Anda di halaman 1dari 28

LABORATORIUM PARASITOLOGI

FK UNISSULA

PENYAKIT TROPIS
ZOOPARASIT Rhizopoda
Cilliata
METAZOA PROTOZOA Flagellata
Sporozoa

Plasmodium
Helmynthes Arthopoda

Nematoda jaringan
Insecta
Diptera
Nemathelmyntes
Trematoda Culicini
darah Schistosoma sp.
Plathyhelmyntes Trematoda Paragonimus Culex, Aedes,
paru westermani Mansonia

Trematoda
Trematoda
Clonorchis sinensis, Anophelini
hati Fasciola hepatica

Trematoda Anopheles
Fasciolopsis buski
usus
TREMATODA
(cacing daun)
Trematoda Hati
• Chlonorchis sinensis, Fasciola hepatica, Opisthorcis felineus
Trematoda Paru
• Paragonimus westermani
Trematoda Darah
• Schistosoma haematobium, Schistosoma japonicum, Schistosoma
mansoni
Trematoda Usus
• Fasciolopsis buski (Giant intestinal fluke)
• Echinostoma sp
• Heterophyes heterophyes
Trematoda hati

Knob kecil
A. Clonorchis sinensis

Operkulum
• Berukuran 30x16 mikron,
berdinding tebal
• Berbentukk seperti bola lampu
pijar
• Berisi mirasidium
• Mempunyai operkulum yg
cembung
• Kutub lain terdapat tonjolan keci;
(knob)
Trematoda hati

B. Fasciola hepatica
Trematoda paru
Paragonimus westermani
Trematoda darah
Siklus hidup Schistosoma sp.
Schistosoma
haematobium

JANTAN

BETINA
Schistosoma
mansoni

JANTAN

BETINA
Schistosoma
japanicum

BETINA JANTAN
Nematoda jaringan (cacing filaria)
1. Wuchereria bancrofti
2. Brugia malayi
3. Brugia timori
4. Onchocerca volvulus
Dengan hospes utama manusia,
hospes perantara nyamuk. Menyebabkan
penyakit filariasis. Habitat di manusia
pada kelenjar limfe, kulit bagian subkutan
dan jaringan ikat
Culicidae
TRIBUS ANOPHELINI
Morfologi
• Skutelum rata, tidak berlobus
• Abdomen tidak bersisik
• Nyamuk dewasa Anopheles hinggap
dngan membentuk sudut
• Larva tidak mempunyai siphon (suatu
saluran yang ujungnya terdapat corong
pernapasan untuk mengambil O2),
sehingga berada sejajar dengan
permukaan air
• Mempunyai rambut palmata (palmate
hair) dan rambut lateral yang bercabang
• Telur bentuk oval, mempunyai
pelampung, terletak sejajar dengan
permukaan air dan diletakkan satu
persatu.
TRIBUS CULICINI
Genus yang penting dalam tribus ini yaitu :
• Aedes, karena sebagai vector dari Virus Dengue yang dapat
menularkan penyakit DHF/DBD.
• Culex, karena sebagai vector yang dapat menularkan penyakit
Filariasis, Japanese encephalitis, ataupun St. Louis Encephalitis.
• Mansonia, karena sebagai vector yang dapat menularkan penyakit
Filariasis

Perilaku Nyamuk
• Nyamuk Culicini mempunyai kebiasaan berbeda-beda.
• Culex memiliki kebiasaan menghisap darah manusia pada malam
hari.
• Mansonia menghisap siang dan malam.
• Aedes menghisap pada siang saja
Morfologi
• Palpus maksilaris nyamuk betina lebih pendek (kurang dari separuh)
dari proboscis
• Skutelum trilobi (berlobus)
• Abdomen bersisik lebar dan mendatar
• Nyamuk dewasa hinggap tidak membentuk sudut
• Nyamuk Aedes tubuhnya terdapat bercak hitam dan putih
Ciri kepala Nyamuk Aedes sp, Culex sp, dan Mansonia sp Dewasa
• Terdapat perbedaan antara proboscis dengan palpus maxilaris.
• Antena : Jantan berambut lebat, yang betina berambut jarang
• Palpus Maxilaris : Jantan : Lebih panjang dari proboscis
Betina : Lebih pendek dari proboscis
Parasit malaria
Plasmodium
Hewan
knowlesi
Manusia

• Plasmadium vivax, penyebab penyakit malaria tertiana benigna dengan


gejala demam (masa sporulasi) selang waktu 48 jam.
• Plasmodium malariae, penyebab penyakit malaria Quartana dengan gejala
demam (masa sporulasi) selang waktu 72 jam.
• Plasmodium falcifarum, penyebab penyakit malaria tropika/ malaria
tertiana maligna dengan gejala demam yang tidak teratur.
• Plasmadium ovale, disebut malaria ovale, akan tetapi gejala demam yang
lebih ringan dari pada malaria tertiana yang disebabkan Plasmodium
vivax.
Siklus Hidup Plasmodium
Penyebab Malaria
• Siklus hidup Plasmodium terdiri dari 2 :
1. Siklus sporogoni (siklus seksual)
NYAMUK
2. Siklus skizogoni (siklus aseksual)
 MANUSIA
Plasmodium falciparum mikrogametosit

 Berbentuk pisang
 a.inti kromatin
dengan pigmen
menyebar sepanjang
sitoplasma, tidak
memadat. a
• Stadium menggigil /shivering
perasaan dingin sekali menggigil, nadinya cepat tetapi
lemah, bibir dan jari tangan menjadi biru, kulitnya kering &
pucat kadang – kadang disertai muntah ,pada anak sering disertai
kejang selama 15 menit – 1 jam.
• Stadium puncak demam
rasa dingin sekali berubah menjadi panas sekalimuka merah, kulit
kering, panas seperti terbakar, sakit kepala makin berat, biasanya ada
mual dan muntah, nadi penuh dan berdenyut perasaan haus sekali
saat suhu 410 C selama 2 – 6 jam.
• Stadium berkeringat:
penderita berkeringat banyak suhu turun cepat bahkan kadang-
kadang dibawah ambang normal selama 2 – 4 jam.
Obat malaria dibagi dalam 5 golongan :
• Skizontosida jaringan primer : proguanil, pirimetamin dapat membasmi
parasit para eritrosit sehingga dapat mencegah parasit masuk ke dalam
eritrosit.
• Skizontosida jaringan sekunder: primakuin dapat membasmi parit daur
eksoeritrosit atau stadium jaringan.
• Skinzontosida darah: membasmi parasit stadium eritrosit yang
berhubungan dengan penyakit akut disertai gejala klinis contohnya kina,
amodiakuin, halofantrin, gol. Artemisin.
• Gametosittosida: mengeliminasi semua stadium seksual termasuk
Plasmodium falcifarum, juga mempengaruhi stadium perkembangan parit
malaria dalam nyamuk Anopheles. Contohnya primakuin, kina, kloroluin
• Sporontosida: mencegah gametosit dalam darah untuk membentuk
ookista dan sporozoit dalam nyamuk Anopheles. Contohnya primakuin
dan proguanil.
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan rutin. Untuk bidang Parasitologi
Kedokteran ada 2 buah pemeriksaan darah, yaitu pembuatan apus darah tebal
dan apus darah tipis. Apus darah tipis biasanya dilakukan sebagai
pemeriksaan darah rutin, namun pembuatan apus darah tebal biasanya hanya
dilakukan bila ada permintaan atau diminta berdasarkan indikasi adanya
kecenderungan diagnose sementara ke arah penyakit Malaria dan Filariasis.
Pemeriksaan ini hanya dilakukan secara mikroskopis.
Sediaan Apus Darah
Tebal
1. Tetesan darah diatas objek glass di buat dengan diameter ±2cm
2. Dikeringkan
3. (+) larutan Buffer
4. Dikeringkan
5. Object glass diletakkan di rak secara horizontal,
6. Tuang Giemsa di atasnya
7. Diamkan ± 15 – 20 menit
8. Bilas dengan air yang mengalir
9. Dikeringkan
10.Teteskan minyak emersi
11.Diperiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 100
Sediaan Apus Darah
Tipis
1. Tetesan darah pada objek glass diratakan dengan menggunakan
object glass lainnya
2. Dikeringkan
3. Sediaan difiksasi dengan methanol ± 1 – 2 menit,
4. Dikeringkan
5. Sediaan disiram dengan air dengan menggunakan pipet,
6. Dikeringkan
7. Object glass diletakkan di rak secara horizontal,
8. Tuang Giemsa di atasnya
9. Diamkan ± 15 – 20 menit
10. Bilas dengan air yang mengalir
11. Dikeringkan
12. Teteskan minyak emersi
13. Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 100

Anda mungkin juga menyukai