Anda di halaman 1dari 34

MKE

Mesin konversi energi

“PANAS
DALAM”
Pemanfaatan
Energi Listrik Dari
Angin dan Larutan
Garam
NAMA KELOMPOK
Kincir Angin

Air Laut dan


Garam

Perakitan
prototipe

PEMBAHASAN Kesimpulan
Pembangkit listrik tenaga angin adalah
suatu pembangkit listrik yang menggunakan
angin sebagai sumber energi untuk
menghasilkan energi listrik. Pembangkit ini
dapat merubah energi angin menjadi
energi listrik dengan menggunakan turbin
angin atau kincir angin. Sistem
pembangkitan listrik menggunakan angin
sebagai sumber energi merupakan sistem
alternatif yang sangat berkembang pesat,
mengingat angin merupakan salah satu
energi yang tidak terbatas di alam.
A. PROSES PEMBANGKITAN LISTRIK
TENAGA ANGIN
• Cara kerja dari
pembangkitan listrik
tenaga angin ini yaitu
awalnya energi angin
memutar turbin angin.
Kemudian angin akan
memutar sudut turbin, lalu
diteruskan untuk memutar
rotor pada generator di
bagian belakang turbin
angin.
B. Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga
Angin
• Kelebihan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga
angin secara prinsipnya adalah disebabkan karena sifatnya
yang terbarukan.
• Tenaga angin juga merupakan sumber energi yang ramah
lingkungan, dimana penggunaannya tidak mengakibatkan
emisi gas buang atau polusi terhadap lingkungan.
• Dapat membantu wilayah-wilayah terpencil yang kekurangan
energi
Kekurangan Pembangkit
Listrik Tenaga Angin
• terdapat beberapa masalah yang terjadi akibat penggunaan
sumber energi angin sebagai pembangkit listrik, diantaranya
adalah dampak visual, derau suara, beberapa masalah ekologi,
dan keindahan.
• Dampak yang paling serius dikritik adalah penggunaan ladang
angin sebagai pembangkit listrik membutuhkan luas lahan
yang tidak sedikit
• Perputaran baling-baling menyebabkan cahaya matahari yang
berkelap-kelip dan dapat mengganggu pandangan penduduk
setempat.
• Burung dan kelelawar dapat terluka atau bahkan mati akibat
terbang melewati baling-baling yang sedang berputar
PERKEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DI
INDONESIA DAN DUNIA

• Pada saat ini sistem pembangkit listrik tenaga angin


mendapat perhatian yang cukup besar sebagai sumber
energi alernatif yang bersih, aman, serta ramah lingkungan
serta kelebihan-kelebihan lain yang telah disebutkan
sebelumnya di atas. Turbin angin skala kecil mempunyai
peranan penting terutama bagi daerah-daerah yang belum
terjangkau oleh jaringan listrik. Pemanfaatan energi angin
merupakan pemanfaatan energi terbaru yang paling
berkembang saat ini.
AIR LAUT DAN AIR GARAM
• Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik, memberikan gejala
berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya
gelembung gas dalam larutan.
• Elektrolit lemah adalah zat yang tidak terionisasi
sempurna dalam larutan. Zat ini meliputi asam
Brønsted lemah seperti CH3COOH dan basa Brønsted
seperti NH3. Bila elektrolit lemah dilarutkan dalam
air, maka akan terbentuk kesetimbangan antara ion-ion
yang terbentuk dengan molekul elektrolit yang tak
terionisasi
• Sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan
yang tidak dapat menghantarkan arus listrik,
sebabnya karena larutan tidak dapat menghasilkan ion-
ion.
Air laut merupakan campuran dari
96,5% air murni dan 3,5% material
lainnya seperti garam-garam, gas-
gas terlarut, bahan-bahan organik
dan partikel-partikel tak terlarut.
Air laut memang berasa asin karena
memiliki kadar garam rata-rata
3,5%.

Air laut memiliki kadar garam


karena bumi dipenuhi dengan
garam mineral yang terdapat di
dalam batu-batuan dan tanah.
 air laut telah digunakan sebagai elektrolit di dalam sel
baterai untuk pembangkit tenaga listrik. Metode yang
digunakan adalah sel elektrolisis dengan
mengaplikasikan seng dan tembaga sebagai katoda
dan anoda, untuk diapliksikan dalam baterai air laut.
 Selain air laut, pasir juga bisa sebagai alternatif energi
di masa datang. Pasir, memiliki butiran halus dan
bulat, masih dimanfaatkan sebagai penguat
komponen beton. Namun pasir laut yang memiliki
kandungan garam dirasa tidak menguntungkan
sebagai bahan komponen beton. Karena keberadaan
garam bisa menyebabkan korosi
• . Garam atau lebih dikenal
dengan nama garam meja,
termasuk dalam kelas mineral
halida, dengan komposisi kimia
sebagai Natrium Klorida (NaCl)
terdiri atas 39,3% Natrium (Na)
dan 60,7% Klorin (Cl). Garam
ini, umumnya berada bersama
gypsum dan boraks, sehingga
akan terendapkan setelah
gypsum terendapkan pada
proses penguapan air laut
• Garam konsumsi berdasarkan SNI kandungan NaCl-nya
minimal 94,7%, Sulfat, Magnesium dan Kalsium maksimum 2%,
dan kotoran lainnya (lumpur dan pasir) maksimum 1% atas
dasar persen berat kering (dry basis), serta kadar air maksimal
7%.

No Substance Ks

Kualitas I NaCl ˃ 98% Kandungan air maksimum 4%

Kualitas II 94,4% ˂ NaCl ˂98% Kandungan air maksimum 5%

Kualitas III NaCl ˂ 94% Kandungan air ˃ 5%


 Reaksi elektrokimia melibatkan
perpindahan elektron – elektron bebas
dari suatu logam kepada komponen di
dalam larutan. Kesetimbangan reaksi
elektrokimia penting dalam sel galvani/
volta (yang menghasilkan arus listrik)
dan sel elektrolisis (yang menggunakan
arus listrik).
 Selvolta adalah penataan bahan kimia
dan penghantar listrik yang memberikan
aliran elektron lewat rangkaian luar dari
suatu zat kimia yang teroksidasi ke zat
kimia yang direduksi. Dalam sel volta,
oksidasi berarti dilepaskan elektron oleh
atom, molekul dan ion. Sedangkan
reduksi berarti diperolehnya elektron
oleh partikel-partikel atom, molekul dan
ion.
Logam Zn akan melepaskan elektron
dan berubah membentuk ion Zn 2+
dan bergabung dalam larutan ZnSO4.
Elektron mengalir dari elektroda Zn
ke elektroda Cu. Ion Cu 2+ dalam
larutan CuSO4 menerima elektron
dan ion tersebut berubah
membentuk endapan logam Cu.

Elektroda pada Sel Volta yaitu berupa katoda dan


anoda. Katoda adalah elektroda di mana terjadi reaksi
reduksi, berarti logam Cu dalam sel volta disebut
sebagai elektroda positif. Sedangkan Anoda adalah
elektroda di mana terjadi reaksi oksidasi, berarti logam
Zn dalam sel volta disebut sebagai elektroda negatif.
Tabel 2.1 Potensial elektroda (Utami, B., dkk, 2009)

Reaksi Reduksi Logam E0 (volt)


K+ + e- K -2,92
Ba2+ + 2 e- Ba -2,90

Ca2+ + 2 e- Ca -2,87
Na+ + e- Na -2,71
Mg2+ + 2 e- Mg -2,37
Al3+ + 3 e- Al -1,66
Mn2+ + 2 e- Mn -1,18
2H2O + 2 e- H2+2OH- -0,83
Zn2+ + 2 e- Zn -0,76
Cr3+ + 3 e- Cr -0,71
Fe2+ + 2 e- Fe -0,44
Cd2+ + 2 e- Cd -0,40
Co2+ + 2 e- Co -0,28

Ni2+ + 2 e- Ni -0,25

Sn2+ + 2 e- Sn -0,14
Pb2+ + 2 e- Pb -0,13
2H+ + 2 e- H2 0,00
Sn4+ + 2 e- Sn2+ +0,13

Bi3+ + 3 e- Bi +0,30
Cu2+ + 2 e- Cu +0,34
Ag+ + e- Ag +0,80
Pt2+ + 2 e- Pt +1,20
Au3+ + 3 e- Au +1,50
 mengalirkan arus listrik ke dalam larutan
elektrolit dan ternyata terjadi suatu
reaksi kimia. Proses penggunaan arus
listrik untuk menghasilkan reaksi kimia
disebut sel elektrolisis.
 Di katoda terjadi reaksi reduksi, untuk ini terjadi
persaingan antara kation atau air. Untuk kation
yang mempunyai potensial reduksi lebih besar
dibanding air, berarti kation tersebut direduksi.
Sedangkan jika potensial reduksi kation lebih
kecil dibanding air, maka H2O yang berhak
direduksi. Untuk itu kita harus mengetahui posisi
H2O dalam deret volta. Posisi H2O dalam deret
volta terdapat di antara Mn dan Zn.
 Dianoda terjadi reaksi oksidasi, untuk ini
terjadi persaingan antara anion dan air.
Idealnya untuk anion dengan potensial
reduksi kecil atau dengan potensial
oksidasi besar, maka anion tersebut
dioksidasi. Sedangkan untuk anion
dengan potensial reduksi besar atau
potensial oksidasi kecil, maka H2O yang
di oksidasi.
 PROSES PEMBUATAN
 SIAPKAN ALAT DAN BAHAN
A. Alat f. Tang kombinasi i. Gunting
a.Pisau cutter
d.Lem tembak

j. Korek
b. Penggaris g. Tang Gunting

e. Avometer

c.Pulpen

h. Tang Cucut
d. Dinamo 6 Volt g. Seng
 BAHAN
a. Karton 2 lembar

h. Garam

b. Gelas Plastik 10 buah e. kabel

i. Air Laut
c. Lem G f. Tembaga
PROSES PEMBUATAN
1.
Pertama buat cetakan berbentuk lingkaran dimana 3.
disesuaikan dengan bentuk atas gelas, sebanyak Sambungkan seng dengan kabel dan juga tembaga
sepuluh lubang dengan kabel sebanyak 10 buah masing-masing dan
rangkai secara seri

2.
4.
Hingga menjadi seperti gambar disamping, dan buat
dan pasang rangkaian hingga menjadi seperti digambar.
juga kincir angin
Setelah rangkaian sudah terpasang lakukan pengujian
UJI COBA

1.
masukkan garam dalam gelas yang sudah terisi air

2.
lalu tutup dengan rangkaian seng dan tembaga yang
telah dibuat
Pengujian 1 sendok

Dari pengujian 1 sendok dengan hanya mengukur 1


gelas didapatkan hasil 0.70 V

Pengujian 1 sendok dengan mengukur


10 gelas didapatkan hasil 6.34 V
Pengujian 2 sendok

Dari pengujian 2 sendok dengan hanya mengukur 1 gelas


didapatkan hasil 0.82 V

Pengujian 1 sendok dengan mengukur 10 gelas didapatkan


hasil 6.96 V
Pengujian Air Laut

Masukkan Air Laut pada Prototipe

Dari pengujian Air laut dengan hanya


mengukur 1 gelas didapatkan hasil 0.69 V

Pengujian air laut dengan mengukur 10


gelas didapatkan hasil 6.58 V
DATA PENGUJIAN
A. GARAM

NO. PENGUJIAN PENGUKURAN VOLT UJI LAMPU


TAKARAN GARAM

1 1 SENDOK 1 GELAS 200ml 0.70 V LAMPU TIDAK


MENYALA
10 GELAS 200ml 6.34 V LAMPU
MENYALA
2 2 SENDOK 1 GELAS 200ml 0.82 V LAMPU TIDAK
MENYALA
10 GELAS 200ml 6. 96 V LAMPU
MENYALA
B. KINCIR ANGIN

NO. PENGUJIAN HASIL UKUR UJI LAMPU

1 KINCIR ANGIN PROTOTIPE 0.91V TIDAK MENYALA

C. AIR GARAM C. AIR LAUT

NO. PERCOBAAN AIR LAUT VOLT UJI LAMPU


1. 1 GELAS 200ml 0.69V LAMPU TIDAK
MENYALA
2. 10 GELAS 200ml 6.58V LAMPU MENYALA
KESIMPULAN
Diketahui dari hasil data diatas dapat disimpulakan
 Bahwa energi alam dari Air Garam, Air laut, dan Angin dapat
dimanfaatkan
 Pada pengujian Air Garam dapat memberikan perubahan
Voltage, dan jumlah sel berupa tembaga dan seng jika
diperbanyak dapat memberikan voltage yang lebih besar
 Angin dapat memberikan Daya listrik jika diberikan
penyimpan daya (batery) dapat menambah memberikan
keuntungan
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai