Anda di halaman 1dari 80

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN STROKE

Dr. KELANA KUSUMA DHARMA. S.Kp., M.Kes


MASALAH PASKA STROKE
Angka
Penyebab
Kekambuhan yang
kematian terbesar
tinggi

Disabilitas
Penurunan
fisikdalam waktu
produktifitas
lama

Penurunan
Kualitas Hidup

Peningkatan
beban
ekonomi
Financial Burden After Stroke

Biaya Langsung
Biaya Tdk
 Pemeriksaan Langsung
rutin Keluarga  Hilangnya
 Perawatan di RS produktivitas
 Biaya nakes  Berkurang
Yankes
 biaya perawatan waktu bekerja
di rumah keluarga
 obat-obatan karena
 alat medik merawat pasien
Apa Itu Stroke ?
• Gangguan neurologik
mendadak yang terjadi
akibat pembatasan atau
terhentinya aliran darah
melalui sistem arteri
serebral
• Proses patologi yang
mengenai pembuluh
darah otak yg disebabkan
trombosis, emboli, atau
hemoragik.
Tipe Stroke
1. Stroke non hemoragik
(stroke iskemik)
a. Arterosklerosis
b. Trombosis
c. Emboli
2. Stroke hemoragik
a. Hemoragik intraserebral
b. Hemoragik subaraknoid
Bagaimana Patofisiologi Stroke ?
Patofisiologi.....
Apa tanda dan gejala stroke ?
• Kelemahan otot wajah,
lengan, tungkai, hemiparesis
dan hemiplegia pada satu
sisi tubuh
• Afasia sensori/motorik,
disartria
• Gangguan penglihatan,
• Mulut pelo,
• Kehilangan keseimbangan
• Gangguan menelan
• Gangguan memori
• Nyeri kepala mendadak
(Lewis, 2011)
5 warning signs of stroke
Weakness - Sudden loss of strength or sudden
numbness in the face, arm or leg, even if
temporary.
Trouble speaking - Sudden difficulty speaking or
understanding or sudden confusion, even if
temporary.
Vision problems - Sudden trouble with vision, even if
temporary.

Headache - Sudden severe and unusual headache.

Dizziness - Sudden loss of balance, especially with


any of the above signs.

9
Apa Saja Pemeriksaan diagnostik yg diperlukan

• Computedtomography scaning (CT-Scan)


• Magnetic Resonance Imaging (MRI)
• Elektro Kardio Grafi (EKG)
• Fungsi Lumbal
• Pemeriksaan lab darah (ht, hb, protrombin
time)
Masalah Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan serebral
2. Gangguan mobilitas fisik
3. Gangguan menelan
4. Gangguan komunikasi verbal
5. Nyeri akut
6. Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
7. Risiko cedera
8. Gangguan persepsi sensori
PEMERIKSAAN KESADARAN (GCS)
penilaian GCS dan interpretasinya
terhadap tingkat kesadaran :
1. Nilai GCS (15-14) : Composmentis.
2. Nilai GCS (13-12) : Apatis.
3. Nilai GCS (11-10) : Delirium.
4. Nilai GCS (9-7) : Somnolen.
5. Nilai GCS (6-5) : Sopor.
6. Nilai GCS (4) : semi-coma.
7. Nilai GCS (3) : Coma.
PENINGKATAN TIK
• TIK: Tekanan dalam ruang intrakranial dalam
rentang normal 5-15 mmHg.
• Ruang intrakranial adalah suatu ruang kaku yg
terisi penuh sesuai dgn kapasistasnya (CSS 75
ml, darah 75 ml, dan otak 1400 g.
• Penyebab TIK meningkat: Peningkatan volume
darah serebral, obstruksi aliran CSS, edema
serebri, peningkatan massa
TANDA-TANDA PENINGKATAN TIK
• Penurunan kesadaran
• Muntah proyektil (menyembur)
• TTV tidak stabil
• Nafas tdk teratur
• Gangguan reflek batang otak (ggn reflek
kornea, reflek muntah)
• Papiludema (pada kondisi yg berat)
Mengoptimalkan TIK
A. Mandiri
1. Monitor TTV, intake dan output cairan secara ketat.
2. Monitor TK kesadaran pasien (kuantitatif dan kualitatif)
3. Rawat pasien di ruang bersuhu dingin
4. Bedrest yang cukup
5. Posisikan bagian kepala tempat tidur lebih tinggi (30 drjt) tanpa
kepala tertekuk
6. Cegah pasien melakukan valsava manuever
7. Cegah hipertermia
8. Pemberian makanan lunak
B. Kolaborasi
1. Pemberian larutan hipertonik (menurunkan eodema serebral)
2. Pemberian anti trombolitik agent untuk kasus non hemoragik
3. Pembedahan untuk bbrpa kasus hemoragik
Bagaimana Penatalaksanaan Stroke

AIRWAY
• Most likely related to decreased level of
consciousness (LOC), dysarthria, dysphagia
• GCS < 8 - INTUBATE
• Avoid Hyperventilation or Hypoventilation
• NPO until swallow assessment completed- high
aspiration risk
• Begin mobilization as soon as clinically safe
• Keep HOB greater than 30 degrees
Airway Problems and Management

• Most likely related to decreased level of


consciousness (LOC), dysarthria, dysphagia
• GCS < 8 - INTUBATE
• Avoid Hyperventilation or Hypoventilation
• NPO until swallow assessment completed-
high aspiration risk
• Begin mobilization as soon as clinically safe
• Keep HOB greater than 30 degrees
Stroke Algorithm
Blood Pressure Management

•BP Management
– The goal is to maintain cerebral perfusion!!
– CP = MAP – ICP (needs to be at least 70)
– Higher BP goals with Ischemic stroke
– Lower BP goals with Hemorrhagic stroke
(avoid hemorrhagic expansion, especially in
AVMs and aneurysms)
BP-AIS Relationship
Penumbra
• BP increase is due to
arterial occlusion (i.e., an
effort to perfuse Core

penumbra)
• Failure to recanalize (w/
or w/o thrombolytic
therapy) results in high BP
and poor neuro outcomes
• Lowering BP starves
penumbra, worsens
outcomes Clot in
Artery

www.acponline.org/about_acp/chapters/o
k/gordon.ppt
Save the Penumbra!!
Normal
20 function

15
Neuronal CBF
PENUMBRA dysfunction 8-18
10

5 Neuronal CBF
CORE death <8

1 2 3
TIME (hours) CEREBRAL
BLOOD
FLOW
(ml/100g/min)
www.acponline.org/about_acp/chapters/o
k/gordon.ppt
Supportive Therapy
• Glucose Management
– Infarction size and edema increase with acute and chronic
hyperglycemia
– Hyperglycemia is an independent risk factor for hemorrhage
when stroke is treated with t-PA
• Antiepileptic Drugs
– Seizures are common after hemorrhagic CVAs
– ICH related seizures are generally non-convulsive and are
associated to with higher NIHSS scores, a midline shift, and tend
to predict poorer outcomes
Hyperthermia

• Treat fevers!
–Evidence shows that fevers > 37.5 C
that persists for > 24 hrs correlates
with ventricular extension and is found
in 83% of patients with poor outcomes
Penatalaksanaan Paska Stroke

PASIEN PASKA
STROKE

Kemampuan Kualitas
menurunkan Respon hidup
Disabilitas stresor & adaptasi optimal
paska stroke memiliki
koping efektif paska
adaptif stroke
REHABILITASI PASKA STROKE?
Fokus:
• Menurunkan stresor
• Meningkatkan strategi
koping
• Meningkatkan respon
adaptasi
• Meningkatkan kualitas
hidup
• Mengendalikan faktor
resiko stroke berulang
Fokus Intervensi Paska Stroke (IMAPS)
1. Edukasi stroke dan masalah
paska stroke
2. Melatih pasien melakukan
adaptasi fisik (ambulasi,
mobilisasi, gerak sendi, ADL)
3. Melatih pasien menerapkan
koping psikososial dan
spiritual religius
4. Mengajarkan pola hidup
sehat paska stroke
5. Melatih keluarga ttg metode
perawatan stroke di rumah.
(1) (2) (3)
Menurunkan Meningkatkan Meningkatkan perilaku
stress koping adaptasi

Menjelaskan kpd Melatih pasien Melatih pasien:


pasien/kelg: menerapkan • Adaptasi fisik
• Pyk stroke • Koping psikososial (ambulasi,
• Pencegahan • Koping spiritual mobilisasi,
religius ROM, ADL)
stroke
• Upaya mencapai
berulang pemulihan fisik yg
• Adaptasi
optimal peran/sosial
1. Menurunkan stress
Menurunkan
Intervensi
stres
Mengenal 1. Edukasi tentang stroke dan
tentang mencegah serangan stroke
penyakit stroke berulang.
Mengenal 2. Edukasi tentang masalah
masalah paska fisik dan psikologis paska
stroke stroke
2. Meningkatkan koping
Coping adaptif Intervensi
1. Mencapai 4. Eduasi tentang upaya mencapai pemulihan
pemulihan fisik fisik yang optimal :
yang optimal a.Rutin memeriksakan diri ke yankes
b.Teratur minum obat
c.Menjaga pola makan sehat
d.Rutin melakukan aktivitas dan latihan fisik.

2. Koping psikologis Latihan menerapkan koping psikologis adaptif


5. Latihan berpikir positif
6. Latihan mengendalikan emosi dan
menurunkan stres paska stroke .
3. Koping spiritual- 7. Latihan menerapkan koping spiritual religius
religius
3. Meningkatkan perilaku adaptasi
Perilaku
Intervensi
adaptasi
Adaptasi 9. Mengajarkan dan melatih pasien beradaptasi
pergerakan melakukan pergerakan (ambulasi & mobilisasi)
tubuh
Adaptasi 10. Mengajarkan dan melatih pasien beradaptasi
melakukan melakukan aktivitas sehari-hari :
aktivitas sehari- a. Mandi
hari b. BAB dan BAK
c. Berpakaian
d. Makan dan minum
Adaptasi peran 11. Mengajarkan dan memotivasi pasien
menjalankan peran seoptimal mungkin
4. Meningkatkan dukungan keluarga
Dukungan
Intervensi
keluarga
Tindakan 12. Edukasi kpd keluarga ttg dukungan yang
membantu pasien dapat diberikan kpd pasien paska stroke
beradaptasi
Menjaga kondisi 14. Edukasi kpd keluarga cara
psikologis tetap mempertahankan kondisi psikologis tetap
sehat sehat selama merawat pasien di rumah
Implementasi IMAPS
Monitoring
• Pasien dianjurkan untuk melakukan latihan
adaptasi secara rutin seperti yang telah diajarkan.
• Keluarga diminta u/ mengingatkan jadual latihan
adaptasi dan memfasilitasi selama pasien belajar
beradaptasi.
• Monitoring dilakukan untuk memonitor proses
belajar beradaptasi yang dilakukan oleh pasien
dan perkembangan kemampuan beradaptasi dari
waktu ke waktu setelah melakukan latihan.
Monitoring
• Keluarga diajarkan u/ mencatat kegiatan
latihan adaptasi yang dilakukan oleh pasien.
• Pencatatan dilakukan setiap kali pasien
melakukan latihan adaptasi
Melatih Startegi Koping Adaptif
Paska Stroke

1. Koping Psikologis
2. Koping Spiritual Religius
3. Upaya mencapai pemulhan fisik yg optimal
Koping Psikologis Adaptif
• Tidak malu dengan
1.
perubahan bentuk tubuh,
Berpikir Positif kelemahan fisik atau
tentang diri gangguan bicara
• Tetap semangat menjalani
sendiri
kehidupan, tidak putus asa
dan menyerah
• Masih ada harapan yang baik
untuk masa akan datang.
Koping Psikologis Adaptif
2.
• Tetap tenang dan tidak
Mengendalikan mudah tersinggung
emosi • Memikirkan dan melakukan
hal-hal menyenangkan

3.
• Menerima kondisi yang
Menerima dialami sebagai ketetapan
kondisi yg Tuhan.
dialami • Banyak pasien lain mengalami
mslh yg sama bahkan lbh
berat
Koping Spiritual Religius
• Perbanyak
beribadah(sholat, zikir,
Latih dan membaca Al-quran)
anjurkan • Berdoa untuk kesembuhan
pasien • Yakin bahwa Tuhan selalu
memberikan yg terbaik
• Berserah diri dan
menerima dgn lapang dada
• Selalu bersyukur
Hasil Penelitian
Beberapa pasien paska stroke mampu
melakukan kegiatan meskipun mengalami
kelemahan. Mereka mampu melakukannya
karena:
1. Keyakinan akan kekuatan Tuhan untuk
menyembuhkan penyakitnya
2. Semangat yang tinggi untuk kembali pulih
(Dharma, 2015)
Upaya mencapai pemulihan fisik yg optimal

1. Melakukan
pemeriksaan TD
secara rutin
2. Melakukan
pemeriksaan darah
rutin (profil lipid dan
GD)
3. Berhenti merokok
4. Berhenti minum
alkohol
Upaya mencapai pemulihan fisik yg optimal

5. Diet rendah natrium


dan rendah lemak
6. Melakukan latihan
fisik rutin sesuai
kemampuan
7. Menghindari stres
8. Menyediakan waktu
istirahat yg cukup
LATIHAN ADAPTASI
PERGERAKAN TUBUH
 Ambulasi/mobilisasi
 ROM
ADL
Latihan Ambulasi
Posisi Berbaring Miring
Posisi Duduk
Latihan duduk di pinggir tempat tidur
Latihan berpindah dari posisi duduk ke posisi berdiri
(tahap 1)
Latihan berpindah dari baring ke posisi berdiri
(tahap 2)
Latihan Berpindah dari kursi ke tempat tidur
Latihan Berjalan
LATIHAN MENGGERAKKAN SENDI
Tujuan
• Mempertahankan
kelenturan
• Mencegah kekakuan
sendi
• Meningkatkan
keleluasaan
pergerakan sendi

Kemampuan Kemampuan ADL


pergerakan meningkat meningkat
Jenis latihan gerak sendi
1. Latihan mandiri
(pasien memiliki
kekuatan untuk
menggerakkan sendi)
2. Latihan sendiri
dengan tambahan
bantuan orang lain
3. Latihan secara
keseluruhan dilakukan
oleh orang lain.
Latihan Gerak Sendi mandiri
Hal-hal yang harus diperhatikan :
 Lakukan 2 -3 x sehari, (10 kali gerakan setiap latihan)
 Lakukan pergerakan secara perlahan dan lembut.
 Mengatur pernafasan dan jangan terburu-buru.
 Lakukan secara bertahap sesuai kemampuan
 Lakukan gerakan sampai batas penuh dari
pergerakan atau sampai pasien merasakan regangan
 Hentikan latihan jika pasien merasa lelah atau nyeri
1. Gerakan sendi bahu fleksi dan ekstensi
2. Gerakan sendi bahu abduksi dan adduksi
3. Gerakan rotasi 4. Gerakan siku
sendi bahu fleksi & ekstensi

T
a
n
g
a
n
k
i
r
i

l
e
m
a
h
5. Gerakan pergelangan 6. Gerakan pergelangan
tangan pronasi & supinasi tangan fleksi & ekstensi
7. Gerakan pergelangan tangan: Abduksi & Adduksi
Latihan sendiri dengan tambahan bantuan orang lain
1. Gerakan sendi siku: 2. Gerakan sendi bahu:
fleksi & ekstensi fleksi & ekstensi
3. Gerakan sendi bahu: 4. Gerakan jari dan pergelangan
rotasi tangan: fleksi & ekstensi
5. Gerakan sendi lutut dan 6. Gerakan sendi pinggul:
pinggul: fleksi & ekstensi rotasi
Gerakan 5 dan 6 secara lengkap
7. Gerakan sendi pinggul: 8. Gerakan sendi
abduksi & adduksi pergelangan kaki: rotasi
9. Gerakan sendi pergelangan 10. Gerakan jari kaki:
kaki: fleksi & ekstensi fleksi & ekstensi
LATIHAN ADL
Tujuan Latihan ADL
• Mengembalikan
fungsi tubuh
• Meningkatkan
kebugaran tubuh
• Meningkatkan
kemandirian
melakukan ADL
• Meningkatkan harga
diri
Tingkatan kemandirian ADL
1. Dibantu keluarga untuk memenuhi semua
kebutuhan
2. Mampu melakukan sebagian ADL, namun
masih perlu bantuan langsung
3. Mandiri dalam melakukan kegiatan, tetapi
masih memerlukan perhatian dan
pendampingan
4. Mandiri tanpa bantuan
Bathing Exercise
• Berikan penerangan yang cukup di kamar
mandi
• Tempatkan peralatan mandi pada tempat yang
mudah di jangkau.
• Sediakan pegangan tangan, untuk membantu
pasien berdiri
• Sediakan kursi kecil untuk duduk jika pasien
sulit berdiri dalam waktu lama
Bathing exercise step
1. Masuk ke kamar mandi secara perlahan
dengan berpegangan pada pegangan tangan
2. Lepaskan pakaian secara perlahan
menggunakan tangan yang sehat.
3. Rasakan suhu air sebelum membasahi badan.
4. Jika mandi menggunakan gayung, ambil air
dgn gayung menggunakan tangan yang sehat,
5. Berikan sabun secukupnya pada penggosok
badan dengan tangan yang sehat
Bathing exercise ......
6. Gosok seluruh tubuh menggunakan
penggosok badan
7. Bilas atau siram badan menggunakan tangan
yang sehat sampai tidak berasa sabun
8. Keringkan dengan handuk yang kering dan
bersih secara perlahan
9. Berikan pelembab pada kulit untuk menjaga
kelembaban kulit.
Dressing Exercise
• Pilihlah pakaian yang nyaman di pakai, terbuat
dari bahan yang tidak panas, menyerap
keringat, dan tidak byk kancing atau ritsleting
• Gunakan satu tangan yg sehat u/ berpakaian,
sdg tangan yg lemah secara bertahap dilatih
• Lakukan latihan di tempat yang sama.
• Lakukan setiap hari sesuai kemampuan.
Memakai Baju
Baju kaos:
 Pegang baju dgn tangan yang sehat, cari bagian
depan dan belakang baju
 Masukkan lengan baju ke tangan yang lemah.
 Masukkan bagian leher baju melewati kepala anda.
 Terakhir masukkan tangan yang sehat, ke dalam
lengan baju sisi yang lainnya.
Baju Kemeja
1. Tangan sehat membantu
memasukkan lengan
baju ke tangan yang
lemah, sampai seluruh
lengan baju kemeja
masuk ke tangan yang
lemah
2. Tarik kerah kemeja
dengan tangan yang
sehat melewati kepala
sampai ke atas bahu
yang sehat.
Baju Kemeja
3. Masukkan tangan yang
sehat ke dalam lengan
baju sebelahnya, sampai
seluruhnya terpasang
dengan baik
4. Rapikan posisi kemeja
dengan tangan yg sehat
5. Kancingkan baju satu
persatu dari atas sampai
ke bawah
Latihan Memakai Celana
1. Pasien dlm posisi
duduk, tangan yg
sehat memasukkan
kaki celana pada kaki
yg lemah
2. Masukkan kaki yg
sehat kadalam kaki
celana sisi yang
lainnya
Latihan Memakai Celana

3. Sambil berdiri pasien


menarik celana ke atas
sampai batas pinggang
4. Kancingkan atau eratkan
ritsleting celana
menggunakan tangan
yang sehat
5. Selanjutnya upayakan
belajar memakai pakaian
menggunakan tangan yg
lemah.
Feeding Exercise
• Selalu menempatkan pasien sebagai
orang dewasa
• Pasien selalu dilibatkan setiap
merencanakan jenis makanan
• Jika pasien kesulitan makan
menggunakan sendok dan garpu,
anjurkan menggunakan tangan atau
tawarkan makanan yang dapat dimakan
menggunakan tangan seperti roti
• Jika pasien mampu duduk, maka makan
dalam posisi duduk dan pertahankan
kepala sedikit condong ke depan
Feeding Exercise
• Jika pasien minum dalam posisi berbaring,
sediakan sedotan yang dapat ditekuk untuk
minum
• Warna piring yang digunakan harus kontras atau
berbeda dengan warna makanan
• Pertahankan posisi pasien tetap tegak sekurang-
kurangnya selama 20 - 30 menit setelah
menyelesaikan makan. Jika pasien mengalami
gangguan menelan secara tiba-tiba, maka segera
diperiksakan ke dokter.

Anda mungkin juga menyukai