Bambang Wicaksono-BMW
2
3
4
5
6
Anatomi
7
Mandibula
8
Maxilla
9
Zygoma
10
Klinis Radiologis
Diagnosis
11
12
13
Klasifikasi
14
Fraktur maxilla
15
Butress
16
Penatalaksanaan
ABCD
Diagnosis
Definitif treatment
17
PRINSIP PENANGANAN
Konsep “outside to inside”
Reposisi secara akurat berdasarkan
posisi anatomis
Exposure, identification, dan fiksasi pada
butress
18
Point of rotation
19
Ekposure
20
Butress
21
Timing of Treatment
Waktu penanganan yang optimal adalah
segera mungkin sebelum terjadi edema
masif jika tidak ada kontraindikasi.
22
Kontraindikasi
23
Penatalaksanaan soft tissue
- Debridement
- Restorasi dengan Land mark anatomis
- Menghargai jaringan, dilarang mencukur
rambut
- Jahitan dalam dengan vicril 5-0
- Jahitan kulit dengan nilon 6-0
- Palpebra dengan nilon 7-0
24
Strategi Penanganan
fraktur maxillofacial
25
1. Arcbar + IMF
26
2. Jika terjadi fraktur palatum dan mandibula,
harus dilakukan alignment lebih dulu baru
arcbar
27
3. Intra oral insisi untuk eksposed angulus,
corpus, symphisis, dan parasymphisis
28
4. Untuk fracture pada corpus dan angulus
yang cominutif insisi extra oral disarankan.
29
5. Jika terjadi fraktur condylus
dilakukan fiksasi terlebih dahulu
30
6. Jika terjadi missing bone pada mandibula
disarankan menggunakan 2.4 mm locking
plate
31
7. Coronal insisi digunakan untuk eksposed
frontal, arches zygoma, dan NOE
32
8. Dilakukan reduksi segment
fraktur “outside to inside”
33
34
35
CONTOH KASUS
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
Terima kasih
52