Feisal Moulana
04011181520040
PSPD BETA 2015
TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2
PENDAHULUAN
BAB 1 OUT LINE
2
TERIMA
KASIH
SIMPULAN DAN
SARAN
BAB 5
HASIL DAN
PEMBAHASAN
BAB 4 OUT LINE
3
BAB I PENDAHULUAN
4
LATAR BELAKANG
5
Berapa prevalensi dan faktor risiko
apa saja yang berhubungan dengan
RUMUSAN
perdarahan postpartum di RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang?
MASALAH
6
TUJUAN PENELITIAN
7
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Khusus
1 3
2
Untuk mengetahui
4
Untuk mengetahui
prevalensi Untuk mengetahui
faktor risiko yang
perdarahan faktor risiko apa saja
paling dominan yang Untuk memperoleh
postpartum di yang berhubungan
berhubungan dengan model prediksi
RSUP Dr. dengan perdarahan
perdarahan postpartum perdarahan
Mohammad Hoesin postpartum di RSUP
di RSUP Dr. postpartum di RSUP
Palembang. Dr. Mohammad
Mohammad Hoesin Dr. Mohammad
Hoesin Palembang. 8
Palembang.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat Teoritis
Memberikan informasi tentang Sebagai usaha pengembangan
faktor risiko berhubungan ilmu kedokteran khususnya di
dengan perdarahan postpartum bidang obstetri dan ginekologi.
di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang.
9
MANFAAT PENELITIAN
10
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
11
DEFINISI
Menurut (Carroli, Cuesta, Abalos, & Gulmezoglu,
2008) perdarahan postpartum dapat didefinisikan
sebagai kehilangan darah dari saluran genital
sebanyak 500 mL atau lebih dalam kurun waktu 24
jam pertama setelah persalinan bayi, sementara
perdarahan postpartum berat dapat didefinisikan
sebagai kehilangan darah dari saluran genital
sebanyak 1000 mL atau lebih dalam kurun waktu 24
jam pertama setelah kelahiran bayi. Menurut (Rath,
2011) secara umum perdarahan postpartum dapat
diklasifikasikan sebagai perdarahan postpartum
primer yaitu perdarahan yang terjadi dalam 24 jam
pertama persalinan dan perdarahan postpartum
sekunder yaitu perdarahan yang terjadi lebih dari 24
jam setelah melahirkan tetapi kurang dari 12 minggu.
Berat
Badan Riwayat
Status Bayi Hamil Perdarahan
Paritas Kembar Postpartum
Lahir Sebelumnya
Besar
15
FAKTOR RISIKO
Indeks Masa Tubuh Ibu
Ada hubungan antara Lingkar Lengan Atas dengan kejadian anemia.
Hemoglobin sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk berbagai
metabolisme sel dalam mengangkut O2 ke seluruh tubuh. Kondisi yang
dikhawatirkan adalah kondisi disaat setelah melahirkan. Organ uterus
memerlukan kontraksi yang kuat pada saat persalinan, menghentikan
perdarahan akibat lepasnya plasenta dari perlekatannya di permukaan
dalam rahim (endometrium) yang luas selama kehamilan dan sesudah
persalinan untuk penegecilan (involusi) uterus. Keadaan Hb yang turun
sampai <11 gr% akan membuat kontraksi uterus lemah (atonia uteri)
sehingga berpotensi mengaami perdarahan dan menyebabkan morbiditas
dan mortalitas ibu dan anak (R. Puspitasari et al., 2017).
16
FAKTOR RISIKO
Status Gravida
Diketahui bahwa ibu primigravida memiliki pegaruh yang signifikan
terhadap kejadian kekurangan energi kronik. Dari faktor gravida diketahui
bahwa ibu multigravida memiliki kemungkinan 1,021 kali untuk mengalami
kekurangan energi kronik dibandingkan dengan ibu primigravida,kemudian
ibu grandemultigravida juga memiliki kemungkinan 3,200 kali lebih besar
untuk mengalami kekurangan energi kronik dibandingkan dengan ibu
primigravida. Hal ini menunjukkan semakin sering ibu mengalami
kehamilan maka semakin besar kemungkinan mengalami kekurangan
energi kronik. Kekurangan energi kronik dapat menyebabkan terjadinya
anemia yang merupakan salah satu faktor risiko perdarahan postpartum
(Rizkah & Mahmudiono, 2017).
17
FAKTOR RISIKO
Status Paritas
Semakin besar paritas, semakin tinggi kejadian perdarahan postpartum,
karena uterus yang telah melahirkan banyak anak cenderung bekerja tidak
efisien dalam setiap tahapan persalinan. Rahim telah mengalami
perubahan dalam elastisitas. Semakin elastis dan semakin besar
ukurannya akan semakin lemah kontraksi rahim sehingga kontraksi uterus
menjadi lemah dan terjadi pendarahan (Kramer et al., 2013).
18
FAKTOR RISIKO
Berat Badan Bayi Lahir Besar
Berdasarkan teori yang ada, perdarahan postpartum terjadi pada kelahiran
dengan berat badan lahir besar, ini disebabkan karena besarnya janin
menyebabkan regangan pada uterus mulai sejak kehamilan sampai
persalinan. Sehingga, menyebabkan kelelahan miometrium dan
terganggunya kontraksi uterus setelah melahirkan dan pada persalinan
normal bayi besar juga bisa menyebabkan ruptur perineum yang
merupakan salah satu penyebab perdarahan postpartum (Prawirohardjo,
2016)
19
FAKTOR RISIKO
Hamil Kembar
Penyebab peregangan uterus yang berlebihan antara lain kehamilan
ganda, polihidramnion, makrosomia janin atau janin besar. Peregangan
uterus yang berlebihan karena sebab-sebab tersebut akan mengakibatkan
uterus tidak mampu berkontraksi segera setelah plasenta lahir sehingga
sering menyebabkan perdarahan postpartum pada ibu melahirkan. Pada
kondisi ini miometrium regang dengan hebat sehingga kontraksi setelah
kelahiran bayi menjadi tidak efisien (Varney, Kriebs, & Gegor, 2007).
20
FAKTOR RISIKO
Riwayat Perdarahan Postpartum Sebelumnya
Riwayat buruk pada persalinan sebelumnya seperti persalinan dengan
retensio plasenta, partus lama, seksio sesarea, perdarahan dan
sebagainya memengaruhi kejadian perdarahan postpartum, sebagai
contoh bila ibu pada persalinan sebelumnya mengalami perdarahan maka
kemungkinan besar pada persalinan selanjutnya juga akan mengalami
perdarahan. Riwayat persalinan dengan perdarahan postpartum
sebelumnya memberikan trauma buruk pada organ reproduksi seorang
perempuan (Rifdiani, 2016).
21
FAKTOR RISIKO
Partus Lama
Probabilitas ibu dengan partus lama yang mengalami perdarahan
postpartum dini yaitu 72%, sedangkan probabilitas ibu yang bukan partus
lama yang mengalami perdarahan postpartum dini yaitu 34,29% (Windu et
al., 2017). Partus lama dapat menyebabkan terjadinya atonia uteri karena
kelelahan pada otot-otot uterus sehingga rahim berkontraksi lemah setelah
bayi lahir dan dapat menyebabkan terjadinya perdarahan postpartum (Sari
& Widaryati, 2015).
22
Kerangka Teori
23
Kerangka Konsep
Independent Variable:
1. Usia Ibu
2. Indeks Masa Tubuh Ibu
3. Status Gravida
4. Status Paritas Perdarahan Postpartum
5. Berat Badan Bayi Lahir
Besar
6. Hamil Kembar
7. Partus Lama
8. Riwayat Perdarahan
Postpartum Sebelumnya
24
BAB III METODE
PENELITIAN
25
Observasional analitik dengan desain cross
Jenis Penelitian
sectional
27
KRITERIA PENELITIAN
Definisi Operasional
30
4. Status Gravida Banyaknya frekuensi Rekam medik Observasi 0. Primigravida
Ibu kehamilan yang tercatat rekam medik 1. Multigravida atau
pada status rekam medik Grandemulti gravida
saat ibu hamil didiagnosis
perdarahan postpartum.
6. Berat Badan Bayi Berat badan lahir bayi lebih Rekam medik Observasi 0. Tidak
Lahir Besar dari sama dengan 4000gram rekam medik 1. Ya
saat ibu melahirkan
mengalami perdarahan
postpartum.
Definisi Operasional
31
7. Hamil Terdapat dua janin atau lebih Rekam Observasi rekam 1. Tidak
Kembar sekaligus saat ibu melahirkan yang medik medik 2. Ya
mengalami perdarahan postpartum.
8. Partus Persalinan yang berlangsung lebih dari Rekam Observasi rekam 1. Tidak
Lama 24 jam pada primigravida dan lebih medik medik 2. Ya
dari18 jam pada multipara ataupunlama
kala II melebihi 2 jam pada primipara dan
melebihi 1 jam pada multiparasaat ibu
melahirkan yang mengalami perdarahan
postpartum.
Definisi Operasional
32
BAB
IV HASIL DAN
PEMBAHASAN
33
Analisis Univariat
Perdarahan Frekuensi
Postpartum
n %
Ya 54 27,00
Tidak 146 73,00
Total 200 100,0
34
Analisis Univariat
Usia Ibu Frekuensi
n %
<20 atau ≥35 53 26,50
tahun
20 – 35 tahun 147 73,50
Total 200 100,0
35
Analisis Univariat
IMT Ibu Frekuensi
n %
Underweight, 152 76,00
Overweight, atau
Obese
Normal 48 24,00
Total 200 100,0
36
Analisis Univariat
Status Gravida Ibu Frekuensi
n %
Multigravida atau 138 69,00
Grandemultigravid
a
Primigravida 62 31,00
Total 200 100,0
37
Analisis Univariat
Status Paritas Ibu Frekuensi
n %
Multipara atau 122 61,00
Grandemultipara
Primipara 78 39,00
Total 200 100,0
38
Analisis Univariat
Berat Badan Bayi Frekuensi
Lahir Besar
n %
Ya 4 2,00
39
Analisis Univariat
Hamil Kembar Frekuensi
n %
Ya 32 16,00
Tidak 168 84,00
Total 200 100,0
40
Analisis Univariat
Riwayat Perdarahan Frekuensi
Postpartum n %
Sebelumnya
Ya 8 4,00
Tidak 192 96,00
Total 200 100,0
41
Analisis Bivariat
Usia Ibu Perdarahan Perdarahan Total p OR
Postpartum Postpartum value (95%CI)
(Ya) (Tidak)
n % n % n %
<20 atau 11 20,75 42 79,25 53 100,0 0,232 0,633
≥35 tahun
20 – 35 43 29,25 104 70,75 147 100,0 (0,269 –
tahun 1,403)
Total 54 27,00 146 73,00 200 100,0
47
Analisis Bivariat
Riwayat Perdarahan Perdarahan Total p OR
Perdarahan Postpartum Postpartum value (95%CI)
Postpartum (Ya) (Tidak)
Sebelumny n % n % n %
a
1
P=
1+𝑒 −𝑦
50
KETERBATASAN PENELITIAN
1.Tidak lengkapnya data yang tercantum dalam rekam medik. Sebagian besar
disebabkan karena pasien merupakan rujukan dari fasilitas kesehatan lain, sehingga
riwayat penyakit/data pengobatan sebelumnya tidak tercantum dalam rekam medik.
Data yang tidak lengkap juga menyebabkan variabel lain yang dapat memengaruhi
timbulnya perdarahan postpartum seperti partus lama tidak dapat diteliti. Data yang
tidak lengkap juga menyebabkan adanya perbedaan pada variabel imt ibu, dimana
pada pasien mengalami perdarahan postpartum imt ibu diukur setelah persalinan
karena pasien perdarahan postpartum sebagian besar merupakan pasien rujukan dari
fasilitas kesehatan lain dan pada pasien yang tidak mengalami perdarahan postpartum
imt ibu diukur sebelum persalinan.
2.Proses pencatatan rekam medik yang kurang rapi, menyebabkan adanya rekam medik
yang tidak dapat terbaca. Pencatatan rekam medik juga terkadang kurang akurat atau
kurang teliti menyebabkan bias informasi. Sehingga menyebabkan perbedaan hasil
data dibanding teori yang ada.
51
BAB V SIMPULAN DAN
SARAN
52
SIMPULAN
53
SARAN
1. Bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian yang sama di waktu yang akan datang dengan
penyempurnaan variabel partus lama dan IMT ibu khususnya IMT sebelum dan setelah
persalinan.
2. Bagi instansi terkait sebaiknya dapat mendokumentasikan data rekam medik di RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang secara lengkap untuk menunjang penelitian kesehatan.
3. Bagi instansi terkait seperti dinas kesehatan dapat memberlakukan penyuluhan kepada bidan
dan tenaga kesehatan lain agar saat membantu persalinan, dilakukan pengambilan data yang
lengkap sebelum persalinan khususnya berat badan dan tinggi badan ibu sebelum persalinan
dan setelah persalinan, lama waktu persalinan ibu, dan juga riwayat perdarahan postpartum
sebelumnya untuk menunjang penelitian kesehatan.
4. Bagi instansi terkait seperti puskesmas dan poskesdes untuk memberlakukan penyuluhan
kesehatan secara berkala dalam rangka menurunkan angka kejadian perdarahan postpartum
pada ibu berisiko tinggi. Penyuluhan kesehatan tersebut dapat berupa screening risiko sejak
awal kehamilan dan penyuluhan kepada masyarakat agar melakukan persalinan dengan
tenaga medis bukan dengan dukun beranak.
54
Thank You!
Any Questions?
55