Anda di halaman 1dari 13

METODE ELEMEN HINGGA I

Kelompok 3

Perpindahan Panas
Ryza Akbar Kautsar 2016440038

Sulthan Farell Frisando 2016440042

Wendi Adam 2016440044

Yuda Febriyanto 2016440045

Zainudin Muhlis 2016440046

Zamalludin Hermawan 2016440047


Pengertian Perpindahan Panas

Panas telah diketahui dapat berpindah dari


tempat dengan temperatur lebih tinggi ke tempat
dengan temperatur lebih rendah. Hukum
percampuran panas juga terjadi karena panas itu
berpindah, sedangkan pada kalorimeter,
perpindahan panas dapat terjadi dalam bentuk
pertukaran panas dengan udara luar sistem.

pemberian atau pengurangan panas tidak


saja mengubah temperature atau fasa zat
suatu benda secara lokal, melainkan panas
itu merambat ke atau dari bagian lain
benda atau tempat lain. Peristiwa ini
disebut perpindahan panas.
Perpindahan Panas Secara Konduksi

Perpindahan kalor secara konduksi adalah proses


perpindahan kalor dimana kalor mengalir dari
daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah yang
bertemperatur rendah dalam suatu medium (padat,
cair atau gas) atau antara medium-medium yang
berlainan yang bersinggungan secara langsung
sehingga terjadi pertukaran energi dan momentum.

Laju perpindahan panas yang terjadi


pada perpindahan panas konduksi
adalah berbanding dengan gradien suhu
normal
Hubungan dasar aliran panas melalui konduksi
adalah perbandingan antara laju aliran panas yang
melintas permukaan isothermal dan gradient yang
terdapat pada permukaan tersebut berlaku pada
setiap titik dalam suatu benda pada setiap titik
dalam suatu benda pada setiap waktu yang dikenal
dengan hukum fourier.

Dalam penerapan hukum Fourier


(persamaan 1) pada suatu dinding
datar, jika persamaan tersebut
diintegrasikan maka akan didapatkan :
Bagaimana Proses Perpindahan Panas Secara Konduksi

Perpindahan kalor melalui suatu zat


tanpa disertai dengan perpindahan
partikel-partikel zat tersebut
dinamakan konduksi. Zat yang dapat
menghantarkan kalor dengan baik
disebut konduktor, sedangkan
penghantar kalor yang buruk
disebut isolator.

Pada umumnya, benda logam,


seperti besi, alumunium, tembaga,
dan kuningan merupakan
konduktor, sedangkan benda selain
logam, seperti kaca, kayu, plastik,
udara, dan air merupakan isolator.
Perpindahan Panas Konduksi Satu Dimensi

Masalah yang sering terjadi pada


perpindahan panas adalah penentuan
distribusi temperatur sistem. Dengan
menggunakan metode elemen hingga
maka dapat ditentukan pula jumlah
panas yang masuk ke dalam atau keluar
dari sistem dan tegangan termal.

mempertimbangkan derivasi persamaan


diferensial dasar untuk masalah one
dimensional dari konduksi panas tanpa
konveksi. Tujuan derivasi ini adalah
untuk menyajikan wawasan fisik ke
fenomena transfer panas, yang harus
dipahami sehingga formulasi elemen
hingga dari masalah dapat sepenuhnya
dipahami.
Perpindahan Panas Konduksi (Non-Konveksi) Dua Dimensi

Pertimbangkan masalah konduksi


panas dua dimensi dengan cara yang
mirip dengan kasus satu dimensi, untuk
kondisi steady-state, kita dapat
menunjukkan bahwa untuk sebuah
material bertepatan dengan arah x dan
y.
Perpindahan Panas Dengan Konveksi

Ketika melakukan kontak antara padatan


dengan fluida, akan terjadi perpindahan panas
antara permukaan cairan dan padat ketika
terjadi perbedaan suhu, maka akan terjadi
perpindahan kalor konveksi akibat adanya
pemompaan dari luar (konveksi paksa) atau
melalui gaya apung yang terjadi akibat
perbedaan suhu di dalamnya (konveksi alami
atau bebas).
Dengan pertimbangan derivasi
persamaan diferensial dasar untuk satu
dimensi konduksi dan diaplikasikan ke
konveksi, sekali lagi kita
mengasumsikan perubahan suhu jauh
lebih besar dalam arah x daripada
arah y dan z. maka persamaannya :
Konduktifitas Termal dan Koefisien Konveksi

Tabel 2.1 daftar beberapa unit khas yang digunakan


untuk masalah transfer panas. Tabel 2.2 daftar
beberapa konduktivitas termal yang khas dari berbagai
zat padat dan cairan. Konduktivitas termal K, dalam
Btu/(h-ft2 -°F) atau W/(m.°C), mengukur. Tabel 2.3
menyusun perkiraan kisaran nilai koefisien konveksi
untuk berbagai kondisi konveksi.
Formulasi Elemen Hingga Menggunakan Metode Variasi

Distribusi temperatur mempengaruhi


jumlah panas yang masuk atau keluar
dari tubuh dan juga mempengaruhi
tekanan di dalam tubuh. Tekanan
termal terjadi di semua badan yang
mengalami gradien suhu dari beberapa
keadaan kesetimbangan tetapi tidak
bebas untuk memperluas ke segala
arah.

Untuk mengevaluasi tekanan


termal, kita perlu mengetahui
distribusi temperatur dalam tubuh.
Metode elemen hingga adalah
metode realistis untuk memprediksi
kuantitas seperti distribusi
temperatur dan tekanan termal
dalam tubuh.
Perpindahan Panas Secara Radiasi

Proses perpindahan kalor tanpa zat


perantara disebut radiasi atau
pancaran. Kalor diradiasikan dalam
bentuk gelombang elektromagnetik,
gelombang radio, atau gelombang
cahaya.

Berbeda dengan 2 jenis perpindahan


kalor sebelumnya yang
menggunakan medium, perpindahan
kalor ini tidak membutuhkan
medium atau perantara
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai