Anda di halaman 1dari 25

FISIKA DASAR

NAMA : Sukma muhtasar putra


NPM : 16640156
BAB
I
Definisi
 Fisika adalah ilmu yang mempelajari benda-benda serta fenomena dan
keadaan yang terkait dengan benda-benda tersebut. Untuk menggambarkan
suatu fenomena yang terjadi atau dialami suatu benda, maka didefinisikan berbagai
besaran-besaran fisika. Besaran-besaran fisika ini misalnya panjang, jarak, massa,
waktu, gaya, kecepatan, temperatur, intensitas cahaya, dan sebagainya.
 Ruang Lingkup
 Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam secara keseluruhan. Fisika
mempelajari materi, energi, dan fenomena atau kejadfian alam, baik yang bersifat
makroskopik (berukuran besar seperti gerak planet) maupun yang bersifat mikroskopik
(berukuran kecil, seperti gerak elektron) yang berkaitan dengan perubahan zat atau
energi.
 Ruang lingkup fisika secara garis besar terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu:
 a. Fisika klasik, yang bersumber pada gejala-gejala yang ditangkap oleh indra. Fisika
klasik meliputi mekanika, listrik magnet, panas (Kalor), bunyi, optik, dan gelombang
yang menjadi perbatasan antara fisika klasik dan fisika modern
 b. Fisika modern , yaitu cabang fisika yang mempelajari perilaku materi dan energi
pada skala atomik dan partikel-partikel subatomik atau gelombang. Misalnya
relativitas, inti atom, radioaktivitas.
Manfaat Mempelajari Ilmu Fisika Dasar
 Tujuan mempelajari ilmu fisika yaitu agar kita dapat mengetahui bagian dasar dari benda
dan mengerti interaksi antar benda-benda, serta mampu untuk menjelaskan mengenai
fenomena alam yang terjadi.
Besaran dan Satuan
 Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki nilai
besaran (besar) dan satuan. Sementara, satuan digunakan sebagai pembanding dalam
pengukuran. Satuan Internasional (SI) adalah satuan hasil konferensi para ilmuwan di Paris,
yang membahas tentang berat dan ukuran. Nah Squad, berdasarkan satuannya, besaran
terdiri dari besaran pokok dan besaran turunan.
a. Besaran Pokok
 Merupakan besaran yang menjadi dasar untuk menetapkan besaran yang lain. Satuan
besaran pokok disebut satuan pokok dan telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan
kesepakatan para ilmuwan. Besaran pokok sifatnya bebas, artinya tidak bergantung pada
besaran pokok yang lain. Berikut, disajikan besaran pokok yang telah disepakati oleh para
ilmuwan.
b. Besaran Turunan
 Merupakan turunan dari besaran pokok. Satuan besaran turunan disebut satuan turunan
dan diperoleh dengan menggabungkan beberapa satuan besaran pokok. Paham ‘kan
sampai di sini? Berikut merupakan beberapa contoh besaran turunan beserta satuannya,
perhatikan ya.

 2. Dimensi
Cara besaran tersebut tersusun atas besaran-besaran pokoknya dinamakan dimensi. Pada
sistem Satuan Internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang berdimensi, sedangkan dua
besaran pokok tambahan tidak berdimensi. Cara penulisannya dinyatakan dengan lambang
huruf tertentu dan diberi tanda kurung persegi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut!
Kamu dapat mencari dimensi suatu besaran lain dengan cara
mengerjakan seperti pada perhitungan biasa, lho. Untuk penulisan
perkalian pada dimensi, biasa ditulis dengan tanda pangkat positif dan
untuk pembagian ditulis dengan tanda pangkat negatif.
Sekarang, coba kita tentukan dimensi besaran-besaran berikut ya:
 Luas (L) = panjang × lebar = [L] × [L] = [L]²
 Volume (V) = panjang × lebar × tinggi = [L] × [L] × [L] = [L]³
Pengetian Vektor
Definisi Vektor adalah adalah besaran yang memiliki nilai
dan arah.
Contoh Vektor
Jika vektor merupakan sebuah besaran yang memiliki nilai
dan arah maka contohnya adalah perpindahan,
kecepatan, percepatan, gaya dan lain-lain.
Simbol Vektor
Simbol vektor ditulis menggunakan huruf kapital dan
dicetak tebal ( Bold ) atau miring dengan tanda panah
diatasnya. (Perhatikan gambar 1)
BAB
II
 Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang menempuh lintasan garis lurus
dimana dalam setaip selang waktu yang sama benda menempuh jarak yang sama. Pada
gerak lurus beraturan kecepatan dimiliki benda tetap ( v = tetap ) sedangkan
percepatannya sama dengan nol ( a = 0 )
Kecepatan tetap artinya baik besar maupun arahnya tetap. Kecepatan tetap yaitu benda
menempuh jarak yang sama untuk selang waktu yang sama. Misalnya sebuah mobil
bergerak dengan kecepatan tetap 75 km/jsm atau 1,25km/menit, berarti setiap menit mobil
itu menempuh jarak 1,25 km. Karena kecepatan benda tetap, maka kata kecepatan pada
gerak lurus beraturan dapat diganti dengan kata kelajuan. Dengan demikian, dapat juga
kita definisikan, gerak lurus beraturan
sebagai gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan kelajuan tetap.
dimana : v = kecepatan (m/s)
V=s/t
s = jarak tempuh (m)
t = waktu tempuh (s)
 Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) jika
percepatannya selalu konstan. Percepatan merupakan besaran vektor (besaran yang
mempunyai besar dan arah). Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak benda
dalam lintasan garis lurus dengan percepatan tetap. Jadi, ciri utama GLBB adalah bahwa
dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah, semakin lama semakin
cepat/lambat...sehingga gerakan benda dari waktu ke waktu mengalami
percepatan/perlambatan. Dalam artikel ini, kita tidak menggunakan istilah perlambatan
untuk gerak benda diperlambat. Kita tetap saja menamakannya percepatan, hanya saja
nilainya negatif. Jadi perlambatan sama dengan percepatan negatif. Contoh sehari-hari
GLBB adalah peristiwa jatuh bebas. Benda jatuh dari ketinggian tertentu di atas permukaan
tanah. Semakin lama benda bergerak semakin cepat. Kini, perhatikanlah gambar di bawah
yang menyatakan hubungan antara kecepatan (v) dan waktu (t) sebuah benda yang
bergerak lurus berubah beraturan dipercepat.

vo = kecepatan awal (m/s)


