3. Vitamin A tersektrak kedalam larutan organik dan
terkonsentrasi
4. Trans-retinal dan 11-cis-retinal ditentukan dengan
HPLC denga kolom silika
5. Proses harus dalam cahaya dengan intensitas
yang rendah.
PRINSIP DAN ANALISA VITAMIN A
1. Kloroform dicuci
2. Dibebaskan airnya dengan potasium karbonat
anhidrat
3. Lakukan destilasi dan buang sedikiti destilat
awalnya
4. Jika sampel yang digunakan banyak maka
dilarutkan dalam klorofrom, jika sedikit dapat
disaponifikaasi terlebih dahulu
5. Siapkan blanko
6. Siapkan 0,5ml larutan sampel
7. Campur dengan 2ml reagen antimon triklorida
8. Kadar vitamin A ditentukan berdasarkan kurva
standar.
PRINSIP DAN ANALISA VITAMIN A
Minyak mg
Biji kapas 30-81
Jagung 53-162
Kacang kedelai 56-160
Kacang tanah 20-32
Kelapa 1-4
Kelapa sawit 33-73
Safflower 25-49
zaitun 5-15
Sumber: Chow, 1985, dalam Garrow, J.S. dan W.P.T. James, Human Nutrition and
Dietetics dalam Sunita Almatsier Prinsip Gizi Dasar dalam Kehidupan, hlm. 178
Nilai alfa- dan gamma-tokoferol dalam bahan makanan (mg/100 gram)
Bahan makanan alfa- tokoferol (mg) gamma tokoferol (mg)
Sumber: Sunita Almatsier Prinsip Gizi Dasar dalam Kehidupan, hlm. 178
Minyak
Safflower
PRINSIP DAN ANALISA
VITAMIN E
PRINSIP DAN ANALISA VITAMIN E
METODE TITRIMETRI
1. 250 mg tokoferol asetat dimasukkan ke dalam labu coklat k
uning dasar bulat 100 ml dan dilarutkan dalam 25 mL etanol
mutlak
2. Larutan ditambah 20 ml larutan asam sulf 15% v/v dalam et
anol 95%
3. Direfluks selama 3 jam dan didinginkan
4. Pindahkan ke dalam labu takar coklat kuning 200 mL dan di
encerkan dengan etanol mutlak secukupaya hingga 200 ml
5. Sebanyak 50,0 mL larutan yang diukur secara saksama dita
mbah 50 mL larutan asam sulfat 1,5% v/v dalam etanol 95%
dan 20 ml air.
6. Larutan dititrasi dengan serium(IV) sulfat 0,01 N menggunak
an indikator 2 tetes di fenilamin
7. Titrasi dilakukan sebaiknya di tempat gelap, dengan tetesa
n diatur tiap 10 detik
8. Lakukan juga titrasi blanko
PRINSIP DAN ANALISA VITAMIN E
METODE SPEKTROFOTOMETRI
1. Alfa-tokoferol dalam etanol 95% menunjukkan absorbansi
maksimum pada 292 nm dan minimum pada 257 nm. Jika
digunakan pelarut sikloheksan maka alfa-tokoferol
menunjukkan absorbansi maksimum pada 298 nm dan
minimum pada 257 nm.
2. Alfa-tokoferol asetat dalam etanol 95% menunjukkan
absorbansi maksimum pertama pada 284 nm dan kedua
pada 279 nm serta absorbansi minimum di 281 nm. Dalam
sikloheksan, alfa-tokoferol menunjukan absorbansi
maksimum ketiga pada 288 nm dengan minimum pada 286
nm.
3. Untuk penetapan kadar alfa-tokoferol dalam etanol
digunakan panjang gelombang 292 nm atau 298 nm dalam
sikloheksan. Untuk penetapan kadar alfa-tokoferol asetat,
absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 284 nm
dan dapat digunakan untuk kedua pelarut tersebut. Kadar
alfa-tokoferol dihitung berdasarkan pada kurva baku.
PRINSIP DAN ANALISA VITAMIN E
METODE KOLORIMETRI
Dalam AOAC (1995), penetapan kadar vitamin E
dalam makanan baik dalam bentuk kerimg
maupun basah dilakukan secara kolorimetri. Alfa-
tokoferol diekstraksi dari sampel dengan pelarut
organik. Residu lemak disabunkan, alfa-tokoferol
diisolasi dengan kromatografi lapis tipis, dan
ditetapkam kadarnya secara kolorimetri.
VITAMIN K (FILOKUINON,
MENAKINON, MENADION)
SIFAT FISIKA DAN KIMIA VITAMIN K
Sifat Kimia :
1. Tahan panas
2. Tidak tahan terhadap alkali dan cahaya
3. Mudah rusak oleh asam dan radiasi
4. Memiliki stabilitas tinggi terhadap oksigen dan
kelembaban
Sifat Fisika :
1. Vitamin K1 dan K2 berwarna kuning
2. Menadion tidak berwarna
K1 berasal dari tumbuh-tumbuhan
K2 ada didalam tubuh
K3 sintetik
SUMBER VITAMIN K
SUMBER PANGAN VITAMIN K