Anda di halaman 1dari 23

Revolusi Industri

• James Watt menemukan mesin


uap, dipatenkan tahun 1796.
• Pada awal industrialisasi konsentrasi CO2 hanya 280
ppm dan saat ini kadar CO2 di udara telah melewati
ambang batas aman 400 ppm.
• Pengamatan gas CO2 dilakukan secara menerus sejak
Maret 1958 di Gunung Mauna Loa, Hawaii, kadar CO2
masih 317 ppm. Tahun 2013 menjadi 400,03 ppm.
• Analisis dari fosil udara yang terperangkap dalam
gunung es kuno menunjukkan tingkat CO2 meningkat
selama 3-5 juta tahun.
Peningkatan kadar CO2
• Akibat peningkatan CO2 peningkatan
suhu permukaan bumi.
• Sumber CO2 : Pembakaran bahan bakar fosil,
letusan gunung berapi, kebakaran hutan (Karbon
rata-rata 46% berat kering tanaman), kebakaran
lahan gambut.
• Seperempat bagian dari emisi CO2 yang lepas ke
atmosfer terserap ke laut yang mendorong
terjadinya reaksi pembentukan asam karbonat.
Air laut menjadi lebih asam.
Limbah dari Industri
Limbah : Suatu bahan yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity,
flammability, reactivity, dan corrosivity) serta
konsentrasinya baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan,
atau membahayakan kesehatan manusia
Limbah industri :
1. Limbah gas
2. Limbah cair Kanal Banjir Timur Jakarta

3. Limbah padat
Karakteristik Limbah B3
Menurut PP No. 18 tahun 1999 mencantumkan
6 (enam) kriteria limbah, yaitu:
• Mudah meledak
• Mudah terbakar
• Bersifat reaktif
• Beracun
• Menyebabkan infeksi
• Bersifat korosif
Karakteristik Limbah B3
Bahan kimia yang mudah meledak
Zat kimia yang peka terhadap suhu dan tekanan yang tinggi atau
goncangan yang mendadak. Contoh : Trinitrotoluen (TNT),
itroglycerine, amonium nitrat.

Mudah Terbakar (Flammable)


Bahan kimia yang dapat dengan mudah menyala /terbakar:
• pyrophoris : dapat menyala secara spontan dalam udara pada suhu
54° C atau kurang tanpa kontak dengan api. Contoh : diborane.
• flammable chemicals : Mudah menyala bila kontak dengan percikan
api
• combustible chemicals : Mudah menyala bila kontak dengan api
• Oxidizers : bersifat eksplosif karena sangat reaktif atau tidak stabil.
Mampu menghasilkan oksigen dalam reaksi atau penguraiannya
sehingga dapat menimbulkan kebakaran selain ledakan.
Karakteristik Limbah B3
Agar kebakaran dapat terus berlangsung, maka syarat-syarat
berikut harus terpenuhi:
– Bahan mudah terbakar yang cukup
– Oksigen yang cukup
– Temperatur yang cukup tinggi

Bersifat Reaktif
Artinya bahan tersebut akan bereaksi hebat dengan zat-zat
tertentu : air, uap air di udara, asam.
Zat-zat tersebut bereaksi secara eksotermik (mengeluarkan
panas) yang besar atau gas yang mudah terbakar.
Karakteristik Limbah B3
Bahan-bahan kimia yang reaktif terhadap air
– alkali (Na, K) dan alkali tanah (Ca),
– logam halida anhidrat (aluminium tribromida),
– logam oksida anhidrat (CaO),
– oksida non-logam halida (sulfurilklorida).

Bahan kimia yang sangat reaktif bila berkontak dengan air atau uap air di
udara
– Asam sulfat (battery acid)
– Soda api (lye)
– Senyawa phosphor

Bahan reaktif terhadap asam :


- kalium klorat/perklorat (KCIO3), kalium permanganat (KMnO4),
asamkromat (Cr203).
Karakteristik Limbah B3
Beracum (toksik)
• limbah B3 ialah logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg,
dan Zn serta zat kimia seperti pestisida, sianida, sulfida, fenol dan
sebagainya.
• Hg dihasilkan dari industri klor-alkali, industri cat, kegiatan
pertambangan, industri kertas, serta pembakaran bahan bakar fosil.
• Pb dihasilkan dari peleburan timah hitam dan accu.

Radioaktif
• Bahan kimia yang mempunyai kemampuan mengeluarkan sinar-
sinar radioaktif dengan aktivitas jenis lebih besar dari 0,002
microcurie/gr
• misalnya : cobalt, uranium, strontium, sinar-X, sinar a, sinar b, sinar
gamma
Karakteristik Limbah B3
Berbahaya bagi Kesehatan meliputi ;
1) Irritants
Zat kimia yang menyebabkan peradangan / iritasi.
Contoh : powdered chemicals, cutting oils , solvents
2) Sensitizers
Zat kimia yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan
sementara/alergi
Contoh : isocyantes/formaldehydes (pada lem dan busa)
Senyawa nickel (plating/metal cutting oils/jewelry )
3) Infeksi , yang dapat menimbulkan infeksi pada manusia.
Contoh : Sampah rumah sakit
Polusi dari gas buangan
• Debu dan partikel padat : Timbal, Besi,
• Gas-gas berbahaya : CO, LPG, CO2, NH4, SO2.
Penanganan Limbah Gas, Debu
dan Partikel
Filter udara digunakan untuk menangkap debu / partikel
yang keluar dari cerobong. Beberapa jenis filter udara :
1. Pengendapan siklon, Prinsip kerjanya pemanfaatan gaya
sentrifugal dari udara atau gas buang yang sengaja
dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon, sehingga
partikel yang relatif berat akan jatuh ke bawah. Debu, abu
atau partikel yang dapat diendapkan oleh siklon adalah
berukuran antara 5 – 40 mikro.
2. Filter basah, adalah alat yang digunakan untuk
membersihkan udara kotor dengan cara menyemprotkan
air dari bagian atas alat, sedangkan udara kotor dari bagian
bawah alat.
3. Pengendap sistem Gravitasi, untuk membersihkan udara
kotor yang ukuran partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50
mikro atau lebih. Prinsip kerja alat ini adalah dengan
mengalirkan udara kotor ke alat, sehingga pada waktu terjadi
perubahan kecepatan secara tiba-tiba, debu akan jatur
terkumpul ke bawah akibat gaya beratnya sendiri.
4. Pengendap elektrostatik, adalah alat yang digunakan untuk
membersihkan udara kotor dalam jumlah (volume) besar dan
waktu yang singkat. Alat ini berupa tabung silinder,
dindingnya diberi muatan positif, sedangkan tengahnya ada
sebuah kawat, yang sejajar dinding tabung, diberi muatan
negatif. Adanya tegangan yang berbeda akan menimbulkan
corona discharga di daerah sekitar pusat silinder.
Menyebabkan udara kotor mengalami ionisasi. Kotoran
menjadi ion negatif yang akan ditarik dinding tabung,
sedangkan udara bersih akan berada di tengah silinder
kemudian terhembus keluar.
Limbah Cair
• Sebagian besar limbah cair dari industri mengandung
bahan bahan yang bersifat asam (Acid) ataupun Basa
(alkaline) yang perlu dinetralkan sebelum dibuang
kebadan air.
• Komposisi air limbah sebagian besar terdiri dari air
(99,9 %) dan sisanya terdiri dari partikel-partikel padat
terlarut dan tersuspensi sebesar 0,1 %.
• Partikel-partikel padat terdiri dari zat organik (± 70 %)
dan zat anorganik (± 30 %), zat-zat organik terdiri dari
protein (± 65 %), karbohidrat (± 25 %) dan lemak (± 10
%).
Beberapa limbah dan sumbernya
• Cadmium ditemukan dalam buangan industri tekstil, elektro
plating, pabrik kimia.
• Chromium dijumpai dalam 2 bentuk yaitu chrom valensi enam
dan chrom valensi tiga. Chrom valensi enam ditemukan pada
buangan pabrik aluminium dan cat, sedang chrom trivalen
ditemukan pada pabrik tekstil, industri gelas dan keramik.
• Plumbum terdapat dalam buangan pabrik baterai, pencelupan
dolt cat.
Beberapa limbah dan sumbernya
• Minyak pelumas yang berasal dari minyak bumi dipakai
dalam pabrik dan terbawa air cucian ketika dibersihkan.
Sebagai alat pencuci Bering. Adanya minyak dan lemak di
atas permukaan air merintangi proses biologi dalam air
sehingga tidak terjadi fotosintesa.
• Unsur phenol dalam air buangan di jumpai pada limbah
pabrik plywood dan limbah pabrik pembuatan lem.
• Sulfur mempunyai bentuk bermacam-macam dalam air
buangan. Dalam industri pupuk, industri pulp, industri asam
sulfat konsentarsnya cukup tinggi . Jenis sulfur yang
terdapat dalam air buangan seperti asam sulfida.
Pengolahan Limbah Cair
Pengolahan air limbah dengan buantan alat dilakukan pada Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan :

1. Pengolahan Pertama (Primary treatment)


Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk
menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.
2. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
Pada tahap ini pengolahan air limbah menggunakan bahan-bahan kimia
agar senyawa- senyawa dalam pencemar dalam limbah diikat melalui
reaksi kimia.
3. Tertiary treatment merupakan lanjutan dari pengolahan kedua, yaitu
penghilangan nutrisi atau unsur hara, khususnya nitrat dan posfat, serta
penambahan klor untuk memusnahkan mikroorganisme patogen.
Teknologi Pengolahan Limbah
1. Chemical Conditioning
Salah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical
conditioning.
Tujuan utama dari chemical conditioning ialah:
– menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam
lumpur
– mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur
– mendestruksi organisme patogen
– memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioningyang
masih memiliki nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan
pada proses digestion
– mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam
keadaan aman dan dapat diterima lingkungan
2. Solidification/stabilization
• Secara umum stabilisasi dapat didefinisikan sebagai proses
pencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuan
menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk
mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi
didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya
dengan penambahan aditif.

3. Incineration
• Teknologi pembakaran (incineration ) dapat mengurangi volume
dan massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat).
• Disposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Tempat
pembuangan akhir limbah B3 umumnya ialah sanitary landfill, crop
land, atauinjection well.
Batasan Air Limbah untuk Industri
Parameter Konsentrasi (mg/L)
COD 100 – 300
BOD 50 – 150
Minyak nabati 5 – 10
Minyak mineral 10 – 50
Zat padat tersuspensi (TSS) 200 – 400
ph 6.0 – 9.0
Temperatur 38 – 40 [oC]
Ammonia bebas (NH3) 1.0 – 5.0
Nitrat (NO3-N) 20-30
Senyawa aktif biru metilen 5 - 10
Sulfida (H2S) 0.05 – 0.1
Fenol 0.5 – 1.0
Sianida (CN) 0.05 – 0.5
Kepmen LH No. KEP-51/MENLH/10/1995
Batasan Air Limbah untuk Industri
Terdapat beberapa parameter yang umum digunakan sebagai
indikator kualitas air limbah diantaranya adalah :
1. BOD merupakan parameter pengukuran jumlah oksigen
yang dibutuhkan oleh bakteri untuk mengurai hampir
semua zat organik yang terlarut dan tersuspensi dalam air.
• jika suatu badan air tercemar oleh zat organik maka bakteri
akan dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air
selama proses biodegradable berlangsung, sehingga dapat
mengakibatkan kematian pada biota air dan keadaan pada
badan air dapat menjadi anaerobik yang ditandai dengan
timbulnya bau busuk.
Batasan Air Limbah untuk Industri
2. COD (Chemical Oxygen Demand)
• COD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi zat-zat organik yang terdapat dalam
limbah cair dengan memanfaatkan oksidator kalium
dikromat sebagai sumber oksigen.

3. TSS (Total Susppended Solid)


• Zat yang tersuspensi biasanya terdiri dari zat organik
dan anorganik yang melayang-layang dalam air, secara
fisika zat ini sebagai penyebab kekeruhan pada air.

Anda mungkin juga menyukai