Anda di halaman 1dari 16

KONSTIPASI

DEFINISI KONSTIPASI
penurunan defekasi yang tidak normal, disertai dengan kesulitan
keluarnya feses , feses yang sangat keras dan kering

defekasi dengan frekuensi yang sedikit, tinja tidak cukup jumlahnya,


berbentuk keras dan kering

kesulitan atau kelambatan BAB , konsistensi

tinja dan frekuensi BAB .

Konstipasi akut jika lamanya 1 sampai 4 minggu, dikatakan kronik jika


lamanya lebih dari 1 bulan
• Constipation is not a disease, but a symptom of an underlying
disease or problem.

• Approaches to the treatment of constipation should begin with


attempts to determine its cause.

• Disorders of the GI tract (irritable bowel syndrome or


diverticulitis), metabolic disorders (diabetes), or endocrine
disorders (hypothyroidism) may be involved.

• Constipation commonly results from a diet low in fiber or from use of


constipating drugs such as opiates.
Constipation is a frequently reported problem in the
elderly, probably the result of improper diets (low in fiber
and liquids),
diminished abdominal wall muscular strength, and possibly
diminished physical activity.

However, as previously stated, the frequency of bowel


movements is not decreased with normal aging.
In addition, diseases that may cause constipation, such as
colon cancer and diverticulitis, are more common with
increasing age.
ETIOLOGI
Penyebab
• Efek samping akibat meminum obat yang mengandung
banyak kalsium atau alumunium
• Kekurangan asupan vitamin c dan kekurangan makanan
berserat.
• Sering menahan rangsangan untuk buang air besar
dalam jangka waktu yang lama.
• Emosi, karena orang yang emosi atau cemas ususnya
kejang, sehigga peristaltik usus terhenti dan usus besar
menyerap kembali cairan feses. Akibatnya feses menjadi
semakin keras.
• Jarang atau kurang berolahraga.
• Kelebihan memakan daging. Terutama daging merah
karena sulit dicerna dan memiliki banyak zat besi. Besi
adalah zat yang membuat pengerasan tinja,
membuatnya berwarna gelap dan hitam.

• Penyalahgunaan obat, seperti obat laksatif. Pemakaian


pencahar berguna untuk melancarkan gerakan
peristaltik. Lama-kelamaan usus menjadi terbiasa dan
bergantung pada obat tersebut, mengakibatkan reaksi
usus menjadi lamban, dan menghambat gerak peristaltik
mandiri usus.
• Perubahan / peningkatan hormon progesteron yang
menyebabkan tonus otot menurun sehingga akan
menghambat gerakan peristatik usus. Hal ini terjadi
pada wanita hamil yang mengalami kesulitan buang air
besar.
• Hormonal yaitu efek relaksasi pada otot-otot halus
seluruh tubuh. Perut lebih lambat dan usus kecil menjadi
lebih santai sehingga gerakan konstraksi usus berkurang
dan sering terjadi konstipasi.
• Rahim yang membesar menekan kolon dan rektum
sehingga menganggu ekskresi.
GEJALA
Perut terasa begah, penuh, bahkan terasa kaku karena tumpukan tinja (jika tinja
sudah tertumpuk sekitar 1 minggu atau lebih, perut penderita dapat terlihat
membesar.)

Tinja menjadi lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, jumlahnya lebih
sedikit daripada biasanya

Saat BAB tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, kadang-kadang harus


mengejan ataupun menekan-nekan perut

Frekuensi buang angin berkurang , sakit punggung bila tinja penuh

Menurunnya frekuensi buang air besar menjadi 3 hari sekali atau lebih
Patofisiologi
Frekuensi
pergerakan Defekasi sulit
usus berkurang

Memperpanjang
Tinja lama di
masa transit
usus
tinja di usus

Konsistensi Membatu dan


semakin keras susah keluar
Patofisiologi

Rangsangan
Rangsangan
Rasa takut saat simpatis GI >>
psikologis
defekasi (terutama saat
menahan BAB
stress)

Memperlambat
konstipasi Motilitas usus <<
defekasi
Patofisiologi
Makanan
Kolon Membentuk
masuk ke
menyerap air tinja
kolon

Mendorong
Tinja menjadi Kontraksi otot
tinja ke
padat kolon
rektum

Karena Tinja bergerak


kontraksi di kolon
kolon << terlalu lama
TERAPI
Fase I perubahan kebiasaan hidup meliputi latihan buang air
besar secara teratur, dikombinasi olahraga, dan diet banyak
cairan minimum 1500 cc/hari air/jus buah, makanan berserat
sehari 20-30 gram.

fase 2, yaitu penggunaan obat-obatan laksatif atau


supositoria dan enema serta terapi lainnya.

2 tidak efektif, maka perlu pemeriksaan radiologis, bahkan


pada konstipasi tertentu perlu dilakukan tindakan operasi.
Laksatif • Meningkatkan volume isi dalam usus,
menstimulasi paristaltis .
pembentuk • Contoh : polisakarida yang tidak dapat dicerna
massa seperti selulosa dan ispaghula

• Meningkatkan massa dalam usus dengan menahan air


melalui efek osmotik .
Laksatif osmotik • Contoh : garam garam yang mengadung ion yang sulit
diabsorpsi ( magnesium sulfat, garam epsom ) dan
laktolosa

Laksatif • Meningkatkan motilitas usus dengan bekerja pada


mukosa atau pleksus saraf.
stimulan • Contoh : bisakodil dan natrium pikosulfat

• Mempermudah defekasi dengan melunakkan dan atau


melicinkan tinja dan mempermudah pengeluaran.
Pelunak tinja • Melunakkkan : dokusat
• Melicinkan dan mempermudah pengeluaran : minyak
arakis , parafin cair

Anda mungkin juga menyukai