Anda di halaman 1dari 20

Tugas Mata Kuliah Filsafat Iptek

sen : Prof.Dr.Ir. Muhammad Arief, Dipl.Ing


osen

Oleh

Elifas Bunga
(P0800305007)

am Pascasarjana Universitas Hasanu


Program Doktor Ilmu-Ilmu Teknik
BAB 2
PENGENALAN FILSAFAT
I. ASPEK ONTOLOGI
II. ASPEK AKSIOLOG
III. ASPEK EPISTEMOLOGI
I. ASPEK ONTOLOGI (BEING, WHAT, WHO)
 Filsafat dipelajari karena ketakjuban manusia atas fakta (Plato + Aristoteles, 381-322 SM).
 Philosophi = The Greek Miracle (Keajaiban Yunani).
Philein = Philos = Cinta
Sophia = Kebijaksanaan
 Filsafat :
 Ilmu tentang Kebijaksanaan atau Ilmu mencari kebijaksanaan
 Ilmu pengetahuan umum tentang kebijaksanaan / kebenaran
 Filsuf = Pencinta / Pencari Kebenaran atau kebijaksanaan (K)
= Pencari kebijaksanaan (relatif) akal budi untuk tindakan.
Kebijaksanaan Absolut : - ada pada Tuhan
- Adimanusiawi
Pythagoras (582-496 SM) -> Seorang Filsuf = Filosofos -> mendapatkan Rumus Pythagoras, namun tidak merasa hebat.
 Philosophos = Kawan kebijaksanaan, bukan orang bijaksana
= Pencari / Pencinta Kebijaksanaan
Bukan Sofis yang merasa hebat tahu segalanya.
 Mitos = kepercayaan akan kebenaran (mis. Hantu) merupakan warisan turun temurun, tabu ditanyakan, dan
menghindari ratio (logos, akal budi)
 Setiap fakta dari aspek ontologi dapat dinyatakan kebenaran definisinya dan dapat dipandang dari dua obyek, yaitu
obyek materi dan obyek formal.
 Filsafat (Ontologi) : Ilmu tentang kebijaksanaan atau kebenaran
Yang dipelajari adalah obyek sebenarnya
Obyek sebenarnya :
 Obyek materi : Seluruh fakta kenyataan, misalnya : manusia, alam, dll
 Obyek formal : bidang kajian semua pengetahuan, mis : biologi, faal, kedokteran, dll
 Menurut Witgenstein, Titus :
Filsafat : Usaha untuk menyatakan kebenaran fakta secara menyeluruh, mendalam dan sejelas mungkin.
II. ASPEK AKSIOLOGI
For What (Untuk Apa, Apa Nilainya)
A. Filsafat = Ilmu tanpa batas dan universal untuk menemukan
pengetahuan secara menyeluruh dan dapat
diungkapkan dengan jelas
B. Filsafat = Ilmu yang mencari kebenaran paling dalam tentang
seluruh kenyataan.
Usaha menjawab secara metodis, sistematis
koheren tentang seluruh fakta / kenyataan
C. Filsafat = Ilmu pengetahuan umum untuk mencari kebenaran
seluruh fakta / kenyataan

 Filsafat (Aksiologi) : Adalah untuk mencari kebenaran tentang


seluruh fakta / kenyataan.
 Kegunaannya : 1. Menemukan kebenaran
2. Menimbulkan keyakinan
3. Menemukan ide
III. ASPEK EPISTEMOLOGI (WHY, HOW)
 WHY :
karena keinginan berfilsafat untuk menemukan kebenaran dengan :

 memakai ratio-logos-akal budi. Seterusnya ditanyakan mengapa


benar karena didiskusikan, dianalisis dengan ratio untuk
menemukan kebenaran.
 mengapa ditanyakan oleh karena :

1. Ketakjuban akan dirinya “yang ada” (Plato & Aristoteles ± 350 SM), dan
ketakjuban akan moral hukum dan langit dengan bintang. Imanuel Kant
(± 1750) memikirkan untuk ditemukan bagaimana kebenarannya.

2. Kesangsian kemampuan panca indra (Agustinus ± 400, Descartes


±1600) karena indrawi seringkali menipu -> bagaimana kebenarannya

3. Kesadaran eksistensi dirinya yang kecil dibanding alam semesta


-> bagaimana kebenaran fakta / kenyataan tersebut.
 HOW

1. Bagaimana pendekatannya berdasarkan


gejala atau phenomenologi?

2. Bagaimana klasifikasinya?

3. Bagaimana model atau metodenya?


1. Pendekatan Fenomenologi / Gejala
 Gejala hubungan kesatuan asasi subyek (manusia)-
obyek (pengetahuan, benda untuk menemukan hasil
bersifat sementara dan terbuka) yang dapat dikritik.
 Gejala jasmani-inderawi yang merupakan hasil
pengalaman kongkrit (hasil tergantung tempat +
waktu)
 Gejala umum, pengalaman abstrak (hasil tak
tergantung tempat + waktu)

Cara/metode pendalaman gejala tersebut terus


dilakukan dan filsafat mencari kebenaran sesuai
klasifikasi filsafat dan model pendalamannya.
2. Klasifikasi Filsafat Menuju Filsafat
Pengetahuan
1. Filsafat Manusia
2. Filsafat Alam
3. Filsafat KeTuhanan
4. Filsafat Etika
5. Filsafat Pengetahuan
 Filsafat Pengetahuan Umum
 Filsafat Ilmu Pengetahuan
diperlukan ilmu alam
ilmu pasti
ilmu kemanusiaan
3. Model/Metode (Cara Mencari Kebenaran)
 Apriori (Plato) : universal partikuler

 Aposteriori (Aristoteles) : partikuler universal

Kebenaran pengetahuan (Epitesmi)


 Episteme : pengetahuan yang sejati berdasar :
- obyektifitas (empiri+rasio)
- untuk menemukan kebenaran
- kepastian
- abstraksi
- intuisi
 Epistemologi : pengetahuan sejati tentang :
- Apa : fakta
- Mengapa : causa
- Bagaimana : metode
- Benar : Verifikasi
Bila Kumpulan pengetahuan yang
benar/episteme/diklasifikasi, disusun
sitematis dengan metode yang benar
dapat menjadi epistemologi.

Aspek epistemologi adalah kebenaran


fakta / kenyataan dari sudut pandang
mengapa dan bagaimana fakta itu
benar yang dapat diverifikasi atau
dibuktikan kembali kebenarannya.
Filsafat : Kebenaran yang dibuktikan
secara :  Radikal (individu)
 Rasional (obyektif)
 Sistemik (ilmiah)
 Semesta (universal)
Pembuktian Filsafat lebih luas daripada
pembuktian Ilmu, oleh karena
mempertimbangkan :
 Ratio  Agama
 Ilmu sendiri + Ilmu lain  Seni
 Moral  Kebahagiaan
 Nilai  Kesemestaan
Menurut Witgenstein, Titus :
Filsafat : Usaha untuk menyatakan
kebenaran ilmiah secara menyeluruh
sejelas mungkin.

Menurut KattSoff (1963) :


Filsafat : Berpikir secara kritis, sistematis,
rasional, dan komprehensif hingga menghasilkan
suatu yang runtut dan benar

Jadi Filsafat adalah berpikir dengan cara yang


benar (teoritis) untuk menemukan keputusan
pengetahuan yang benar (praktis)
Klasifikasi Lain dari Filsafat
Logika Deskriptif (Apa adanya)
Etika Normatif (seharusnya)
F. Kategori Metaetik (Analisis)
Metafisika = Ontologi = Filsafat
Pertama
Epistemologi = Filsafat Pengetahuan
Filsafat
Umum
Matematika
Filsafat Ilmu Pengetahuan Hukum
Agama
Dan lain-lain
RINGKASAN SEJARAH
PERKEMBANGAN FILSAFAT

1. Masa Yunani Kuno (Abad 6 SM – Akhir Abad


3 SM)
2. Masa Abad Pertengahan (Akhir Abad 3 SM –
Awal Abad 15)
3. Masa Modern (Akhir Abad 15 – Abad 19)
4. Masa Kontemporer (Abad 20)
Masa Yunani Kuno (Abad 6 SM- Akhir Abad 3 SM)
1. Filsafat = pengetahuan tahyul, dongeng, mitos
= mitologi : Mitos -> Logos (mitos mengurang, ratio tumbuh)
Thales / air
Pythagoras / bilangan
Demokritos / atom
2. Filsafat = Logos
Sokrates : (469-399 SM) Dialektika Salah
Sokratik -> kesimpulan Benar
Plato : (427-347 SM) penyair, inspirasi tinggi
(Aristokles) – Melawan sofis -> Mencari kebenaran Sokrates dengan tulisan Filsafat : Apologia
(pembelaan Sokrates).
- Model abstrak dan matematik = apriori dengan ratio menemukan episteme (ingatan yang benar
atau ide abadi)
Kebenaran adalah : relatif, subyektif, ide dalam diri
obyektif : kenyataan / fakta diluar yang benar
Tulisannya : 1. Apologia, Kriton, Politea : negara
2. Simposium : diskusi tentang cinta
3. Phaedo : diskusi tentang jiwa yang tak mati
4. Phaidros : diskusi tentang ide
5. Parmenides : kritik terhadap ide ajarannya
6. Timaios : susunan alam semesta
7. Nomoi : Hukum-hukum
Mendirikan Akademi yang menjadi dasar Perguruan Tinggi jaman Pertengahan
Ajarannya = Platonisme yaitu kebenaran jasmani yang tak kekal dan kebenaran rohani / ide yang kekal.
Lima abad kemudian = Neo Platonisme yang menggabungkan Platonisme dengan ajaran Gereja Kristen
3. Aristoteles (384 – 322 SM)

 Murid terpandai Akademi, guru Alexander Agung


 Mendirikan Lyceum dengan ajaran model kongkrit
 Ajaran Aristotelesanisme yaitu pengenalan inderawi atau
empiris-aposteriori (terikat pada waktu dan tempat) ; lalu
pengenalan rasional yaitu episteme = pengetahuan benar yang
diperoleh dari sebab musabab.
 Tujuh karya : Logika / organon (analisis apriori- aposteriori),
Ilmu eksakta, Biologi, Psikologi, Metafisika, Etika & Politik,
Sastra/Retorika
 Ia membagi 3 ilmu pengetahuan (IP) :
 I.P. Produktif = Pedomen bidang kesenian
 I.P. Praktis = Etika & Moral atau pedoman tingkahlaku
 I.P. Teoritis = Tak memihak
Fisika, Matematika, Filsafat Pertama
(metafisika = ontologi)
Masa Abad Pertengahan (akhir abad 3
SM – awal abad 15)
1. Filsafat Yunani Kuno diambil alih Mesir (Cleopatra
69-30 SM)
2. Filsafat dilarang -> kembali ke Dogma Gereja =
Theologi (Kaisar Justianus ± 529 M)
3. Filsuf Islam Bagdad -> Cordoba Ibnu Sina (980
-1037)
4. Filsafat : kembali ke mitos = mistik
Plotinus -> Neo Platonisme ( abad ke 13) yaitu
Platonisme manunggal dengan Dogma Gereja.
5. Thomas Aquines (1225 – 1274)
Filsafat Yunani kuno tak dilarang malah untuk
justifikasi Dogma Gereja.
Masa Modern (Akhir abad 15 – 19)
1. Gerakan Renaissance (kelahiran kembali)
mentalitas individual – kebebasan, persamaan, emansipasi, otonomi diri.
2. Revolusi Copernicus (1473 – 1543)
Matahari : pusat alam semesta
Metode induktif – experimental
3. Zaman Aufklarung (pencerahan / abad 18)
Menggunakan akal budi dengan inti :
a. Ajaran Rasionalisme (Descartes, 1596-1650)
b. Ajaran Empirisme (Francis Bacon, 1561-1626) Pengetahuan inderawi
c. Ajaran Kritisisme (Immanuel Kant, 1724-1804)gabungan a + b
d. Filsafat Pragmatisme (William James, 1842-1910)
Kebenaran konsep/ide harus dilihat konsekuensi praktisnya
/ kegunaannya.
e. Filsafat Fenomenologi (Edmund Husserl, 1839-1939)
kebenaran = kenyataan benda itu sendiri
Tiga tahap dalam metode fenomenologis yaitu :
 Reduksi Fenomenologis
 Reduksi Eidetis
 Reduksi Transendental
f. Filsafat Eksistensialisme (S. Kierkegaard, 1813-1855)
Masa Kontemporer (abad 20)
1. Filsafat Analitik (Ludwig Wittgenstein, 1889-1951).

2. Filsafat Ekstensialisme (lanjutan Jean Paul Sarte, 1905 –


1980)
 Ia menganggap manusia bebas memilih moralitas yang
diinginkan hingga menciptakan eksistensi dirinya. Manusia
melakukan kebaikan, pendidikan bagi keturunannya dan
hidup bermasyarakat.
 Menganggap Tuhan tidak ada dan manusia dapat
memerankan peranan Tuhan (Vincent Martin)
 Ada 2 kelompok : anti agama & kelompok agama (percaya
pada Tuhan)

3. Ethics and Limits of Philosophy (Bernard Williams)


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai