Anda di halaman 1dari 39

QUALITY CONTROL PRODUK SLAB BAJA

JENIS MICRO ALLOY


DENGAN METODE SIX SIGMA – DMAIC
(Studi Kasus PT Krakatau Steel Di Pabrik SSP I)
ALIRAN PRODUK PT KRAKATAU STEEL

Sponge Steel Making

Billet Steel Wire Rod

Hot Strip Coil Cold Roll C/S

Slab Steel

Hot Strip Sheet


Menentukan Memberikan
Mengenal nilai Level Menentukan usulan
proses Sigma untuk Jenis cacat perbaikan
produksi slab mesin CCM 1 yang sering untuk
baja dan CCM 2 terjadi mengurangi
cacat produk
Penelitian dilakukan di PT Krakatau Steel
khusus di pabrik SSP I

Data yang diolah merupakan data inspeksi


produk slab baja sebelum repair selama
tahun 2013

Data yang digunakan yaitu cacat produk


pada slab jenis micro alloy

Penyelesaian masalah menggunakan


metode Six Sigma DMAIC dengan batas
penyelesaian sampai pada tahap analisis
Kemampuan produk
untuk digunakan
 Kualitas konsumen sehingga dapat
memberikan kepuasan
bagi yang menggunakan
produk tersebut sesuai
dengan fungsinya.

Mendapatkan jaminan
kualitas produk atau jasa
 Tujuan yang dihasilkan sesuai
Pengendalian dengan standar kualitas
Kualitas yang ditetapkan dengan
mengeluarkan biaya
yang ekonomis
Mulai

Pendahuluan
Studi Literatur

Perumusan Masalah
Bagaimana kualitas slab baja jenis micro alloy yang dihasilkan pabrik SSP I saat ini dan
bagaimana pengendalian kualitas kualitas slab baja dalam mengurangi jumlah produk yang cacat
maupun produk dengan proses lanjut (rework) sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas perusahaan.

Batasan Masalah
1. Penelitian dilakukan di PT. Ktakatau Steel khusus di pabrik SSP I.
2. Data yang diolah merupakan data inspeksi produk slab baja selama tahun 2013 jenis slab
baja micro alloy .
3. Jenis slab baja yang diambil datanya yaitu slab baja jenis micro alloy.
4. Penyelesaian menggunakan metode six sigma DMAIC dengan batasan penyelesaian sampai
pada tahap analisis.

Pengumpulan data
Data yang digunakan yaitu data cacat produk slab baja tahun 2013 jenis
micro alloy

Pengolahan Data

Measure Analysis
Define
Menbuat peta kendali P dan Membuatkan diagram
Membuat diagram
melakukan perhitungan level sebab akibat dari masing –
SIPOC
Sigma masing jenis cacat

Analisis
Analisis dilakukan untuk perhitungan nilai level sigma

Penutup
Berisikan kesimpulan dan saran

Selesai
Non conforming Jumlah Cacat Jenis Cacat
No Jenis Gread Jumlah Produksi
Reject Out Off Land Group Sebelum Repair RM RMS RS RB RP2 RPIN RPIL IPL OL RE
1 0A1410AN 23 1 - 40 22 18
2 0A1813BN 7 0 -
3 0K1812BN 142 1 - 1 1
4 1A1410AN 4 0 -
5 1A1808AN 127 0 -
6 1A1810BN 54 0 -
7 1A1812BN 189 0 1
8 1A1813BN 44 0 -
9 1K1508AT 24 0 -
10 1K1714AN 16 0 -
11 2A1715AD 43 1 - 10 3 3 4
12 2A1810AT 1 0 -
13 2K1008AT 75 0 -
14 3K0710AN 454 0 -
15 3K0710AW 19 0 -
16 4K0508AI 24 1 1 1 1
17 4K0712AX 10 0 -
18 4K0712BX 1 0 -
19 4K0713AI 29 0 1
Total 1286 4 3 52 3 25 22 2
Non conforming Jumlah Cacat Jenis Cacat
No Jenis Gread Jumlah Produksi
Reject Out Off Land Group Sebelum Repair RM RMS RS RB RP2 RPIN RPIL IPL OL RE
1 0A1410AN 3 0 -
2 0K1612AN 11 0 -
3 0K1812BN 22 0 -
4 1A1808AN 5 0 -
5 1A1812BN 9 0 -
6 1A1813BN 20 0 -
7 1K0804AQ 11 0 -
8 1K1508AT 259 2 1 16 4 2 2 0 5 2 1 0 0
9 2A1715AD 347 1 1 8 4 2 2 0 0 0 0 0 0
10 2A1810AT 345 0 2
11 2K1008AT 129 0 -
12 3K0710AN 20 0 -
13 3K0710AW 39 0 -
14 4K0712AX 72 0 -
15 4K0712BX 5 0 -
16 4K0713AI 157 3 - 19 4 4 6 0 2 2 0 0 1
17 4K0814AS 5 0 -
Total 1459 6 4 43 12 8 10 7 4 1 1

P

Pembuatan peta kendali bertujuan untuk melihat apakan data yang


digunakan dalam melakukan perhitungan six sigma nantinya berada
dalam batas kontrol atau tidak.
Langkah pembuatan peta kontrol:
1. Melakukan pemeriksaan untuk cacat slab
Jumlah produksi pada mesin CCM 1 = 1286
Jumlah produksi pada mesin CCM 2 = 1459
2. Menghitung jumlah cacat yang terjadi

3. Menentukan jumlah cacat rata – rata dari


slab yang diperiksa
4. Menentukan standar deviasi untuk masing masing mesin
CCM dengan rumus

5. Menentukan batas kendali masing – masing mesin CCM


Mesin CCM 1 :
Peta Kendali Mesin CCM 1
0.2500
0.2000
0.1500
0.1000 CL
0.0500
Non Conforming
0.0000
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
-0.0500 LCL
-0.1000
UCL
-0.1500
-0.2000
-0.2500
Jumlah Data
•Data Batas Kendali Mesin CCM 1 Setelah Revisi

Non Conforming per


No Jenis Gread Jumlah Produksi Reject CL LCL UCL
CL = 0,0047 1 0A1410AN 23 1
Unit (Ui)
0.043 0.0047 -0.038 0.047

UCL = 0, 047 2
3
0A1813BN
0K1812BN
7
142
0
1
0.000
0.007
0.0047 -0.073
0.0047 -0.012
0.082
0.022
4 1A1410AN 4 0 0.000 0.0047 -0.098 0.107
LCL = - 0, 038 5
6
1A1808AN
1A1810BN
127
54
0
0
0.000
0.000
0.0047 -0.013
0.0047 -0.023
0.023
0.032
7 1A1812BN 189 1 0.005 0.0047 -0.010 0.020
8 1A1813BN 44 0 0.000 0.0047 -0.026 0.035
9 1K1508AT 24 0 0.000 0.0047 -0.037 0.046
10 1K1714AN 16 0 0.000 0.0047 -0.046 0.056
11 2A1715AD 43 1 0.023 0.0047 -0.027 0.036
12 2A1810AT 1 0 0.000 0.0047 -0.200 0.209
13 2K1008AT 75 0 0.000 0.0047 -0.019 0.028
14 3K0710AN 454 0 0.000 0.0047 -0.005 0.014
15 3K0710AW 19 0 0.000 0.0047 -0.042 0.052
16 4K0508AI 24 1 0.042 0.0047 -0.037 0.046
17 4K0712AX 10 0 0.000 0.0047 -0.060 0.069
18 4K0712BX 1 0 0.000 0.0047 -0.200 0.209
19 4K0713AI 29 1 0.034 0.0047 -0.033 0.043
Total 1286 6
Peta Kendali Mesin CCM 1 Setelah Revisi
0.2500

0.2000

0.1500

0.1000

0.0500
CL
0.0000 non conforming
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 LCL
-0.0500 UCL

-0.1000

-0.1500

-0.2000

-0.2500
Jumlah Data
Batas Kendali untuk Mesin CCM 2 :
CL = 0,0069 No Jenis Gread Jumlah Produksi Reject
Non Conforming per
CL LCL UCL
Unit (Ui)
UCL = 0,15 1
2
0A1410AN
0K1612AN
3
11
0
0
0.000
0.000
0.0069
0.0069
-0.136
-0.068
0.150
0.081
LCL = - 0,136 3
4
0K1812BN
1A1808AN
22
5
0
0
0.000
0.000
0.0069
0.0069
-0.046
-0.104
0.060
0.118
5 1A1812BN 9 0 0.000 0.0069 -0.076 0.089
6 1A1813BN 20 0 0.000 0.0069 -0.048 0.062
7 1K0804AQ 11 0 0.000 0.0069 -0.068 0.081
8 1K1508AT 259 3 0.012 0.0069 -0.009 0.022
9 2A1715AD 347 2 0.006 0.0069 -0.006 0.020
10 2A1810AT 345 2 0.006 0.0069 -0.006 0.020
11 2K1008AT 129 0 0.000 0.0069 -0.015 0.029
12 3K0710AN 20 0 0.000 0.0069 -0.048 0.062
13 3K0710AW 39 0 0.000 0.0069 -0.033 0.046
14 4K0712AX 72 0 0.000 0.0069 -0.022 0.036
15 4K0712BX 5 0 0.000 0.0069 -0.104 0.118
16 4K0713AI 157 3 0.019 0.0069 -0.013 0.027
17 4K0814AS 5 0 0.000 0.0069 -0.104 0.118
Total 1459 10
Peta Kendali Mesin CCM 2
0.2000

0.1500

0.1000

0.0500
CL
0.0000 Non conforming
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 LUC
-0.0500 LCL

-0.1000

-0.1500

-0.2000
Jumlah Data
 Penentuan nilai Six Sigma untuk Mesin CCM 1
a. Defect Per Opportunity (DPO):

b. Defect Per Million Opportunity (DPMO)


Perhitungan level sigma:

Level Sigma untuk mesin CCM 1


 Penentuan nilai Six Sigma untuk Mesin CCM 2
a. Defect Per Opportunity (DPO):

b. Defect Per Million Opportunity (DPMO)


Perhitungan level sigma untuk mesin CCM 2 :
3. Analisis (A)
Tahap ke 3 dari metode six sigma yaitu
tahap analisis. Pada tahap ini dicari akar
permasalahan terjadinya cacat pada slab
baja yang dihasilkan.
Pareto Chart of Jenis Cacat di CCM 1

100
50

80
40
Jumlah Cacat

60

Percent
30

20 40

10 20

0 0
Jenis Cacat RMS RS RM Other
Jumlah Cacat 25 22 3 2
Percent 48.1 42.3 5.8 3.8
Cum % 48.1 90.4 96.2 100.0
Pare to Chart of Je nis Cacat Pada CCM 2

100
40

80
30
Jumlah Cacat

60

Percent
20
40

10
20

0 0
Jenis Cacat RM RS RMS RP2 RPIN Other
Jumlah Cacat 12 10 8 7 4 2
Percent 27.9 23.3 18.6 16.3 9.3 4.7
Cum % 27.9 51.2 69.8 86.0 95.3 100.0
Material Metode Manusia

Bekerja tidak
sesuai SOP Slag masih tersisa
Baja cair masih Kesalahan takaran
mengandung slag Casting powder Operator kurang casting powder
kadaluarsa teliti
Retak Sudut dan
Straightener tidak berfungi Retak Melintang Sudut
Pendinginan tidak
optimal dengan baik Gaya gesek antara
casting dan strand
Gesekan antara mold dengan
permukaan slab Setting Tapper
dan stroke
Mesin tidak
bekerja optimal
Lingkungan
Mesin
Material Metode Manusia

Baja cair masih Temperature superhead


Mengandung slag yang terlalu besar
Kesalahan takaran
Komposisi bahan Operator kurang costing powder
campuran teliti

Retak Melintang
Kurangnya
Pendinginan kurang perawatan mesin
optimal
Gaya gesek antara casting
Mesin bekerja
dan strand terlalu besar
Tidak optimal

Lingkungan Mesin
1. Manusia
a. Mengadakan peningkatan pelatihan
b. Pengawasan lebih terhadap pekerjaan
c. Membuatkan suatu alat bantu dalam menentukan takaran pemberian
casting powder
2. Mesin
a. Melakukan perawatan secara berkala
b. Pembaharuan terhadap peralatan produksi
3. Metode
SOP di buatkan dan tempel pada tempat kerja.
4. Material
Dalam pencampuran material pastikan operator telah terlatih
5. Lingkungan kerja
Setiap operator harus menggunakan APD saat bekerja. Jika ada yang tidak
menggunakan APD maka akan diberikan sanksi yang tegas.
 Proses produksi di PT. Krakatau Steel telah terintegrasi
dimana PT. Krakatau Steel mempunyai 6 pabrik yang saling
terhubung untuk menghasilkan baja yang berkualitas. Setiap
pabrik memiliki quality control yang selalu menginspeksi
setiap barang yang akan di kirim ke konsumen.
 Penentuan nilai level sigma yang dilakukan terhadap dua
mesin yang digunakan dalam proses produksi slab baja di
pabrik SSP I. penentuan level sigma bertujuan untuk
mengetahui tingkat produk cacat yang dihasilkan oleh
pabrik SSP I. Apabil tingkat level sigma tinggi maka semakin
kecil toleransi yang diberikan pada kecacatan sehingga
semakin tinggi kapabilitas proses, dan hal itu dikatakan
semakin baik. Nilai level Sigma tertinggi yaitu 6 sehingga
diharapkan nilai yang didapatkan mendekati level 6.
Nilai level sigma yang didapatkan untuk mesin CCM 1 yaitu
4,809 dan untuk CCM 2 yaitu 4,70. Nilai level sigma yang
didapatkan ini telah mencapai level rata – rata industri USA
dengan persentase yang memenuhi spesifikasi yaitu
99,379%. meskipun begitu untuk nilai DPMO yang
didapatkan masing - masing CCM yaitu 466,5 dan 685,4
dapat diartikan bahwa masih terdapat peluang cacat
sebanyak yaitu 466,5 dan 685,4 dari sejuta peluang dalam
produksi.
 Jenis cacat yang paling banyak terjadi di mesin CCM 1 yaitu
retak melintang sudut dengan persentase kumulati 48,1%
dan cacat yang paling banyak terjadi di mesin CCM 2 yaitu
retak melintang dengan persentase kumulatif yaitu 27,9%.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai