• Pembayaran Bunga.
• Pembayaran dividen.
• Pembayaran angsuran pokok pinjaman atau “principal”.
• Biaya modal dapat diukur dengan “rate of return” minimum dari
investasi baru yang dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bahwa
tingkat risiko dari investasi baru sama dengan risiko dari aktiva yang
dimiliki saat ini.
• Namun untuk hutang wesel ( notes payable ) atau hutang
jangka pendek yang berbunga dimasukkan dalam perhitungan rata-
rata tertimbang hanya jika hutang tersebut merupakan bagian dari
pembelanjaan tetap perusahaan, bukan pembelanjaan sementara.
•
• Sehingga dengan demikian pada umumnya hutang jangka dan modal
sendirinya yang merupakan unsur untuk menghitung rata-rata
tertimbang. Dengan demikian kita harus menghitung :
• Biaya Hutang (Cost of Debt).
• Biaya Saham Preferen (Cost of Preferen Stock).
• Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning).
• Biaya Saham Baru (Cost of New Common Stock).
BIAYA MODAL SECARA INDIVIDUAL
Jika hutang jangka pendek merupakan bagian dari pembelanjaan
perusahaan dimasukkan pula pada WACC, misal hutang bank jangka pendek.
Cost of debt = biaya hutang sebelum pajak x (1 – tingkat pajak)
Jika Hutang jangka pendek dikeluarkan oleh bank, disebut kredit bank, jangka
waktu pinjaman paling lama satu tahun. Biasanya bank me-motong bunganya
didepan, plus premi asuransi, sehingga jumlah yang diterima dibawah nilai
nominal hutangnya.
Interest Payment + Premi Asuransi
Cod = ------------------------------------------------ x 100%
Nilai Nominal Hutang – (IP + PA)
b. Tarif Pajak.
Tarif Pajak digunakan dalam perhitungan biaya utang yang digunakan dalam
WACC, dan terdapat cara-cara lainnya yang kurang nyata dimana
kebijakan pajak mempengaruhi biaya modal.
Faktor yang Dapat Dikendalikan Peusahaan.
a. Kebijakan Struktur Modal.
Perhitungan WACC didasarkan pada tarif bunga setiap kompo-nen modal dengan komposisi
struktur modalnya. Sehingga jika struktur modalnya berubah, maka biaya modalnya akan
ber-ubah.
b. Kebijakan Dividend.
Penurunan ratio pembayaran dividend mungkin dapat menye-babkan biaya modal
sendiri meningkat, sehingga MACC-nya naik.
c. Kebijakan Investasi.
Akibat dari kebijakan investasi akan membawa dampak yang berrisiko. Besar kecilnya
risiko inilah yang akan mempengaruhi biaya modal.
HUBUNGAN BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)
DENGAN PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL
BUDGETING)
Modal (capital) yaitu menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk
produksi dan anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yang memproyeksikan
aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan
datang.
Penganggaran modal (capital budgeting) adalah garis besar rencana
pengeluaran aktiva tetap dan merupakan proses menyeluruh menganalisa proyek
dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal.
• Capital budgeting adalah proses dimana manager financial dihadapi pada
keputusan apakah akan menginvestasi pada projek tertentu atau pada asset
tertentu. Capital budgeting perlu diperhatikan beberapa hal yaitu
1. proyek apakah yang menguntungkan bagi perusahaan,
2. dari serangkaian pilihan proyek, asset apakah yang diperlukan untuk mendukung
proyek
3. berapa besar jumlah investasi yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan asset.
INTEREST RATE FUNDAMENTALS
• Pengertian Dasar
Weston dan Copeland (1998, p. 184) menyatakan bahwa suku bunga
dalam keseimbangan suatu pasar merupakan harga suatu waktu,
dimana harga tersebut adalah hasil pengembalian yang menyamakan
pinjaman dan pemberian pinjaman dalam kegiatan ekonomi.
Beberapa Pengertian Yang Berkaitan Dengan
Suku Bunga
Samuelson dan Nordaus, (1992, p.500) menyatakan beberapa pengertian yang berkaitan
dengan suku bunga sebagai berikut :
a. Interest sebagai pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang.
b. Interest rate sebagai jumlah interest yang dibayarkan per unit waktu atau orang harus
membayar untuk kesempatan meminjam uang.
c. Karakteristik pinjaman dari tingkat suku bunga yang berbeda dapat dilihat dari :
1) Term or maturity, yaitu jangka waktu atau jatuh tempo.
2) Risk, yaitu tinggi rendahnya kadar kandungan inflasi spekulasi.
3) Liquidity, yaitu tingkat kemudahan dalam mengubah bentuknya ke dalam bentuk tunai
cash dengan kerugian nilai yang sedikit.
4) Administrative costs, yaitu biaya administrasi yang dibebankan pada para peminjam atas
kelalaian dan urusan administrasi.
d. Suku bunga diskonto sebagai tingkat suku bunga yang dibayar oleh Bank-bank umum apabila
meminjam uang dari Bank Sentral.
Fungsi Suku Bunga
a) Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih
untuk diinvestasikan
b) Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka
mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar
dalam suatu perekonomian
Contoh : Pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor
industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri
tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat
bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain
a) Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol
jumlah uang beredar
Tipe-tipe Suku Bunga
1. Real interest rate :
Koreksi atas tingkat inflsi dan didefinisikan sebagai nominal interest
rate dikurangi dengan tingkat inflasi.
Real rate = Nominal rate – Rate of inflation
2. Nominal interest rate:
Tingkat suku bunga yang biasanya tertera di rekening koran dimana
mereka memberikan tingkat pengembalian untuk setiap investasi
yang dilakukan
Peran Suku Bunga dalam Perekonomian
Tingkat bunga mempunyai beberapa fungsi atau peranan penting dalam
perekonomian, yaitu:
1. Membantu mengalirnya tabungan berjalan kearah investasi guna
mendukung pertumbuhan perekonomian.
2. Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya
memberikan dana kredit kepada proyek investasi yang menjanjikan hasil
tertinggi.
3. Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan permintaan akan uang
dari suatu negara.
4. Merupakan alat penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui
pengaruhnya terhadap jumlah tabungan dan investasi.
Pengukuran Tingkat Suku Bunga
1. Pinjaman Sederhana
Adalah sejumlah pinjaman debitur yang dibayar kembali pada waktu
jatuh tempo ditambah bunga pinjaman
R = (TP – LV)/ LVx 100 %
Dimana :
R = tingkat bunga nominal
TP = total pembayaran
LV = nilai pinjaman
Pengukuran Tingkat Suku Bunga
2. Pinjaman Pembayaran Tetap
Adalah sejumlah pinjaman debitur yang dibayar setiap periode di
tambah bunga pinjaman dengan jumlah tetap, biasanya per bulan
LV = FP/(1+R) + FP/(1+R)2 + … + FP/(1+R)T
LV = FP x (1-1/(1+R)T)/R
Dimana:
FP = jumlah pembayaran tetap
T = periode waktu jatuh tempo
Pengukuran Tingkat Suku Bunga
3. Obligasi Kupon
Obligasi kupon ( cupon bond ) artinya penerbit atau penjual obligasi
membayar bunga tetap (coupon payment ) kepada pemegang obligasi setiap
tahun dan nilai nominal pada waktu jatuh tempo.
P = C/(1+R) + C/(1+R)2 + … + C/(1+R)n + F/(1+R)T
P = C x (1-1/(1+R)T)/R + F/(1+R)T
Dimana :
P = harga obligasi kupon
C = kupon obligasi
F = nilai nominal obligasi
Pengukuran Tingkat Suku Bunga
4. Obligasi Tanpa kupon atau Obligasi Diskonto
Obligasi diskonto ( discount bond atau zero-coupond bond ) adalah
obligasi tanpa kupon yang dibeli dibawah harga nominal dan dibayar
kembali besar nominal sesudah jatuh tempo
R = (F – P) / P
R = tingkat bunga nominal
F = nilai nominal obligasi
P = harga obligasi kupon