Anda di halaman 1dari 45

KISTA OVARIUM

Oleh :
Ghusti Rahmatika
08310130

PEMBIMBING:
dr. Muhammad Haidir, Sp.OG
Definisi
• Kista adalah kantong berisi cairan.
• kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana saja
dan jenisnya bermacam-macam.
Anatomi ovarium
Fungsi Ovarium
Memproduksi ovum

•Hormon gonodotrofik dari kelenjar hipofisis bagian anterior


mengendalikan (melalui aliran darah) produksi hormon ovarium.

Memproduksi hormon estrogen

•mulai anak-anak sampai sesudah menopause akan terus


dihasilkan oleh sejumlah besar folikel ovarium

Memproduksi hormon progesteron

• Disekresi oleh luteum dan melanjutkan pekerjaan yang dimulai


oleh estrogen terhadap endometrium
Epidemiologi

• Kista ovarium fungsional ditemukan pada setiap usia dan


terbanyak ditemukan pada wanita dalam masa reproduksi dan
jarang pada wanita yang menopause.
• Di Amerika Serikat kista ovarium ditemukan pada hampir
seluruh wanita premenopause dengan sonogram transvaginal
dan pada 14,8 % wanita postmenopause. Sebagian kista ini
jinak.
• Kista teratoma atau dermoid ditemukan pada lebih dari 10% dari
seluruh neoplasma ovarium.
Etiologi

• Riwayat kista ovarium sebelumnya

• Siklus menstruasi yang tidak teratur

• Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas

• Menstruasi dini (usia 11 tahun atau lebih muda)

• Tingkat kesuburan

• Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang

• Terapi tamosifen pada kanker mammae


Klasifikasi

Non-neoplastik (fungsional)

Neoplastik jinak
Kista Non-neoplastik
1. Tumor akibat radang

 Abses ovarium

• Abses ditemukan primer pada penderita yang telah


menjalani histerektomi.
• Gejalanya Klasik : suhu badan meningkat dan menetap
setelah operasi,nyeri pelvis,drainase purulen dari vagina.
2. Tumor lain

 Kista Folikel

Kista fungsional paling sering terjadi. Folikel berisi cairan


yang jernih, mengandung esterogen.
Diameter jarang > 6-8 cm.
Kista folikel akan mengecil, regresi pada siklus haid
berikutnya,dapat menghilang spontan.
 Kista korpus lutein

• Kista ini berisi cairan yang berwarna merah coklat. Kista


lutein lebih besar daripada kista folikel, cenderung lebih
keras dan padat dalam konsistensi, dan lebih mudah
menyebabkan nyeri atau tanda-tanda iritasi peritoneum.
• Menimbulkan gangguan haid : amenorhea diikuti oleh
perdarahan tidak teratur, menyebabkan rasa berat perut
bagian bawah.

 Kista Teka Lutein


• Bilateral, berisi cairan jernih berhubungan dengan mola
hidatidosa/ koriokarsinoma
• Tumbuhnya kista ini adalah akibat pengaruh hormon HCG
yang berlebihan, dengan hilangnya mola atau
koriokarsinoma kista ovarium mengecil dengan spontan.
 Kista Inklusi Germinal

• Pada wanita usia lanjut. Terjadi karena invaginasi dan


isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germanitivum
pada permukaan ovarium.
• Terletak dibawah permukaan ovarium, berisi cairan
jernih dan serous.

 Kista endometrium

• Lokasi di ovarium, disebut kista endometrial atau kista


coklat. ukuran kecil sampai sebesar tinju, berisi darah.
• Darah dapat keluar sedikit-sedikit, kadang mengalir
dalam jumlah banyak kedalam rongga peritoneum,
menimbulkan akut abdomen.
Kista stein leventhal

• Kista ini ditandai oleh pembesaran bilateral dari polikistik


ovarium, amenorea atau oligomenorea sekunder.
• 50 % dari penderita gemuk dan mengalami hirsutisme tanpa
maskulinisasi.
• Sindroma ini terjadi pada wanita antara usia 15-30 tahun.
Ovarium pucat, membesar, polikistik, permukaan licin, dan
kapsulnya menebal.
Kista Neoplastik jinak
Kistoma ovarii simpleks

• Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya


bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar.
Dinding kista tipis dan cairan dalam kista jernih, serous, dan
berwarna kuning. Berhubung dengan adanya tangkai, maka
dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejala-gejala
mendadak.
 Cystadenoma mucinosum

Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti.


Menurut Mayer, berasal dari suatu teratoma
dimana dalam pertumbuhannya satu elemen
mengalahkan elemen-elemen lain.
Cystadenoma mucinosum

Cystadenoma serosum

Ukurannya lebih besar dibandingkan dengan


kistadenoma musinosum. Ciri khas kista ini
potensi pertumbuhan papiler kedalam rongga
kista sebesar 50%, dan keluar pada
permukaan kista sebesar 5%.
Cystadenoma serosum
Kista endometrioid
Unilateral, permukaan licin pada dinding dalam terdapat satu
lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium

 Kista Dermoid
• Kista ini tidak mempunyai ciri yang khas. Dinding kista kelihatan
putih keabuan dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik
kenyal, dibagian lain padat. Dapat ditemukan kulit,rambut,
kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot
jaringan ikat (mesodermal) dan mukosa traktus gastrointestinal,
epitel saluran kista terdapat produk kelenjar sebasea berupa massa
lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut.
• Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan gejala
nyeri mendadak di perut bagian bawah.
 Tumor Solid

 Fibroma Ovarii :

• diameter 2-30 cm; beratnya 20 kg,unilateral. Permukaan tidak


rata, konsistensi keras, warnanya merah jambu keabuan.
• terdiri atas jaringan ikat, sel-sel di tengah jaringan kolagen,
bertangkai,dapat terjadi torsi. ditemukan sindroma Meigs
(ascites, hidrotoraks).

• Tumor Brenner:
• Neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan Pada
wanita yang dekat/sesudah menopause
• Kadang ditemukan sindrom Meigs
• terdiri dari sel-sel epitel dikelilingi jaringan ikat luas
dan padat
Gejala klinis

Stadium awal:

•Gangguan haid, konstipasi atau sering berkemih, nyeri


perut, nyeri saat bersenggama.
Stadium lanjut:

• Asites, penyebaran ke omentum serta organ di dalam


rongga perut.Perut membuncit, kembung, mual,
gangguan nafsu makan.
Diagnosis

Kram perut bawah atau nyeri panggul yang timbul


tiba-tiba

Siklus haid tidak teratur

Perut bawah sering terasa peuh atau tertekan

Nyeri haid yang luar biasa, bahkan terasa hingga ke


pinggang belakang.
Nyeri panggul setelah olahraga intensif atau senggama

Sakit atau tekanan yang menyertai saat berkemih atau


BAB

Mual dan muntah

Rasa nyeri atau keluar flek darah dari vagina


Pemeriksaan Fisik

 Pemeriksaan luar: dengan melihat, meraba,


mengetuk juga mendengar apakah ada benjolan, nyeri dan
ketidak normalan disekitar organ reproduksi wanita.

 Pemeriksaan dalam: pasien diposisikan dalam posisi


litotomi. Bila terdapat tumor, dapat teraba benjolan atau
masa dari dalam.
• Pemeriksaan Penunjang

 USG  Sonogram
 MRI
 CT-Scan
 CA-125
Penatalaksanaan

• Pendekatan wait and see

Jika wanita usia reproduksi yang masih ingin hamil, berovulasi


teratur, tanpa gejala, dan hasil USG menunjukkan kista berisi
cairan, dokter tidak memberikan pengobatan apapun dan
menyarankan untuk pemeriksaan USG ulangan secara periodik
(selang 2-3 siklus haid) untuk melihat apakah ukuran kista
membesar. Pendekatan ini juga menjadi pilihan bagi wanita
pascamenopause jika kista berisi cairan dan diameternya kurang
dari 5 cm.
• Pil kontrasepsi

Jika terdapat kista fungsional, pil kontrasepsi yang digunakan


untuk mengecilkan ukuran kista. Pemakaian pil kontrasepsi juga
mengurangi peluang pertumbuhan kista.

