SUMATERA BARAT
Definisi
BENCANA
Sta. 01
Sta. 02
Sta. 03
Jumlah penduduk yang terpapar 1,3 juta jiwa. Dengan menggunakan skenario terburuk, diperkirakan 39.321 jiwa meninggal
dunia, 52.637 jiwa hilang, dan 103.225 jiwa luka-luka. Pelabuhan Teluk Bayur, Bandara Minangkabau
5 dan lainnya hancur.
JENIS-JENIS BENCANA DI SUMATERA
BARAT
KONDISI CUACA TERKINI SUMATERA BARAT
Sumber : BMKG
POTENSI BENCANA ALAM DI KAB. AGAM
Gempa
Bumi dan
Tsunami
Tubo Gunung
Belerang Meletus
Angin Longsor
Puting dan Banjir
Beliung Bandang
Kebakaran Banjir
Hutan
Abrasi
Pantai
TUGAS PADA MITIGASI
1.Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan
bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara;
2.Menetapkan standardisasi serta kebutuhan penyelenggaraan Penanggulangan Bencana berdasarkan peraturan
perundang‐undangan;
3.Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana;
4.Menyusun dan menetapkan Prosedur Tetap Penanganan Bencana;
5.Melaporkan penyelenggaraan Penanggulangan Bencana kepada kepala daerah setiap sebulan sekali dalam kondisi
normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana;
6.Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;
7.Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD);
8.Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
FUNGSI PADA MITIGASI
• Perumusan dan penetapan kebijakan Penanggulangan Bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif
dan efisien;
oMisalnya:
Melarang pembakaran hutan dalam perladangan
Melarang penambangan batu di daerah yang curam.
PENCEGAHAN (PREVENTION)
1. Membuat Peta Daerah Bencana
2. Mengadakan dan Mengaktifkan Isyarat-Isyarat tanda bahaya.
3. Menyusun Rencana Umum tata ruang
4. Menyusun Perda mengenai syarat keamanan, bangunan pengendalian
limbah dsb.
5. Mengadakan peralatan/perlengkapan Ops. PB
6. Membuat Prosedur Tetap, Petunjuk Pelaksanaan, Petunjuk Teknis PB.
7. Perbaikan kerusakan lingkungan
MITIGASI (MITIGATION)
o Misalnya:
Penyiapan sarana komunikasi, pos komando, penyiapan lokasi evakuasi,
Rencana Kontinjensi, dan sosialisasi peraturan / pedoman penanggulangan
bencana.
D. PERINGATAN DINI (EARLY WARNING)
Serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada
suatu tempat oleh lembaga yang berwenang (UU no. 24/2007).
Pemberian peringatan dini harus :
- Menjangkau masyarakat (accesible)
- Segera (immediate)
- Tegas tidak membingungkan (coherent)
- Bersifat resmi (official)
KLASIFIKASI BENCANA
BERDASARKAN PROSES KEJADIANNYA
(UU NO 24 TH.2007)
1. Kemanusiaan
2. Keadilan
3. Kesamaan Kedudukan Dalam Hukum Dan
Pemerintahan
4. Keseimbangan,keselarasan,dan Keserasian
5. Ketertiban Dan Kepastian Hukum
6. Kebersamaan
7. Kelestarian Lingkungan Hidup
8. Ilmu pengetahuan dan teknologi
MENGAPA BENCANA PERLU DIKELOLA?
1. Bencana adalah suatu issue kolektif universal yang menyentuh
seluruh umat manusia, terkait erat dengan kesetiakawanan dan
kemanusiaan
Dampaknya tidak memandang batas-batas sosial, birokrasi dan
struktural
Dimensi penanganannya merambah kehidupan orang-perorangan,
lokal, nasional, regional dan internasional
2. Pemerintah bertanggung jawab melindungi masyarakat dari bencana
3. Diperlukan sistim pengelolaan bencana yang memadai, sesuai
kegiatan pengelolaan bencana
4. Pemerintah perlu dukungan dari masyarakat, sektor swasta, LSM,
negara-negara sahabat
5. Pemerintah dan masyarakat dan pihak internasional harus
bekerjasama dalam mengelola ancaman bencana secara terencana,
terpadu, terkoordinasi sehingga dapat menangani bencana secara
cepat dan tepat
HAK MASYARAKAT
DALAM PENANGGULANGAN BENCANA ( PASAL
26 )
Setiap orang berhak:
1. mendapatkan pelindungan sosial dan rasa aman,
khususnya bagi kelompok masyarakat rentan bencana;
2. mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan ketrampilan
dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
3. mendapatkan informasi secara tertulis dan/atau lisan
tentang kebijakan penanggulangan bencana.
4. berperan serta dalam perencanaan, pengoperasian, dan
pemeliharaan program penyediaan bantuan pelayanan
kesehatan termasuk dukungan psikososial;
5. berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap
kegiatan penanggulangan bencana, khususnya yang
berkaitan dengan diri dan komunitasnya; dan
6. melakukan pengawasan sesuai dengan mekanisme yang
diatur atas pelaksanaan penanggulangan bencana.
PRIORITAS PERLINDUNGAN
BAGI KELOMPOK RENTAN ( PASAL 55 )
Bahaya berpotensi
menimbulkan bencana, tetapi
tidak semua bahaya selalu
menjadi bencana.
KERENTANAN
(VULNERABILITY )
Sekumpulan kondisi dan atau suatu
akibat keadaan (faktor fisik, sosial,
ekonomi dan lingkungan) yang
berpengaruh buruk terhadap upaya-
upaya pencegahan dan
penanggulangan bencana.
BAHAYA DAN KERENTANAN
Bahaya merupakan fenomena atau kondisi yang sulit
untuk dirubah atau diperbaiki.
Kerentanan merupakan situasi/sikap/ perilaku
individu/masyarakat yang relatif dapat dilakukan
perubahan.
Oleh karena itu Pengurangan Risiko Bencana dapat
dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan.
PENGURANGAN RISIKO BENCANA
Bahaya Kerentanan
(Pasal 48)
(Pasal 58)
(Pasal 57)
(Pasal 59)
Kesiapsiagaan Tanggap
Darurat
Kajian Darurat
Rencana Operasional
Perencanaan Siaga
Bantuan Darurat
Pengkajian
Peringatan dini
Koordinasi
Pencegahan Penuntasan