• Aspirasi pneumonia terjadi karena terinhalasinya isi dari orofaring atau isi lambung kedalam laring atau saluran pernafasan bagian bawah. • disebabkan bakteri anaerob (45-58 %), DEFINISI
O Aspirasi adalah inhalasi dari orofaring atau isi
lambung ke dalam laring dan saluran nafas bagian bawah
O Pneumonia adalah radang paru-paru yang disertai
eksudasi dan konsolidasi Pneumonia aspirasi diklasifikasikan ke tiga sindrom klinis: O Pneumonitis kimia; O Infeksi bakteri O Obstruksi saluran napas. ETIOLOGI
O Aspirasi cairan toksik-pneumonitis kimia
ex:asam, hidrokarbon, mineral oil O Aspirasi bakteri patogen ex: anaerob dan aerob O Substansi yang tidak berekasi (bisa menyebabkan obstruksi) ex: cairan Faktor Risiko O Penurunan Kesadaran (kejang, anestesi, trauma kepala, intoksikasi) O Disrupsi mekanisme dari pertahanan (NGT, ETT, Trakeostomi, Endoskopi, Bronkoskopi) O Neuromusculer disease: Mystenia Gravis O Masalah gastroe-sofageal O Posisi tidur PATOFISIOLOGI
O Pneumonia didapat melalui aspirasi
partikel Infektif dan non infektif,baik dalam bentuk cair,semi cair, padat.
O Partikel infeksius dan non infektif dalam
bentuk cair,semi cair, padat,difiltrasi dihidung atau terperangkap dan dibersihkan oleh mucus dan epitel bersilia disaluran nafas. O Partikel →paru-paru → sesak nafas → obstruksi dan sianosis. O partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveolar dan juga dengan mekanisme imun sistemik, humoral dan yang diperantarai oleh sel.Kemudian partikel tersebut merangsang timbulnya infiltrat, terangsangnya produksi kel mukus. O Perubahan pada mekanisme protektif anak mudah mengalami pneumonia misalnya pada kelainan anatomis kongenital, defisiensi imun atau kelainan neurologis
O Pada anak tanpa faktor-faktor predisposisi
tersebut, partikel infeksius dan non infeksius dapat mencapai paru melalui perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal. O Setelah mencapai parenkim paru, bakteri respons inflamasi akut eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear dialveoli + infiltrasi makrofag. Cairan eksudatif dialveoli konsolidasi lobaris yang khas pada foto thoraks. Virus, mikoplasma dan klamidia inflamasi dengan dominasi infiltrate mono nuclear pada struktur submukosa dan interstitial. Gejala Klinis O Dispnea O Sianosis O Demam O Batuk yang produktif, O Wheezing O Nyeri dada DIAGNOSIS Diagnosis dapat ditegakkan dengan : 1. Anamnesa 2. Pemeriksaan jasmani: Takipnu, takikardi, demam, wheezing, sianosis, retraksi, suara nafas bronchial 3. Pemeriksaan penunjang : laboratorium (analisa gas darah, hitung jenis, pemeriksaan sputum) dan foto thoraks PEMERIKSAAN PENUNJANG
O Darah Lengkap O CT Scan
O Analisis gas darah O Bronkoskopi O Elektrolit, O Kultur sputum ureum,kreatinin O Torakosintesis O Kultur darah O Rontgen toraks O USG PENATALAKSANAAN
O Pastikan jalan napas bersih
O Kemudian berikan oksigen O Bersihkan jalan nafas dan bila perlu dilakukan endotrakeal intubasi O Pasang infus dan berikan cairan sesuai kebutuhan O Pemberian antibiotik Sebelum kultur dapat diberikan antibiotic profilaksis sebagai berikut :
O Amoxillin dan clavulanate (augmentin)
Dosis: 50 – 80 mg/Kg BB/hari, diberikan IV 3 x sehari
O Clindamycin Dosis: 15 – 40 mg/Kg BB/hari, diberikan IV 3 x sehari
O Ceftazidine (fortaz, ceptaz)
Dosis: 1 – 4 mgg ; 30 mg/KgBB/hari, diberikan IV/IM 2 x sehari 1 bln – 12 thn dosisnya 30 – 50 mg/Kg BB/ hari, 3 x Sehari KOMPLIKASI
• Sindrom pernafasan akut (ARDS)
• Abses paru • Efusi • Emfisema • sepsis • kematian Prognosis • Tergantung beratnya penyakit, komplikasi dan keadaan pasiennya sendiri TERIMA KASIH