• Pembedahan

Jika kista besar (d > 5 cm), padat, tumbuh atau tetap selama 2-3
siklus haid, atau kista yang berbentuk iregular, menyebabkan
nyeri atau gejala-gejala berat, maka kista dapat dihilangkan
dengan pembedahan.
Jika kista tersebut bukan kanker, dapat dilakukan tindakan
kistarektomi untuk menghilangkan kista dengan ovarium masih
pada tempatnya. salpingo-ooforektomi
• Laparoskopi digunakan pada pasien dengan kista
benigna, kista fungsional atau simpleks yang
memberikan keluhan.
• Laparotomi harus dikerjakan pada pasien dengan
kista benigna yang tidak dapat diangkat dengan
laparoskopi.
• Untuk tumor ganas ovarium, pembedahan merupakan
pilihan utama. Prosedurnya adalah total abdominal
histerektomi, bilateral salfingo-ooforektomi.
Komplikasi

• Torsio Kista Ovarium

Komplikasi

• Perdarahan dan Ruptur Kista


• Infeksi
Prognosis

Prognosis untuk kista benigna baik. Dapat residual dan terjadi di


ovarium kontralateral.

Mortalitas pada karsinoma ovarium berhubungan dengan stadium


saat diagnosis, dan biasanya terdeteksi pada stadium lanjut.

Angka harapan hidup secara umum adalah 41,6 % bervariasi antara


86,9% pada stadium II dan 11,1% pada stadium IV.
STATUS ORANG SAKIT

 Nama : Ny. Y Nama suami : Tn. S


 Umur : 35 tahun Umur : 40 tahun
 Agama : Islam Agama : Islam
 Suku : Jawa Suku : Jawa
 Pekerjaan : IRT Pekerjaan : wiraswasta
 Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
 Alamat : JL. Batang Kuis
 No RM : 20/69/18
 Tanggal masuk : 09-06-2014
 Pukul : 16. 00 WIB
• Anamnesa
• Ny. Y, 35 tahun ,P2A0,islam, jawa, IRT, SMA istri dari Tn. S, 40
tahun, Islam, Jawa, Wiraswasta, SMA datang ke RS Haji
Medan pada tanggal 9 Juni 2014 pukul 16.00 WIB dengan :

• Keluhan utama : Ada benjolan diperut bagian bawah


• Telaah : Hal ini dirasakan os sejak ± 8 bulan yang
lalu. Benjolan pada awalnya kecil semakin lama semakin
membesar. Riwayat keluar darah dari kemaluan di luar siklus
menstruasi (-). Riwayat keputihan (-), riwayat berhubungan
suami istri berdarah (-) dan nyeri saat berhubungan suami
istri (+).
Nafsu makan os juga berkurang. Os merasa berat badannya
makin menurun. Riwayat kusuk (-), BAB (+) normal dan BAK
(+) normal.

RPT : DM (-), Hipertensi (-), Asma (-)


RPO :-
Riwayat Menstruasi : Menarche = 13 tahun
Siklus = 28 hari
Lamanya = 5-7 hari
Banyaknya = 2-3
pembalut/hari
Nyeri menstruasi = -
Riwayat kehamilan : P2A0
Riwayat Persalinan : 1. Laki-laki, 3400 gram, PSP, Dokter,
RS, sehat
2. Perempuan, 3200 gram, PSP,
Dokter, RS, sehat

• Riwayat Pernikahan : Pasien menikah 1 x pada umur


20 tahun, lamanya 16 tahun.
• Riwayat KB : -
• Riwayat operasi : -
• TB : 155 cm
• BB : 55 cm
• PEMERIKSAAN FISIK

• Status present :
• Sensorium : Compos mentis Anemis : -/-
• TD : 120/70 mmHg Ikterik : -/-
• HR : 82x/i Sianosis : -
• RR : 24x/i Dyspnoe : -
• T : 36,5 º C Oedem : -/-
• STATUS GENERALISATA
• Kepala : normochepali
Mata : anemis (-/-), ikterik ( -/-)
T/H/M : dalam batas normal
• Leher : Pembesaran KGB (-)
• Thorak : Jantung : cor= bunyi jantung I dan II
normal, gallop (-), murmur (-)
• Pulmo : vesikuler (-/-),ronki (-/-), wheezing (-/-)

• STATUS LOKALISATA
• Abdomen : Soepel, peristaltik (+) normal, teraba massa
dengan pole atas setentang umbilikus, pole bawah
setentang simfisis pubis, permukaan rata, mobile,
berbatas tegas, nyeri tekan (-).

• STATUS GINEKOLOGIS

• Inspekulo : portio licin, erosi (-), F/A (-), perdarahan (-)


• VT : Uterus : Antefleksi besar biasa
Adneksa : Kanan : tidak teraba massa
Kiri : teraba massa kistik
sebesar kepala bayi,
• Parametrium : Kanan : lemas
• Kiri : tegang
• cavum douglas tidak menonjol.
• Nyeri goyang serviks (-).
•Hasil pemeriksaan penunjang

Hemoglobin : 13 g/dl (12-16)


Hematokrit : 36,6 % (36-47)
Leukosit : 22% (20-45)
Trombosit : 281.000/ul (150-450 )
LED : 10 mm/jam (0-20)
GDS : 92 mg/dl (<140)
Bilirubin total : 0,73 mg/dl (0,3-1)
Bilirubin direk : 0,35 mg/dl (<0,25)
SGOT : 18 U/I (<40)
SGPT : 11 U/I (<40)
CA-125 : 17,8 U/ml (0-35)
CEA : 0,6 ng/ml (0-3)
Alfa feto protein : 1,1 ng/ml (<10)

• Hasil EKG : Dalam batas normal

• Hasil rontgen
• Foto torax : cor : Dalam batas normal
Pulmo : Dalam batas normal
• USG TAS Tanggal 10-06-2014 Jam 09.00 Wib
• KK terisi baik
• UT AF BB
• Tampak massa yang kistik, asal massa kesan adnexa
kiri, septa (+), papil (-), ukuran tidak teraba kaliper.
• Cairan bebas (-)
• Kesan= kista ovarium

• BNO/IVP : Tak terlihat kelainan patologi


pada traktus urinarius
• Diagnosa : Kista Ovarium
• Rencana : Laparatomi + SOS tanggal 10-
06-2014, pukul 12.00 WIB
Laporan operasi Laparatomi + SOS tanggal
10-06-2014, pukul 12.00 WIB

• Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter


terpasang baik.
• Dilakukan tindakan aseptik dengan larutan providon iodin
10% dan alkohol 70% pada dinding abdomen lalu ditutup
dengan doek steril kecuali lapangan operasi.
• Dibawah anestesi spinal dilakukan insisi midline mulai dari
kutis subkutis.
• Dengan menyisipkan pinset anatomik dibawahnya, fascia
digunting keatas dan kebawah otot dikuakkan secara
tumpul.
• Peritoneum dijepit dengan klem, diangkat lalu digunting
keatas dan kebawah dipasang black blast.
• Evakuasi cavum abdomen, uterus dbn, tampak massa
kistik di ovarium sebelah kiri ukuran ± (18x11x6), evaluasi
ovarium kanan dbn .
• Lalu difokuskan untuk dilakukan salpingo-ooforektomi
sinistra
• Evaluasi perdarahan, kesan tidak ada perdarahan
• Rongga abdomen dicuci dengan NaCL 0,9 % hangat
dibersihkan dari sisa darah dengan kassa sebersih
mungkin.
• Peritoneum di jahit secara continous denan plain catgut
no 30.
• Otot dijahit dengan catgut no 20 secara simpel.
• Fascia dijahit secara continous dengan vycril no 1.0.
• Subkutis dijahit dengan catgut no 2.0.
• Kutis dijahit secara subkutikuler dengan vycryl no 4.0
• Luka operasi dibersihkan diberi betadin dan ditutup
dengan kassa steril.
• KU ibu post operasi : Stabil

• Terapi :
IVFD RL 30 gtt/i
Inj . Cefotaxime 1 gr /8 jam
Inj . Ditranex 1 amp/8 jam
Inj . Ketorolac 1 amp/8jam
Inj . Ranitidin 1 amp/8jam
Inj .Gentamerk 1 amp/12 jam
• Follow up tanggal 11-06-2014, pukul 06.00 WIB
• S : Nyeri luka operasi
• O : Sens : Compos mentis Anemis : -/ -
• TD : 110/80 mmHg Ikterik : -/-
• HR : 84x/i Dyspnoe : -
• RR : 20x/i Sianosis : : -
• T : 36,6 ºC Oedem : -/-
• SL :Abdomen : soepel, peristaltik (+)
• L/O : Tertutup verban kesan kering

• P/V : (-)
• BAK : (+) via kateter 500cc dari jam 22.00
WIB
• BAB : (-)
• Flatus : (+)
•A : Post Laparotomi+ SOS a/i kista ovarium + H1

• Th/ :
• IVFD RL 30 gtt/i
• Inj . Cefotaxime 1 gr /8 jam
• Inj . Ditranex 1 amp/8 jam
• Inj . Ketorolac 1 amp/8jam
• Inj . Ranitidin 1 amp/8jam
• Inj .Gentamerk 1 amp/12 jam
• Follow up tanggal 12 -06-2014, jam 06.00 WIB
• S : Nyeri luka operasi
• O : Sens : Compos mentis Anemis : -/-
• TD : 120/80 mmHg Ikterik : -/-
• HR : 80x/i Dyspnoe : -
• RR : 20x/i Sianosis : -
• T : 36,6 ºC Oedem : -/-

• SL : Abdomen : soepel, peristaltik (+)


• L/O : Tertutup Verban kesan kering

• P/V : (-)
• BAK : (+)
• BAB : (-)
• Flatus : (+)
• A : Post Laparotomi+ SOS a/i kista ovarium + H2

• Th/ : - IVFD RL 30 gtt/i


• Inj . Cefotaxime 1 gr /8 jam
• Inj .Gentamerk 1 amp/12 jam
• Pronalges sup 1/8 jam

• Obat oral tambahan : Pondex 3x1
• Grahabion 2x1
• Antasida syr 3x1
• R/ : AFF kateter
• Follow up tanggal 13 -06-2014, jam 06.00 WIB
• S : Nyeri luka opeasi
• O : Sens : Compos mentis Anemis : -/-
• TD : 120/80 mmHg Ikterik : -
• HR : 80x/i Dyspnoe : -
• RR : 20x/i Sianosis : -
• T : 36,6 ºC Oedem : -/-
• SL : Abdomen : soepel, peristaltik (+)
• L/O : Tertutup Verban kesan kering
• P/V : (-)
• BAK : (+) N
• BAB : (-)
• Flatus : (+)
• A : Post Laparotomi+ SOS a/i kista ovarium + H3
• Th/ : Obat oral : Pondex 3x1
• Grahabion 2x1
• Antasyda syr 3x1
• R/ : AFF Infus
• Follow up tanggal 14 -06-2014, jam 06.00 WIB
• S :-
• O : Sens : Compos mentis Anemis : -/-
• TD : 120/80 mmHg Ikterik : -/ -
• HR : 80x/i Dyspnoe : -
• RR : 20x/i Sianosis : -
• T : 36,6 ºC Oedem : -/-
• SL : Abdomen : Soepel, peristaltik (+)
• L/O : Tertutup Verban kesan kering
• P/V : (-)
• BAK : (+) N
• BAB : (+) N
• Flatus : (+)
• A : Post Laparotomi+ SOS a/i kista ovarium + H4
• Th/ : GV, Luka kesan kering
• PBJ Tanggal 14/05/2014

Anda mungkin juga menyukai