Anda di halaman 1dari 31

Lapkas

Infeksi saluran kemih


pada anak
DISUSUN OLEH:
YENNY ANGGERAINI
07310303

PEMBIMBING:
dr. SEVINA MARISA, Sp.A
Definisi
Infeksi saluran kemih adalah adanya infeksi (ada
pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri) dalam saluran
kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di
kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna.
Epidemiologi
 Penyebab ke-2 morbiditas penyakit infeksi pada anak
sesudah infeksi saluran nafas.
 Prevalensi pada anak perempuan berkisar 3-5% dan
pada anak ♂ ± 1%.
 Kejadian ISK pada bayi baru lahir dengan berat lahir
rendah mencapai 10-100 kali lebih besar : bayi
dengan berat lahir normal (0,1-1%).
 < usia 1 tahun >> anak ♂.
 > usia 1 tahun >> anak perempuan.
 Pada anak ♂ yang disunat, risikonya  hingga 0,2-
0,4% dari anak ♂ yang tidak disunat.
Etiologi
Bakteri Jamur Virus

• Escherichia coli • Candida albicans • adenovirus


• Proteus mirabilis • Cryptococcus
• Enterococcus, neoformans,
• Pseudomonas , • Aspergillus sp,
• Klebsiella, • Mucoraceae sp,
• Staphylococcus, • Histoplasma
• Streptococcus capsulatum,
• Blastomyces sp,
• Coccidioides
immitis
Patogenesis
 Umumnya terjadi infeksi secara asendens yaitu dari daerah perineum →
O.U.E → buli-buli → ginjal.
 Jalur hematogen terjadi hanya pada usia neonatus.
 Bakteri dalam urin bisa berasal dari ginjal, pyelum, ureter, vesika urinaria,
atau dari uretra.
 Timbulnya suatu infeksi saluran kemih tergantung dari faktor
predisposisi dan faktor pertahanan tubuh penderita yang masih belum
diketahui dengan pasti.
 Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari
flora normal usus. Dan hidup secara komensal di dalam introitus vagina,
prepusium penis, kulit perineum, dan di sekitar anus.
Patogenesis
Flora Usus

Patogenesis
Munculnya Tipe Uropatogenik ISK

Kolonisasi di perineal dan uretra


anterior

Barier Pertahanan Mukosa FAKTOR PEJAMU


Normal (HOST):
1. Memperkuat
perlekatan ke sel
Virulensi uroepitel
Sistitis 2. Refluks vesiko ureter
Bakteri 3. Refluks intrarenal
4. Tersumbatnya saluran
kemih
5. Benda asing (kateter
Pielonefritis Akut
urin)

