Anda di halaman 1dari 26

Desain Eksperimen

NADA FITRIA / 165020301111023

NORI TRI MAYANTI /


165020301111097

AVONDIO YUSUF /
165020307111045
Desain Eksperimen
• Desain eksperimen dibuat untuk menguji kemungkinan hubungan
sebab dan akibat antar variabel.
• Kebalikan dari studi korelasi yaitu menguji hubungan antar
variabel tanpa perlu berusaha menemukan adanya hubungan sebab
akibat.

Desain eksperimen terbagi atas dua kategori:


1. Eksperimen lab
2. Eksperimen lapangan
Eksperimen Laboraturium
o Eksperimen yang dilakukan dalam lingkungan buatan atau diatur .

o Jika hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan terikat ingin
dibuktikan dengan jelas, maka semua variabel lain yang mungkin
mencemari atau mengacaukan hubungan tersebut harus dikontrol dengan
ketat
Kontrol
• Ketika kita merumuskan hubungan sebab-akibat antara dua
variabel X dan Y, adalah mungkin bahwa suatu faktor, misalnya
A, juga mempengaruhi variabel terikat Y. Dalam hal tersebut,
adalah mustahil untuk menentukkan tingkat di mana Y hanya
terjadi karena X, karena kita mengetahui seberapa besar total
variasi Y disebabkan oleh kehadiran faktor A.

Contoh:
Manajer SDM meneliti pengaruh pelatihan membuat Situs Web
pada sekretaris baru. Maka para sekretaris yang telah
mempunyai pengalaman atau paham tentang Web sebelumnya,
tidak dimasukkan di dalam eksperimen
Manipulasi
o Dalam menguji pengaruh kausal dari variabel bebas terhadap variabel
terikat, diperlukan menipulasi data. Manipulasi secara sederhana berarti
bahwa kita membuat tingkat yang berbeda pada variabel bebas untuk
menilai dampak pada variabel terikat. Menipulasi variabel bebas juga
disebut perlakuan (treatment), dan hasil perlakuan disebut pengaruh
perlakukan (treatment effect).

Contoh:
Menguji pengaruh penerangan terhadap produktifitas operator mesin
jahit
Mengontrol Variabel “Pengganggu”
yang Mencemari
1. Memadankan Kelompok
Dilakukan dengan memadankan (matching) berbagai kelompok dengan
memilih karakteristik yang mengacaukan dan secara sengaja menyebarkannya
ke semua kelompok.

Misalnya: terdapat 20 wanita di antara 60 angggota, maka di tiap kelompok


ditempatkan 5 wanita, sehingga pengaruh gender tersebar dalam 4 kelompok.
2. Randomisasi
• Menentukan dan menempatkan anggota kelompok ke dalam 4
kelompok secara acak.

Misalnya: kita akan menentukan 4 kelompok dari 60 anggota, maka di


tiap kelompok diundi secara acak. 15 orang pertama dari 60,
dimasukkan sebagai kelompok I, begitu selanjutnya.
Validitas Internal

• Validitas Internal mengacu pada keyakinan kita terhadap hubungan


sebab dan akibat.

• Dalam Eksperimen Lab di mana hubungan sebab dan akibat


dibuktikan, validitas internal bisa dikatakan tinggi. Validitas Internal
merujuk pada tingkat keyakinan kita tentang pengaruh kausal (bahwa
variabel X mempengaruhi variabel Y)
Validitas Eksternal
• Validitas Eksternal atau eksperimen lab yang dapat digeneralisasi. Jika kita
menemukan hubungan sebab akibat setelah mengadakan suatu eksperimen lab,
kita belum tentu yakin bahwa hubungan kausalitas tersebut juga akan berlaku
dalam suatu komunitas yang lebih besar (organisasi).

• Dalam hal tersebut, kita tidak bisa yakin sepenuhnya bahwa hubungan sebab
akibat yang ditemukan dalam eksperimen lab, berlaku juga dalam situasi lapangan.

• Untuk menguji hubungan kausal dalam situasi organisasi dilakukan eksperimen


lapangan.
Eksperimen Lapangan
• Eksperimen Lapangan dilakukan dalam suatu lingkungan alami di
mana pekerjaan dilakukan sehari-hari, namun kepada satu atau
lebih kelompok diberikan perlakukan tertentu.

• Eksperimen Lapangan mempunyai validitas eksternal yang lebih


tinggi (hasilnya dapat digeneralisasi pada situasi organisasi
lainnya), namun mempunyai validitas internal lebih rendah, yaitu
kita tidak bisa yakin mengenai seberapa besar pengaruh variabel X
terhadap variabel Y.
Trade Off antara Validitas Internal
dan Eksternal
• Eksperimen Lab: validitas internal tinggi, tapi validitas eksternal
rendah.
• Eksperimen Lapangan: validitas eksternal tinggi, tapi validitas
internal rendah.
• Untuk memastikan kedua jenis validitas, peneliti biasanya menguji
hubungan kausalitas dalam suatu situasi buatan (lab) yang
dikontrol secara ketat, setelah hubungan dibuktikan, kemudian
menguji hubungan kausalitas dalam eksperimen lapangan.
Faktor yang mempengaruhi
validitas
1. Pengaruh
eksperimen
2. Pengaruh
3. Pengaruh
Pengujian
Sejarah Maturasi Testing Effect memengaruhi
validitas internal akibat prates dan
Peristiwa, kejadian, atau faktor Merupakan sebuah fungsi dari
pascates yang dilakukan
tertentu yang muncul, proses -biologis dan psikologis-
sebelumnya untuk menguji
berdampak bahkan yang berlaku dalam responden
pengaruh sebuah perlakuan.
mengacaukan hubungan sebagai hasil dari perjalanan waktu.
Kepekaan responden akan prates
kausalitas antara kedua variabel Meliputi pertambahan usia,
dan pascates dapat mengacaukan
(bebas dan terikat), sehingga kelelahan, rasa lapar, dan
hubungan kausal antar variabel.
memengaruhi validitas internal. kebosanan.

5. Pengaruh Bias 6. Pengaruh


4. Pengaruh Regresi Statistik
Seleksi
Instrumentasi Seleksi subyek yang tidak tepat Pengaruh ini muncul jika
Muncul disebabkan atau tidak cocok untuk anggota yang terpilih untuk
perlakuan berbeda pada kelompok eksperimen dan kelompok eksperimen
instrumen pengukuran. kontrol dapat memengaruhi mempunyai skor awal yang
validitas internal. ekstrem pada variabel terikat.
7. Pengaruh Mortalitas
Pengurangan anggota dalam kelompok eksperimen, kontrol, atau
keduanya, saat eksperimen berlangsung dapat memengaruhi validitas
internal.
Faktor yang mempengaruhi validitas eksperimen

1. Pengaruh 2. Pengaruh 3. Pengaruh


Sejarah Maturasi Pengujian
Peristiwa, kejadian, atau faktor Merupakan sebuah fungsi dari Testing Effect memengaruhi
tertentu yang muncul, proses -biologis dan psikologis- validitas internal akibat prates dan
berdampak bahkan yang berlaku dalam responden pascates yang dilakukan
mengacaukan hubungan sebagai hasil dari perjalanan waktu. sebelumnya untuk menguji
kausalitas antara kedua variabel Meliputi pertambahan usia, pengaruh sebuah perlakuan.
(bebas dan terikat), sehingga kelelahan, rasa lapar, dan Kepekaan responden akan prates
4. Pengaruh
memengaruhi validitas internal. 5. Pengaruh Bias
kebosanan. 6. Pengaruh
dan pascates dapat mengacaukan
hubungan kausal antar variabel.
Instrumentasi Seleksi Regresi Statistik
Muncul disebabkan Seleksi subyek yang tidak tepat Pengaruh ini muncul jika
perlakuan berbeda pada atau tidak cocok untuk anggota yang terpilih untuk
instrumen pengukuran. kelompok eksperimen dan kelompok eksperimen
kontrol dapat memengaruhi mempunyai skor awal yang
validitas internal. ekstrem pada variabel terikat.
7. Pengaruh Mortalitas
Pengurangan anggota dalam kelompok
eksperimen, kontrol, atau keduanya, saat
eksperimen berlangsung dapat memengaruhi
Tinjauan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Validitas Internal & Validitas Eksternal
5. Instrumen (Instrumentation)
1. Sejarah (History)
6. Mortalitas (Mortality)
2. Kematangan (Maturitas)
7. Regresi ke Arah Nilai Rata-rata
3. Seleksi (Selection)
(Regressien Toward The Mean)
4. Prosedur Tes (Testing)
Jenis Desain Eksperimen dan Validitas Internal
1. Desain eksperimen semu (Quasi-experimental design)
Maksudnya memberikan perlakuan kepada sebuah kelompok eksperimen dan mengukur
pengaruhnya tetapi tidak mengukur hubungan sebab-akibat yang sebenarnya. Tiga jenis
ekperimen semu, yakni:

a. Prates dan Pascates Desain Kelompok Eksperimen

Yakni dengan melakukan prates, memberikan perlakuan, dan kemudian mengadakan pascates
untuk mengukur pengaruh perlakuan. Jika eksperimen dilakukan selama suatu periode waktu
tertentu, pengaruh sejarah dan maturasi juga mungkin mengacaukan hasil.
Jenis Desain Eksperimen dan Validitas Internal
b. Kelompok Eksperimen dan Kontrol Hanya dengan Pascates

Pengaruh perlakuan dipelajari dengan menilai perbedaan hasil yaitu skor pascates
kelompok eksperimen dan kontrol. Namun, perhatian harus diberikan untuk memastikan
bahwa kedua kelompok mengalami pemadanan untuk semua kemungkinan faktor
pengganggu yang mencemari.

c. Desain rangkaian waktu ( interuped time series)

Desain rangkaian waktu membuat peneliti dapat menilai pengaruh dari suatu perlakuan
dari waktu ke waktu.masalah utama dari rangkaian wkatu adalah sejarah karena
peristiwa tertentu atau faktor yang memiliki pengaruh pada variabel terikat-variabel
bebas secara tidak terduga dapat terjadi ketika eksperimen berlangsung.
Jenis Desain Eksperimen dan Validitas Internal
1. Desain eksperimen Murni
Meliputi perlakuan, kelompok kontrol, dan merekam informasi sebelum dan
sesudah kelompok eksperimen diberi perlakuan.Pembentukan kelompok ini
dengan cara penempatan acak, dimana setiap individu subjek mempunyai
kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota salah satu kelompok.
Penempatan acak ini dapat lebih menyakinkan, terutama bila subjeknya
cukup banyak, diantara subjek dalam masing-masing kelompok tidak ada
perbedaan faktor yang berarti sebelum diberi perlakuan.
Jenis Desain Eksperimen dan Validitas Internal

1. Desain eksperimen Murni


a. Pretest-Posttes Control Group Design
Terdapat dua grup yang dipilih secara random kemudian diberi pretest untuk
mengetahui perbedaan keadaan awal antara group eksperimen dan grup kontrol,
kemudian grup eksperimen diberikan perlakuan sedangkan grup kontrol tidak,
selanjutnya pada beberapa waktu diberi postest pada kedua kelompok tersebut.
Hasil pretest yang baik adalah jika nilai grup eksperimen tidak berbeda secara
signifikan.
Bagan dari desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut
Kelas Pretest Treatment Posttest
R Eksperimen T1 X T2
R kontrol T1 - T2
Jenis Desain Eksperimen dan Validitas Internal
1. Desain eksperimen Murni

b. Posttest-Only Control Group Design


Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara
random (R). Grup pertama diberi perlakuan (X) dan grup yang lain tidak.
Bagan penelitian ini adalah sebagai berikut.3
Kelas Treatment Posttest
R Eksperimen X T2
R Kontrol - T2
Dalam penelitian tersebut, pengaruh perlakuan dianalisis dengan uji beda
menggunakan statistik t-test. Jika ada perbedaan yang signifikan antara grup
eksperimen dan grup kontrol maka perlakuan yang diberikan berpengaruh
secara signifikan.2,3
Jenis Desain Eksperimen dan Validitas Internal

1. Desain eksperimen Murni


c. Randomized Solomon Four-Group Design.
Dalam desain ini dipilih empat kelompok secara random. Dua kelompok
diberi pretest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok
pretest dan satu dari kelompok yang tidak diberikan pretest diberi
perlakuan eksperimen. Setelah itu keempat kelompok ini diberi posttest.2
Kelas Pretest Treatment Posttest
R Eksperimen T1 X T2
R Kontrol 1 T1 - T2
R Kontrol 2 - X T2
R Kontrol 3 - - T2
Jenis Desain Eksperimen dan Validitas Internal
1. Desain eksperimen Murni
d. Studi Double-Blind, digunakan untuk menghindari bias yang mungkin muncul.
misalnya perusahaan farmasi yang melakukan eksperimen dengan keberhasilan obat
baru yang dikembangkan dalam tahap prototipe mememastikan bahwa subjek dan
kelompok kontrol tidak menyadari siapa yang memberi dan menerima obat tersebut.
Dalam hal ini baik peneliti maupun subjek tidak mengetahui yang sebenarnya (blind)
dan tidak ada gangguan perlakuan dalam hal apa pun, studi eksperimen ini
merupakan yang paling tidak bias.
e. Desain Ex Post Facto
Tidak ada manipulasi variabel bebas dalam situasi lab dan lapangan, namun subjek
telah diberikan stimulus dan mereka yang tidak diberikan stimulus. contohnya untuk
mempelajari pengaruh pelatihan terhadap kinerja, dimana sebagian subjek sudah
mengikuti pelatihan dan sebagian belum. karena studi tidak segera dilaksanakan
tetapi lama setelah pelatihan, hal tersebut dinamakan ex post facto
Jenis Desain Eksperimen dan Validitas Internal

1. Desain eksperimen Murni


c. Randomized Solomon Four-Group Design.
Dalam desain ini dipilih empat kelompok secara random. Dua kelompok
diberi pretest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pretest
dan satu dari kelompok yang tidak diberikan pretest diberi perlakuan
eksperimen. Setelah itu keempat kelompok ini diberi posttest.2
Kelas Pretest Treatment Posttest
R Eksperimen T1 X T2
R Kontrol 1 T1 - T2
R Kontrol 2 - X T2
R Kontrol 3 - - T2
SIMULASI

Simulasi adalah teknik membangun model untuk menentukan pengaruh


perubahan berbasis komputer menjadi popular dalam penelitian bisnis.
Simulasi dapat dianggap sebagai eksperimen yang dilakukan dalam situasi
yang diciptakan secara khusus yang sangat dekat mewakili lingkungan alami
di mana kegiatan biasanya berlangsung.
Isu Etis Penelitian Desain Eksperimen
Dalam penelitian desain eksperimen, hal yang dianggap tidak etis yakni:
mendesak orang untuk berpartisipasi dengan paksaan, memberikan tugas
kasar dan mengajukan pertanyaan yang mengurangi harga diri, menipu
subjek, menimbulkan stress fisik atau mental, menggunakan hasil
penelitian yang merugikan responden, tidak menjaga privasi dan rahasia
informasi yang diberikan oleh responden.
IMPLIKASI MANAJERIAL
Sebelum menggunakan desain eksperimental adalah penting untuk
membertimbangkan apakah hal tersebut perlu karena desain eksperimen
membutuhkan upaya khusus dan mengubah-ubah tingkat intervensi dengan
arus kegiatan yang biasa.

Pengetahuan hubungan sebab-akibat membantu perkembangan sejumlah


studi awal yang dilakukan untuk menguji apakah faktor seperti sistem bonus,
tariff per satuan, waktu istirahat, dan seterusnya membawa pada hasil positif
seperti motivasi yang lebih baik, peningkatan kerja, dan kondisi kerja lainnya
yang diinginkan di tempat kerja.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai