Anda di halaman 1dari 20

Meningitis Tuberkulosa

pada Laki-laki 68 tahun


Christina
102012287
F9
Skenario 1
• Seorang laki-laki berusia 68 tahun datang ke rumah sakit
diantar oleh keluarganya dengan keluhan sakit kepala yang
semakin berat dan demam sejak 2 minggu yang lalu. Keluarga
juga mengeluh pasien menjadi sering mengantuk dan tidak
nafsu makan. Pasien mempunyai riwayat batuk lama selama 3
bulan dan tidak rutin minum obat.
Anatomi
Anamnesis
• Identitas
• Keluhan utama
• Sakit kepala yang semakin berat dan demam sejak 2 minggu yang
lalu.
• Riwayat penyakit sekarang
• Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat penyakit dalam keluarga
• Riwayat pribadi dan sosial
• Riwayat obat
Pemeriksaan fisik
• Kesadaran, TTV
Pemeriksaan fisik

Lasegue

Kaku kuduk
Pemeriksaan penunjang
• Darah rutin
• Lumbal pungsi
• Pewarnaan BTA
• Kultur darah
• Uji tuberkulin
• Pemeriksaan radiologi
Diagnosis kerja dan banding
• Menigitis tuberkulosis
Manifestasi klinis

Stadium 1 (stadium inisial/non spesifik/ Gejala dan tanda non spesifik


prodromal) Belum ada kelainan neurologis
Tidak ada penurunan kesadaran

Stadium 2 (transisional/meningitik) Tidak sadar


Kelainan neurologis
Iritasi meningen
Tanda meningeal +
Saraf otak terkena III, IV, VI, VII

Stadium 3 (koma/paralitik) Koma, pupil tidak bereaksi


Pernapasan tidak teratur, demam
tinggi
Spasme pada ekstremitas
Etiologi
• Batang pleomorfik gram +
• Ukuran 0,4 – 3 μ
• Tahan asam
• Dapat hidup berminggu-minggu dalam keadaan kering
• Lambat bermultiplikasi
Epidemiologi
• CDC melaporkan pada tahun 1990 morbiditas meningitis TB
6,2% dari TB ekstrapulmonal

• Insiden meningitis TB sebanding dengan TB primer, umumnya


bergantung pada status sosio-ekonomi, higiene masyarakat,
umur, status gizi dan faktor genetik

• Menyerang semua usia, terutama anak usia 5 tahun


Patofisiologi BTA masuk tubuh

Tersering melalui inhalasi
Jarang pada kulit, saluran cerna

Multiplikasi

Infeksi paru / focus infeksi lain

Penyebaran hematogen

Meningens

Membentuk tuberkel

BTA tidak aktif / dormain

Bila daya tahan tubuh menurun



Rupture tuberkel meningen

Pelepasan BTA ke ruang subarachnoid

MENINGITIS
Penatalaksanaan
• Farmakologi

Dosis Dosis maksimal Efek samping


(/kgbb/hr) (/hari)
Isoniazid 5-15 mg 300 mg Hepatotoksik dan + piridoksin 25-
neuritis perifer 50 mg 1x 1 hari

Rifampicin 10-20 mg 600 mg Perubahan warna,


hepatotoksik
Pirazinamid 15-30 mg 2 gram hepatotoksik,
anoreksia, iritasi
saluran cerna,
hiperurisemia
Streptomisin 1 gr/hari im Tuli permanen
Etambutol 15-20 mg 1,25 gram Neuritis optik, buta
warna merah hijau
• Selain itu juga dapat diberikan deksametason untuk
menghambat edema serebri.
• Minggu 1 0,4 mg/kg/hari
• Minggu 2 0,3 mg/kg/hari
• Minggu 3 0,2 mg/kg/hari
• Minggu 4 0,1 mg/kg/hari, dilanjutkan dengan terapi
deksametason oral selama 4 minggu, dimulai dengan dosis 4
mg/hari dan kemudian diturunkan 1 mg/minggu
• Non farmakologi
• Menjaga daya tahan tubuh
• Perilaku hidup sehat
Komplikasi
• Sekuele
• Mata : atrofi optik dan kebutaan
• Gangguan intelektual
• Kematian
Prognosis
• Makin dini penyakit ini didiagnosis dan diobati, maka makin
besar kemungkinan pasien sembuh tanpa kerusakan serius
yang menetap.
Pencegahan
• Primer
• Imunisasi, personal higiene
• Sekunder
• Diagnosis dini dan terapi
• Tersier
• Fisioterapi dan rehabilitasi
Kesimpulan
• Meningitis tuberkulosis merupakan peradangan pada selaput
otak yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberkulosis yang penyebarannya melalui hematogen atau
limfogen. Gejala khasnya adalah adanya tanda rangsang
meningeal yang positif. Perlu pengobatan segera untuk
mencegah prognosis yang buruk.

Anda mungkin juga menyukai