Parut Ginjal Uropsepsis


Infeksi Vesika
Urinaria

Iritasi

Mukosa Vesika Edem dan Meradang

Spasme Otot Polos


Vesika Urinaria

Hematuria

Urgency Polakisuria Disuria


Inkompetensia
Sistitis Perubahan
Katup Vesiko Ureter
Berulang Dinding Vesika

Urin Naik Lagi


ke Ureter
Terutama Saat
Berkemih

REFLUKS

Urina Naik
Ke Ginjal

PARUT
GINJAL
Zat
Sel
Mediator
Rusak
PYELONEFRITIS
Toksik

Kronik
Manifestasi Klinik
• Makin muda usia anak → manifestasi klinik
makin tidak khas
• Pada neonatus gejala ISK tidak spesifik,
yaitu:
o Suhu tidak stabil dan sering tidak mau menyusu
o Mudah terangsang (iritabilitas)
o Muntah dan perut kembung
o Nafas sering tidak teratur dan sering disertai
ikterus yang memanjang (prolonged jaundice)
o Sering ditemukan sepsis
Manifestasi klinik
• Manifestasi klinik pada usia antara 1 bulan -
< 1 tahun, gejala juga tidak khas:
o Demam
o Nafsu makan kurang
o Muntah
o Diare
o Hambatan pertumbuhan.
Manifestasi Klinik
• Pada masa prasekolah dan sekolah baru timbul
gejala spesifik.
• Meskipun bisa ditemukan pada anak diatas 2 tahun
setelah anak bisa bicara jelas dan dapat
mengontrol miksinya tetapi umumnya baru khas
pada umur 5-6 tahun yaitu:
o Disuria
o Polakisuria
o Urgency.
Manifestasi klinik
 Pada ISK bagian bawah :
 Demam
 Adanya rasa terbakar atau tersengat pada saat berkemih.
 Frekuensi berkemih meningkat
 Kadang tidak dapat menahan sehingga terjadi enuresis.
 Pada malam hari dapat terbangun berkali-kali untuk
berkemih (nokturia),
 Nyeri pada abdomen bagian bawah dimana terletak
vesica urinaria.
 Urine mengalami perubahan:
 berbau tidak enak,
 perubahan pada warna
 urine mengandung darah
 Enuresis diurnal atau nocturnal
Manifestasi klinik
• Pada ISK atas:
 sebagian besar gejala pada infeksi traktus urinarius bagian
bawah ditemukan pula disini.
 demam dengan menggigil,
 nyeri pada daerah pinggang (dibawah iga),
 fatique berat,
 Vomiting
 anak tampak sakit berat
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi genitalia eksterna
o pada anak ♂ , perhatikan ada tidaknya kelainan
kongenital, antara lain:
• Hipospadia
• fimosis
• sudah disirkumsisi / belum
• Palpasi
o pembesaran ginjal unilateral dan bilateral → pikirkan
hidronefrosis
• Perkusi
o Nyeri ketok sudut kostovertebra → infeksi pada ginjal
Pemeriksaan Laboratorium
• Urinalisis
• Biakan urin.
• Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah
(untuk melihat fungsi ginjal)
• LED dan CRP
• Pemeriksaan Antibody Coated
o (-): biayanya mahal dan hasilnya yang lambat.
Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan jumlah leukosit urin
o Leukosituria atau piuria → jumlah leukosit ≥ 5-6/LPB.
• Pemeriksaan uji nitrit
o pemeriksaan ini berdasarkan kemampuan bakteri
patogen untuk mengubah nitrat → nitrit tetapi hasilnya
banyak (+) palsu.
o dilakukan pada urin segar
o sebaiknya yang sudah ≥ 4 jam di kandung kemih atau
pada urin residu
• Pemeriksaan bakteri dengan pewarnaan gram pada urin
yang tidak disentrifus juga dapat dipakai untuk diagnosis awal
ISK.
• Diagnosa pasti → kultur urin.
Cara Pengumpulan Urin Steril:

1. Urin Pancar Tengah


2. Kateterisasi Buli-Buli
3. Aspirasi supra Pubik
Interpretasi
Cara Penampungan Jumlah Koloni Kemungkinan Infeksi

Aspirasi supra pubik Bakteri gram negatif: asal ada 99%


kuman
Bakterigram positif : beberapa ribu

Kateterisasi Kandung Kemih 10⁵ 95%


10⁴-10⁵ Diperkirakan ISK.
10³-10⁴ Diragukan, ulangi.
>10³ Tidak ada ISK
(kontaminasi)
Urine pancar tengah: 10⁴ Diperkirakan ISK
95%
Laki-laki 3x biakan > 10⁵ 90%
Perempuan 2x biakan > 10⁵ 80%
Diragukan, ulangi
1x biakan > 10⁵ Diperkirakan ISK, ulangi
5x 10⁴-10⁵ Tidak ada ISK
Tidak ada ISK.
10⁴ -5x 10⁴
Klinis simtomatik
Klinis asimtomatik
< 10⁴
Pemeriksaan Pencitraan
USG
 Dengan USG dapat dilihat:
 Struktur anatomis saluran kemih, meskipun fungsinya nol
 Besar/ukuran ginjal
 Dilatasi darl pelviokalises, ureter dan anomali vesika urinaria.
 Batu saluran kemih
Foto Polos Abdomen
 Foto polos abdomen saat ini jarang dilakukan kecuali pada anak
dengan persangkaan kuat ke arah batu saluran kemih dan
sebagai persiapan pyelografi intravena (PIV).
Pyelografi Intravena (PIV)
 Jarang dilakukan (kecuali bila tidak tersedia alat pencitraan
korteks DMSA)
 Dosis radiasi PIV > DMSA
 DMSA tidak menggunakan zat kontras → mengurangi
kemungkinan bahaya alergi
 Untuk melihat parut ginjal DMSA lebih sensitif daripada PIV
Penatalaksanaan
Prinsip umum:
1. Diagnosa dini ISK
2. Pemberian antibiotika segera
3. Pencegahan infeksi berulang
4. Mencari faktor predisposisi
5. Merencanakan pengobatan selanjutnya
6. Tindak lanjut sampai gejala hilang dan risiko
kerusakan ginjal tidak ada lagi serta dilanjutkan
dengan pemantauan berkala
 Pasien dengan panas tinggi dan dicurigai adanya pyelonefritis
akut perlu
 Segera beri antibiotik parenteral → dirawat.
 Sebelumnya dilakukan pengumpulan urin dengan cara
kateterisasi atau SPP.
 Bila telah terjadi urosepsis atau disertai muntah-muntah
 pasien harus dirawat untuk pemberian antibiotika
parenteral.
 Bila memungkinkan, jangan diberi obat yang nefrotoksik (misal
aminoglikosida) kecuali bila bakterinya sensitif terhadap obat-
obat tersebut.
 Pada pasien dengan gejala penyakit ringan → cukup
diberikan antibiotik selama 7 hari
 Tetapi pada anak dengan gejala penyakit yang berat (sepsis)
 Antibiotik parenteral selama 2-3 hari parenteral sampai panas
turun
 kemudian dilanjutkan secara oral sampai 14 hari
 Pada neonatus dengan PNA
 pemberian antibiotik parenteral selama 14 hari secara I.V.
Jenis Antibiotik Dosis Perhari
Seftriakson 75 mg/kgBB/hari

Sefotaksim 150 mg/kgBB/hari dibagi setiap 6 jam

Septazidim 150 mg/kgBB/hari dibagi setiap 6 jam

Sefazolin 50 mg/kgBB/hari dibagi setiap 8 jam

Gentamisin 7,5 mg/kgBB/hari dibagi setiap 6 jam

Tobamisin 5 mg/kgBBlhari dibagi setiap 8 jam

Tikarsilin 300 mg/kgBB/hari dibagi setiap 6 jam

Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dibagi setiap 6 jam


Jenis Antibiotik Dosis perhari

Amoksisilin 20-40 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis

Sulfonamida
-Kombinasi Trimetoprim (TMP) - 6-12 mg TMP dan 30-60 mg SMX/kgBB/hari
Sulfametoksazol (SMX) dibagi dalam 2 dosis
-Sulfisoksazol - 120-150 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis
Sefalosporln
- Sefiksim –8 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis
- Sefpodiksim –10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis
- Sefprozil –30 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis
- Sefaleksin –50-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis
- Lorakarbef –15-30 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis
Jenis Antibiotik Dosis Perhari
Kombinasi Trimetoprim (TMP) 2 mg TMP, 10 mg SMX/kgBB/hari dosis
Sulfametoksazol (SMX) tunggal pada malam hari atau 5 mg TMP, 25
mg SMX/kgBB/malam hari dua kali
seminggu
Nitrofurantoin 1-2 mg/kgBB/hari dosis tunggal malam hari

SuIfisoksazoI 10-20 mg/kgBB/hari dibagi tiap 12 jam

Asam Nalidiksat 30 mg/kgBB/hari dibagi tiap 12 jam

Metenamin mandelat 75 mg/kgBB/hari dibagi tiap 12 jam


Pencegahan
o Banyak minum air
o Jangan menahan BAK
o Hindari pemakaian obat dengan spektrum luas
untuk menghindari super infeksi.
o Mencegah konstipasi jika ada disfungsi yang
berhubungan dengan dilatasi kronk rektum
dengan feses didalamnya.
o BAB yang teratur dapat mencegah ISK.
o Circumsisi pada bayi laki-laki
Komplikasi
• Resiko reaksi alergi karena terapi dengan antibiotik
• Anak dengan PNA dapat berkembang menjadi
inflamasi ginjal lobaris atau abses ginjal.
• Komplikasi jangka panjang meliputi:
o renal parenchyma scarring (parut ginjal)
o hipertensi
o penurunan fungsi ginjal, dan
o kegagalan ginjal
Prognosis
• Kebanyakan kasus ISK tanpa komplikasi akan segera
memberikan respons terhadap perawatan antibiotik rawat
jalan, tanpa gejala sisa lebih lanjut.
• Perawatan, pencitraan, dan tindak lanjut yang tepat, akan
mencegah gejala sisa jangka panjang pada pasien dengan
kasus-kasus yang lebih parah atau infeksi kronis.
• Low-grade VUR biasanya sembuh tanpa kerusakan
permanen.
• High-grade VUR dapat membutuhkan koreksi bedah.
Laporan kasus
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai