Anda di halaman 1dari 37

Assalamu’alaikum . . .

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BENTUK PERMUKAAN BUMI


MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III
SEKOLAH DASAR NEGERI PAKUJATI 01
PAGUYANGAN BREBES

Oleh
MUHAMAD AZNAR ABDILLAH
1402407033
Mata Pelajaran :
ILMU PENGETAHUAN ALAM
Bidang Kajian :
Bidang kajian dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran, yaitu meliputi hal-hal
yang berkaitan dengan pembelajaran melalui
pendekatan kontekstual mengenai bentuk
permukaan bumi pada siswa kelas III SDN
Pakujati 01 Kecamatan Paguyangan Kabupaten
Brebes
Latar Belakang Masalah
1. Landasan Yuridis
Dalam penjelasan Undang-undang Republik Indonesia
nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
disebutkan, bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (Penjelasan atas UU RI No.20 tahun 2003 tentang
SISDIKNAS)
2. Landasan Teoritis
Menurut konstruktivisme, belajar adalah
proses aktif si belajar dalam mengkonstruksi
arti, wacana, dialog, dan pengalaman fisik.
Dalam proses belajar tersebut terjadi proses
asimilasi dan menghubungkan pengalaman
atau informasi yang sudah dipelajari (achmad
Sugandi, 2007:11)
3. Landasan Empiris
Guru hanya menggunakan metode ceramah
dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran
tidak berpusat pada siswa. Hal ini juga
mengakibatkan pembelajaran yang dialami
siswa belum bermakna. Pada saat test evaluasi
mata pelajaran IPA, beberapa siswa tidak dapat
menjawab soal evaluasi sehingga hasil evaluasi
tidak sesuai dengan yang diharapkan, yaitu nilai
dibawah KKM (nilai KKM 62).
Dari 28 siswa kelas III SDN Pakujati 01
Paguyangan Brebes, hanya 19 siswa atau 67% yang
memperoleh nilai diatas KKM.

Sisanya 9 siswa atau 32% masih memperoleh


nilai dibawah KKM.

Dengan demikian hasil pembelajaran tidak


sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk mewujudkan hasil pembelajaran
yang diharapkan, diperlukan strategi yang
lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi
belajar yang tidak mengharuskan siswa
menghafal fakta-fakta, namun strategi yang
mendorong siswa menerapkan pengetahuan di
benak mereka sendiri. Karena itu peneliti
mencoba menerapkan pendekatan kontekstual
dalam pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa
dilihat dari usianya, usia anak SD berada pada
tahap berfikir yang harus dikaitkan dengan hal-
hal nyata dan pengetahuan awal yang telah
dibangun oleh mereka sendiri.
Rumusan Masalah
Bagaimana cara menggunakan pendekatan
kontekstual, sehingga pembelajaran IPA materi
bentuk permukaan bumi di kelas III SDN
Pakujati 01 dapat ditingkatkan?
Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah tersebut, peneliti
mencoba menerapkan pendekatan kontekstual
dalam pembelajaran. Pendekatan kontekstual
merupakan konsep pembelajaran yang membantu
guru dalam mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari (Achmad
Sugandi,2007:41).
Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah dasar pada mata pelajaran IPA.
b. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas III
SDN Pakujati 01 Paguyangan Brebes dan
performansi guru dalam mata pelajaran IPA
materi pokok bentuk permukaan bumi
Manfaat Penelitian
• Bagi siswa, untuk meningkatkan pemahaman
terhadap materi bentuk permukaan bumi
dalam mata pelajaran IPA.
• Bagi guru, untuk mendapatkan pengalaman
dalam kegiatan pembelajaran IPA melalui
pendekatan kontekstual.
• Bagi peneliti, untuk meningkatkan daya pikir
dalam melakukan pendekatan kontekstual di
kelas III sekolah dasar.
KAJIAN PUSTAKA
1.Pembelajaran IPA
Agar pembelajaran IPA bermakna diperlukan cara
pengajaran yang bersifat konstruktif. Ciri-ciri
pembelajaran yang bersifat konstruktif ;
a. Lebih memahami dan merespon minat, kekuatan,
pengalaman dan keperluan siswa secara individual
b.Senantiasa menyeleksi dan mengadaptasi
kurikulum
c. Berfokus pada pemahaman siswa dan
menggunakan pengetahuan sains, ide serta proses
inkuiri
d.Membimbing siswa dalam mengembangkan inkuiri
e. Menyediakan kesempatan bagi siswa
untuk berdiskusi dan berdebat dengan
siswa lain
f. Secara berkesinambungan melakukan
asesmen terhadap pemahaman siswa
g. Memberikan bimbingan pada siswa untuk
berbagi tanggung jawab dengan siswa lain
h. Mensuport pembelajaran kooperatif
(cooperatif learning), mendorong siswa
untuk bekerjasama dengan guru sains lain
dalam mengembangkan proses inkuiri
(woordpress,2008)
2. Proses Belajar Mengajar
Pada hakekatnya proses
belajar mengajar,
merupakan proses
interaksi pebelajar dengan
lingkungan, dan guru
merupakan salah satu
unsur di dalamnya Menurut
(Achmad Sugandi,2007:1) Burhanuddin
Salam(2002:10),
Pendidikan pada
hakikatnya akan
mencakup kegiatan
mendidik, mengajar
dan melatih.
3. Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah
konsep pembelajaran yang membantu
guru dalam mengaitkan antara materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang
dimiliki dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari (Achmad
Sugandi,2007:41).
4. Tujuh Komponen Pembelajaran Kontekstual
a. Konstruktivisme
b. Menemukan/Inkuiri
c. Bertanya
d. Masyarakat belajar
e. Pemodelan
f. Refleksi
g. Penilaian yang
sebenarnya
5. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual

Menurut Lilis Kurniasih (2009) penerapan model


pembelajaran kontekstual dalam kelas secara garis
besar mengikuti langkah-langkah sebagai berikut;
a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar
lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri,
menemukan sendiri, mengonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk
semua topik
c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
d. Ciptakan masyarakat belajar
e. Hadirkan model sebagai contoh
f. Lakukan refleksi diakhir pertemuan
g. Lakukan penilaian yang sebenarnya
6. Keaktifan Belajar Siswa
Newby dalam Andi Plampang (2010)
mengemukakan beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk mewujudkan
pendekatan kontekstual dalam kegiatan
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a. Berikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan belajar dalam konteks nyata
b. Ciptakan aktivitas belajar kelompok
c. Menciptakan model dan arahkan siswa
untuk dapat mengonstruksi
pengetahuan.
Kerangka berpikir
Dari hasil evaluasi mata pelajaran IPA,
diperoleh beberapa siswa mendapatkan nilai
yang belum mencapai KKM (nilai 62)

Guru masih menggunakan metode


pembelajaran yang konvensional

Pembelajaran menjadi tidak


bermakna dan siswa mudah lupa
terhadap materi yang dipelajari
Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
peneliti mencoba menerapkan pendekatan
kontekstual dalam mata pelajaran IPA.
Hal ini sesuai dengan tingkat berpikir usia
siswa SD, mereka akan lebih mudah memahami
konsep materi yang disajikan dengan
mengaitkannya kedalam kehidupan nyata
(konkret).
Pembelajaran Prestasi belajar
Harapan lebih efektif dan akan meningkat
bermakna
Hipotesis
“Melalui pendekatan kontekstual, prestasi
belajar siswa kelas III mengenai materi bentuk
permukaan bumi di SDN Pakujati 01
Paguyangan dapat ditingkatkan”.
METODE PENELITIAN
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III SD
Negeri Pakujati 01 Kecamatan Paguyangan
Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 yang
berjumlah 28 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan
11 siswa perempuan.
2. Variabel/Faktor yang Diselidiki
 Peningkatan belajar siswa setelah menggunakan
pembelajaran kontekstual
 Keaktifan siswa dalam pembelajaran
 Performansi guru dalam menggunakan model
pembelajaran kontekstual
3. Prosedur/Langkah-langkah PTK
a. Perencanaan tindakan
 Meminta izin kepada kepala sekolah SD
Negeri Pakujati 01 Paguyangan
Kabupaten Brebes
 Membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran
 Merumuskan langkah-langkah yang akan
dilakukan untuk menguji hipotesis
 Memilih prosedur evaluasi penelitian
b. Pelaksanaan tindakan
Penelitian dipusatkan pada pelaksanaan
serangkaian pembelajaran yang dipilih
kedalam beberapa siklus tindakan.
c. Observasi/pengamatan
Kegiatan pengamatan dilakukan dari awal
sampai akhir pembelajaran, hal ini dilakukan
untuk mengetahui apakah aktivitas siswa dan
kinerja guru sudah sesuai dengan apa yang
tercantum dalam lembar observasi atau
belum.
d. Refleksi
Mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan berdasarkan data yang
telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi
guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
4. Siklus Penelitian
Penelitian direncanakan akan dilaksanakan
dalam dua siklus. Siklus I dan Siklus II masing-
masing terdiri dari 2 pertemuan, 1 pertemuan
untuk pembelajaran dan 1 pertemuan untuk
pembelajaran diakhiri dengan tes formatif.
Setiap siklus melalui 4 tahapan, yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi.
5. Data dan Cara Pengumpulan Data
a. Sumber Data
o Guru, data berupa keterangan tentang permasalahan
yang dihadapi
o Siswa, data berupa nilai tes hasil belajar
o Dokumen.

b. Cara Pengumpulan Data


o Teknik tes untuk mengukur hasil belajar siswa dalam
mata pelajaran IPA
o Observasi untuk memperoleh data tentang aktivitas
belajar siswa dan performansi guru dalam mata
pelajaran IPA
o Dokumentasi untuk memperoleh data awal
6. Teknik Analisis Data
a. Data Kuantitatif
1) Nilai akhir masing-masing siswa
Nilai akhir = skor yang diperoleh siswa x 100
Skor maksimal

2) Rata-rata kelas
Nilai rata-rata kelas = Jumlah nilai akhir x 100
Jumlah siswa

3) Tuntas belajar klasikal


Tuntas belajar klasikal= Jumlah siswa yang memenuhi KKM x 100%
Jumlah seluruh siswa
b.Data Kualitatif
Berupa penggambaran atau deskripsi hasil
observasi dan dokumentasi. Hasilnya
digunakan sebagai salah satu dasar untuk
mendeskripsikan keberhasilan pelaksanaan
penelitian.
7. Indikator Keberhasilan
a. Prestasi belajar siswa
1) Rata-rata kelas sekurang-kurangnya 65
2) Persentase tuntas klasikal hasil belajar IPA
sekurang-kurangnya 80%
b. Keaktifan belajar siswa
3) Ketidakhadiran siswa maksimal 10%
4) Keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran lebih dari 75%
c. Performansi guru dalam pembelajaran
Skor performansi minimal B
TERIMAKASIH
ATAS PERHATIANNYA

WASSALAMU’ALAIKUM . . .

Anda mungkin juga menyukai