Anda di halaman 1dari 13

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫علَى َهلَ َك ِت ِه‬َ ‫ط‬ ُ َ‫س َد ِإالَّ فِى اثْنَتَي ِْن َر ُج ٌل آتَاهُ هللاُ َماالً ف‬
َ ‫س ِل‬ َ ‫الَ َح‬
‫ضى ِب َها َويُعَ ِل ُم َها‬ ِ ‫ فَ ْه َو يَ ْق‬، َ‫ َو َر ُج ٌل آتَاهُ هللاُ ْال ِح ْك َمة‬، ‫ق‬
ِ ‫ِفى ْال َح‬
“Tidak boleh hasad kecuali pada dua orang, yaitu orang yang Allah
anugerahkan padanya harta lalu ia infakkan pada jalan kebaikan dan
orang yang Allah beri karunia ilmu (Al Qur’an dan As Sunnah), ia
menunaikan dan mengajarkannya.”
(HR. Bukhari no. 73 dan Muslim no. 816)
Ketika menjelaskan hadits di atas, Ibnu Batthol rahimahullah menjelaskan:
Sebagian ulama menyebutkan bahwa pengeluaran harta dalam kebaikan
dibagi menjadi tiga:

1. Pengeluaran untuk kepentingan pribadi, keluarga dan


orang yang wajib dinafkahi dengan bersikap sederhana,
tidak bersifat pelit dan boros

2. Penunaian zakat dan hak Allah. Ada ulama yang


menyatakan bahwa siapa saja yang menunaikan zakat,
maka telah terlepas darinya sifat pelit

3. Sedekah tathowwu’ (sunnah) seperti nafkah untuk


menyambung hubungan dengan kerabat yang jauh dan
teman dekat, termasuk pula memberi makan pada
mereka yang kelaparan.
(Lihat Syarh Bukhari, Ibnu Battol, 5: 454, Asy Syamilah).
Pertama: Nafkah kepada keluarga lebih afdhol dari
sedekah tathowwu’ (sunnah)
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ٌ ‫َار أ َ ْنفَ ْقتَهُ ِفى َرقَبَ ٍة َو ِدين‬


‫َار‬ ٌ ‫هللا َو ِدين‬ِ ‫س ِبي ِل‬ َ ‫َار أ َ ْنفَ ْقتَهُ ِفى‬ٌ ‫ِدين‬
‫ظ ُم َها‬َ ‫علَى أ َ ْه ِل َك أ َ ْع‬
َ ُ‫ار أ َ ْنفَ ْقتَه‬
ٌ َ‫ين َو ِدين‬ ٍ ‫علَى ِم ْس ِك‬ َ ‫ت ِب ِه‬ َ ‫ص َّد ْق‬
َ َ‫ت‬
‫علَى أ َ ْه ِل َك‬َ ُ‫أ َ ْج ًرا الَّ ِذى أ َ ْنفَ ْقتَه‬

“Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang
engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar
yang engkau yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin,
dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk
keluargamu maka pahalanya lebih besar (dari amalan kebaikan yang
disebutkan tadi)” (HR. Muslim no. 995).
Kedua: Jika mencari nafkah dengan ikhlas, akan
menuai pahala besar

Dari Sa’ad bin Abi Waqqosh, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ َحتَّى‬، ‫علَ ْي َها‬ َ ‫هللا ِإالَّ أ ُ ِج ْر‬


َ ‫ت‬ ِ َ‫ِإنَّ َك لَ ْن ت ُ ْن ِفقَ نَفَقَةً ت َ ْبت َ ِغى ِب َها َو ْجه‬
‫َما ت َ ْجعَ ُل فِى فِى ْام َرأَتِ َك‬
“Sungguh tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan
mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali
kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), sampai pun
makanan yang kamu berikan kepada istrimu.”
(HR. Bukhari no. 56).
Ketiga: Memberi nafkah termasuk sedekah

Dari Al Miqdam bin Ma’dikarib, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ص َدقَةٌ َو َما‬
َ ‫ت َولَ َد َك فَ ُه َو لَ َك‬َ ‫طعَ ْم‬ْ َ ‫ص َدقَةٌ َو َما أ‬
َ ‫س َك فَ ُه َو لَ َك‬َ ‫ت نَ ْف‬ ْ َ ‫َما أ‬
َ ‫طعَ ْم‬
ٌ‫ص َدقَة‬
َ ‫ت خَا ِد َم َك فَ ُه َو لَ َك‬َ ‫طعَ ْم‬ْ َ ‫ص َدقَةٌ َو َما أ‬
َ ‫ت زَ ْو َجت َ َك فَ ُه َو لَ َك‬ َ ‫طعَ ْم‬ْ َ‫أ‬
“Harta yang dikeluarkan sebagai makanan untukmu dinilai sebagai
sedekah untukmu. Begitu pula makanan yang engkau beri pada anakmu,
itu pun dinilai sedekah. Begitu juga makanan yang engkau beri pada
istrimu, itu pun bernilai sedekah untukmu. Juga makanan yang engkau
beri pada pembantumu, itu juga termasuk sedekah”
(HR. Ahmad 4: 131. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits
ini hasan).
ُ‫يرة ً ۚ َوٱهلل‬ ْ َ ‫ض ِعفَهُۥ لَهُۥٓ أ‬
َ ‫ضعَافًا َك ِث‬ َ ُ‫سنًا فَي‬ ً ‫ٱهلل قَ ْر‬
َ ‫ضا َح‬ َ ‫ض‬ ُ ‫َّمن َذا ٱلَّ ِذى يُ ْق ِر‬
ُ ‫ْص‬
َ ُ‫ط َو ِإلَ ْي ِه ت ُ ْر َجع‬
‫ون‬ ُ ‫ض َويَب‬ ُ ‫يَ ْق ِب‬
Allah SWT berfirman : “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada
Allah, pinjaman yang baik (menafkahkah hartanya di jalan Allah), maka
Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda
yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan
kepada-Nya lah kamu dikembalikan.” (Al Baqarah : 245 )

‫س ْب َع‬
َ ‫ت‬ْ َ ‫هلل َك َمث َ ِل َحبَّ ٍة أَنبَت‬ َ ‫ون أ َ ْم َولَ ُه ْم فِى‬
ِ ‫س ِبي ِل ٱ‬ َ ُ‫ين يُن ِفق‬َ ‫َّمث َ ُل ٱلَّ ِذ‬
ُ‫شا ٓ ُء ۗ َوٱهلل‬
َ َ‫ف ِل َمن ي‬ ُ ‫ض ِع‬ َ ُ‫سنبُلَ ٍة ِم ۟ائَةُ َحبَّ ٍة ۗ َوٱهللُ ي‬
ُ ‫سنَا ِب َل فِى ُك ِل‬ َ
‫ع ِلي ٌم‬
َ ‫َو ِس ٌع‬
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah
melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Al-Baqarah : 261)
Keempat: Harta untuk nafkah semakin barokah
dan akan diberi ganti

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ان يَ ْن ِزالَ ِن فَيَقُو ُل أ َ َح ُد ُه َما‬ َ


‫ك‬
ِ َ َِ ‫ل‬‫م‬ َّ ‫ال‬ ‫إ‬ ‫ه‬
ِ ‫ي‬‫ف‬
ِ ُ
‫د‬ ‫ا‬َ ‫ب‬‫ع‬ِ ْ
‫ال‬ ْ ُ‫َما ِم ْن يَ ْو ٍم ي‬
‫ص ِب ُح‬
‫ف‬ ً َ‫ َويَقُو ُل اآلخ َُر اللَّ ُه َّم أ َ ْع ِط ُم ْم ِس ًكا تَل‬، ‫اللَّ ُه َّم أ َ ْع ِط ُم ْن ِفقًا َخلَفًا‬
“Tidaklah para hamba berpagi hari di dalamnya melainkan ada dua
malaikat yang turun, salah satunya berkata, “Ya Allah, berilah ganti
kepada orang yang senang berinfak.” Yang lain mengatakan, “Ya Allah,
berilah kebangkrutan kepada orang yang pelit.”
(HR. Bukhari no. 1442 dan Muslim no. 1010).
Kelima: Setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban apakah
ia benar memperhatikan nafkah untuk keluarganya

Dari Anas bin Malik, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ٍ‫سائِ ٌل ُك َّل َراع‬


َ ‫ع َّما ا ْست َ ْر‬
ُ‫عاه‬ َ ‫ِإ َّن‬
َ ‫هللا‬
“Allah akan bertanya pada setiap pemimpin atas apa yang ia pimpin”
(HR. Tirmidzi no. 1705. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini
shahih).
Keenam: Memperhatikan nafkah keluarga akan mendapat
penghalang dari siksa neraka

‘Adi bin Hatim berkata, Rasulullah SAW bersabda,

ِ ‫ار َولَ ْو ِب ِش‬


ٍ‫ق ت َ ْم َرة‬ َ َّ‫اتَّقُوا الن‬
“Selamatkanlah diri kalian dari neraka walau hanya melalui sedekah
dengan sebelah kurma”
(HR. Bukhari no. 1417)
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, Rasulullah SAW bersabda,

‫ار‬ َ ‫ش ْيءٍ فََأ َ ْح‬


ِ َّ‫س َن ِإلَ ْي ِه َّن ُك َّن لَهُ ِستْ ًرا ِم َن الن‬ ِ ‫ي ِم ْن َه ِذ ِه ْالبَنَا‬
َ ‫ت ِب‬ َ ‫َم ِن ا ْبت ُ ِل‬
“Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuan lalu
ia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang
baginya dari api neraka” (HR. Bukhari no 1418 dan Muslim no 2629).
‫اعمل لدنياك كَأنك تعيش أبدا ً ‪ ،‬واعمل‬
‫آلخرتك كَأنك تموت غدا ً‬

‫‪Wallahu waliyyut taufiq.‬‬


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai