Anda di halaman 1dari 12

ASKEP Poliomylitis

Oleh
Kelompok 3
Pengertian poliomylitis
Poliomilitis adalah penyakit menular yang akut
disebabkan oleh virus dengan predileksi pada sel
anterior massa kelabu sumsum tulang belakang dan
inti motorik batang otak, dan akibat kerusakan bagian
susunan syaraf tersebut akan terjadi kelumpuhan serta
autropi otot.
demograf
 Imunisasi merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah
tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi adalah
suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti
virus, bakteria atau parasit. Contoh penyakit infeksi seperti
penyakit measles (campak), rubella, dan poliomyelitis (polio)
merupakan penyakit yang sangat berbahaya. Penyakit measles
(campak) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus bernama
morbillivirus dari golongan paramixovirus, sedangkan penyakit
rubella sendiri disebabkan oleh virus rubella dan penyakit
poliomyelitis (polio) disebabkan oleh virus poliomielitis. Penyakit-
penyakit tersebut dapat menyebar melalui kontak langsung
dengan penderita baik melalui udara, batuk atau bersin. Penyakit-
penyakit ini dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal usia dan
jenis kelamin, namun faktanya menunjukan penyakit-penyakit ini
lebih sering menyerang anak-anak dari pada orang dewasa.
Etiologi
 Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus
yang dinamakan poliovirus (PV) dengan
diameter 20-32 nm, berbentuk sferis, tahan
pada pH 3-10 sehingga dapat tahan
terhadap asam lambung dan empedu.
Virus tidak rusak beberapa hari dalam
temperatur 2-8 derajat celcius. Virus
masuk ke tubuh melalui mulut, menginfeksi
saluran usus, dan menyebar ke sistem
saraf melalui aliran darah (Zulkifli, 2007).
Manifestasi klinis

Poliomielitis terbagi menjadi empat bagian yaitu :


1. Poliomielitis asimtomatis
2. Poliomielitis abortif
3. Poliomielitis non paralitik
4. Poliomielitis paralitik
Patofisiologis
Poliomielitis merupakan infeksi dari virus jenis enteroviral yang
dapat bermanifestasi dalam 4 bentuk yaitu, infeksi yang tidak
jelas, menetap, nonparalitik, dan paralitik. Poliovirus merupakan
RNA virus yang di transmisikan memalalui rute oral-fekal,
melalui konsumsi dari air yang terkontaminasi feses (kotoran
manusia). Masa inkubasi membutuhkan waktu 5 – 35 hari.
Apabila virus masnuk kedalam tubuh melalui jalur makan, akan
menetap dan berkembang biak di kelenjar getah bening
nasofaring atau usus, dan kemudian menyebar melalui darah ke
seluruh tubuh. Setelah virus masuk kedalam jaringan tubuh,
virus akan mengeluarkan neurotropik yang akan merusak
akhiran saraf pada otot, yang menyebabkan kelumpuhan dari
organ gerak bahkan sampai otot mata.
Penatalaksanaan medis
Poliomielitis aboratif
1. Diberikan analgetk dan sedative
2. Diet adekuat
3. Istirahat sampai suhu normal untuk beberapa hari,sebaiknya dicegah aktifitas
yang berlebihan selama 2 bulan kemudian diperiksa neurskeletal secara teliti.
Poliomielitis non paralitik
1. Sama seperti aborif
2. Selain diberi analgetika dan sedative dapat dikombinasikan dengan kompres
hangat selama 15 – 30 menit,setiap 2 – 4 jam.
Poliomielitis paralitik
1. Perawatan dirumah sakit
2. Istirahat total
3. Selama fase akut kebersihan mulut dijaga
4. Fisioterafi
5. Akupuntur
6. Interferon
Poliomielitis asimtomatis tidak perlu perawatan.
KOMPLIKASI
 Melena cukup berat sehingga memerlukan transfusi
 Dilatasi lambung akut dapat terjadi mendadak selama
stadium akut atau konvalesen
 Hipertensi ringan yang lamanya beberapa hari atau
beberapa minggu
 Ulkus dekubitus dan emboli paru
 Hiperkalsuria
 Kontraktur sendi
 Pemendekan anggota gerak bawah
 Skoliosis
 Kelainan telapak kaki
Pencegahan
Cara pencegahan dapat dilalui melalui :
1. Imunisasi
2. Jangan masuk daerah endemis
3. Jangan melakukan tindakan endemis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Virus polio dapat di isolasi dan dibiakkan dari
bahan hapusan tenggorok pada minggu pertama
penyakit, dan dari tinja sampai beberapa minggu.
Berbeda dengan enterovirus lainnya, virus polio
jarang dapat di isolasi dari cairan serebrospinalis.
Bila pemeriksaan isolasi virus tidak mungkin dapat
dilakukan, maka dipakai pemeriksaan serologi
berupa tes netralisasi dengan memakai serum pada
fase akut dan konvalesen. Dikatakan positif bila
ada kenaikan titer 4 kali atau lebih. Tes netralisasi
sangat spesifik dan bermanfaat untuk menegakkan
diagnosa Poliomielitis. Selain itu bisa juga
dilakukan pemeriksaan CF (Complement Fixation).
Konsep ASKEP

 TERLAMPIR
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai