Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN

JAGA

27 Maret 2019
Onsite : Dr dr Bina Akura SpA
Pembimbing :
dr Pratiwi Andayani SpA(K)
Zata Yuda Amaniko
41161096100082
DAFTAR PASIEN
Nama Jenis kelamin Usia Diagnosis

By. Athallah soraya P 2 bulan • sesak napas dan batuk ec susp


pneumonia
By. Arzieta Adelia P 6 bulan • Sesak napas dan batuk ec susp
pneumonia
• Riwayat DIH
An. Arsyla Romessa P 1 tahun 2 bulan • Kejang tanpa demam ec susp
epilepsi
By. Nadine Syahrir P 10 bulan • Sesak napas ec susp
bronkopneumonia
By. Ny. Lilih khofiyah L 9 bulan • Sesak napas ec susp pneumonia

An. Fauziah raffa P 1 tahun 4 bulan • Syok hipovolemik ec Diare akut


dehidrasi berat
Identitas Pasien

No. Rekam Medik : 01647655


Nama : An. F.R
Usia : 1 tahun 4 bulan
Tanggal lahir : 09/11/2017
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Pasar Minggu
Identitas Orang Tua

Ayah Ibu

– Nama : TN. S – Nama : Ny. SN


– Usia : 28 th – Usia : 22 th
– Pekerjaan : Pedagang – Pekerjaan : Ibu rumah tangga
– Pendidikan : SD – Pendidikan : SD
– Alamat : Depok – Alamat : Depok
Primary Survey :
Pediatric Assessment Triangle
Tonus : Tampak kembali
lambat • Tampak sesak nafas cepat dalam
Interactiviness : Interaksi inadekuat
• Terdapat napas cuping hidung dan
Consolability : sulit ditenangkan
retraksi dinding dada
Look or gaze : Kontak mata
• Tidak terdapat suara napas
Inadekuat
Speech and cry : Anak menangis, air tambahan
mata tidak ada

Pucat, mottling, Tidak tampak


sianosis, tidak tampak perdarahan

Kesan: Terdapat kegawatdaruratan Zona Merah


TRIASE

AIRWAY
CLEAR
KELUHAN UTAMA:

BREATHING
65x/MENIT Anamnesa singkat :
Kejang 1 jam SMRS
CIRCULATION
HR 180X/MENIT, teraba
lemah KATEGORI EMERGENT
AKRAL DINGIN (ZONA MERAH)
MUKA PUCAT

MENTAL STATUS
RESPON TIME 10 MENIT
PRIMARY SURVEY

AIRWAY
CLEAR
STABILISASI PERNAPASAN:
BREATHING • O2 NK 3 LPM
65x/MENIT , cepat • Saturasi awal 94%
dalam ( kussmaul ) ,
retraksi +

CIRCULATION STABILISASI HEMODINAMIK:


HR 180x/menit, teraba • Pasang 2 jalur intravena, ambil sampel
lemah, akral dingin darah  Gagal sulit mencari akses vena
(rencana pasang longline / CVC )
• Pasang NGT 75cc/KgBB/3 jam 
DISABILITY Pedialite 577cc per NGT dalam 3 jam
E2M3V2
• 05.30 pasang akses jugularis

AIRWAY
CLEAR STABILISASI PERNAPASAN:
• Resusitasi RL 20 cc /kgBB/ secepatnya
• O2 NK 3 LPM
BREATHING • Saturasi awal 94% Loading RL 154cc secapat nya
65x/MENIT , cepat
dalam ( kussmaul )
, retraksi + Evaluasi 15-30 menit
tanda syok
Evaluasi per 15 menit

STABILISASI HEMODINAMIK: • 06.00 tanda syok tidak ada lanjutkan


• Pasang 2 jalur intravena, ambil
sampel darah  Gagal sulit
• Tatalaksana dehidrasi berat (Kaen 3b)
mencari akses vena (rencana 30cc/KgBB/30menit + 70cc/KgBB/2 ½
pasang longline / CVC )
CIRCULATION • Pasang NGT 75cc/KgBB/3 jam  jam
HR 180x/menit, Pedialite 577cc per NGT dalam 3jm
akral dingin 231 cc selama 30 menit dilanjutkan
539 cc selama 2 ½ jam berikutnya.
10 menit pertama 21.45 - 05.00
Anamnesis

SECONDARY SURVEY
Anamnesis: Alloanamnesis

Keluhan Utama

• Pasien datang dengan keluhan kejang sejak 1


jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
2 Hari SMRS 1 hari SMRS Sebelum
masuk RS
• Kejang 1 jam SMRS, kejang yang
• BAB cair 3x/hari • BAB cair mencapai 8x/hari ,
dialami seluruh tubuh ,dan leher
sebanyak ½ air mineral BAB cair kekuningan , darah (-),
mata mendelik ke atas, dan tidak
per kali BAB, berwarna ampas (+). Setiap BAB cair
sadar, kejang berlangsung 10 menit
kekuningan,darah (-), sebanyak 1/3 hingga ½ air mineral • Kejang tidak di awali dengan
ampas (+) • Memuntahkan susu yang diminum demam, riwayat kejang sebelumnya
• Tidak ada riwayat ganti , muntah sebanyak 40cc disangkal
susu sebelumnya. • Terlihat rewel menangis terus, • Pasien langsung dibawa ke RSUP
• Demam terus menerus diberikan minum seperti haus. fatmawati
diberikan obat • Demam + • Sering mengantuk, aktivitas
penurun demam turun berkurang, tidak mau minum
lalu kembali naik • BAK terakhir 12 jam SMRS
berwarna kuning pekat
RPD
• Pasien belum pernah mengalami BAB cair seperti ini sebelumnya. Riwayat
dirawat di RS sebelumnya disangkal. Riwayat penyakit lain sejak lahir
disangkal.
R. Kehamilan R. Persalinan R. Imunisasi

• Saat hamil, ibu pasien • Pasien lahir pada usia • Pasien sudah imunisasi
kontrol ANC rutin di gestasi 42 minggu secara lengkap sampai usia 9
Puskesmas. Asupan SC di RSUD daerah jawa bulan (hepatitis B saat
makanan ibu baik. Minum timur Berat Badan Lahir lahir, BCG 1 kali, DPT-HB-
obat hanya vitamin 2900 gram, Panjang Hib 3 kali, polio oral 4
seperti asam folat dan zat Badan 40 cm, langsung kali, campak 1 kali)
besi dari bidan. Riwayat menangis namun booster saat usia
sakit selama kehamilan 18 dan 24 bulan belum
disangkal oleh ibu.
R. Tumbuh
R. Nutrisi
Kembang
Pemeriksaan Fisik
– Keadaan umum : Tampak sakit berat
– Kesadaran : Apatis
– Tanda vital
– Nadi : 180x/menit, teraba lemah
– RR : 65x/menit
– T : 37,5 C  pengukuran di axilla
– SaO2 : 94%
– Kepala : Lingkar kepala 44 cm
– Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
ikterik, pupil bulat isokor, RCL +/+, RCTL +/+,
mata cekung, air mata tidak ada
– Telinga : Normotia, tidak terdapat sekret
– Hidug : Terdapat napas cuping hidung
– Mulut : Mukosa bibir tidak sianosis, kering,
tidak terdapat stomatitis.
– Tenggorokan : Faring tidak hiperemis
– Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba
– Thoraks : Pergerakan dada simetris retraksi dinding dada (+) ,
retraksi intercostal (+)
– Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
– Paru : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
– Abdomen : Datar, bising usus (+) meningkat, supel, hepar lien
tidak teraba, turgor >2 detik
– Ekstremitas : Akral dingin, tidak ada edema, CRT > 2 detik
Status Neurologis

– GCS : E2M3V2
– TRM : kaku kuduk negative
– Motorik : normal, spastic (-)
– Reflex fisiologis : normal/normal
– Reflex patologis : Babinski (-/-)
Status Nutrisi

Berat badan : 7,7 kg


Panjang badan : 63 cm
BB/U : Z Score = -2 SD
TB/U : Z Score < -3 SD
BB/TB : 1 SD < Zscore < 2 SD
HA : 4 bulan – 5 bulan
BBI : 6,6 kg
Kebutuhan Kalori : BBI x RDA = 6,6 x (110-120) = 726-792
kkal/hari
Kesan : Gizi baik, perawakan sangat pendek, BB kurang
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan 26/10/2018 Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11,3 10,8-15,6 g/ dL
Hematokrit 35 35-43 %
Leukosit 13,3 6,0-17,5 ribu / uL
Trombosit 298 229 – 553 ribu / uL
Eritrosit 3,64 3,60 – 5,20 juta/ uL
VER/HER/KHER/RDW
VER 92,7 73-101 fl
HER 31,0 23,0-32,0 pg
KHER 32,5 28,0-32,0 g/dL
RDW 14,5 11.5-14,5%
DIABETES Elektrolit
GDS 83 60-100 mg/dL Na 119 135 – 147
K 3,20 3,10 – 5,10
Cl 90 95 - 108
Seroimunologi
Golongan darah B / Rhesus +
Diagnosis Kerja

– Syok hipovolemik et causa diare akut dengan dehidrasi berat

– Kejang tanpa demam suspek enchelopati metabolic ec

hyponatremia

Diagnosis Banding
– Kejang Demam Sederhana
Anjuran Pemeriksaan

– Periksa AGD
– Elektrolit ( Na, K, Cl)
Tatalaksana

– Rawat inap  HCU Anak


– IVFD Kaen 3b cc/ 24 jam
– Koreksi natrium 
– AB ??
– Zinc 1 x 20 mg
– Paractetamol
– Diazepam IV 0,7cc jika kejang kembali
Prognosis

– Ad Vitam : Bonam
– Ad Functionam : Bonam
– Ad Sanationam : dubia ad Bonam
TERIMA KASIH
TINJAUAN PUSTAKA
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair dengan frekuensi lebih dari tiga kali
dalam 24 jam.

– Diare Akut : Terjadi akut dan berlangsung paling lama 7 hari.


– Diare berkepanjangan : Berlangsung lebih dari 7 hari.
– Diare kronik : Berlangsung lebih dari 14 hari.

Subiyanto, dan Reza Gunadi Ranuh. Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana


Gastroenterologi. Surabaya : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR/ RSU Dr. Sutomo.
2006. hal. 53-62
Klasifikasi Diare

Pembagian diare • Diare akut


menurut lamanya • Diare kronik
diare • Diare persisten.

Pembagian diare • Diare sekresi (secretory diarrhea) atau gangguan


menurut sekresi
mekanismenya • Diare osmotic (osmotic diarrhea) atau gangguan
absrobsi
yaitu gangguan

Pembagian diare
menurut etiologi
Etiologi
infeksi
-Virus: Rotavirus, adenovirus, dan lain-lain
malabsorpsi
-Bakteri : Salmonella, shigella, E-Coli,
alergi
Yersinia, Campylobacter.
keracunan
-Parasit, Protozoa (ent. Histolitika)
defisiensi imun
-Jamur

Frida dr. Diare Akut dalam Ilmu Kesehatan Anak.Jakarta: JC. 2009. hal 1-9
Faktor yang mempengaruhi kesakitan
dan keparahan

Perilaku

Pejamu

Lingkungan
Frida dr. Diare Akut dalam Ilmu Kesehatan Anak.Jakarta: JC. 2009. hal 1-9
PATOFISIOIOGI

– Gangguan osmotik (diare osmotik)


– Gangguan sekresi (diare sekretorik)
– Gangguan motilitas usus
– Gangguan mukosa usus (diare eksudativa)
– Gangguan absorpsi

http://www.esp.or.id/handwashing/media/diare.pdf, pada tanggal: 14 Februari


2013
Gangguan absorbsi
Terinfeksi virus Digantikan oleh
Tidak berfungsi
yang merusak enterosit yang
dengan baik
epitel usus halus baru

Bahan makanan
Lumen usus
hiperosmolar yang tidak di
bersifat hipertonis
serap

Perbedaan antara
Na dan h2O
tekanan osmosis
masuk ke lumen Diare
atara lumen
usus
darah dan usus
Gangguan sekresi
Meningkatkan
interaksi antara Mengaktifkan
Toksin,hormon
cAMP, Cgmp, protein kinase
atau CA

Na dan Cl
beserta H2O Perubahan Fosforilasi
masuk ke dalam saluran ion membran protein
lumen usus

Hiponatremia,
hipoklorida
Patogenesis
Pemendekan vili sekresi air dan elektrolit
Virus Berkembang biak dalam epitel vili usus
Pemendekan vili dan sekresi air dan elektrolit

Hilangnya enzim disakarida


Menempel di mukosa  kapasitas
Bakteri penyerapan menurun & sekresi cairan
Mengeluarkan toksin
Invasi merusak mukosa darah di tinja

Protozoa Menempel di mukosa & pemendekan vili


Invasi mukosa (merusak mukosa); contoh:
E.hystolitica
http://www.esp.or.id/handwashing/media/diare.pdf, pada tanggal: 14 Februari 2013
Manifestasi Klinis

Anamnesis
– Lama diare, frekuensi, volume, konsistensi tinja, warna, bau, ada/tidak lendir dan
darah. Bila disertai muntah: volume dan frekuensinya. Makanan dan minuman yang
diberikan selama diare
– Adakah panas atau penyakit lain yang menyertai seperti: batuk, pilek, otitis media,
campak
– Tindakan yang telah dilakukan ibu selama anak diare : memberi oralit, membawa
berobat ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit dan obat-obatan yang diberikan serta
riwayat imunisasinya.
– Riwayat lingkungan sekitar, tempat penyimpanan dan pengambilan air minum.
Pemeriksaan fisik

– Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa : berat badan, suhu tubuh, frekuensi
denyut jantung dan pernapasan serta tekanan darah.
– Selanjutnya perlu dicari tanda-tanda utama dehidrasi: keadaan, rasa haus dan
turgor kulit abdomen dan tanda-tanda tambahan lainnya : ubun-ubun besar
cekung atau tidak, mata : cowong atau tidak, ada atau tidaknya air mata, bibir,
mukosa mulut dan lidah kering atau basah
Pemeriksaan penunjang
Darah : darah lengkap,
serum elektrolit, analisa Urine : urine lengkap,
gas darah, glukosa darah, kultur dan test kepekaan
kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika
terhadap antibiotika

Tinja : terdiri dari


pemeriksaan
makroskopik dan
pemeriksaan
mikroskopik
TATALAKSANA

– Rehidrasi
– Dukungan nutrisi
Lima pilar
– Suplemen Zinc
diare
– Antibiotik selektif
– Edukasi orang tua

Juffrie. dan Nenny Sri Mulyani. Modul Pelatihan Diare edisi pertama. Jakarta : UKK
Gastro-Hepatologi IDAI. 2006. hal 8-20
Rehidrasi dengan oralit baru,
dapat mengurangi rasa mual
dan muntah

Komposisi oralit baru dan lama

Perbedaan oralit
baru dan lama
Ketentuan pemberian oralit formula
baru :
– Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru
– Larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter air matang (200cc),
untuk persediaan 24 jam.
– Berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar, dengan
ketentuan sebagai berikut :
– Untuk anak berumur < 2 tahun: berikan 50-100 ml tiap kali BAB
– Untuk anak berumur > 2 tahun atau lebih : 100-200 ml tiap kali BAB
– Jadi dalam waktu 24 jam persediaan larutan oralit masih tersisa, maka
sisa larutan harus dibuang.
Zinc diberikan selama 10 hari
berturut-turut.
Pemberian zinc pada diare Anak dibawah umur 6 bulan : 10
dapat meningkatkan absorbs mg (1/2 tablet) per hari
air dan elektrolit oleh usus Anak diatas umur 6 bulan : 20 mg
halus meningkatkan kecepatan (1 tablet) per hari
regenerasi epitel usus, Zinc diberikan selama 10-14 hari
meningkatkan jumlah brush berturut-turut, meskipun anka
border apical, dan telah sembuh dari diare. Untuk
meningkatkan respon imun bayi tablet zinc diberikan dalam
yang mempercepat air matang, ASI atau oralit. Untuk
pembersihan patogen di usus. anak lebih besar, zinc dapat
dikunyah atau dilarutkan dalam
air matang atau oralit
ASI dan makanan tetap
diberikan
– untuk mencegah kehilangan berat badan serta pangganti nutrisi yang hilang
– Bayi dibawah 6 bulan sebaiknya hanya mendapat ASI untuk mencegah diare dan
meningkatkan sistim imunitas tubuh bayi.
– Untuk anak berusia< 2 tahun anjurkan untuk mulai mengurangi susu formula
dan menggantinya dengan ASI.
– Untuk anak yang berusia > 2 tahun teruskan pemberian susu formula.
Ingatkan ibu untuk memastikan anaknya mendapat oralit dan air matang
Terapi medikamentosa

– Antibiotik jangan diberikan kecuali ada indikasi misalnya diare berdarah atau
kolera atau diare dengan disertai penyakit lain
Edukasi kepada ibu atau
pengasuh
– Orangtua diminta untuk membawa kembali anaknya ke Pusat Pelayanan
Kesehatan bila ditemukan hal sebagai berikut: demam, tinja berdarah,
makan atau minum sedikit, sangat haus, diare makin sering, atau belum
membaik dalam 3 hari.
Komplikasi

– Gangguan elektrolit
– Demam
– Asidosis metabolik
– Edema/overdehidrasi
– Ileus paralitik
– Kejang

Anda mungkin juga menyukai