Anda di halaman 1dari 24

Penyakit Jantung Rematik Pada

Anak

dr.M.Sembiring,SpA
Sub Kardiologi Anak
Penyakit jantung rematik
• Penyakit jantung didapat yang sering terjadi.
Manifestasi dari demam rematik yang terjadi setelah faringitis akibat
streptokokus grup A.
• Respon imun humoral atau seluler terhadap antigen streptokokkus
yang bereaksi silang dengan epitop yang berada di katup atau otot
jantng.
• Ditandai dengan satu atau lebih manifestasi klinis dari poliartritis
migran, karditis, korea, nodul subkutan, dan eritma marginatum.
• Penyakit ini dapat menimbulkan kecacatan pada katup jantung
secara lambat yang dikenal sebagai penyakit jantung rematik.
EPIDEMIOLOGI
• Indonesia 1983 – 1985  sebesar 3,44% dari seluruh
penderita yang dirawat.
• Amerika 1996  dari 60 juta penduduk, 1.800.000
orang terkena penyakit jantung rematik
• Pakistan pada kelompok usia 5 – 14 tahun sebesar 5/
1000 perempuan dan 2/ 1000 laki-laki.
• Merupakan penyebab kematian utama penyakit jantung
sebelum usia 40 tahun.
• Beratnya penyakit dan angka kematian dipengaruhi
antara lain oleh genetic, keadaan social ekonomi,
hygiene, penggunaan obat anti streptokokkus, serta
resistensi kuman terhadap antibiotik.
ETIOLOGI
• Didahului infeksi Streptococcus  hemolyticus
group A di saluran nafas bagian atas,kulit dan
GNA.

PREDISPOSISI
• Faktor individu  genetik, jenis kelamin golongan
etnik dan ras (kulit hitam>kulit putih), umur
(sering mengena anak usia 5-15 tahun), dan
keadaan gizi lainnya.
• Faktor lingkungan yang berpengaruh yaitu
keadaan sosial ekonomi yang buruk, iklim dan
geografi, serta cuaca.
PATOGENESIS

3 hipotesis utama patogenesis demam


rematik yaitu :
• Infeksi langsung ( oleh -Streptococcus
hemolyticys group A)
• Efek toksin streptokokkus (streptolisin O)
• Konsep kemiripan antigen yang terkait
abnormalitas sistem imun
DIAGNOSIS/G.KLINIS
Kriteria Dr.T. Ducket Jones yang direvisi terakhir pada tahun 1992:

Kriteria Mayor Kriteria Minor


Karditis Klinis :
Poliartritis migrans Suhu tinggi
Korea Atralgia
Eritema marginatum Riwayat demam rematik/
Nodul sebkutan penyakit jantung rematik
sebelumnya.
Laboratorium :
•Reaksi fase akutLED
me, C-reaktif protein (+_,
leukositosis.
•Interval P-R memanjang.
Ditambah terdapatnya
• Infesi -Sterptococcus hemolyticus group
A sebelumnya
– ASTO atau antibodi lain meningkat,
– Biakan usapan tenggorok menunjukkan
terdapatnya -Streptoccus hemolyticus group
A,
– Atau scarlet fever yang baru saja terjadi.
DIAGNOSIS
• Adanya 2 kriteria mayor
• Atau 1 kriteria mayor dengan 2 kriteria minor
• Menunjukkan kemungkinan besar adanya demam rematik.
• Krieteria ini tidak absolut,dapat ditegakkan hanya dengan ditemukan korea
pada orang yang pernah terinfeksi -Streptococcus hemolyticus group A.
Jika ditemukan gejala berupa:

– Sesak nafas,
– Lelah
– Berdebar-debar
– Nyeri dada atau Gagal jantung ok PJR
– Pingsan mendadak
PROGNOSIS
• Demam rematik akut dengan pengobatan yang
adekuat akan sembuh pada 80% kasus setelah
12 minggu tetapi ada yang sampai 15 minggu.
• Setelah 10 tahun, 34% pasien tanpa demam
rematik yang rekuren mengalami penyakit
jantung rematik dengan gejala murmur dan
60% pasien dengan demam rematik yang
rekuren.
PENATALAKSANAAN PJR

• Obat-obatan
• Diet
• Penguurangan aktivitas
• Terapi bedah
Obat-Obatan

• Antibiotik
• Anti-inflamasi
• ACE inhibitors
ANTIBIOTIK

• Profilaksis Primeruntuk terapi awal pada


faringitis dengan infeksi Streptokokkus
grup Amencegah terjadinya demam
rematik.(eliminasi kuman)
• Profilaksis Sekunderuntuk terapi
lanjutan, guna mencegah relapsnya
demam rematik dan penyakit jantung
rematik.
Profilaksis sekunder
• Harus dimulai sejak diagnosis ditegakkan.
• Diberikan sekurang-kurangnya 5 tahun setelah serangan
pertama karena pada periode inilah kemungkinan terjadi
reaktivitas paling besar.
• Sebaiknya pada demam rematik tanpa kelainan jantung
sampai umur 18 tahun dan bila terdapat kelainan jantung
sampai umur 25 tahun.
• Bagi yang kelompok yang mudah kontak dengan
penderita seperti anak kecildianjurkan unutk diberikan
lebih lama.
• Pada pasien dengan kelainan katup yang
persistendianjurkan sampai umur 40 tahun.
Profilaksis Primer infeksi
-Streptococcus hemolyticus group A

Jenis Cara Dosis Lama


Pemberian Pemberian
Penisilin IM >27 kg: 1,2 juta 1 kali
Benzatin U
Penisilin V Oral <27 kg: 600 rb U 3 kali sehari
250 mg selama 10 hari
Eritromisin Oral 3-4 kali sehari
50 mg/KgBB/hari selama 10 hari
(max 1gr/hari)
Profilaksis Secunder infeksi
-Streptococcus hemolyticus group A

Jenis Cara Dosis Frekuensi


Pemberian Pemberian
Penisilin IM <27 kg: 600 rb U Setiap 3-4
benzatin G >27 kg: 1,2 jt U minggu
Penisilin V Oral 250mg 2-3 kali sehari
(400 rb U)
Sulfadiazin Oral 1 gram 1 kali sehari
Eritromisin Oral 20-40 2-3 kali sehari
Mg/kgBB/hari
Lamanyamasih kontroversial
•  5 tahun pada serangan baru atau
sampai usia 18 tahun
• > 5 tahun, pada PJR atau kelompok yang
mempunyai resiko kontak deengan
penderita streptokokus grup A
• Seumur hidup
ANTI-INFLAMASI

Pilihan obat yang sering digunakan yaitu :


• Aspirin dalam dosis anti-inflamasi
• Prednisone jika terjadi karditis dengan
kardiomegali atau gagal jantung kongestif.
Artritis Karditis Ringan tanpa Karditis berat dengan
kardiomegali Kardiomegali dan gagal
jantung
1.Salisilat 100mg/kgBB/hr 1.Salisat 100mg/kgBB.hr 1.Prednison 2mg/kgBB/kr
2.Setelah 1 minggu turunkan 2.Setelah 1-2 minggu (rata-rata 4x10mg/hr)
mnjd 75mg/kgBB/hr turunkan menjadi 2.Setelah 2 minggu turunkan
3.Bila hasil labotorium 75mg/kgBB/hr menjadi 3x10mg/hari
normal diturunkan menjadi 3.Teruskan sampai 6-8 3.Setelah 2 minggu turunkan
50mg/kgBB/hr, terukan minggu (terapi total 12 menjadi 4x5mg/hr
minimal 6 minggu minggu) 4.Setelah 2 minggu turunkan
menjadi 3x5mg/hr. Mulai
berikan salisilat.
5.Dosis prednison terus
diturunkan setiap minggu,
salisilat berikan sampai 6-12
minggu
Digunakan jika sudah terjadi
• Aorta atau mitral regurgitasi
• Atau stenosis pada PJRpenyempitan jaln
aliran darah ke ventrikel

Tujuan
• Menurunkan afterload dengan penurunan
tekanan darah
• Cara kerja dengan menghambat konversi
angiotensi I menjadi angiotensin II yang
merupakan vasokoknstriktor kuat.
Enalapril
• Per-oral0.1mg/kgBB/hari, atau
• IV5-10mcg/kgBB/hr, di injeksikan
secara perlahan-lahan selama 5menit
• Tidak boleh melebihi 40mg/hari
DIET
• Diet yaitu cukup kalori dan protein, kecuali sudah
terdapat gagal jantung.
• Pada gagal jantung, cairan natrium harus dikurangi
(mengurangi garam).
• Pada keadaan ini juga harus dipikirkan
suplementasi kalium karena pengaruh penggunaan
kortikosteroid dan diuretik pada penyakit jantung
rematik dengan gagal jantung.
Pedoman istirahat dan mobilisasi penderita demam
rematik akut/penyakit jantung rematik

Artritis Karditis Karditis tanpa Karditis


minimal kardiomegali dengan
kardiomegali
Tirah Baring 2 minggu 3 minggu 6 minggu 3-6 bulan
Mobilisasi 2 minggu 3 minggu 6 minggu 3 bulan
bertahap di
ruangan
Mobilisasi 3 minggu 4 minggu 3 bulan 3 bulan atau
bertahap di lebih
luar ruangan
Semua Sesudah 6-8 Sesudah 10 Sesudah 6 Bervariasi
kegiatan minggu minggu bulan
TERAPI BEDAH

• >> dewasa atau dewasa muda dari pada


anak
• Pada anak, indikasinya antara lain ;
– Kardiomegali berat yang menetap
– Kardiomegali progresif
– Gagal jantung yang tidak dapat diatasi
dengan terapi medis

Anda mungkin juga menyukai