a = percepatan
vt = kecepatan akhir (m/s)
t = selang waktu (s)
BAB
III
 Gerak Parabola juga dikenal sebagai Gerak Peluru. Dinamakan Gerak parabola karena
lintasannya berbentuk parabola, bukan bergerak lurus. Gerak parabola atau yang biasa
disebut dengan gerak peluru dapat dikatakan sebagai gabungan antara gerak lurus
beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Seperti yang sudah
disinggung sebelumnya bahwa sumbu x mewakili gerak GLB dan sumbu y mewakili gerak
GLBB.
BAB
IV
 Gerak rotasi (melingkar) adalah gerakan pada bidang datar yang lintasannya berupa
lingkaran. kita akan mempelajari bagaimana suatu benda dapat berotasi dan apa
yang menyebabkan. Oleh karena itu, kita akan mengawali dengan pembahasan
tentang pengertian momen gaya, momen inersia, dan momentum sudut pada gerak
rotasi.
 Momen Gaya (Torsi) Pada Gerak Rotasi
 Benda dapat melakukan gerak rotasi karena adanya momen gaya. Momen gaya
timbul akibat gaya yang bekerja pada benda tidak tepat pada pusat massa.
τ=F×d
 Keterangan:
τ : momen gaya (Nm)
d : lengan gaya (m)
F :gaya (N)
r : jari-jari (m)
 Momen Inersia Pada Gerak Rotasi
Momen inersia (kelembaman) suatu benda adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk
berputar terhadap porosnya. Nilai momen inersia suatu benda bergantung kepada bentuk benda
dan letak sumbu putar benda tersebut.
I = m · R2
 Keterangan:
I : momen inersia (kgm2)
R : jari-jari (m)
m : massa partikel atau titik (kg)
 Momentum Sudut Pada Gerak Rotasi
Pernahkah kita melihat orang bermain gasing? Mengapa gasing yang sedang berputar meskipun
dalam keadaan miring tidak roboh? Pasti ada sesuatu yang menyebabkan gasing tidak roboh.
Setiap benda yang berputar mempunyai kecepatan sudut. Bagaimana hubungan antara
momen inersia dan kecepatan sudut?
L=I×ω
Keterangan:
V: kecepatan linear (m/s)
L: momentum sudut (kg m2s–1)
m: massa partikel/tittik (kg)
R: jarak partikel ke sumbu putar (m)
ω: kecepatan sudut(rad/s)
I : momen inersia (kg m2)
 Momen Kopel Pada Gerak Rotasi
 Kopel adalah pasangan dua gaya sama besar dan berlawanan arah yang garis-
garis kerjanya sejajar tetapi tidak berimpit.
 Besarnya kopel dinyatakan dengan momen kopel (M), yaitu hasil perkalian salah
satu gaya dengan jarak tegak lurus antara kedua gaya tersebut. Secra matematis
dapat ditulis sebagai berikut.
 M=F×d
 Keterangan:
 M: momen kopel(Nm)
F: gaya(N)
d: jarak antar gaya (m)
BAB
V
 Dinamika partIkel
adalah cabang mekanika yang mempelajari gerak suatu partikel dengan meninjau
penyebab geraknya. Gerak dari suatu partikel dipengaruhi oleh sifat-sifat dan susunan
benda lain yang ada disekitarnya. Persoalan pengaruh lingkungan yang mempengaruhi
gerak suatu partikel telah dipecahkan oleh Issac Newton (1642-1727) yang digambarkan
dengan menggunakan hanya tiga hukum sederhana yang dinamakan dengan hukum
Newton tentang gerak
 Momentum Sudut
Pada gerak rotasi momen inersia I merupakan analogi dari massa m dan kecepatan sudut
merupakan analogi dari kecepatan linear v, maka rumus momentum sudut dapat ditulis
sebagai L = r x p
= r. p sin q
=r.m
= r. mwr
= mr2w
 Momentum sudut merupakan besaran vektor. Arah momentum sudut mengikuti aturan
tangan kanan, yaitu apabila keempat jari tangan kanan (selain jempol) dikepalkan
mengikuti arah rotasi benda, maka jempol yang teracung menunjukkan arah momentum
sudut.
BAB
VI
 PUSAT MASSA & MOMENTUM LINIER
Dalam gerak translasi, tiap titik pada benda mengalami pergeseran yang sama dengan titik
lainnya sepanjang waktu, sehingga gerak dari salah satu partikel dapat menggambarkan gerak
seluruh benda. Tetapi, walaupun di dalam geraknya, benda juga berotasi atau bervibrasi, akan
ada satu titik pada benda yang bergerak serupa dengan gerak partikel, titik tersebut disebut pusat
massa.
 2. GERAK PUSAT MASSA
Terdapat sekumpulan partikel dengan massa masing-masing : m1, m2 , ... , mn dengan massa total
M. Dari teori pusat massa diperoleh :
M rpm = m1r1 + m2r2 + ... + mn rn
dengan rpm adalah pusat massa susunan partikel tersebut.
Bila persamaan tersebut dideferensialkan terhadap waktu t, diperoleh
M drpm /dt= m1 dr1/dt + m2 dr2/dt + ... + mn drn/dt
M vpm = m1v1 + m2v2 + ... + mn vn
Bila dideferensialkan sekali lagi, diperoleh
M dvpm /dt= m1 dv1/dt + m2 dv2/dt + ... + mn dvn/dt
M apm = m1 a1 + m2 a2 + ... + mn an
Menurut hukum Newton, F = m a, maka F1 = m1 a1, F2 = m2 a2 dst.
 MOMENTUM LINEAR
Untuk sebuah partikel dengan massa m dan bergerak dengan kecepatan v, didefinikan
mempunyai momentum :
 p = m v.
Untuk n buah partikel, yang masing, masing dengan momentum p1, p2 , ... , pn, secara
kesuluruhan mempunyai momentum P,
 P = p1 + p2 + ... + pn
 P = m1v1 + m2v2 + ... + mn vn
 P = M vpm
“Momentum total sistem partikel sama dengan perkalian massa total sistem partikel dengan
kecepatan pusat massanya”.
 dP/dt = d(Mvpm)/dt
 = M dvpm/dt
 dP/dt = M apm
 Jadi
 Feks = dP/dt
BAB VIII
TUMBUKAN

Tumbukan terjadi bila dua buah benda saling mendekati dan


berinteraksi dengan kuat kemudian saling menjauh. Sebelum melakukan
tumbukan kedua benda bergerak dengan kecepatan konstan. Setelah
tumbukan kedua benda tadi juga bergerak dengan kecepatan konstan
tetapi kecepatannya berbeda dengan kecepatan semula. Pada
peristiwa tumbukan gaya interaksi sangat kuat dan bekerja sangat
cepat, sedangkan gaya luar sangat kecil dibandingkan gaya interaksi
sehingga dapat diabaikan. Karena gaya yang ada hanya gaya
interaksi saja dan gaya interaksi totalnya adalah nol maka pada
tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum.
BAB IX
(GRAVITASI)
Gravitasi adalah sebuah gaya tarik – menarik yang terjadi antara semua partikel
yang memiliki massa yang ada di alam semesta ini.
Isaac Newton menyatakan bahwa setiap objek di alam semesta menarik setiap
objek lainnya yang lebih kecil di alam semesta. Ini adalah penemuan isaac
Newton dengan hukum gravitasi universal bahwa setiap massa menarik massa titik
lainnya dengan gaya segaris dengan garis yang menghubungkan kedua titik.
Besar gaya gravitasi berbanding lurus dengan massa kedua objek, dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua massa titik tersebut.
Gaya gravitasi diakibatkan dari adanya massa suatu objek, dan selalu menarik
objek lain yang juga memiliki massa. Besarnya gaya gravitasi berbanding lurus
dengan massa kedua objek, dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua
benda. Secara matematis dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
F = G . m1m2/r2
BAB X
(USAHA DAN ENERGI)
Dalam fisika, usaha merupakan proses perubahan Energi dan usaha ini selalu dihubungkan
dengan gaya (F) yang menyebabkan perpindahan (s) suatu benda. Dengan kata lain,
bila ada gaya yang menyebabkan perpindahan suatu benda, maka dikatakan gaya
tersebut melakukan usaha terhadap benda tersebut. Untuk selanjutnya, pengertian usaha
yang akan dibahas pada buku ini adalah pengertian menurut ilmu fisika.
Pengertian usaha yang diterangkan di atas adalah usaha oleh gaya konstan, artinya arah
dan nilainya konstan. Besar (nilai) usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya (F) pada suatu
benda yang mengakibatkan perpindahan sebesar s, dapat dirumuskan kembali dengan
kalimat, sebagai berikut:
“Besar usaha oleh gaya konstan didefinisikan sebagai hasil besar komponen gaya pada
arah perpindahan dengan besarnya perpindahan yang dihasilkan.”
Apabila usaha tersebut dirumuskan secara matematis dapat ditulis sebagai berikut
W = Fs s
W : Besar Usaha (kg . m2/s2, joule atau newton . meter)
Fs : Besar komponen gaya pada arah perpindahan (newton)
s : Besar perpindahan (m)
Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan usaha.
Misalnya, sebuah pegas yang diregangkan, dikatakan pegas tersebut mempunyai, energi
air terjun. Energi ini yang kemudian disebut energi potensial. energi potensial, karena bila
dilepaskan pegas mempunyai kemampuan (potensi) untuk kembali kebentuk semula.
Dengan kata lain gaya tersebut mempunyai kemampuan untuk melakukan usaha,
mengembalikan pegas ke bentuk semula. Masih banyak lagi contoh energi yang lain,
misalnya energi karet katapel yang diregangkan
Sumber-sumber energi yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari misalnya:
energi minyak bumi, energi batubara, energi air terjun, energi nuklir dan energi kimia.
Dari sumber-sumber energi yang kita ketahui itu ada beberapa cadangan sumber energi di
Indonesia yang mempunyai jumlah terbatas, misalnya energi minyak bumi, energi
batubara dll. Oleh karena itu kita harus menghemat pemakaian energi yang mempunyai
cadangan terbatas. Kita juga harus berusaha mencari sumber-sumber energi yang lain,
sebelum sumber energi yang terbatas tersebut habis.
• Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki akibat kedudukan benda tersebut terhadap bidang
acuannya. Sedangkan yang dimaksud dengan bidang acuan adalah bidang yang diambil
sebagai acuan tempat benda mempunyai energi potensial sama dengan nol. Sebagai contoh
dari energi potensial, adalah energi pegas yang diregangkan, energi karet ketapel, energi air
terjun.
Energi Potensial gravitasi suatu benda yang bermassa m dan berada di dalam medan gravitasi
benda lain yang bermassa M (dalam kasus ini diambil bumi yang bermassa M)

Dengan titik acuan di tak hingga


G = tetapan gravitasi umum = 6,67 x 10-11 N m2/kg2
M = massa bumi
m = massa benda
r = jarak benda dari pusat bumi
Apabila permukaan bumi sebagai bidang potensial nol dan ketinggian tidak melebihi
1000 km (percepatan gravitasi tidak terlalu berbeda, dianggap konstan), perumusan energi
potensial, secara matematis dapat ditulis
Ep = m g h
Ep = energi potensial (joule)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian dari muka bumi (m)
• Energi Kinetik
Sebuah benda yang bermassa m dan bergerak dengan laju v, mempunyai
energi kinetik sebesar Ek dengan kata lain , energi kinetik suatu ybenda adalah
energi yang dipunyai benda yang bergerak. Berarti setiap benda yang
bergerak, mempunyai energi kinetik Ek, secara matematis, energi kinetik dapat
ditulis sebagai:
Rumus :

m = massa benda (kg)


v = laju benda (m/s)
Ek = energi kinetik (joule)
BAB XI
(MOMEN INERSIA)

Momen inersia (Satuan SI : kg m2) adalah Hukum Newton yang pertama mengatakan bahwa benda yang
bergerak akan cenderung terus bergerak, dan benda yang diam akan cenderung tetap diam. Nah, Inersia adalah
kecenderungan suatu benda agar tetap mempertahankan keadaannya (tetap bergerak atau tetap diam) atau biasa
dikatakan sebagai kelembaman suatu benda. Oleh karena itu Hukum pertama Newton disebut juga sebagai Hukum
Inersia atau Hukum Kelembaman. Contohnya adalah benda yang memiliki inersia yang besar, cenderung untuk susah
bergerak, begitu pula sebaliknya.
Momen atau momen gaya merupakan hasil kali antara gaya dengan lengan momennya. Jadi, Momen Inersia adalah
ukuran kelembaman/kecenderungan suatu benda untuk berotasi terhadap porosnya. Besarnya momen inersia suatu
benda bergantung terhadap beberapa faktor, yaitu:
• Massa benda atau partikel
• Geometri benda (bentuk)
• Letak sumbu putar benda
• Jarak ke sumbu putar benda (lengan momen)
Rumus Momen Inersia
Besarnya momen inersia (I) suatu benda bermassa yang memiliki titik putar pada sumbu yang diketahui dirumuskan
sebagai berikut:

Dimana, adalah massa partikel atau benda (kilogram), dan adalah jarak antara partikel atau elemen massa benda
terhadap sumbu putar (meter). Untuk benda pejal (padat) dengan geometri yang tidak sederhana, besarnya momen
inersia dihitung sebagai besar distribusi massa benda dikali jarak sumbu putar. Perhatikan gambar dibawah ini untuk
mengetahui lebih jelas gambarannya.
BAB XII
(MEKANIKA FLUIDA)
Mekanika Fluida adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari mengenai
zat fluida (cair, gas dan plasma) dan gaya yang bekerja padanya. Mekanika fluida
dapat dibagi menjadi statika fluida, ilmu yang mempelajari keadaan fluida saat
diam; kinematika fluida, ilmu yang mempelajari fluida yang bergerak; dan dinamika
fluida, ilmu yang mempelajari efek gaya pada fluida yang bergerak. Ini adalah cabang
dari mekanika kontinum, sebuah subjek yang memodelkan materi tanpa
memperhatikan informasi mengenai atom penyusun dari materi tersebut sehingga hal
ini lebih berdasarkan pada sudut pandang makroskopik daripada sudut pandang
mikroskopik.
Rumus Tekanan
p=F.A
Keterangan:
p: Tekanan (N/m² atau dn/cm²)
F: Gaya (N atau dn)
A: Luas alas/penampang (m² atau cm²)
Satuan:
1 Pa = 1 N/m² = 10-5 bar = 0,99 x 10-5 atm = 0,752 x 10-2 mmHg atau torr = 0,145 x 10-
3 lb/in² (psi)

1 torr= 1 mmHg
Tekanan Hidrostatis
ph=ρ×g×h
ph=s×h
Keterangan:
• ph: Tekanan hidrostatis (N/m² atau dn/cm²)
• h: jarak ke permukaan zat cair (m atau cm)
• s: berat jenis zat cair (N/m³ atau dn/cm³)
• ρ: massa jenis zat cair (kg/m³ atau g/cm³)
• g: gravitasi (m/s² atau cm/s²)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai