Anda di halaman 1dari 55

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PERDARAHAN

POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI


MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

Feisal Moulana
04011181520040
PSPD BETA 2015

Pembimbing 1: dr. Abarham Martadiansyah, Sp. OG-K


Pembimbing 2: Dr. Iche Andriyani Liberty, S. KM, M.Kes
Penguji 1: dr. Muhammad Khalif Anfasa, Sp. OG
Penguji 2: Pariyana, S.KM, M.kes
1
METODE PENELITIAN
BAB 3

TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2

PENDAHULUAN
BAB 1 OUT LINE

2
TERIMA
KASIH

SIMPULAN DAN
SARAN
BAB 5

HASIL DAN
PEMBAHASAN
BAB 4 OUT LINE

3
BAB I PENDAHULUAN

4
LATAR BELAKANG

Salah satu penyebab kematian Ibu


PERDARAHAN tertinggi di Indonesia

Pada tahun 2013 perdarahan postpartum


P O S T PA R T U M menyebabkan kematian ibu sebanyak
30,3% di Indonesia

Atonia uteri, robekan jalan lahir, sisa


Perdarahan postpartum merupakan salah satu plasenta, dan gangguan pembekuan darah
penyebab masih tingginya kematian ibu di
Indonesia, perdarahan postpartum Usia Ibu, status paritas, partus lama, dan
menyebabkan kematian sebanyak 25  30% di berat badan bayi lahir besar
negara berkembang.

5
Berapa prevalensi dan faktor risiko
apa saja yang berhubungan dengan
RUMUSAN
perdarahan postpartum di RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang?
MASALAH

6
TUJUAN PENELITIAN

Tu j u a n Untuk mengetahui prevalensi dan faktor


risiko perdarahan postpartum di RSUP
Umum
Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

7
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Khusus

1 3
2
Untuk mengetahui
4
Untuk mengetahui
prevalensi Untuk mengetahui
faktor risiko yang
perdarahan faktor risiko apa saja
paling dominan yang Untuk memperoleh
postpartum di yang berhubungan
berhubungan dengan model prediksi
RSUP Dr. dengan perdarahan
perdarahan postpartum perdarahan
Mohammad Hoesin postpartum di RSUP
di RSUP Dr. postpartum di RSUP
Palembang. Dr. Mohammad
Mohammad Hoesin Dr. Mohammad
Hoesin Palembang. 8
Palembang.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat Teoritis
Memberikan informasi tentang Sebagai usaha pengembangan
faktor risiko berhubungan ilmu kedokteran khususnya di
dengan perdarahan postpartum bidang obstetri dan ginekologi.
di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang.

9
MANFAAT PENELITIAN

Untuk memberikan informasi kepada


Manfaat tenaga pelayanan medis untuk
Praktis melakukan promosi dan preventif
terhadap perdarahan postpartum.

10
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
11
DEFINISI
Menurut (Carroli, Cuesta, Abalos, & Gulmezoglu,
2008) perdarahan postpartum dapat didefinisikan
sebagai kehilangan darah dari saluran genital
sebanyak 500 mL atau lebih dalam kurun waktu 24
jam pertama setelah persalinan bayi, sementara
perdarahan postpartum berat dapat didefinisikan
sebagai kehilangan darah dari saluran genital
sebanyak 1000 mL atau lebih dalam kurun waktu 24
jam pertama setelah kelahiran bayi. Menurut (Rath,
2011) secara umum perdarahan postpartum dapat
diklasifikasikan sebagai perdarahan postpartum
primer yaitu perdarahan yang terjadi dalam 24 jam
pertama persalinan dan perdarahan postpartum
sekunder yaitu perdarahan yang terjadi lebih dari 24
jam setelah melahirkan tetapi kurang dari 12 minggu.

The Power of PowerPoint - thepopp.com 12


ETIOLOGI
Atonia Uteri
Trauma Jalan Lahir
Atonia uteri adalah
keadaan lemahnya Inversio uterus, robekan
tonus/kontraksi rahim Retensio Plasenta perineum, robekan
yang menyebabkan serviks, dan ruptura uteri. Kelainan Pembekuan
Retensio plasenta adalah
uterus tidak mampu keadaan dimana plasenta Darah
menutup perdarahan tetap tertinggal didalam Kelainan pembekuan
terbuka dari tempat uterus dalam kurun waktu darah dapat
implantasi plasenta setengah jam setelah menyebabkan
setelah bayi dan plasenta anak lahir. Plasenta yang perdarahan postpartum.
lahir . Kegagalan uterus sukar dilepaskan dengan Kelainan ini dapat berupa
untuk berkontraksi secara pertolongan aktif kala tiga penyakit keturunan
adekuat setelah pelahiran bisa disebabkan oleh ataupun dapat berupa
merupakan penyebab adhesi yang kuat antara hemofilia, penyakit von
tersering perdarahan plasenta dan uterus. Willbrand’s, Idiopatic
obstetris. Trombocytopenia
Purpura, dan HELLP
The Power of PowerPoint - thepopp.com syndrome. 13
FAKTOR RISIKO

Usia Partus Status


dan IMT Lama Gravida
Ibu

Berat
Badan Riwayat
Status Bayi Hamil Perdarahan
Paritas Kembar Postpartum
Lahir Sebelumnya
Besar

The Power of PowerPoint - thepopp.com 14


FAKTOR RISIKO
Usia Ibu
Usia berkaitan dengan ketidaksiapan organ reproduksi ibu, pada usia di
bawah 20 tahun fungsi reproduksi seorang wanita belum berkembang
dengan sempurna sehingga belum siap untuk hamil dan melahirkan,
sedangkan pada usia diatas 35 tahun terjadi kemunduran yang progresif
dari endometrium yang memengaruhi kekuatan kontraksi pada saat
persalinan dan setelah persalinan (Proverawati & Asfuah, 2009) (Mochtar,
2007).

15
FAKTOR RISIKO
Indeks Masa Tubuh Ibu
Ada hubungan antara Lingkar Lengan Atas dengan kejadian anemia.
Hemoglobin sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk berbagai
metabolisme sel dalam mengangkut O2 ke seluruh tubuh. Kondisi yang
dikhawatirkan adalah kondisi disaat setelah melahirkan. Organ uterus
memerlukan kontraksi yang kuat pada saat persalinan, menghentikan
perdarahan akibat lepasnya plasenta dari perlekatannya di permukaan
dalam rahim (endometrium) yang luas selama kehamilan dan sesudah
persalinan untuk penegecilan (involusi) uterus. Keadaan Hb yang turun
sampai <11 gr% akan membuat kontraksi uterus lemah (atonia uteri)
sehingga berpotensi mengaami perdarahan dan menyebabkan morbiditas
dan mortalitas ibu dan anak (R. Puspitasari et al., 2017).
16
FAKTOR RISIKO
Status Gravida
Diketahui bahwa ibu primigravida memiliki pegaruh yang signifikan
terhadap kejadian kekurangan energi kronik. Dari faktor gravida diketahui
bahwa ibu multigravida memiliki kemungkinan 1,021 kali untuk mengalami
kekurangan energi kronik dibandingkan dengan ibu primigravida,kemudian
ibu grandemultigravida juga memiliki kemungkinan 3,200 kali lebih besar
untuk mengalami kekurangan energi kronik dibandingkan dengan ibu
primigravida. Hal ini menunjukkan semakin sering ibu mengalami
kehamilan maka semakin besar kemungkinan mengalami kekurangan
energi kronik. Kekurangan energi kronik dapat menyebabkan terjadinya
anemia yang merupakan salah satu faktor risiko perdarahan postpartum
(Rizkah & Mahmudiono, 2017).
17
FAKTOR RISIKO
Status Paritas
Semakin besar paritas, semakin tinggi kejadian perdarahan postpartum,
karena uterus yang telah melahirkan banyak anak cenderung bekerja tidak
efisien dalam setiap tahapan persalinan. Rahim telah mengalami
perubahan dalam elastisitas. Semakin elastis dan semakin besar
ukurannya akan semakin lemah kontraksi rahim sehingga kontraksi uterus
menjadi lemah dan terjadi pendarahan (Kramer et al., 2013).

18
FAKTOR RISIKO
Berat Badan Bayi Lahir Besar
Berdasarkan teori yang ada, perdarahan postpartum terjadi pada kelahiran
dengan berat badan lahir besar, ini disebabkan karena besarnya janin
menyebabkan regangan pada uterus mulai sejak kehamilan sampai
persalinan. Sehingga, menyebabkan kelelahan miometrium dan
terganggunya kontraksi uterus setelah melahirkan dan pada persalinan
normal bayi besar juga bisa menyebabkan ruptur perineum yang
merupakan salah satu penyebab perdarahan postpartum (Prawirohardjo,
2016)

19
FAKTOR RISIKO
Hamil Kembar
Penyebab peregangan uterus yang berlebihan antara lain kehamilan
ganda, polihidramnion, makrosomia janin atau janin besar. Peregangan
uterus yang berlebihan karena sebab-sebab tersebut akan mengakibatkan
uterus tidak mampu berkontraksi segera setelah plasenta lahir sehingga
sering menyebabkan perdarahan postpartum pada ibu melahirkan. Pada
kondisi ini miometrium regang dengan hebat sehingga kontraksi setelah
kelahiran bayi menjadi tidak efisien (Varney, Kriebs, & Gegor, 2007).

20
FAKTOR RISIKO
Riwayat Perdarahan Postpartum Sebelumnya
Riwayat buruk pada persalinan sebelumnya seperti persalinan dengan
retensio plasenta, partus lama, seksio sesarea, perdarahan dan
sebagainya memengaruhi kejadian perdarahan postpartum, sebagai
contoh bila ibu pada persalinan sebelumnya mengalami perdarahan maka
kemungkinan besar pada persalinan selanjutnya juga akan mengalami
perdarahan. Riwayat persalinan dengan perdarahan postpartum
sebelumnya memberikan trauma buruk pada organ reproduksi seorang
perempuan (Rifdiani, 2016).

21
FAKTOR RISIKO
Partus Lama
Probabilitas ibu dengan partus lama yang mengalami perdarahan
postpartum dini yaitu 72%, sedangkan probabilitas ibu yang bukan partus
lama yang mengalami perdarahan postpartum dini yaitu 34,29% (Windu et
al., 2017). Partus lama dapat menyebabkan terjadinya atonia uteri karena
kelelahan pada otot-otot uterus sehingga rahim berkontraksi lemah setelah
bayi lahir dan dapat menyebabkan terjadinya perdarahan postpartum (Sari
& Widaryati, 2015).

22
Kerangka Teori

23
Kerangka Konsep
Independent Variable:
1. Usia Ibu
2. Indeks Masa Tubuh Ibu
3. Status Gravida
4. Status Paritas Perdarahan Postpartum
5. Berat Badan Bayi Lahir
Besar
6. Hamil Kembar
7. Partus Lama
8. Riwayat Perdarahan
Postpartum Sebelumnya

24
BAB III METODE
PENELITIAN
25
Observasional analitik dengan desain cross
Jenis Penelitian
sectional

September sampai Desember tahun 2018 Waktu Penelitian

Tempat Penelitian Rumah Sakit Umum Provinsi Dr. Mohammad


Hoesin
26
POPULASI DAN SAMPEL
Seluruh pasien melahirkan di Bagian Obstetri dan
Ginekologi Rumah Sakit Umum Provinsi Dr. Mohammad
Populasi Hoesin Palembang periode 1 Januari 2015 – 31 Desember
2017
Penelitian

Berdasarkan perhitungan besar sampel minimal


untuk design penelitian cross sectional disamping, Sampel dan
diperoleh jumlah sampel minimal yang dibutuhkan
dalam penelitian ini adalah 200 responden. Besar Sampel
Cara 𝐧 = 200

pengambilan Sampel penelitian didapatkan dengan menggunakan


metode probability sampling dengan teknik simple
Sampel random sampling.

27
KRITERIA PENELITIAN

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi


1. Pasien yang mempunyai rekam medik
melahirkan di bagian Obstetri dan
Ginekologi Rumah Sakit Umum
Provinsi Dr. Mohammad Hoesin 1. Pasien yang mempunyai rekam medik
Palembang periode 1 Januari 2015 – dengan keadaan cacat (robek atau
31 Desember 2017. basah).
2. Pasien yang mempunyai rekam medik 2. Pasien yang mempunyai rekam medik
yang memuat semua variabel yang yang sulit dibaca.
diteliti.
28
VARIABEL PENELITIAN

Variabel Independen Variabel Dependen


Faktor risiko yang independent
dalam penelitian ini adalah usia ibu,
Variabel dependen dalam penelitian
indeks massa tubuh ibu, status
ini adalah kejadianperdarahan
gravida, status paritas, berat badan
postpartum.
bayi lahir besar, hamil kembar,
partus lama, riwayat perdarahan
postpartum sebelumnya.
29
No Variabel Definisi Operasional Pengumpulan Data Hasil Ukur
Alat Ukur Cara Ukur
1. Perdaraha 1. Pada rekam medis pasien telah ditegakkan Rekam medik Observasi 0. Tidak
n diagnosis pasien mengalami perdarahan rekam medik 1. Ya
Postpartu postpartum.
m 2. Mengalami kehilangan darah lebih dari 500
mL setelah kelahiran pervaginam dan
kehilangan darah lebih dari 1000 mL selama
operasi caesar.
3. Terjadi penurunan Hb dari sebelum proses
persalinan hingga setelah proses persalinan
baik kelahiran pervaginam maupun kelahiran
caesar (Perkiraan 500 mL darah = 1,2% Hb).
2. Usia Ibu Usia ibu dalam tahun saat didiagnosis Rekam medik Observasi 0. Usia 20 - 35 Tahun
mengalami perdarahan postpartum. rekam medik 1. Usia <20 Tahun atau >35
Tahun
3. IMT Ibu Rasio berat badan dalam kilogram dan kuadrat Rekam medik Observasi 0. Normal
tinggi badan dalam meter ibu hamil rekam medik 1. Underweight, Overweight,
saatdidiagnosis perdarahan postpartum. atau Obese

Definisi Operasional
30
4. Status Gravida Banyaknya frekuensi Rekam medik Observasi 0. Primigravida
Ibu kehamilan yang tercatat rekam medik 1. Multigravida atau
pada status rekam medik Grandemulti gravida
saat ibu hamil didiagnosis
perdarahan postpartum.

5. Status Paritas Banyaknya kelahiran hidup Rekam medik Observasi 0. Primipara


Ibu yang tercatat pada status rekam medik 1. Multipara atau
rekam medik saat ibu hamil Grandemultipara
didiagnosis perdarahan
postpartum.

6. Berat Badan Bayi Berat badan lahir bayi lebih Rekam medik Observasi 0. Tidak
Lahir Besar dari sama dengan 4000gram rekam medik 1. Ya
saat ibu melahirkan
mengalami perdarahan
postpartum.

Definisi Operasional
31
7. Hamil Terdapat dua janin atau lebih Rekam Observasi rekam 1. Tidak
Kembar sekaligus saat ibu melahirkan yang medik medik 2. Ya
mengalami perdarahan postpartum.

8. Partus Persalinan yang berlangsung lebih dari Rekam Observasi rekam 1. Tidak
Lama 24 jam pada primigravida dan lebih medik medik 2. Ya
dari18 jam pada multipara ataupunlama
kala II melebihi 2 jam pada primipara dan
melebihi 1 jam pada multiparasaat ibu
melahirkan yang mengalami perdarahan
postpartum.

9. Riwayat Riwayat perdarahan postpartum pada Rekam Observasi rekam 1. Tidak


Perdarahan kehamilan sebelumnya yang tercatat medik medik 2. Ya
Postpartum pada status rekam medik saat ibu hamil
Sebelumnya didiagnosis perdarahan postpartum.

Definisi Operasional
32
BAB
IV HASIL DAN
PEMBAHASAN
33
Analisis Univariat
Perdarahan Frekuensi
Postpartum
n %

Ya 54 27,00
Tidak 146 73,00
Total 200 100,0

Distribusi Frekuensi kejadian Perdarahan Postpartum

34
Analisis Univariat
Usia Ibu Frekuensi
n %
<20 atau ≥35 53 26,50
tahun
20 – 35 tahun 147 73,50
Total 200 100,0

Distribusi Faktor Risiko Perdarahan Postpartum Berdasarkan


Usia Ibu

35
Analisis Univariat
IMT Ibu Frekuensi
n %
Underweight, 152 76,00
Overweight, atau
Obese
Normal 48 24,00
Total 200 100,0

Distribusi Faktor Risiko Perdarahan Postpartum Berdasarkan


IMT Ibu

36
Analisis Univariat
Status Gravida Ibu Frekuensi
n %
Multigravida atau 138 69,00
Grandemultigravid
a
Primigravida 62 31,00
Total 200 100,0

Distribusi Faktor Risiko Perdarahan Postpartum Berdasarkan


Status Gravida Ibu

37
Analisis Univariat
Status Paritas Ibu Frekuensi
n %
Multipara atau 122 61,00
Grandemultipara
Primipara 78 39,00
Total 200 100,0

Distribusi Faktor Risiko Perdarahan Postpartum Berdasarkan


Status Paritas Ibu

38
Analisis Univariat
Berat Badan Bayi Frekuensi
Lahir Besar
n %

Ya 4 2,00

Tidak 196 98,00

Total 200 100,0

Distribusi Faktor Risiko Perdarahan Postpartum Berdasarkan


Berat Badan Bayi Lahir Besar

39
Analisis Univariat
Hamil Kembar Frekuensi
n %
Ya 32 16,00
Tidak 168 84,00
Total 200 100,0

Distribusi Faktor Risiko Perdarahan Postpartum Berdasarkan


Hamil Kembar

40
Analisis Univariat
Riwayat Perdarahan Frekuensi
Postpartum n %
Sebelumnya
Ya 8 4,00
Tidak 192 96,00
Total 200 100,0

Distribusi Faktor Risiko Perdarahan Postpartum Berdasarkan


Riwayat Perdarahan Postpartum Sebelumnya

41
Analisis Bivariat
Usia Ibu Perdarahan Perdarahan Total p OR
Postpartum Postpartum value (95%CI)
(Ya) (Tidak)
n % n % n %
<20 atau 11 20,75 42 79,25 53 100,0 0,232 0,633
≥35 tahun
20 – 35 43 29,25 104 70,75 147 100,0 (0,269 –
tahun 1,403)
Total 54 27,00 146 73,00 200 100,0

Hubungan Usia Ibu dengan Perdarahan Postpartum


42
Analisis Bivariat
IMT Ibu Perdarahan Perdarahan Total p value OR
Postpartum Postpartum (95%CI)
(Ya) (Tidak)
n % n % n %
Underweight 42 25,00 110 75,50 152 100,0 0,720 1,145
, Overweight,
atau Obese (0,520 –
Normal 12 27,63 36 72,37 48 100,0 2,654)
Total 54 27,00 146 73,00 200 100,0

Hubungan IMT Ibu dengan Perdarahan Postpartum


43
Analisis Bivariat
Status Perdarahan Perdarahan Total p OR
Gravida Ibu Postpartum Postpartum value (95%CI)
(Ya) (Tidak)
n % n % n %
Multigravida 44 31,88 94 68,12 138 100,0 0,020 2,434
atau
Grandemulti (1,087–
gravida 5,860)
Primigravida 10 16,13 52 83,87 62 100,0
Total 54 27,00 146 73,00 200 100,0

Hubungan Status Gravida Ibu dengan Perdarahan


Postpartum 44
Analisis Bivariat
Status Perdarahan Perdarahan Total p value OR
Paritas Ibu Postpartum Postpartum (95%CI)
(Ya) (Tidak)
n % n % n %
Multipara 31 25,41 91 74,59 122 100,0 0,526 0,814
atau
Grandemul (0,412 –
tipara 1,623)
Primipara 23 29,49 55 70,51 78 100,0
Total 54 27,00 146 73,00 200 100,0

Hubungan Status Paritas Ibu dengan Perdarahan Postpartum


45
Analisis Bivariat
Berat Perdarahan Perdarahan Total p OR
Badan Postpartum Postpartum value (95%CI)
Bayi (Ya) (Tidak)
Lahir n % n % n %
Besar
Ya 3 75,00 1 25,00 4 100,0 0,029 8,529
Tidak 51 26,02 145 73,98 196 100,0
(0,659 –
450,695)
Total 54 27,00 146 73,00 200 100,0

Hubungan Berat Badan Bayi Lahir Besar dengan Perdarahan


Postpartum
46
Analisis Bivariat
Hamil Perdarahan Perdarahan Total p OR (95%CI)
Kemba Postpartum Postpartum value
r (Ya) (Tidak)
n % n % n %
Ya 1 3,12 31 96,88 32 100,0 0,001 0,069

Tidak 53 31,55 115 68,45 168 100,0 (0,001–


0,447)
Total 54 27,00 146 73,00 200 100,0

Hubungan Hamil Kembar dengan Perdarahan Postpartum

47
Analisis Bivariat
Riwayat Perdarahan Perdarahan Total p OR
Perdarahan Postpartum Postpartum value (95%CI)
Postpartum (Ya) (Tidak)
Sebelumny n % n % n %
a

Ya 8 100,0 0 0,00 8 100,0 0,000


Tidak 46 23,96 146 76,04 192 100,0
Total 54 27,00 146 73,00 200 100,0

Hubungan Riwayat Perdarahan Postpartum Sebelumnya


dengan Perdarahan Postpartum
48
Analisis Multivariat
Variabel Penelitian B Standard P Exp (B) CI 95%
Eror
Status Gravida Ibu 2,920 0,738 0,000 18,532 (4,358-78,801)
Status Paritas Ibu -2,579 0,691 0,000 0,075 (0,019-0,293)
Berat Badan Bayi 2,381 1,175 0,043 10,825 (1,080-108,421)
Lahir Besar
Hamil Kembar -2,145 1,037 0,039 0,116 (0,015-0,893)
Riwayat PPH 0 (omitted)
Konstanta -1,533 0,358 0,000 0,215 (0,106-0,435)
Analisis Hubungan Variabel dengan Perdarahan Postpartum
49
Analisis Multivariat

model prediksi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Logit PPH = - 1,533 – 2,145 (hamil kembar) + 2,381 (berat


badan bayi lahir besar) – 2,579 (status
paritas ibu) + 2,920
(status gravida ibu)

1
P=
1+𝑒 −𝑦

50
KETERBATASAN PENELITIAN
1.Tidak lengkapnya data yang tercantum dalam rekam medik. Sebagian besar
disebabkan karena pasien merupakan rujukan dari fasilitas kesehatan lain, sehingga
riwayat penyakit/data pengobatan sebelumnya tidak tercantum dalam rekam medik.
Data yang tidak lengkap juga menyebabkan variabel lain yang dapat memengaruhi
timbulnya perdarahan postpartum seperti partus lama tidak dapat diteliti. Data yang
tidak lengkap juga menyebabkan adanya perbedaan pada variabel imt ibu, dimana
pada pasien mengalami perdarahan postpartum imt ibu diukur setelah persalinan
karena pasien perdarahan postpartum sebagian besar merupakan pasien rujukan dari
fasilitas kesehatan lain dan pada pasien yang tidak mengalami perdarahan postpartum
imt ibu diukur sebelum persalinan.
2.Proses pencatatan rekam medik yang kurang rapi, menyebabkan adanya rekam medik
yang tidak dapat terbaca. Pencatatan rekam medik juga terkadang kurang akurat atau
kurang teliti menyebabkan bias informasi. Sehingga menyebabkan perbedaan hasil
data dibanding teori yang ada.

51
BAB V SIMPULAN DAN
SARAN
52
SIMPULAN

1. Prevalensi kasus perdarahan postpartum di RSUP Dr. Mohammad Hoesin pada


periode 1 Januari 2015 – 31 Desember 2017 adalah 27,00%
2. Faktor risiko yang mempunyai hubungan dengan perdarahan postpartum adalah
status gravida ibu, berat badan bayi lahir besar, dan hamil kembar (p<0,05).
3. Faktor risiko yang paling dominan mempunyai hubungan dengan perdarahan
postpartum adalah status gravida.
4. Model prediksi yang diperoleh adalah:
Logit PPH = - 1,533 – 2,145 (hamil kembar) + 2,381 (berat badan bayi lahir
besar) – 2,579 (status paritas ibu) + 2,920 (status gravida ibu)

53
SARAN
1. Bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian yang sama di waktu yang akan datang dengan
penyempurnaan variabel partus lama dan IMT ibu khususnya IMT sebelum dan setelah
persalinan.
2. Bagi instansi terkait sebaiknya dapat mendokumentasikan data rekam medik di RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang secara lengkap untuk menunjang penelitian kesehatan.
3. Bagi instansi terkait seperti dinas kesehatan dapat memberlakukan penyuluhan kepada bidan
dan tenaga kesehatan lain agar saat membantu persalinan, dilakukan pengambilan data yang
lengkap sebelum persalinan khususnya berat badan dan tinggi badan ibu sebelum persalinan
dan setelah persalinan, lama waktu persalinan ibu, dan juga riwayat perdarahan postpartum
sebelumnya untuk menunjang penelitian kesehatan.
4. Bagi instansi terkait seperti puskesmas dan poskesdes untuk memberlakukan penyuluhan
kesehatan secara berkala dalam rangka menurunkan angka kejadian perdarahan postpartum
pada ibu berisiko tinggi. Penyuluhan kesehatan tersebut dapat berupa screening risiko sejak
awal kehamilan dan penyuluhan kepada masyarakat agar melakukan persalinan dengan
tenaga medis bukan dengan dukun beranak.

54
Thank You! 
Any Questions?

55

Anda mungkin juga menyukai