Anda di halaman 1dari 31

Trauma Kepala

dr. Agus Guntoro,spBS


Trauma Kepala
Trauma mekanik terhadap kepala baik secara langsung
atau tidak langsung yang menyebabkan gangguan
fungsi neurologis yaitu ganggua fisik, kognitif, fungsi
psikososial baik temporer maupun permanen.
Anatomy & Physiology

 Rigid, nonexpansile skull filled with brain, CSF, and blood


 Cerebral blood flow (CBF) usually autoregulated
 Autoregulatory compensation disrupted by brain injury
 Mass effect of intracranial hemorrhage
Intracranial Pressure (ICP)
10 mm Hg = Normal
>20 mm Hg = Abnormal
>40 mm Hg = Severe

● Sustained increased ICP leads to decreased brain function and poor


outcome
● Hypotension and low saturation adversely affect outcome
Cerebral Perfusion Pressure

MAP – ICP = CPP

Normal 90 10 80

Cushing’s
100 20 80
Response

Hypotension 50 20 30

Caution
CPP ≠ Cerebral Blood Flow
Autoregulation

● If autoregulation is intact, CBF is maintained constant


between a mean BP of 50 to 60 mm Hg.
● In moderate or severe brain injury, autoregulation is
impaired so CBF varies with mean BP.
● The injured brain is more vulnerable to episodes of
hypotension, causing secondary brain injury.
Trauma Kulit Kepala

S
C
A
L
P
Trauma Kulit Kepala
Mencakup ekskoriasi, laserasi, maupun hematoma subgaleal
Fraktur Kranium
1. Fr. Linier 2. Fr. Depresi

3. Fr. Terbuka/Tertutup
Fraktur Basis Kranii
Fraktur Basis Kranii
 Anterior
 Rhinorea
 Bilateral periorbital ecchymosis / Raccoon eyes
 Anosmia
 Media
 Otorrhea
 Bilateral mastoid ecchymosis/ Battles Sign
 Parese N.VII perifer
 Parese N.VIII perifer
 Posterior
Lesi Intrakranial Fokal
1. Epidural Hematom
Perdarahan yang terjadi di anatara tabula
interna dan duramater akibat rupture
a.meningea media

Gambaran Klinis:
- Lucid interval +
- Hemiparese kontralateral lesi
- Pupil anisokor (dilatasi pupil ipsilateral)

CT Scan: Hiperdens bikonveks pada daerah


temporal
Lesi Intrakranial Fokal
2. Subdural Hematom
Perdarahan yang terjadi di antara duramater dan
arachnoid akibat ruptur dari bridging vein

Akut : saat injury – 3hari


Subakut: 3hari – 3minggu
Kronik: >3minggu

Gambaran Klinis:
Nyeri kepala dan penurunan kesadaran yang progresif

CT Scan: Hiperdens berbentuk bulan sabit


Lesi Intrakranial Fokal
3. Intracerebral Hematom

 Perdarahan yang disebabkan pecahnya arteri


intraserebral. Palong banyak terjadi di lobus
frontalis atau temporalis
 Gambaran Klinis: tergantung pad alokasi dan
besarnya hematom
Lesi Intrakranial Difus
 Mulai dari konkusi ringan dimana gambaran CT Scan normal sampai kondisi
yang sangat buruk
 Cedara otak difus yang berat biasanya disebabkan hipoksia dan iskemia pada
otak karena syok yang berkepanjangan datau adanya periode apneu yang
terjadi segera setelah trauma
Tatalaksana Trauma Kepala
Primary Survey
 Anamnesa singkat MOI
 ABCDE !
 Pada kasus cedera kepala penting untuk memberikan
oksigenasi yang kuat dan menstabilkan TIK untuk
mencegah terjadinya Isecondary brain injury
Intra Cranial Pressure Monitoring
 Indikasi (menurut The Brain Trauma Foundation
guidelines):
 Px.
COB dengan hasil CT Scan abnormal (hematoma,
kontusio, edema, atau kompresi cisterna basalis)
 Px.COB dgn hasil CT Scan Normal disertai 2 dari
kriteria berikut:
 usia >40 th
 Unilateral/bilateral motor posturing
 Tekanan sistolik <90mmHg
 MonitoringICP tidak rutin dilakukan pada px. COR
atau COS, hanya pada keadaan tertentu seperti
adanya cedera kepala yg melibatkan kontusio pada
lobus temporal.
Intra Cranial Pressure Monitoring

 Kontraindikasi relatif:
 Koagulopati  pada situasi gawat darurat
dapat diberikan Fresh Frozen Plasma dan Vit. K
 Immonisuppressant

 Tujuan :
 Menjaga perfusi serebral yg adekwat. ICP
monitoring dapat dihentikan bila ICP normal
dalam 24-72 jam pasca lepas terapi ICP.
Macam Alat Monitoring ICP
Tatalaksana Peningkatan TIK
 Head Up 30-45o
 Sedatif dan Paralitik
 Agitasi,
anxiety, nyeri, dan pergerakan yang tak terkontrol dapat
meningkatkan TIK dan kebutuhan metabolic serebral
 Tidak ada standard yg menetapkan obat sedative pilihan, yg perlu
diperhatikan adl pentingnya menghindari pemberian dosis yg berlebihan
karna dapat menyebabkan hipotensi
 Yang sering digunakan : Propofol
 Osmotic Therapy
 Manitol:
 MOI:menurunkan TIK dgn menyebabkan “brain shrinkage” karna
menarik air dari interstitial space otak ke intravascular serta
menyababkan efek diuretic.
Tatalaksana Peningkatan TIK
Dosis: 0,25-1 g/KgBB
Efek samping:
 hipotensisegera setelah bolus cepat terutama
pada pasien dengan hypovolemia
 Gagalginjal : manitol tidak boleh diberikan bila
serum osmolarity level >320 mosmol/L
 Hypertonic Solutes
 Digunakan bila terapi lain tidak berhasil
 Hiperventilasi
 Brain Trauma Foundation Guidelines merekomendasikan
hiperventilasi profilaktik (PaCO2 ≤35 mmHg) selama 24 jam
pertama pasca COB tidak boleh dilakukan.
 Hiperventilasi dengan durasi yg singkat dapat menjadi live-saving
sampai terapi definitive dapat dilakukan
Tatalaksana Peningkatan TIK
 Barbiturat
 Hypothermia : hipotermia ringan atau sedang akan menurunkan
cerebral metabolic rate menyebabkan autoregularoty reduction dari
CBF dan CBV sehingga akan menurunkan ICP. (terapi ini masih dalam
tahapan meta-analisa)
 Terapi Operatif:
 CSF Drainase
 Resection of Source of Mass Effect
 Decompressive Craniectomy
Indikasi Terapi Operatif
Indikasi Terapi Operatif
Indikasi Terapi Operatif
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai