1. Sistem sistemik
2. Sistem pulmonal
Curah jantung
Curah jantung adalah volume darah yang dipompa
oleh tiap ventrikel per menit.
Besar curah jantung yang normal adalah 5 Liter
/menit.
curah jantung berbeda-beda nilainya tergantung
dari kebutuhan jaringan perifer akan oksigen dan
nutrisi. Kebutuhan curah jantung bervariasi
sesuai ukuran tubuh, maka diperlukan suatu
indikator fungsi jantung yang lebih akurat yaitu
indeks jantung.
Indeks jantung diperoleh dengan membagi curah
jantung dengan luas permukaan tubuh, yaitu
berkisar antara 2,8 sampai 4,2 liter/menit.
Faktor Penentu Curah Jantung
• Curah jantung tergantung dari frekuensi jantung
dan volume sekuncup.
• Volume sekuncup adalah volume darah yang dipompa
oleh ventrikel per detik.
• Curah jantung = frekuensi jantung x volume
sekuncup
Pengaturan Denyut jantung
4 kelas lipoprotein
1. Kilomikron
2. VLDL
3. LDL
4. HDL
klasifikasi:
• 1. Hiperlipidemia sekunder : kasus dengan
kadar tinggi yang disebabkan oleh gangguan
sistemik
• 2. Hiperlipidemia primer : akibat dari
predisposisi genetik terhadap kelainan
metabolisme lipid.
Faktor pemicu
• Obesitas
• Asupan alkohol yang berlebihan
• DM
• Hipotiroidisme
• Sindrom nefrotik
Penatalaksanaan
• Perubahan gaya hidup
• Sindrom metabolik
• Terapi obat
HMG CO-A
Inhibitor reduktase (statin)ex. Alorvastatin
Seskuesteran as empedu
As.empedu dan fibrine acid, ex. Gemfibrozil dan
klofibrat.
• Hindari konsumsi: daging organ, kuning telur,alkohol.
HIPERTENSI
Peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg
Jarang menunjukkan simtom
Silent killer
Uncontrolled Jantung, strok, retinopati
Blood Pressure
Sistole : Tekanan darah
waktu jantung
berkontraksi
▫ < 5 % penderita
▫ Penyebab : ginjal, endokrin, vasomotor
anatomik, obat ( NSAID, Kortikosteroid,
kontrasepsi oral, simpatomimetik , MAOI
Klasifikasi Tekanan darah
ANGINA VARIAN/PRINZMETAL
Terjadi karena vasospasme koroner
Serangan timbul sewaktu istirahat, bisa juga di pagi hari
ANGINA TIDAK STABIL
☻Merupakan perkembangan lebih lanjut dari angina stabil
Disebut preinfarction angina, karena pasien sudah mendekati
akan menderita infark miokard
Ö Disebut juga cres-cendo, karena ditandai dengan meningkatnya
frekuensi dan lama serangan angina
Meliputi kelompok penderita :
STRATEGI
- Menambah suplai darah ke daerah yang mengalami iskemi
- Mengurangi konsumsi oksigen otot jantung dengan pemberian
obat
- Tindakan intervensi untuk melebarkan daerah penyempitan
dengan memakai balon atau alat-alat baru yang lain atau
dengan tindakan pemibedahan
- Faktor resiko harus diobati
- Cara hidup perlu disesuaikan dan faktor lain yang dapat
memperberat
OBAT-OBAT ANTIANGINA
SENYAWA NITRAT
Kerja :
dilatasi pembuluh vena sehingga meningkatkan kapasitas, menurunkan preload,
stroke volume menurun dan akhirnya kerja jantung menurun
dilatasi arteri koroner menyebabkan aliran darah ke miokard meningkat
Macam :
Kerja Cepat
sediaan sublingual (Nitrogiserin , Isosorbid dinitrat, Eritritil dinitrat) dan
Amil nitrit inhalasi
untuk serangan akut angina
Kerja Panjang
sediaan oral (Nitrogliserin, Isosorbid dinitrat, Isosorbid 5-Mononitrat,
Eritritil tetranitrat), topikal (Nitrogiserin salep), transdermal
(Nitrogliserin)
untuk menjaga efek vasodilatasi senhingga menurunkan kerja jantung dan
menjaga aliran darah ke jantung
ES :
Sakit kepala, pusing, muka merah, lemah, takikardi
BETA BLOKER
Kerja : mereduksi kerja jantung sehingga konsumsi oksigen
miokard menurun dan kontraktilitas miokard menurun
Golongan :
Lipid soluble (propanolol, metoprolol, pinndolol), cepat dimetabolisme
oleh hatidan absorbsi ke Central Neuro System
Water soluble (atenolol, nadolol), eliminasi lewat ginjal
Kardioselektif blok beta-1 (atenolol, metoprolol, asebutolol)
Nonselektif (propanolol, timolol, nadolol)
ES :
Merupakan kelanjutan dari efek farmakologinya, yaitu bradikardi, gagal
jantung, bronkospasme
Bukan kelanjutan efek farmakologinya, yaitu
O pada saluran cerna (mual, muntah, diare ringan, konstipasi)
O efek sentral (mimpi buruk, insomnia, halusinasi, rasa capek, pusing)
O reaksi alergi (demam dan purpurea)
100
% spasme
100
Beta Bloker
TAHAP 3 TAHAP 3
TAHAP 3 (Terapi
(Kombinasi 3 (Penggantian
trombolistik,
obat) : nitrat CCB, tapi nitrat
angioplastik,
kerja kerja lama
bebas pintas
lama+CCB+bet tetap
koroner)
a bloker diberikan)
Infark Myokard
Serangan jantung (infark jantung atau trombosis koroner)
→ penyumbatan aliran darah oleh gumpalan-gumpalan
darah beku.
Akibatnya, bagian jantung yang bersangkutan tidak lagi
menerima darah, zat-zat gizi, serta oksigen, dan dalam
waktu 6-12 jam berangsur-angsur mati.
Di jaringan mati terbentuk parut, terutama parut besar
dapat menganggu fungsi pompa jantung bila daerah
infark kecil, sisa otot jantung yang sehat memiliki cukup
tenaga cadangan untuk menanggulangi kehilangan
tersebut. Sebaliknya, bila infark terlalu luas, maka detak
jantung akan berhenti total.
Gejala infark jantung berbeda dengan angina pektoris,
perbedaanya :
Angina klasik Infark miokard
Penyebab : arterosklerosis Penyebab: arterosklerosis
Nyeri : berat, sesak, bisa Nyeri : berat, sesak, bisa
menyebar menyebar
Pemicu : aktifitas fisik Pemicu : tidak diketahui
Nyeri berkurang dengan Nyeri menetap
istirahat Nyeri tidak hilang oleh GTN
Nyeri hilang oleh GTN Pasokan oksigen menurun
Kebutuhan oksigen Sumbatan sempurna
meningkat Anoksia miokard
Obtruksi parsial Irreversibel
Hipoksi miokard
Reversibel
Tingkat keparahan infark jantung (infark miokard)
Serangan nyeri pada infark sering kali timbul dalam keadaan istirahat
dan bertahan lebih lama, juga bersifat lebih hebat dan tidak dapat
dihilangkn dengan nitrogliserin.
Dignosa dapat ditegakkan setalah ditemukan minimal 2 dari 3:
1. Kondisi klinis dan riwayat penyakit
2. Perubahan EKG secara progresif
3. Perubahan enzim serum secara progresif
Prevensinya :
→ dilakukan dengan mengkonsumsi sayur mayur dan buah-buahan
flavonoid. Zat-zat ini memegang peranan pada pencegahan pada proses
penyumbatan pembuluh darah dan terjadinya infark jantung serta PJP
lainnya.
Penanganan MI
Tujuan :
1. Menyelamatkan jiwa dan reduksi komplikasi
2. Pengobatan simptom akut
3. Meminimalkan daerah infark
4. Pengobatan komplikasi
5. Rehabilitasi
6. Pencegahan serangan sekunder
Penanganan MI Akut
Target Penanganan
• Penyebabnya :
- Gangguan pembentukan impuls
- Gangguan penghantran impuls
- Gangguan pembentukan & penghantaran
impuls
a. Gangguan pembentukan impuls
1. Di sinus
- takikardi sinus
- bradikardi sinus
- aritmia sinus
- henti sinus
2. Di atria (aritmia atria)
- ekstra sistol atria / prematur atrial beats
- takikardi atria
- gelepar atria
- fibrilasi atria
- pemacu kelana atria
3. Di penghubung AV (aritmia penghubung)
- extrasistol penghubung AV / extrasistol nodal
- takikardi penghubung AV
- irama lolos penghubung AV
4. Di ventrikel (aritmia ventrikel)
- extrasistol ventrikel
- takikardi ventrikel
- gelepar ventrikel
- fibrilasi ventrikel
- henti ventrikel
- irama lolos ventrikel
B. Gangguan penghantaran impuls
• Blok SA
• Blok AV
• Blok intraventrikular
Antiaritmia
• Golongan obat IA
disopiramida, prokainamida, kinidin
mekanisme kerja : penyekat kanal Na+
respon : memperlambat depolarisasi fase O
• Golongan obat IB
lidokain, meksiletin, tokainida,
mekanisme kerja : penyekat kanal Na+
respon : memperpendek repolarisasi fase 3
• Golongan obat IC
flekainida, propafenon
mekanisme kerja : penyekat kanal Na+
repon : memperlambat depolarisasi fase O scr
nyata
• Golongan obat II
Esmolol, metoprolol,pindolol,propanolol,
Mekanisme kerja : penyekat β adrenoseptor
Respon : menekan depolarisasi fase 4
• Golongan obat III
amiodaron, bretilium,sotalol
mekanisme kerja : menyekat kanal K+
respon : memperpanjang repolarisasi fase 3
• Golongan obat IV
diltiazem, verapamil
mekanisme kerja : penyekat kanal Ca2+
respon : memperpendek potensial aksi
Obat – obat lainnya
• Digoksin memperpanjang periode refrakter
efektif, mengurangi kecepatan konduksi dalam
serat purkinje
• Adenosin memperpanjang periode refrakter,
mengurangi otomatisasi nodus AV
• Pacemaker alat yang mengirim impuls listrik ke
jantung
PENYAKIT KATUP JANTUNG
PENYAKIT KATUB JANTUNG (PKJ)
A. Kelainan mekanik
• Peningkatan beban tekanan
• Peningkatan beban volume
• Penyumbatan thp pengisian ventrikel
• Tamponade perikardium
• Aneurisme ventrikel
B. Kelainan miokardium
1. Primer
kardiomiopati
miokarditis
toksisitas
2. Sekunder
kelainan metabolik
peradangan
penyakit infeksi
• Disritmia
• Infeksi sistemik
• Emboli paru
Penanganan
a. Pengurangan beban awal
• Pembatasan asupan garam ( Na ) dlm makanan
• Menurunkan retensi Na & cairan
dgn pemberian Diuretika loop
contoh : Furosemid ( 20-40mg/hari)
b. Pengurangan beban akhir
• Pemberian obat vasodilator
untuk menghambat angiotensin I angiotensin II
( vasokontrinsik) me curah jantung me
aliran darah melepaskan aldosteron me
ekskresi Na& air me volume darah
mengurangi aliran darah vena ke jantung
Contoh : captoril, enapril 12,5 mg, 25 mg per tablet
hidralazin&isosorbidinitrat (bila tdk bs mentoleransi
inhibitor ACE)
Etiologi ateroskerotik
Etiologi non ateroskerotik
1. Nekrosis media
2. Peradangan arteri
3. Kondisi vasofatik
4. Diplasia vibromuskular
Penyakit arteri oklusif
• Patofisiologi
Penyakit oklusif arteri kronik secara progresif akan
menyempitkan lumen arteri dan meningkatkan
resistensi terhadap aliran .darah sehingga aliran
darah ke jaringan luar akan berkurang.
• Gambaran klinis
Penyakit oklusif aretri berkembang lambat selama
bertahun-tahun. Tanda dan gejala timbul akibat
kurangnya perfusi jaringan dan iskemia.
Penyakit arteri aneurisma
• Patofisiologi
Pembentukan aneurisma timbul akibat degenerasi
media dan melemahanya tunika media arteri.
• Etiologi dan lokasi tersering
Tempat terbentuknya anerurisma yang paling sering
adalah aorta abdominalis. Aterosklerosis dan trauma
adalah penyebab yang paling sering.
• Gambaran klinis
Aneurisma seringkali asimtomatik. Tanda pertama
penyakit ini dapat berupa komplikasi gawat seperti
rupture, trombosit
Pengobatan
• Aneurisma tergantung abdominalis asimtomatik
yang kecil tidak mengharuskan untuk dilakukan
bedah. Jika aneurisma menjadi simtomatik, akan
mendesak untuk mendesak dilakukan
pembedahan.
b.Penyakit pembuluh darah vena
Penyakit vena tromboembolik
• Patofisiologi