Anda di halaman 1dari 18

UNIVERSITAS NEGERI

LAMBUNG MANGKURAT

Fakultas : Teknik

Prog. Studi : Teknik Pertambangan

Mata Kuliah : Pengantar Teknologi Mineral


TIMAH
Oleh :
1) Maya A ( H1C114038)
2) Melita Sari ( H1C114039)
3) Misradin ( H1C114040 )
4) Moh. Suhudi ( H1C114041 )
Go to 5) Norfikriatul Hasanah ( H1C114049)
presentation 6) Nursyifa Apdira Utami ( H1C114051)
7) Resa Maharani ( H1C114054)
Google 8) Ria Rizky K. ( H1C114056)
9) Rifqi Roihan ( H1C114057)
10) Rika Febriyani ( H1C114058 )

Dosen Pembimbing : Yuniar Siska Novianti,MT.


Timah merupakan
logam dasar terkecil
yang diproduksi yaitu
kurang dari 300.000
ton per tahun,
dibandingkan dengan
produksi aluminium
sebesar 20 juta ton per
tahun.

Sumber: m.energitoday.com
Timah digunakan dengan berbagai cara di pabrik
timah, solder dan pabrik kimia. Mulai dari baju anti api,
sampai dengan pembuatan stabiliser pvc, pestisida dan
pengawet kayu.
Di pabrik timah digunakan untuk kemasan bersaing
dengan aluminium, namun pasar kemasan cukup besar
bagi keduanya dengan masing-masing keunggulannya.
Kaleng lapis timah lebih kuat dari kaleng aluminium,
sehingga menjadi keunggulan bagi produk makanan
kaleng.
Aktifitas penambangan timah di Indonesia telah
berlangsung leibih dari 200 tahun, dengan jumlah
cadangan tersebar dalam bentang wilayah lebih dari 800
km yang disebut The Indonesian Tin Belt.

The Indonesian Tin Belt merupakan bagian dari The


Southeast Asia Tin Belt, yang terletak ± 3.000 km dari
daratan Asia ke arah Thailand, Semenanjung Malaysia
hingga Indonesia.
Sumber: geology.com

 Di Indonesia sendiri cadangan timah mencakup pulau


Karimun, Kundur, Singkep dan sebagian daratan
Sumatera (Bangkinang) di wilayah utara.

 Di wilayah Selatan mencakup pulau Bangka, Belitung


dan Karimata hingga ke daerah sebelah barat
Kalimanatan.
Setelah kemerdekaan Indonesia, ketiga perusahaan
Belanda tersebut dinasionalisasikan antara tahun 1953-
1958 menjadi tiga Perusahaan Negara yang terpisah.
Pada tahun 1961 dibentuk Badan Pimpinan Umum
Perusahaan Tambang-tambang Timah Negara (BPU PN
Tambang Timah) untuk mengkoordinasikan ketiga
perusahaan negara tersebut, pada tahun 1968, ketiga
perusahaan negara dan BPU tersebut digabung menjadi
satu perusahaan yaitu Perusahaan Negara (PN)
Tambang Timah.
Dengan diberlakukannya Undang-undang No. 9
Tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
1969, pada tahun 1976 status PN Tambang Timah dan
Proyek Peleburan Timah Mentok diubah menjadi bentuk
Perusahaan Perseroan (Persero) yang seluruh
sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan
namanya diubah menjadi PT Tambang Timah (Persero).
Krisis industri timah dunia akibat hancurnya the
International Tin Council (ITC) sejak tahun 1985 memicu
perusahaan untuk melakukan perubahan mendasar
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Restrukturisasi perusahaan yang dilakukan dalam
kurun 1991-1995, yang meliputi program-program
reorganisasi, relokasi Kantor Pusat ke Pangkalpinang,
rekonstruksi peralatan pokok dan penunjang produksi,
serta penglepasan aset dan fungsi yang tidak berkaitan
dengan usaha pokok perusahaan.
Untuk memfasilitasi strategi pertumbuhan melalui
diversifikasi usaha, pada tahun 1998 PT Timah
(Persero) Tbk melakukan reorganisasi kelompok usaha
dengan memisahkan operasi perusahaan ke dalam 3
(tiga) anak perusahaan, yang secara praktis
menempatkan PT Timah (Persero) Tbk menjadi induk
perusahaan (holding company) dan memperluas
cakupan usahanya ke bidang pertambangan, industri,
keteknikan, dan perdagangan.
PT Timah (Persero) Tbk mewarisi sejarah panjang
usaha pertambangan timah di Indonesia.
Dimulai pada tahun 1711 di Bangka, di Singkep
tahun 1812 dan di Belitung tahun 1852.

Sumber:
Pulau Bangka merupakan penghasil timah terbesar
di Indonesia. Memiliki luas 294.050 ha dengan 27,56%
daratan merupakan area Kuasa Penambangan (KP) timah.
Area penambangan terbesar di pulau ini dikuasai
oleh PT Tambang Timah dengan area KP seluas 321.577
ha. Sedangkan PT Kobatin menguasai area KP seluas
35.063 ha (Bappeda Bangka, 2000).
Di masa kolonial, pertambangan timah di Bangka
dikelola oleh badan usaha pemerintah kolonial Banka
Tin Winning Bedrijf (BTW). Di Belitung dan Singkep
dilakukan oleh perusahaan swasta Belanda, masing-
masing Gemeeenschappelijke Mijnbouw Maatschappij
Biliton (GMB) dan NV Singkep Tin Exploitatie
Maatschappij (NV SITEM).
Sumber: flickr.com

Sumber: commons.wikimedia.org
Sumber: bansaionline.blogspot.com
Sumber: tekmira.esdm.go.id
Sumber: geheugenvannederland.nl

Sumber: commons.wikimedia.org

Anda mungkin juga menyukai