Anda di halaman 1dari 36

01

WINTER
INFEKSI AMOEBA
Template

AMEBIASIS
ETIOLOGI 02
Amoeba komensal
• Entamoeba diaspar - usus besar
• Entamoeba coli - usus besar
• Entamoeba hartmanni - usus besar
• Entamoeba gingivalis - rongga mulut
• Endolimax nana - usus besar
• Iodamoeba butschlii - usus besar
• Dientamoeba fragilis - usus besar

Morfologi mirip amoeba patogen, sering ditemukan


dalam pemeriksaan tinja.
Entamoeba histolytica
(amuba patogen)
03
• Bentuk histolitika (patogen)
Stadium di dalam jaringan mukosa
usus besar, jaringan lain:
trofozoit hati, paru, otak
• Bentuk minuta di dalam
(vegetatif): lumen usus besar

• di dalam lumen usus besar,


stadium infektif
Stadium • - mempunyai inti 1, 2 dan 4.

Kista
Bentuk Hystolitica 03
• 15-60 µ
• Bentuk patogen
• mengandung
eritrosit
• Merusak dinding
usus/ jaringan
Bentuk Kista 04
• 10-20 μ
• Dalam lumen usus
besar
• dikeluarkan dalam
tinja
• tidak patogen,
• kista infektif : inti 4
Bentuk Minuta

10-20 μ
Tdk mengandung eritrosit
Bentuk esensial
ETIOLOGI
• Contaminated food and water are probably the primary sources of
infection.
• The higher prevalence in areas of lower socioeconomic status is likely
due to poor sanitation and a lack of indoor plumbing.
• However, E. histolytica is rarely the cause of travelers’ diarrhea and is
usually associated with long-term (>1 month) stays in an endemic
area.
• A higher prevalence of E. histolytica infection is also observed in
institutions, such as mental hospitals, orphanages, and prisons, where
crowding and problems with fecal contamination are contributing
factors.
• A high prevalence among male homosexuals has also been noted in
several studies.
SIKLUS HIDUP
• Kista matang dikeluarkan bersama tinja penderita (1). Infeksi Entamoeba
histolytica oleh kista matang berinti empat (2) tinja terkontaminasi pada
makanan, air, atau oleh tangan. Terjadi ekskistasi (3) terjadi dalam usus
dan berbentuk tropozoit (4) selanjutnya, bermigrasi ke usus
besar. Tropozoit memperbanyak diri dengan cara membelah diri (binary
fission) dan menjadi kista (5), menumpang dalam tinja (1). Karena untuk
mempertahankan dirinya, kista akan dapat bertahan beberapa hari sampai
dengan berminggu-minggu pada keadaan luar dan penyebab
penularan. (bentuk tropozoit selalu ada pada tinja diare, namun dengan
cepat dapat dihancurkan oleh tubuh, dan jika tertelan bentuk ini tidak dapat
bertahan saat melewati lambung) dalam banyak kasus, tropozoit akan
kembali berkembang menuju lumen usus (A: noninvasive infection) pada
carier yang asimtomatik, kista ada dalam tinjanya. Pasien yang diinfeksi
oleh tropozoit di dalam mukosa ususnya (B: intestinal disease), atau,
menuju aliran darah, secara ekstra intestinal menuju hati, otak, dan paru (C:
extraintestinal disease), dengan berbagai kelainan patologik.
PATOLOGI & KLINIS

• Cara infeksi : tertelan kista infektif (inti 4)


• Bentuk histolitika  mukosa usus besar  ulkus spt. botol
• Penyebaran : - perkontinuitatum (langsung)
- melalui aliran darah ke hati, paru-paru,
dinding abdomen, otak
• Amoebiasis intestinal
– Akut  tinja disentri : berlendir dan darah
– Kronis  diare
• Amoebiasis ekstra intestinal:
- abses hati, paru dan otak
FASE PRIMER
AMUBIASIS INTESTINAL

Asosiasi amoeba
Lesi pada usus Nekrosis tanpa
dengan bakteri
sampai mukosa peradangan
tertentu -- aktif

Tahap lanjut ke Amoeba ke Lesi ekstra


sub mukosa sirkulasi darah intestinal
FASE SEKUNDER
AMUBIASIS EKSTRA INTESTINAL
Penyebaran Organ yang
Amoebik
parasit secara sering
hepatis
hematogen diserang: hati

Pecah abses
Amoeba Abses
secra
ekspansi hepatikum
hematogen

Ulcerasi
Pleura, paru-
bahkan ke
paru, kulit
rektum
Amebiasis ekstra intestinal
Amebiasis Hati Amebiasis Kulit Amebiasis pleura

• nyeri daerah • amebiasis kulit terjadi • abses hati kanan


hipokondrium kanan, karena abses hati pecah, dan menyerang
• demam disertai ikterus, kanan pecah sehingga empiema torax.
• hepatomegali (diare mengakibatkan
dan disentri negative), granuloma kutis.
• jika tidak diobati/tidak
sempurna maka abses
berkembang berbagai
arah yang akan
menyebabkan abses
organ sekitar.
• komplikasi pecahnya
abses hati kanan
mengakibatkan
kelainan kulit, paru,
rongga pleura kanan,
diafragma dan rongga
peritoneum
pathogenesis
Diagnosis
• Amoebiasis koli
- Klinis; tinja disentri
- Lab: Menemukan bentuk histolitika dlm tinja

• Amubiasis hepar
- Klinis :, lemah, anorexia, hepatomegali yg nyeri
tekan, berat badan menurun,
- Radiologi : peninggian diafragma
- Lab : menemukan bentuk histolitika pada biopsi
dinding abses atau aspirasi abses
- imunologi/serologi
PEMERIKSAAN
Terapi
Farmakologi

referensi from Haque, R., et al.


2003
Terapi Farmakologi
Metronidazole
• Mechanism of Action
• Inhibits nucleic acid synthesis by disrupting DNA and causing strand
breakage; amebicidal, bactericidal, trichomonacidal
• Amebiasis : 500-750 mg PO q8hr for 5-10 days
• Side Effect : Appetite loss, Candidiasis, Diarrhea, Dizziness, Headache,
Nausea, Vomiting
• Kontra Indikasi : Pregnancy, 1st trimester (controversial)
• Warnings
Severe hepatic impairment; administer lower doses with caution
Use with caution; potential accumulation in end stage renal disease,
supplemental doses may be needed in patients receiving hemodialysis
Use with caution in history of blood dyscrasias, heart failure, hepatic
failure, H. pylori infection, renal impairment
• Pregnancy category: B
• Lactation : Excreted in human milk; not recommended
Following PO administration, concentrations in human milk are similar
to concentrations in plasma
Tinidazole
• Mechanism of Action
– Antiprotozoal; may cause cytotoxicity by damaging DNA and preventing
further DNA synthesis
• Amebiasis, Intestinal :2 g/day PO for 3 days
• Amebic Liver Abscess :2 g/day PO for 3-5 days
• Adverse effect : Dyspepsia (1-2%), Headache (<1%), Nausea (3-5%),
Vomiting (1-2%)
• Kontra indikasi : 1st trimester of pregnancy
• Warnings :
– No safety & efficacy data on pediatric patients <3 years of age
– Caution in patients with history of blood dyscrasias or history of hepatic impairment
• Pregnancy Category: C
• Lactation: discontinue nursing while taking drug & for 3 d after last dose
Iodoquinol
• Mechanism of Action : Acts primarily in intestinal lumen
• Metabolism: hepatic
• Excretion: mostly feces; metabolites in urine
• Intestinal Amebiasis :650 mg PO PC TID for 20 days
• Adverse effect : Diarrhea, Nausea,Vomiting, Stomach pain
• Warning : Thyroid dz
– Interferes w/ thyroid tests for up to 6 mth after discontiunation
– Do not repeat course before 2-3 wk
– Not effective in amebic hepatitis or liver abscess
• Pregnancy Category: C
• Lactation: unknown
Preventive
• Boiling drinking water or passing it through a .22 micron
filter
• Cleaning of uncooked fruits or vegetables with boiled or
filtered water
• Proper handling of food
• Public services: adequate sewage disposal and clean water
supply
• Education about proper food handling and sanitation
• Health regulations: monitoring of food handlers/vendors,
and prevention of cockroaches and flies around food.
• Sekian
• Terimakasih..
• Semoga bermanfaat..
• Amiin…

Anda mungkin juga menyukai