(FMEA)
SERAH TERIMA ALAT KOTOR INSTALASI BEDAH SENTRAL DI UNIT CSSD
Sesi I :
Konsep Dasar Manajemen Resiko dan Peran
FMEA
Unsur penting dari manajemen risiko:
• Failure mode and effects analysis (FMEA) merupakan suatu teknik yang
digunakan untuk perbaikan sistem yang telah terbukti dapat meningkatkan
keselamatan.
• FMEA merupakan teknik yang berbasis tim, sistematis, dan proaktif yang
digunakan untuk mencegah permasalahan dari proses atau pelayanan sebelum
permasalahan tersebut muncul/terjadi.
• FMEA dapat memberikan gambaran tidak hanya mengenai permasalahan-
permasalahan apa saja yang mungkin terjadi namun juga mengenai tingkat
keparahan dari akibat yang ditimbulkan.
8 Langkah FMEA
1. Menentukan proses yang mempunyai resiko tinggi dan membentuk tim
2. Menyusun diagram proses
3. Brainstorming potential failure modes dan akibat-akibat yang
ditimbulkan
4. Menentukan prioritas failure modes
5. Identifikasi akar penyebab masalah dari failure modes
6. Membuat rancangan ulang proses
7. Analisa dan pengujian proses baru
8. Implementasi dan monitoring rancangan ulang proses
Model FMEA
Failure Mode and Effect Analysis
Sumber: Failure Mode and Effect Analysis in Health Care: proactive risk
reduction (Joint Commision Resources and Acreditation of Health Care
Organization USA, 2005)
Sesi I I :
Persiapan Pelaksanaan FMEA & Menentukan Proses
dengan Risiko Tinggi
Langkah 1
Mengidentifikasi kemungkinan
kegagalan proses dan efek
yang ditimbulkan
Kegagalan & Efeknya
Langkah 1: Menerima informasi dari Instalasi Bedah Sentral untuk pengambilan alat kotor
Probabilitas
keparahan
kejaidan
Deteksi
potensial kegagalan dari kegagalan
RPN
1 Pengambilan alat Pramu CSSD tidak 5 Proses dekontaminasi 3 Pengadministrasi 3 45
kotor lama langsung mengambil tidak bisa langsung CSSD
alat kotor di IBS dikerjakan Pramu CSSD
Pramu CSSD sedang Alat tersebut tidak bisa bagian
mengerjakan proses segera dipakai kembali dekontaminasi
dekontaminasi/ Instrumen berkarat
pencucian alat karena tidak langsung
Pramu yang menerima dicuci
informasi tidak
langsung
memberitahukan
kepada pramu yang
mengambil alat kotor
Langkah 2: Mengambil alat kotor di R Kotor Instalasi Bedah Sentral
No Failure Mode Kemungkinan sebab-sebab Kemungkinan akibat-akibat dari Pengendalian saat ini
Probabilitas
keparahan
potensial kegagalan kegagalan
kejaidan
Deteksi
RPN
1 Kegagalan dalam Tidak ada petugas IBS yang 10 Kelengkapan alat tidak dapat 5 Perawat Penyelia 3 150
mendeteksi jumlah menyerahkan alat dan tidak langsung diketahui (jumlah dan Pengadmintrasi
alat kotor dengan ada tatap muka serta tidak spesifikasi alat) CSSD
Pramu CSSD
segera ada komunikasi
dekontaminasi
2 Alat kotor yang Tidak adanya pencatatan alat 10 Jika ada kehilangan atau 5 Perawat Penyelia 4 200
diambil tidak kotor oleh petugas IBS dan kerusakan alat tidak dapat Pengadmintrasi
terdokumentasi hanya dilakukan oleh Pramu ditelusuri dengan cepat CSSD
Pramu CSSD
dengan baik CSSD (pencatatan sepihak)
dekontaminasi
3 Tercampur nya alat Pramu CSSD langsung 5 Alat rusak disterilisasi dan 6 Perawat Penyelia 8 240
yang rusak dan masih membawa alat kotor digunakan kembali Pengadmintrasi
baik yang diletakkan di R. Tindakan operasi dapat CSSDP
Pramu CSSD
Kotor IBS ke R terganggu karena set alat
dekontaminasi
Dekontaminasi yang digunakan ada alat
Alat kotor diambil yang rusak
secara glondongan Operasi berlangsung
lama, pasien
terinfeksi,adanya jaringan
yang rusak
Langkah 3: Menghitung alat kotor di ruang dekontaminasi CSSD
N Failure Mode Kemungkinan sebab-sebab Kemungkinan akibat-akibat dari Pengendalian saat ini
Probabilitas
keparahan
o potensial kegagalan kegagalan
kejaidan
Deteksi
RPN
1 Kegagalan dalam Pramu menghitung alat 8 Alat tidak bisa di set dengan 7 Perawat Penyelia 7 392
menghitung sendiri lengkap ketika ada alat yang Pengadmintrasi CSSD
jumlah set Penghitungan tidak teliti hilang/kurang/rusak Pramu CSSD
Penghitungan tergesa- Pengembalian alat steril ke dekontaminasi
gesa IBS terlambat
Tindakan dapat tertunda
2 Jumlah dan Pengetahuan Pramu CSSD 8 Setting alat tidak dapat dilakukan 4 Perawat Penyelia 5 160
nama alat tidak tentang alat kurang sehingga karena nama dan jumlah alat Pengadmintrasi CSSD
sesuai mencatat jumlah dan nama tidak sesuai set alat sehingga Pramu CSSD
alat sesuai dengan yang proses sterilisasi menjadi lama dekontaminasi
diketahuinya saja (menunggu alat yang sesuai)
Operasi tidak efektif (buka set
baru)
3 Kegagalan dalam Kurangnya pengetahuan 5 Alat menjadi rusak dan tidak 7 Perawat Penyelia 6 210
metode pramu CSSD tentang bisa digunakan lagi Pengadmintrasi CSSD
penanganan spesifikasi alat Operasi tertunda Pramu CSSD
sterilisasi alat Adanya biaya penggantian dekontaminasi
Tidak dilakukan serah terima alat (mahal)
alat
4 Pramu tertusuk Pemeriksaan alat kotor yang 4 Pramu CSSD tertular penyakit 7 Pengadmintrasi CSSD 6 168
benda tajam tidak lengkap Pramu CSSD
Pramu CSSD menghitung dekontaminasi
tidak teliti
Tidak ada pemilahan dari IBS
Pisau masih terpasang di alat
Langkah 4: Melakukan konfirmasi alat kotor yang kurang (tidak sesuai)
Probabilitas
keparahan
kejaidan
Deteksi
potensial sebab kegagalan akibat dari kegagalan
RPN
1 Miskomunikasi Tidak dilakukan serah 8 Antara CSSD dan IBS terjadi 5 Perawat 5 200
Petugas IBS terima bersama miskomunikasi terhadap Pengadmintrasi CSSD
mengenai alat Tidak adanya pencatatan hilangnya alat sehingga Pramu CSSD
yang kurang/ hubungan kerja tidak harmonis dekontaminasi
hilang
2 Alat yang kurang Alat terbawa ke laundry 5 Alat rusak tidak bisa 7 Perawat Penyelia 6 210
tidak ditemukan bersama linen digunakan kembali dan Pengadmintrasi CSSD
mesin cuci linen rusak Pramu CSSD
Alat masuk ke tempat
Tidak dapat dilakukan dekontaminasi
sampah
setting alat karena alat
Alat tertinggal di tubuh tidak ditemukan
pasien Tindakan operasi tidak
dapat dilakukan
Alat terbawa oleh pihak
ketiga (terikut ke alat sewa)
Langkah 1
Langkah 4
Alat kotor yang diambil tidak terdokumentasi 10 5 4 200 Pencatatan alat kotor
dengan baik
Tercampur nya alat yang rusak dan masih baik 5 6 8 240 Penandaan dan pemisahan
alat rusak
Menghitung alat kotor di ruang Kegagalan dalam menghitung jumlah set 8 7 7 392 Penghitungan bersama antara
dekontaminasi CSSD Petugas IBS dan Pramu CSSD
Kegagalan dalam metode penanganan 5 7 6 210 Serah terima alat kotor antara
sterilisasi alat Petugas IBS dan CSSD
Severity
Tinggi
Jenis
Occurance RPN RPN
kegagalan
dan akibat
Rendah
Detection
Biarkan
Langkah 1
Langkah 5
Tercampurnya
alat yang rusak
dan masih baik
Prosedur penerimaan
alat rusak •Informasi tentang alat rusak
SARANA/ PRASARANA
METODE
SDM/ Man PASIEN
Pramu CSSD
Penggantian alat
•Kurang mengenali spesifikasi yang baru
alat Operasi tertunda memerlukan waktu
•Kurang kompetensi yang lama dan mahal •Alat rusak
•Salah interpretasi nama alat
•Petugas masih baru
METODE
SARANA/ PRASARANA
SDM/ Man PASIEN MATERIAL/ ALAT
Petugas IBS
•Salah interpretasi
•Tidak melakukan pencatatan •Alat hilang/ kurang
•Tidak tatap muka dengan pramu
CSSD
Miskomunikasi Petugas
IBS mengenai alat yang
kurang/ hilang
Prosedur pengembalian
alat rusak
•Kurang informatif
•Tidak adanya mekanisme
croscek antar petugas IBS dan
CSSD
•SOP tidak dijalankan dengan
baik
Petugas IBS
•Tindakan operasi tidak dapat
•Meletakkan alat tidak pada dilakukan •Alat hilang/ kurang
tempatnya •Rescedule tindakan •Alat tidak dapat diset
•Alat terbawa ke bersama linen kembali
ke laundry
•Alat terbawa ke sampah medis
•Alat terbawa ke set alat yang
disewa
1 Pencatatan alat kotor Petugas IBS Mei 2016 lengkap Ada catatan mengenai nama, jumlah alat
Pramu CSSD kotor yang diterima/ diberikan (di Unit CSSD
dan IBS)
2 Pemisahan dan penandaan alat rusak Perawat, Pramu CSSD, Mei 2016 lengkap Alat rusak harus langsung dipisahkan dan
Pengadministrasi CSSD diberi label/tanda oleh Petugas IBS dan
penggantian alat baru diberi label benang
putih oleh CSSD
3 Serah terima alat kotor dilakukan Petugas IBS, Pramu Mei 2016 lengkap Adanya tatap muka, penghitungan,
bersama antara petugas IBS dan CSSD pemeriksaan dan pencatatan serah terima
Pramu CSSD alat kotor
4 SPO Penerimaan Alat Kotor Perawat, Pramu CSSD, Mei 2016 lengkap Sosialisasi SPO di setiap unit pelayanan IBS
Pengadministrasi CSSD dan CSSD
5 SPO Penerimaan Alat rusak Perawat, Pramu CSSD, Mei 2016 lengkap Sosialisasi SPO di setiap unit pelayanan IBS
Pengadministrasi CSSD dan CSSD
6 SPO Penyerahan Alat rusak Perawat, Pramu CSSD, Mei 2016 lengkap Sosialisasi SPO di setiap unit pelayanan IBS
Pengadministrasi CSSD dan CSSD
7 SPO Penggantian Alat Rusak Perawat, Pramu CSSD, Mei 2016 lengkap Sosialisasi SPO di setiap unit pelayanan IBS
Pengadministrasi CSSD dan CSSD
ALUR SERAH TERIMA ALAT KOTOR ALUR SERAH TERIMA ALAT RUSAK
INSTALASI BEDAH SENTRAL KE CSSD INSTALASI BEDAH SENTRAL KE CSSD
Mulai Mulai
Selesai
Selesai
Langkah 1
Langkah 7
Langkah-langkah Failure Mode OCC SEV DEC RPN OCC SEV DEC RPN
proses
Mengambil alat kotor Alat kotor yang 10 5 4 200 4 4 3 48
di R Kotor Instalasi diambil tidak
Bedah Sentral terdokumentasi
dengan baik
Langkah-langkah Failure Mode OCC SEV DEC RPN OCC SEV DEC RPN
proses
Menghitung alat Kegagalan dalam 5 7 6 210 5 5 5 125
kotor di ruang metode penanganan
dekontaminasi sterilisasi alat
CSSD
Pramu tertusuk benda 4 7 6 168 4 5 5 100
tajam
Melakukan Miskomunikasi Petugas 8 5 5 200 6 3 4 72
konfirmasi alat IBS mengenai alat yang
kotor yang kurang kurang
(tidak sesuai)