Anda di halaman 1dari 14

INTERPRETASI HUKUM Oleh :

Amanda Rista N (E0018039)


APA ITU INTERPRETASI
HUKUM ?

Suatu upaya yang pada dasarnya menerangkan, menjelaskan, menegaskan


baik dalam arti memperluas maupun membatasi atau mempersempit pengertian
hukum yang ada dalam rangka penggunaannya untuk memecahkan masalah atau
persoalan yang sedang dihadapi.
MACAM – MACAM
INTERPRETASI HUKUM
1. INTERPRETASI AUTENTIK
 Penafsiran yang dilakukan oleh yang membuat undang-undang atau instansi yang yang
ditentukan oleh undang-undang dan tidak diperbolehkan selain pihak yang diberi wewenang

Contoh :

 Pasal 512-518 KUH Perdata

Dalam pasal tersebut, pembuat undang-undang memberikan penjelasan apa yang dimaksud
dengan ‘barang yang bergerak’. Barang barang rumah tangga, perkakasa rumah, barang-
barang yang berfungsi agar rumah dapat didiami orangdan sebuah rumah dengan segala
sesuatu yang ada didalamnya.
2. INTERPRETASI GRAMATIKAL / TATA BAHASA
 Pada penafsiran gramatikal ketentuan yang terdapat di peraturan perundang-undangan
ditafsirkan dengan berpedoman pada arti perkataan menurut tata Bahasa atau menurut
kebiasaan.

Contoh :

 Peraturan perundangan melarang orang memarkir kendaraannya pada suatu tempat.


Peraturan tersebut tidak menjalaskan apakah yang dimaksud dengan istilah kendaraan. Orang-
orang mengira, apakah yang dimaksud dengan kata kendaraan itu hanyalah kendaraan
bermotor, seperti mobil atau termasuk juga becak, andong dan sejenisnya.
3. INTERPRETASI HISTORIS
 Penafsiran cara ini ialah dengan meneliti sejarah daripada undang-undang yang bersangkutan.

 Macam – macam penafsiran historis :

Penafsiran menurut sejarah pembuatan undang-undang (wetshistorische interpretatie)

Penafsiran menurut sejarah hukum (rechtshistorische interpretatie)

Contoh :

 UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Karena Tsunami di Aceh)


KUHPerdata BW) yang dikodifikasikan pada tahun 1848 di Hindia Belanda. Menurut sejarahnya
mengikuti code civil Perancis dan di Belanda (Nederland) di kodifikasikan pada tahuan 1838.
4. INTERPRETASI SISTEMATIS (DOGMATIS)
Sebuah model penafsiran menilik susunan yang berhubungan dengan bunyi pasal-
pasal lainnya baik dalam undang-undang itu maupun dengan undang-undang yang
lain.
5. INTERPRETASI SOSIOLOGIS
6. INTERPRETASI KOMPARATIF
 Metode penafsiran dengan membandingkan ialah penjelasan hukum
beradasarkan perbandingan.
7. INTERPRETASI FUTURISTIS
menjelaskan undang-undang dengan mengacu pada undang-undang yang belum
mempunyai kekuatan hukum, seperti rancangan undang-undang.
Contoh :
Putusan mengenai pencurian aliran listrik. Pada waktu HR pada tanggal 23 Mei 1921,
memutuskan bahwa listrik termasuk barang yang dapat dicuri.
8. INTERPRETASI RESTRIKTIF
 mempersempit pengertian dari suatu istilah
Contoh :
kata kerugian dalam undang-undang mengecualikan kerugian yang tidak berwujud,
seperti cacat, sakit dan selainnya
8. INTERPRETASI EKSTENSIF
 metode penafsiran dengan memperluas arti kata-kata dalam peraturan itu
sehingga suatu peristiwa dapat dimasukkannya
9. INTERPRETASI A CONTRARIO
 cara penafsiran undang-undang yang berdasarkan perlawanan pengertian
antara soal yang dihadapi dan permasalahan yang diatur dalal sebuah pasal
undang-undang.
Contoh :
Pasal 34 KUHS menetapkan bahwa seorang perempuan tidak diperbolehkan
menikah lagi sebelum menunggu 300 hari setelah peernikahan yang sebelumnya
putus. Muncullah pertanyaan, apakah laki-laki juga terkena peraturan itu?.
Jawabannya ialah tidak. Karena pasal 34 KUHS tidak menyebutkan tentang lak-laki
dan khusus ditunjukkan untuk perempuan.
10. INTERPRETASI NASIONAL
menilik sesui tidaknya dengan sistem hukum yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai