Anda di halaman 1dari 31

+

Pembimbing : Laporan Kasus


dr. Jahja Budi Sutedja Thypoid Fever, ISK post DJ Stent,
dan Varicella
dr. Happy
+
IDENTITAS

 Nama : Tn. H

 Jenis kelamin : Laki-laki

 Usia : 37 tahun

 Agama : Islam

 Pekerjaan : Pegawai Swasta

 Status : Sudah menikah

 Masuk RS : 7 Juli 2018

 Tanggal Pemeriksaan : 7 Juli 2018


+
Anamnesis

 OS masuk IGD tanggal 7 Juli 2018 jam  Keluhan utama :


16.50 mengeluhkan meriang yang sudah  Demam
dirasakan sejak satu minggu yang lalu.
Demam 2 hari yang lalu setelah itu hanya
meriang saja

 OS juga mengeluhkan mencret sejak 3


hari yang lalu, mencret setiap hari ±
3x/hari. Hari ini sebanyak 2x  Keluhan Tambahan
 Mual
 OS juga mengaku saat BAK terasa sedikit
nyeri, badan terasa pegal dan sendi sakit  Mencret
 BAK nyeri
 OS menyangkal adanya batuk dan pilek
+
Anamnesis

 Riwayat Penyakit Dahulu


 Riwayat Penyakit Dahulu
 Hipertensi (-)
 OS mengaku pernah dirawat  Jantung (-)
di RS dengan Batu di saluran  Diabetes Melitus (-)
kemih pada bulan 26 Mei di
RS Siloam, dan menjalani  Riwayat Penyakit Keluarga
URS (ureterorenoscopy) dan
 Tidak ada yang pernah
dilakukan pemasan DJ Stent
pada saluran kemih sebelah mengalami hal seperti ini di
kanan, kemudian tgl 26 Juni anggota keluarga pasien.
2018 dialakukan pelepasan Riwayat darah tinggi dan
DJ Stent dan dirawat selama kencing manis tidak
1 minggu (26 Juni-4 Juli) diketahui.
karena pasien mengalami
demam, dan masih nyeri  Riwayat Kebiasan
saat BAK  Janrang berolah raga
+

Dirawat
dengan
nyeri BAK
Menjalani dan
IGD RS
URS + Demam
Restu Ibu
pemasangan
DJ Stent Meriang

26 30 Mei 4 Juli 5 Juli 7 Juli 9 Juli


26
Mei Juni – 1Juli

Muncul
DJ Stent Keluar demam bintik-
dilepas MRS bintik
merah di
Mencret tubuh
+
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan umum  Tanda Vital


 Kesadaran : Compos mentis
 TD : 103/71 mmHg
 Kesan sakit : Sakit sedang
 Kesan gizi :Gizi Baik  Nadi : 88x/menit

 RR : 18x/menit

 Suhu : 37,3˚C
+
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala Telinga
 Normocephali, deformitas (-),
 Normotia

 liang telinga lapang +/+

Mata Hidung

 Conjungtiva  Sklera ikterik -  Deformitas (-)


anemis -/- /-
 Discharge (-)
 oedem  Pupil isokor
palpebra -/-
+
PEMERIKSAAN FISIK

Mulut Thoraks  Perkusi


 Perkusi pada
 OH baik  Inspeksi lapang paru
 Tonsil T1/T1  bentuk terdengar
simetris, sonor
 Faring hiperemis (-) pergerakan
napas simetris,  Auskultasi
 Coated tongue (-) retraksi dinding  Jantung : BJ I&II
dada -/- regular, gallop
(-), murmur(-)
Leher  Palpasi
 Paru : vesikuler
 Vocal fremitus
 KGB dan tiroid tidak teraba +/+, Rhonki -/-,
kanan = kiri wheezing -/-
membesar
+
PEMERIKSAAN FISIK

 Inspeksi :  Auskultasi :
 datar, ikterik (-), efloresensi  BU 6x/menit
bermakna (-)

 Palpasi :  Perkusi :
 Supel, Nyeri tekan  Timpani 4 kuadran, shifting
epigastrium (+), Hepar dan dullness (-)
Lien dalam batas normal,
defense muscular (-),
+
PEMERIKSAAN FISIK

Ekstremitas Superior Inferior


 Akral dingin -/- -/-
 Sianosis -/- -/-
 Edema -/- -/-
 Gerak +/+ +/+
 Kekuatan 5/5 5/5

 CVA +/-
7 juli 2018 7 juli 2018

+
Jenis Hasil Satuan Nilai Rujukan
S. Thypi O Negatif Negatif , 1/80
Pemeriksaan

Leukosit 12.900 /µL 3700-10100 Negatif , 1/80


S. Thypi H Positif 1/320

Neutrofil 86.6 % 39.3-73.7


S. Parathypi A-H Negatif Negatif , 1/80
Limfosit 7.32 % 18-48.3

Monosit 5.48 % 4.40-12.7 S. Parathypi B-H Negatif Negatif , 1/80

Eosinofil 0.19 % 0.6-7.3


S. Parathypi C-H Negatif Negatif , 1/80

Basofil 0.053 % 0.00-1.70

Eritrosit 4,99 Juta/µL 4.06-5.58


S. Parathypi A-0 Negatif Negatif , 1/80

Hb 13.7 g/dl 12.9-15.9

S. Parathypi B-O Negatif Negatif , 1/80


Ht 40.7 % 37.7-53.7

Trombosit 494 Ribu/µL 155000-366000 S. Parathypi C-O Negatif Negatif , 1/80


7 juli 2018 7 juli 2018

+
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Jenis Hasil Satuan Nilai Rujukan
Pemeriksaan

Kuning Kuning Leukosit 3-5 /LPB <10


Warna

Agak keruh Jernih Eritrosit 1-2 /LPB <5


Kejernihan

1.025 1.005-1030 Epitel Positif (+) /LPK 1-15


Berat Jenis

5.5 4.6-8.0 Silinder Negatif /LPB Negatif


pH

Positif (+) Negatif Kristal Negatif /LPB Negatif


Albumin/ Protein

Negatif Negatif Lain-lain Bakteri (+) Negatif


Urobilinogen

Reduksi / Negatif Negatif

Glukosa
Bilirubin Negatif Negatif

Keton Negatif Negatif

Ntrit Negatif Negatif


+
Diagnosis dan tatalaksana

 Thypoid fever  IVFD Hydromal 32 tpm

 ISK post DJ Stent  Inj. Cefarin 2x1 gr (IV)

 Analtram 2x1 (PO)

 Sanmol 3x1 (PO) p.r.n


+
Follow up
 Tgl 8 juli 2018  A: thyfoid fever, ISK post DJ
stent
 S: masih mual, mencret sudah
berhenti, batuk -, pilek-  P: IVFD Hydromal 32 tpm
 O: CM, sakit sedang  Inj cefadim 2x1 (PO)
 Tanda vital :  Analtram 2x1 (PO)
 TD:120/70, HR : 107, Suhu :37.6  Sanmol 3x1 (PO) prn
RR:18  Ulcam 2x1 amp (IV)
 CA-/- SI-/-, hiperemis-
 Simpenem 3x1gr
 BJ I,II reg, M-, G-, SNV +/+, Rh -
/-, Wh -/-
 BU +, Supel, NTE +,
 Ext : dbn
+
Follow up

Tgl 11 Juli 2018



 A: thypoid fever, ISK post DJ
 S: Timbul bintik merah berisi cairan di Stent, Varicella
badan dan di mulut tanggal 9 juli subuh
gatal +,demam-, mual -, mencret-
muntah- batuk- pilek-  P: IVFD Hydromal 32 tpm
 Simpenem 3x1 gr
 O : CM, sakit sedang
 TD: 134/79, HR: 92, RR 19, S:36.5  Analtram 2x1 (PO)
 CA-/- SI-/-, hiperemis-
 Sanmol 3x1 (PO) prn
 BJ I,II reg, M-, G-, SNV +/+, Rh -/-, Wh
-/-  Ulcam 2x1 amp (IV)
 BU +, Supel, NTE +,
 Fartism 2x 1/1 amp (2hari)
 Ext : dbn
 Tampak vesikeldiatas dasar  Acyclovir zalf u.e
eritematous, berbentuk bulat, susuna
tidak beraturan, papula eritematous  Cetrizine 1x1 (PO)
san erosi, krusta-, skuama-, ulkus-,
 Allo clar 2x1 (PO)
+
Demam tifoid

Dengan gejala
demam > 7 hari,
Infeksi akut saluran
Disebabkan bakteri gangguan
pencernaan  usus
Salmonella thypi pencernaan, dengan
halus
atau tanpa penurunan
kesadaran
+
ETIOLOGI

S. typhi, S. paratyphi A, S.
paratyphi B (S.Schotmuelleri) dan
S. paratyphi C (S.Hirschfeldii).

Bakteri Gram-negatif, mempunyai


flagela, tidak berkapsul, tidak
membentuk spora. fakultatif
anaerob.

Antigen somatik (O) yang terdiri


dari oligosakarida, flagelar
antigen (H) yang terdiri dari
protein dan envelope antigen (K)
yang terdiri polisakarida.
+

PATOFISIOLOGI
+
+
MANIFESTASI KLINIK

 Masa inkubasi rata-rata  Lidah tifoid  lidah tampak kering,


bervariasi antara 7 – 20 hari diolapisi selaput tebal, di bagian
belakang tampak lebih pucat, di
bagian ujung dan tepi lebih
Manifetasi klinis : kemerahan.

 Demam,  Roseola  nodul kecil sedikit


menonjol diameter 2 – 4 mm,
 Nyeri kepala berwarna merah pucat hilang pada
penekanan, pada daerah perut,
dada, kadang-kadang di bokong,
 Anoreksia mual, muntah fleksor lengan atas.

 Malaise, menggigil, nyeri otot  Hepatosplenomegali

 Diare / konstipasi  Rose spot  ruam makulopapular


berwarna merah ukuran 1 – 5 mm,
pada abdomen, toraks, ekstremitas
 Gangguan kesadaran dari yang dan punggung pada orang kulit
ringan sampai berat. putih.
+
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan darah tepi  Uji Serologi

 Anemia ringan – berat

 Leukositosis
Uji Widal
 Limfositosis
Metode
 Trombositopenia Tes enzyme
Tubex immunoa
ssay
ELISA
+
DIAGNOSIS BANDING

tuberkulosis, Pada demam


gastroenteritis infeksi jamur tifoid yang
sistemik, berat, sepsis.
+
Tatalaksana
 Tirah baring

 Managemen nutrisi

 Managemen medis

sensitif  fluorokuinolon (ofloksasin, siprofloksasin) 5-7

hari
demam tifoid
MDR  fluorokuinolon 5-7 hari atau sefiksim 7-14 hari
tanpa
komplikasi
resisten kuinolon  azitromisin 7 hari atau seftriakson 10-14

hari

sensitif  fluorokuinolon (ofloksasin) 10-14 hari

demam tifoid
dengan MDR  fluorokuinolon (ofloksasin) 10-14 hari

komplikasi resisten kuinolon  azitromisin 7 hari atau seftriakson 10-14

hari
+
+
Infeksi Saluran Kemih

 InfeksiSaluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi


sepanjang saluran kemih, termasuk ginjal itu sendiri
akibat proliferasi suatu organisme.

 Infeksiini dapat mengenai laki – laki maupun perempuan


dari semua umur pada anak, remaja, dewasa ataupun umur
lanjut.
+

 ISK dibedakan menjadi :  Faktor pencetus


 infeksi saluran kemih atas  Inkontinensia
(seperti pielonefritis)
 infeksi saluran kemih bawah
 penggunaan kateter
(seperti sistitis atau uretritis).  Renal insufieiensi
 Striktur
 Batu
 Agen penginfeksi yang paling  BPH
sering :
 Eschericia coli
 Wanita
 Proteus sp.  Immunosupresi
 Klebsiella sp.
 Pseudomonas sp.
+PATOGENESIS
 Infeksi Asendering tipe
 Kolonisasi mikroorganisme pada uretra dan daerah introitus vagina.
 Masuknya mikroorganisme ke dalam buli – buli
 Multiplikasi dan penempelan mikroorganisme dalam kandung kemih .
 Naiknya mikroorganisme dari kandung kemih ke ginjal.

 Hematogen : kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh


yang rendah karena menderita sesuatu pnyakit kronis atau pada pasien
yang mendapatkan pengobatan imunosupresif

 Limfogen

 Trauma
+

 Gambaran klinis  Pemeriksaan penunjang


 Pada ISK bagian bawah,  Urinalisa
keluhan pasien biasanya  Bakteriologis urin
berupa nyeri supra pubik,
 Radiologi
disuria, frekuensi, hematuri,
dan urgensi
 Pada ISK bagian atas, dapat
ditemukan gejala demam,
kram, nyeri punggung,
muntah
+
Tatalaksana

 Eradkasi bakteri penyebab dengan


menggunakan antibiotik yang
sesuai.

 Mengkoreksi kelainan anatomis


yang merupakan faktor prediposisi

 ISK Bawah
 Ampisilin, Trimetropim

 ISK Atas
 Flurokuinolon
 Aminoglikosida dengan atau
tanpa ampisilin
 Sefalosporin berspektrum luas
dengan atau tanpa aminoglikosida
+
DJ stent

 Nyeri suprapubic

 Disuria

 Hematuria

 Vericoureteritric reflux

 Stent migration

 Encrustation

 Urinary infection
+

 Cammie, F.L. & Samuel, I.M. 2005.  Tessy A, Ardaya, Suwanto. Infeksi
Salmonellosis: Principles of Internal Saluran Kemih. In Buku Ajar Ilmu
Medicine: Harrison 16th Ed. 897-900. Penyakit Dalam jilid II. Edisi 3. Jakarta.
Fakultas kedokteran Universitas
 Brusch, J.L. 2010. Typhoid Fever. Indonesi a ; 2001
www.emedicine.medscape.com.
 Sukandar E. Infeksi Saluran Kemih
 Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2008. Buku Pasien Dewasa. In : Buku Ajar Ilmu
Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis 2nd Ed. Penyakit Dalam jilid I. Edisi IV. Jakarta :
Jakarta: Badan Penerbit IDAI. Pusat Penerbit IPD FK UI; 2006

 Djoko Widodo. 2006. Buku Ajar Ilmu  Gardjito W. Puruhito, Iwan A et all.
Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: Saluran Kemih dan Alat Kelamin lelaki.
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. In Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta
: Penerbit EGC;2005
 Mansjoer, A. 2000. Demam Tifoid: Kapita
Selekta Kedokteran. Jakarta: FK UI.  Rani HAA, Soegondo S. Nasir AU et al.
Panduan Pelayanan Medik -
 Lentnek, A.L. 2007. Typhoid Fever: Division Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit
of Infection Disease. www.medline.com. Dalam Indonesia. Edisi 2004. Jakarta:
Pusat Penerbitan IPD FKUI; 2006

Anda mungkin juga menyukai