Anda di halaman 1dari 25

INTOLERANSI dan ALERGI

MAKANAN dan OBAT : Insidensi,


Epidemiologi, Diagnosis dan Tatalaksana

Pembimbing: Oleh:
Valentina Lakhsmi P LOGO
G99141003
dr. Agus Joko, Sp.PD Cherryl Martha C.A.W. G99141005
Intoleransi dan Alergi Makanan

1 Food Adverse Reaction

2 Intoleransi Laktosa

3 Alergi Makanan

4 Drug Adverse Reaction


Food Adverse Reaction

Toksik Non Toksik

Iritan/ racun

Jamur susu
Daging terkontaminasi
Sisa pestisida
Non Toksik

Alergi Intoleransi

Farmakologi Kelainan
Psikis
makanan Metabolik
Perbedaan Alergi dan Intoleransi

Alergi Makanan Intoleransi Makanan

Ada sensitisasi Tidak ada sensitisasi

Imunologik Non imunologik

Gejala klinis jelas Gejala klinis sering tidak


spesifik
Timbul pada dosis rendah Sebagian tergantung dosis

Kadang ada riwayat Tanpa riwayat keluarga


keluarga (kecuali defisiensi enzim)

Sedikit dipengaruhi psikis Dipengaruhi psikis kuat


Mekanisme Kategori Contoh
Intoleransi
Makanan
Kelainan Gula Laktosa, sukrosa,
Metabolik manosa
Alkohol Bir, anggur
Kafein Kopi, Soft drink
Kimiawi Sodium Salad
Metabisulfit Anggur, buah yang
dikeringkan
Monosodium glutamat Makanan cina
Nitrit Pengawet
Nitrat Daging, ikan
Histamin Ikan
Feniletilamin Coklat
Serotonin Pisang, tomat
Teobromin Coklat, teh
Triptamin Tomat, plum
Tiramin Keju tua, anggur merah
30-100%
Timur Tengah, 67-100%
Iran, Jordan, penduduk asli
Siria, Israel, Amerika-
India, Australia
Mediteranian

0-17% Eropa
95% Kolombia,
Utara, Afrika,
Peru,
India Utara
Suriname
dan Barat

90% Jepang,
85% Etiopia,
Thailand,
Prevalensi Nigeria, Afrika
Selatan
Cina, Taiwan,
Indonesia
Intoleransi
Laktosa
Prevalensi Intoleransi Laktosa

6-12
tahun
68%

1-6
tahun
72%

Indonesia
Diagnosa Intoleransi Makanan

Anamnesis Pemeriksaan
Gejala Klinis
Penunjang
• Memiliki toleransi • 30 menit: Mual, • Analisis tinja
untuk konsumsi muntah, kembung • Diet eliminasi
laktosa • 1-2 jam: sakit • Uji toleransi
perut, flatus, diare laktosa
• Dipengaruhi: • Ekskresi
aktivitas laktase, galaktosa urin
jumlah laktosa, • Hydrogen breath
cara konsumsi, test
waktu
• Pemeriksaan
pengosongan
radiologis-minum
lambung dan
barium laktosa
singgah usus,
flora kolon, • Biopsi usus dan
sensitivitas kolon pengukuran
aktivitas laktase
Anjuran untuk Intoleransi Laktosa

 Menghindari bahan seperti padatan susu,


padatan susu bebas lemak, whey, gula susu.
 Mengkonsumsi produk susu fermentasi
 Minum susu yang mengandung banyak
lemak
 Memberikan penambahan laktase (Lactacid
®)/yoghurt dalam susu
 Mengkonsumsi susu bebas/ rendah laktosa.
 Minum susu dalam jumlah yang sesuai
dengan toleransinya.
 Konsumsi produk susu yang diolah dengan
proses pemanasan.
 Konsumsi produk kedelai
Alergi Makanan

Genetik

Faktor
Umur
lingkungan

Alergi
Makanan

Jenis
Sex
makanan

Pola
makan
Prevalensi Alergi Makanan
World Allergy • 22% populasi dunia
Organization
• Anak usia < 3 tahun
2011

• 1993-2006 meningkat 3x
CDC lipat

• 5-11%
Indonesia • 400 anak 3-12 tahun: 60%
perempuan, 40% laki-laki
Penyebab Alergi Makanan

• Susu sapi
• telur
• Kacang
Anak • Ikan
• Gandum
• kedelai

• Kacang
• Ikan
• Makanan laut
Dewasa • Zat pewarna
• Zat aditif
• Pemanis buatan
Diagnosis Alergi Makanan

Pemeriksaan
Anamnesis Gejala Klinis
Penunjang
• Jenis • Kulit • Uji tusuk kulit
• Jumlah • Gastrointestinal • Diet eliminasi
• Riwayat • Mata • Double blind
• Onset • Kardiovaskuler placebo
• Gejala klinis • Saluran nafas controlled food
challenge
• Hilangnya
gejala • IgE spesifik
dengan RAST
• Durasi
• Terapi
Tatalaksana Alergi Makanan

• Edukasi dan • Menghindari alergen


penyuluhan utama pada makanan
menghindari penyebab ibu kehamilan trimester
• Antihistamin 3.
• Kortikosteroid • Menghindari susu sapi
• Epinefrin/adrenalin sampai umur 12 bulan,
telur 12-15 bulan,
kacang tanah 3 tahun

Terapi Pencegahan
Adverse Drug Reaction

Pada
Efek yang pemberian Bahaya Mengharuskan
tidak obat dosis pengaturan
terapi,
pada
diinginkan/ pemberian dosis/
diagnosa,
berbahaya dan selanjutnya menghentikan
profilaksis pemberian
Klasifikasi ADR

Reaksi Reaksi
tipe A tipe B

Dapat Tidak daat


diperkirakan diperkirakan

Umum terjadi Jarang terjadi

Reaksi Tidak berhubungan


farmakologis dengan reaksi
obat farmakologis
Klasifikasi ADR

• Overdosis
Tipe • Efek samping
• Efek sekunder
A • Interaksi obat

• Intoleransi
Tipe • Idiosinkrasi
• Alergi
B • Reaksi anafilaktoid
Insidensi ADR

5-15%
25-30% terapi dg
tipe B obat 
alergi obat ADR

6-10% 80%
ADR tipe ADR tipe
B A
Faktor Risiko ADR

• Usia muda • Makromolekul • Beta blocker


• Bivalensi
• Wanita • Hapten • Asma
• Atopi • Rute pemberian • Kehamilan
• Dosis
• Lama terapi

Pasien Obat Pendukung


Diagnosis ADR

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
• Gejala klinis • Sesuai dengan • Skin prick test
• Kemungkinan reaksi alergi • RAST
onset timbul yang terjadi • Tes provokasi
gejala: • Tes untuk
immediate, hipersensitivitas
accelerated, tipe I dan II
delayed
• Tes untuk
• Skoring Naranjo hipersensitivitas
tipe IV
• Tes lain
Tatalaksana dan Pencegahan
ADR

Tipe A Tipe B

• Modifikasi • Reaksi
pemberian ringan obat
obat sebelum masih dapat
diberikan diberikan lagi
• Membaik • Reaksi
dengan berat
menurunkan jangan
dosis diberikan lagi
Tatalaksana dan Pencegahan
ADR

Pengobatan
Avoidance Premedikasi Desensitisasi
simptomatik
Alur
tatalaksana
ADR
LOGO

Anda mungkin juga menyukai