0”
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
DISUSUN OLEH :
DIAH PUJI LESTARI 18708251007
PENDIDIKAN SAINS
PROGRAM STUDI PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
Pokok Pembahasan :
01 kajian ontology pendidikan sains di era 4.0
Blended Learning
Pentingnya perguruan tinggi terlibat aktif menyiapkan sumber daya manusia yang
andal, karena perkembangan dinamika industri dari 1.0 hingga 4.0 merupakan
kehendak zaman yang tidak dapat terelakkan. Sistem pendidikan, memiliki peran
penting agar sumber daya manusia terutama dari perguruan tinggi, tidak hanya mampu
beradaptasi terhadap perkembangan zaman.
Era revolusi industri 4.0 juga mengubah cara pandang tentang
pendidikan. Perubahan yang dilakukan tidak hanya sekadar cara
mengajar, tetapi jauh yang lebih esensial, yakni perubahan cara
pandang terhadap konsep pendidikan itu sendiri. Untuk bisa
menghadapi semua tantangan tersebut, syarat penting yang harus
dipenuhi adalah bagaimana menyiapkan kualifikasi dan kompetensi
guru yang berkualitas. Pasalnya, di era revolusi industri 4.0 profesi
guru makin kompetitif.
Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan peradaban manusia saat ini banyak dipengaruhi
oleh berbagai penemuan dalam bidang sains.
Dalam konteks ini pula Reiser mengemukakan prinsip-prinsip kunci untuk dapat merancang dan
melaksanakan pembelajaran sains yang efektif, yaitu:
Fokus pada penguasaan pemahaman konsep yang mendalam
Menciptakan lingkungan belajar yang berpusat pada siswa
Menggunakan teknologi untuk menciptakan lingkungan belajar, menyediakan peralatan baru
untuk para siswa, dan meningkatkan pemahaman mereka
Desain untuk transfer belajar
Melakukan kajian belajar dalam seting dunia nyata, bukan di lab
Mengevaluasi hasil belajar dari berbagai perspektif
Melaksanakan penelitian terhadap proses desain
Tantangan Pendidikan Sains di Era 4.0
This text can be replaced with your own text.
Revolusi Industri dimulai pada abad 18
membawa pengaruh terhadap kemajuan suatu
bangsa termasuk di Indonesia. Era revolusi
industri merupakan masa yang penuh dengan
persaingan.
Sebagian besar pendidikan di Indonesia masih menerapkan
Education 1.0 (Pedagogy:pembelajaran anak kecil /children’slear
ning) ;BELUM memahami proses transformasi menuju Education
2.0 (Andragogy : pembelajaran orang dewasa /adults learning)
dan Education 3.0 (Andragogy : pembelajaran orang dewasa
menggunakan mobile learning) TETAPI langsung melompat
ingin menerapkan Education4.0 (Heutagogy : Self –determined )
Karena dunia telah memasuki Era Revolusi Industri 4.0.
Tantangan (dari perspektif pendidikan) :
Perubahan perilaku generasi Z dalam konteks
pembelajaran :
• Potensi distraksi yang cukup tinggi pada setiap
individu
• Information overload, bahkan tak terverifikasi
• Dominan pada interaksi virtual
4 (empat) keterampilan esensial abad XXI, yaitu: berpikir kritis dan menyelesaikan
masalah (critical thinking and problem solving), berkomunikasi secara efektif (effective
communication), bekerjasama (collaboration), serta berkreasi dan berinovasi (creativity and
innovation). Empat keterampilan abad XXI di atas didasari oleh keterampilan berpikir tingkat
tinggi (HoTs).
penyajian masalah yang bertujuan untuk memunculkan rasa ingin tahu siswa dan
mendefinisikan pertanyaan-pertanyaan kunci atau isu-isu untuk melakukan
01 investigasi;
04
resolusi/aplikasi yang dalam prosesnya meminta siswa untuk
mengaplikasikan ide-ide baru atau mempertahankan solusi yang
diajukan. .
3. Pendekatan STEM
Implementasi pembelajaran IPA berbasis
proyek yang dipadu dengan pendekatan STEM
merupakan salah satu contoh penerapan teknologi
sederhana yang mampu mengelola limbah menjadi
sumber energi baru yang terbarukan. Dengan
demikian kegiatan yang dilakukan para peserta didik
diharapakan dapat berkonstribusi dalam
pembentukan karakter yang kreatif, inovatif, dan
memegang peranan penting pada kelangsungan
kehidupan berbangsa dan bernegara dalam era
revolusi industri 4.0 dan di masa depan.