Anda di halaman 1dari 17

PERTANGGUNGJAWABAN RUMAH SAKIT

TERHADAP PASIEN DALAM JASA PELAYANAN


KESEHATAN MENURUT UNDANG-UNDANG
PERLINDUNGAN KONSUMEN

Andi Rafia
P0906215012
Dasar Pertanggungjawaban Rumah Sakit
Rumah sakit sebagai suatu badan hukum dapat dimintai
pertanggungjawabannya sebagai pelaku usaha yang dalam hal
ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1 ayat (3) UU No.8 Tahun
1999, yaitu :
”Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan
usaha baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan
badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau
melakukan kegiatan dalam wilayah hukum begara Republik
Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui
perjanjian penyelenggaraan kegiatan usaha berbagai bidang
ekonomi”.

Rumah sakit sebagai pelaku usaha bertanggungjawab untuk


memberikan ganti rugi atas kerugian yang dirasakan oleh
pasien sebagai akibat buruknya pelayanan yang diberikan
tenaga kesehatan pada rumah sakit tempat mereka bekerja.
Pasien sebagai konsumen

“Pasien sebagai konsumen diartikan ”setiap pemakai


dan atau pengguna barang dan atau jasa baik
kepentingan sendiri maupun kepentingan orang lain”.
Dalam pelayanan di bidang medis, tidak terpisah akan
adanya seorang tenaga kesehatan dengan konsumen,
dalam hal ini pasien. Pasien dikenal sebagai penerima
jasa pelayanan kesehatan dalam bidang perawatan
kesehatan”.
Wila Chandrawilala Supriadi, Hukum Kedokteran, (Jakarta:CV Mandar Maju, 2001), hal 14
Pasal 2 UU No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
Perlindungan konsumen diselenggarakan sebagai
usaha bersama berdasarkan 5 (lima) prinsip yang
relevan dalam pembangunan nasional
Prinsip Manfaat
Prinsip keadilan
Prinsip Keseimbangan
Prinsip Keamanan dan Keselamatan
Prinsip Kepastian Hukum
. J.Satrio, Hukum Perikatan (Perikatan Yang Lahir dari Perjanjian), Buku I, Cetakan II, (Bandung:
PT.Citra Aditya Bakti, 2001), hal.100
Prinsip-Prinsip Tanggung Jawab Dalam Hukum
Shidarta ada beberapa prinsip tanggung jawab dalam hukum

 Kesalahan (liability based on fault)

 Praduga selalu bertanggung jawab (presumtion of liability)

 Praduga selalu bertanggung jawab (presumtion of nonliabilty)

 Tanggung jawab mutlak (strict liability)

 Pembatasan tanggung jawab (limitation of liability)

Johannes Gunawan, Tanggung jawab pelaku usaha menurut Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, Hukum Bisnis, hal.45
Hubungan Hukum Rumah Sakit Dengan Pasien

”Hubungan antara Rumah Sakit sebagai pemberi


jasa pelayanan kesehatan (health provider) dan pasien
sebagai penerima jasa pelayaan kesehatan (health
costumer) yang didasarkan pada suatu
perjanjian/kontrak”.

Wira Chandrawila Supriadi, Hukum kedokteran, hal.10


Tanggungjawab Rumah Sakit Ditinjau Dari Sudut
Pelakunya Dikelompokkan Menjadi Tiga Golongan

Tanggung jawab bidang Penanggungjawab

1. Bidang Perumahsakitan ------------------------> Kepala rumah sakit

2. Bidang Medik -----------------------------------> Masing-masing dokter

3. Bidang Keperawatan --------------------------> Masing-masing Perawat


(bidan, paramedik)

Op.Cit, J.Guwandi, Dokter dan Rumah Sakit, hal.34


Tanggungjawab Rumah Sakit
Tanggung jawab rumah sakit itu sendiri meliputi
tiga hal yaitu

Tanggung jawab yang berkaitan dengan


personalia
Tanggung jawab yang meyangkut sarana dan
peralatan.
Tanggung jawab yang menyangkut duty of care
(kewajiban memberikan perawatan yang baik).
Tanggungjawab Rumah Sakit
Menurut hukum perdata majikan dapat dimintai
pertanggungjawabannya jika sampai menimbulkan kerugian
atau cedera pada pasien yang diakibatkan oleh tindakan dan
karyawannya.

Pasal 1367 KUH Perdata menjelaskan bahwa:


” Seorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang
disebabkan karena perbuatannya sendiri, tetapi juga termasuk
kerugian yang disebabkan karena perbuatan orang-orang yang
menjadi tanggungan, atau disebabkan oleh barang- barang
yang berada dibawah pengawasannya”.

Kitab Undang-undang Hukum Perdata


Tanggungjawab Rumah Sakit Berdasarkan
Status Dokter (Doktrin Corporate Liability)
Dokter karyawan (employee)
Ia terikat kepada dan harus mentaati peraturan kerja
rumah sakit, bertindak untuk dan atas nama rumah sakit,
harus melakukan segala perintah yang diberikan oleh
atasannya dan menyediakan waktu tertentu untuk
pelaksanaan pekerjaannya.
 Dokter tamu independent contractor (independent
contractor )
Ia bekerja secara mandiri dan bebas. Ia bekerja tidak
untuk dan atas nama rumah sakit. Tidak dibawah
pengawasaan atau perintah (rumah sakit) dalam arti cara
bagaimana harus melakukan sesuatu.
Tanggungjawab Rumah Sakit
Tanggung jawab rumah sakit terhadap
personalia ini berdasarkan doktrin
”Hubungan majikan-karyawan”

Vicarious Liability, atau


Respondent Superior atau
Master-servan Relationship,
Let the Master Answer
J.Guwandi. Tindakan Medik dan Tanggungjawab Produk Medik, (Jakarta:FKUI, 1993), hal.13-15
Dua Sistem pertanggungjawaban korporasi
 Pertanggungjawaban berdasarkan vicarious liability.
• Doktrin ini mengandung arti, bahwa seorang majikan
bertanggungjawab atas kerugian pihak lain yang ditimbulkan oleh
orang-orang/karyawan yang berada di bawah pengawasannya.
• Dalam konteks hukum kedokteran, doktrin vicarious liability ini timbul
secara khusus dalam doktrin captain of the ship yang berlaku terhadap
dokter spesialis yang melakukan tindakan medis tertentu di suatu
rumah sakit. Ia dianggap bertanggungjawab atas kesalahan atau
kelalaian para staff pembantunya, termasuk penata rontgen dan
perawat.
Pertanggungjawaban berdasarkan strict liability.
Doktrin ini mengandung arti bahwa pertanggungjawaban tanpa
memperhatikan adanya pembuktian unsur kesalahan dari pelaku usaha,
yang paling penting bahwa tindakan yang dilakukan itu telah
menimbulkan kerugian pasien baik cacat fisik atau mati.
Hermin Hadiati, Beberapa Permasalahan Hukum dan Medik, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1992),
hal.61.
Dasar Pertanggungjawaban Rumah Sakit
 Supplies, medication and food (peralatan rumah sakit, persediaan,
pengobatan dan makanan)
Menurut sifat dasar dari rumah sakit bertanggungjawab terhadap peralatan
yang dipergunakan, persediaan obat dan makanan yang memadai sesuai
standard pelayanan yang baik

 Hospital environment (lingkungan rumah sakit)


Lingkungan rumah sakit yang harus diperhatikan, karena lingkungan rumah
sakit yang sehat akan sangat berpengaruh terhadap upaya penyembuhan
penyakit pasien.

Safety Procedure (prosedur yang aman)


Rumah sakit harus melakukan prosedur-prosedur operasional yang berkaitan
dengan pelayanan media yang dilakukan memberikan rasa aman kepada pasien
dengan peralatan yang baik dan standar,
Dasar Pertanggungjawaban Rumah Sakit

 Selection retention of employees and confernal of staff previlage (seleksi dan


kemampuan pekerja serta memberikan perlindungan kepada staff)
Rumah sakit melakukan seleksi kepada pekerja berdasarkan kemampuan sehingga
memberikan pelayanan kesehatan yang baik. Disamping rumah sakit harus
memberikan perlindungan kepada pegawainya yang telah melaksanakan
kewajibannya dengan memberikan pelayanan medis dengan baik.

 Responsibilty for supervision of patient care (bertanggungjawab untuk


mengawasi perawatan pasien)
Rumah sakit bertanggung jawab dengan melakukan pengawasan terhadap
berbagai tindakan medis dalam rangka perawatan terhadap pasien.
Penggunaan Doktrin Vicarious Liablity
 Di Negara Inggris, seorang dokter secara pribadi bertanggung jawab terhadap
kerugian pasien yang disebabkan karena kelalaiannya (neglience). Namun
pasien rumah sakit masih dapat menuntut rumah sakitnya apabila dokter
itu sendiri mempunyai kewajiban merawat (duty of due care) dan tidak dapat
mengelakkan diri dengan memakai tenaga kontrak lepas

 Di Belanda, jika pasien itu dirawat di rumah sakit, maka selain dokternya, rumah
sakit juga turut bertanggung jawab apabila terjadi sesuatu yang merugikan
pasien. Hal ini dilaksanakannya dengan menambahkan satu bab baru pada
Burgerlijk Wetboek yang dinamakan perjanjian tentang pelayanan medik (De
overeenkomst in zake geneeskundige behandeling).

 Di Amerika Serikat, pendirian tentang hubungan dokter di dalam rumah sakit


berdasarkan doktrin vicarious liability/respondent superior ternyata tidak
berbeda. Rumah sakit pada umumnya dianggap bertanggung jawab terhadap
tindakan non tindakan dokter karyawannya. Hal ini tercermin dalam beberapa
yurisprudensi yaitu Bing v. Thuning, New York.
J.Guwandi. Tindakan Medik dan Tanggungjawab Produk Medik, (Jakarta:FKUI, 1993), hal.13-15
Ganti Kerugian Oleh Rumah Sakit
Tanggung jawab untuk memberikan ganti
kerugian oleh pelaku usaha, dapat diwujudkan
dengan:
 Pengembalian uang
 Penggantian barang dan/atau jasa yang
sejenis atau setara nilainya
Perawatan kesehatan dan atau pemberian
santunan yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 19 ayat (2) Undang-undang Perlindungan Konsumen
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai