Anda di halaman 1dari 28

Case Based Discussion

Sifilis
Maria Pyrhadistya
1315232

Pembimbing:
dr. Liem Fenny, Sp.KK

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT IMMANUEL
FAKULTAS KEDOKTERAN/ UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2019
Definisi
 Penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum,
sangat kronik dan bersifat sisteik.

 Sinonim lues atau biasa disebut raja singa.


Epidemiologi
 Insidensi sifilis di seluruh dunia pada tahun 1996 beriksar
antara 0,04 – 0,52%
 Tertinggi di Amerika Selatan, terendah di Cina
 Di Indonesia 0,61%, terbanyak sifilis stadium laten, lalu
sifilis stadium I, lalu sifilis stadium II
Etiologi
 Treponema pallidum
 Ordo : Spirochaetaceae
 Genus : Treponema
 Bentuk : spiral teratur
 Panjang : 6-15 µm
 Lebar : 0,15 µm
 Gerakannya berupa rotasi sepanjang aksis dan maju seperti gerakan
pembuka botol
 Membiak secara pembelahan melintang, pada stadium aktif terjadi
setiap 30 jam
 Pembiakan pada umumnya tidak dilakukan di luar badan, diluar
badan kuman cepat mati.
Klasifikasi
 Sifilis Kongenital
 Dini : < 2 tahun
 Lanjut : > 2 tahun
 Sifilis Akuisita
 Klinis
 SI
 SII
 SIII
 Epidemiologi
 Stadium dini menular (dalam satu tahun sejak infeksi), terdiri atas SI, SII,
stadium rekuren, dan stadium laten dini
 Stadium lanjut tak menular (setelah satu tahun sejak infeksi), terdiri atas
stadium laten lanjut dan SIII
Bentuk lain : sifilis kardiovaskuar, neurosifilis / SIII dan SIV
Patogenesis
Penularan  hubungan seksual, kontak langsung
dengan lesi/luka yang terinfeksi , ibu yang menderita sifilis ke
janinnya melalui plasenta pada stadium akhir kehamilan.
Treponema pallidum masuk (gerakan cork-screw) 
membran mukosa utuh dan kulit yang lecet  KGB regional
 aliran darah  menyebar ke seluruh organ tubuh.
Beberapa jam setelah terpapar terjadi infeksi sistemik
meskipun gejala klinis dan serologi belum kelihatan pada saat
itu. Darah dari pasien yang baru terkena sifilis ataupun yang
masih dalam masa inkubasi bersifat infeksius.
Waktu berkembang biak Treponema pallidum selama masa
aktif penyakit secara invivo 30-33 jam.
Lesi primer  tempat kuman pertama kali masuk
(bertahan 4-6 minggu)  sembuh spontan
Kuman multifikasi ditempat masuk  infiltrat limfosit,
makrofag dan sel plasma yang secara klinis dapat dilihat sebagai
papul. Selain di tempat masuk yaitu daerah perivaskuler
(Treponema pallidum berada diantara endotel kapiler dan sekitar
jaringan)  hipertrofi endotel  obliterasi lumen kapiler
(endarteritis obliterans)  kerusakan vaskular  aliran darah
kurang  erosi atau ulkus (chancre).
Manifestasi Klinis
 Stadium dini (infeksius)
 Primer
 Sekunder
 Laten dini
 Stadium lanjut
 Sifilis tersier (gumatous, sifilis kardio-vaskular, neurosifilis)
 Sifilis laten lanjut
Sifilis Primer
 papul kecil soliter  ulkus (chancre)
 Ulkus keras , dasar yang bersih, tunggal, tidak nyeri, merah,
berbatas tegas, dipenuhi oleh spirokaeta dan berlokasi pada
sisi Treponema pallidum pertama kali masuk.
 Dapat dilihat dengan mikroskop lapang gelap dan
imunofloresens
Sifilis Sekunder
 Sifilis primer tidak diobati  sifilis sekunder (2 s/d 6 bulan
setelah pajanan, 2 s/d 8 minggu setelah chancre muncul).
 Spirokaeta yang menyebar dari chancre dan kelenjar limfe ke
dalam aliran darah dan ke seluruh tubuh  sistem yang
paling sering terkena adalah kulit, limfe, saluran cerna,
tulang, ginjal, mata, dan susunan saraf pusat.
 ruam kulit makulopapula yang terjadi pada 50% - 70% kasus,
papula 12% kasus, makula 10% kasus, dan papula anula 6% -
14% kasus. Lesi biasanya simetrik, tidak gatal dan mungkin
meluas
Sifilis laten
 Periode hilangnya gejala klinis sifilis sekunder sampai diberikan
terapi atau gejala klinik tersier muncul.
 Sifilis laten : sifilis laten dini dan lanjut.
 Sifilis laten dini terjadi kurang satu tahun setelah infeksi sifilis
sekunder, 25% diantaranya mengalami relaps sifilis sekunder yang
menular
 Sifilis laten lanjut muncul setelah satu tahun. Relaps ini dapat terus
timbul sampai 5 tahun. Pasien dengan sifilis laten dini dianggap
lebih menular dari sifilis laten lanjut. Pemeriksaaan serologi pada
stadium laten lanjut adalah positif, tetapi penularan secara seksual
tidak.
Sifilis Tersier
 Dapat muncul sekitar 3-15 tahun setelah infeksi awal dan
dapat dibagi dalam tiga bentuk yaitu
 sifilis gumatous 15%
 neurosifilis lanjut 6,5%
 sifilis kardiovaskular10%.
 Sifilis gumatous atau sifilis benigna lanjut biasanya muncul 1-46
tahun setelah infeksi awal, dengan rerata 15 tahun.
 Ditandai dengan adanya guma kronik, lembut, seperti tumor yang
inflamasi dengan ukuran yang berbeda-beda. Guma ini biasanya
mengenai kulit, tulang dan hati tetapi dapat juga muncul
dibahagian lain.
 Guma merupakan lesi yang granulomatous, nodular dengan
nekrosis sentral, muncul paling cepat
 Neurosifilis merupakan infeksi yang melibatkan sistem saraf
sentral, dapat muncul lebih awal, asimtomatik atau dalam
bentuk sifilis meningitis, lebih lanjut sifilis meningovaskular,
general paresis, atau tabes dorsalis.
 Sifilis meningovaskular muncul 5-10 tahun setelah infeksi
awal. Sifilis meningovaskular ditandai dengan apati, seizure
dan general paresis dengan dimensia dan tabes dorsalis.
General paresis biasanya muncul 15-20 tahun setelah infeksi
awal, sedangkan tabes dorsalis 25-30 tahun.
 Komplikasi yang paling sering adalah aortitis sifilis yang dapat
menyebabkan aneurisma.
Diagnosis Banding
 SI  SIII
 Herpes simpleks  Tuberkulosis
 Ulkus piogenik  Frambusia
 Skabies  Mikosis profunda
 Balanitis
 Limfogranuloma venerum
 Karsinoma sel skuamosa
 Penyakit Behcet
 Ulkus mole
 SII
 Erupsi obat alergik
 Morbilli
 Pityriasis rosea
 Psoriasis
 Dermatitis seboroik
 Kondiloma acuminata
 Alopecia areata
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan T. Pallidum
 Tes Serologik Sifilis
 Pemeriksaan lain
Pemeriksaan T. Pallidum
 Gerak kuman Treponema dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop lapangan gelap.
 Dilakukan 3 hari berturut-turut, bila hari I dan II jika negatif
bukan berart bukan sifilis mungkin kuman terlalu sedikit.
Tes Serologik Sifilis

 Tes Non Treponema : kardiolipin, lesitin dan kolesterol


 Tes fiksasi komplemen : Wasserman (WR), Kolmer
 Tes flokulasi : VDRL (Veneral Disease Research Laboratories),
Kahn, RPR (Rapid Plasma Regin), ART (Automated Reagin
Test), dan RST (Reagin Screen Test)
VDRL sering digunakan untuk menentukan keberhasilan terapi
dan screening.
 Tes Treponema : Treponema pallidum hidup / mati
 Tes Fluoresensi Antibodi Treponema (FTA Abs) : IgM, IgG
 Tes hemaglutinasi : TPHA (Treponemal pallidum Passive
Hemagglutination Assay)
 Tes Imobilisasi: Treponema pallidum (TPI)
 Tes Fiksasi Komplemen : RPCF (Reiter Protein Complement
Fixation Test).
Pemeriksaan lain
 X-ray tulang, jantung
 LCS : jumlah sel dan protein total
 Histopatologi
 Imunologi
Tatalaksana
 Penisilin
Sifilis Pengobatan Pemantauan
Serologik
Sifilis primer 1. Penisilin G benzatin dosis 4,8 juta unit IM (2,4 juta) Pada bulan I, III, VI, dan
dan sekunder diberikan 1 x seminggu XII dan setiap 6 bulan
2. Penisilin G prokain dalam akua dosis total 6 juta unit, pada tahun ke-II.
diberi 0,6 juta unit perhari selama 10 hari
3. PAM (Penisilin prokain + 2% alumunium monostrerat).
Dosis total 4,8 juta unit, diberikan 1, 2 juta unit perkali 2
x seminggu
Sifilis laten 1. Penisilin G benzatin, dosis total 7,2 juta unit
2. Penisilin G prokain dalam akua, dosis total 12 juta unit
(0,6 juta unit perhari)
3. PAM dosis total 7,2 juta unit (1,2 juta unit per kali, 2x
seminggu
Sifilis III 1. Penisilin G benzatin, dosis total 9,6 juta unit
2. Penisilin G prokain dalam akua, dosis total 18 juta unit
(0,6 juta unit perhari)
3. PAM dosis total 9,6 juta unit (1,2 juta unit per kali, 2x
seminggu
 Antibiotik lain
 Tetrasiklin 4 x 500 mg/hari
 Eritromisin 4 x 500 mg/ hari
 Doksisiklin 2 x 100 mg/ hari

Lama pengobatan 15 hari bagi SI dan SII, 30 hari bagi stadium laten.

Golongan sefalosporin :
Sefaleksin 4 x 500 mg/ hari  15 hari
Seftriakson 2gr dosis tunggal im / iv  15 hari

Azitromisin  SI dan SII  500 mg sehari dosis tunggal  10 hari


Pencegahan
 A (Abstinensia), tidak melakukan Pengaruh seks secara bebas
dan berganti-ganti pasangan.
 B (Be Faithful), bersikap saling setia dengan pasangan dalam
Pengaruh perkawinan atau Pengaruh perkawinan atau
Pengaruh jangka panjang tetap.
 C (Condom), cegah dengan memakai kondom yang benar dan
konsisten untuk orang yang tidak mampu melaksanakan A
dan B.
 D (Drug), tidak menggunakan narkoba/napza.
 E (Education), pemberian informasi kepada kelompok yang
memiliki resiko tinggi untuk tertular sifilis dengan
memberikan leaflet,brosur, dan stiker.
Prognosis
 Jika sifilis tidak diobati 5%  SIII, 10%  kardiovaskular,
9% pada pria dan 5 % pada wanita  neurosifilis, 23%
kematian
 Sifilis dini angka kesembuhan 95 % bila diobati
 Sifilis kardiovaskular  pasien dapat meninggal mendadak

Anda mungkin juga menyukai