Anda di halaman 1dari 20

SKIZOFRENIA

Nadya Luthf
2016730
Definisi

Suatu sindrom klinis yang bervariasi, psikopatologi,


melibatkan kognisi, emosi, persepsi, dan aspek lain dari
perilaku. Ditandai dengan adanya gejala halusinasi dan
delusi, gangguan pikiran, perilaku dan motivasi.
EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI
 Data hasil RISKESDAS 2013
Secara Nasional terdapat 0,17 %
penduduk Indonesia yang Faktor Genetik
mengalami Skizofren atau secara
absolute terdapat 400 ribu jiwa
lebih penduduk Indonesia.
Faktor Biokimia
 Laki-laki > Perempuan.

 Laki-laki pada usia 10-25 tahun.


Faktor Psikologis dan
 Perempuan pada usia 25-35 tahun. Sosial
Manifestasi Klinis

GEJALA POSITIF GEJALA NEGATIF GEJALA


DISORGANISASI
- isi pikiran tidak wajar - alam perasaan (afek) - Masaah perhatian
(waham) tumpul atau mendatar dan ingatan
- gangguan asosiasi pikiran - menarik diri atau isolasi - Tidak dapat
(inkoherensi) diri dari pergaulan konsentrasi
- gangguan persepsi - ‘miskin’ kontak emosional - Proses pikir lambat
(halusinasi) (pendiam, sulit diajak
- gangguan perasaan bicara)
- perilaku aneh atau tak - apatis atau acuh tak acuh
terkendali (disorganized) - sulit berpikir abstrak
- kehilangan dorongan
kehendak atau inisiatif
Pedoman diagnostik

Harus ada satu gejala berikut ini yang amat jelas:


 -”thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau
bergema dalam kepalnya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan,
walupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda
-”thought insertion or withdrawal” = isi pikiran yang asing dari
luar masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikiranya
diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal)
-”thought broadcasting” = isi pikiranya tersiar keluar sehingga
orang lain atau umum mengetahuinya
Pedoman diagnostik

 -”delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh


sesuatu kekuatan tertentu dari luar
-”delusion of influence” = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar
-”delusion of passivity” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan
pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar
(tentang “dirinya” = secara jelas merujuk kepergerakan tubuh/anggota
garak atau kepikiran, tindakan, atau penginderaan khusus)
-”delusional peception” = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat
Pedoman diagnostik

Atau 2 gejala yg harus ada selalu jelas


 Halusinasi menetap dari panca indra
 Arus pikiran yg terputus (break), sisipan
(interpolution), sehingga timbul inkoherensi atau
neologisme
 Katatonik, excitement, posturing fleksibilitas cerea,
negativisme, mutisme, stupor
 Gejala negatif : apatis, jarang bicara, respon emosi
tumpul, penarikan diri dari sosial
Pedoman diagnostik

gejala khas tersebut telah berlangsung selama satu bulan atau lebih
harus ada perubahan bermakna yang bermanifestasi:
- hilang minat
- hidup tak bertujuan
- sikap larut dalam diri sendiri
- penarikan diri secara sosial
Klasifikasi

Paranoid
(F20.0)
YTT Hebefrenik
(F20.9) (F20.1)

Lainnya Katatonik
(F20.8) (F20.2)
SKIZOFRENIA

Tak Terinci
Simpleks (Undifferen
(F20.6) tiated)
(F20.3)
Depresi
Residual Pasca-
(F20.5) Skizofrenia
(F20.4)
F20.0 - Skizofrenia Paranoid

 Sibuk dengan satu atau lebih delusi, sering alami halusinasi


pendengaran
 Ditandai terutama oleh kehadiran delusi penganiayaan atau
kebesaran
 Terjadi pada akhir 20-an atau 30-an  telah memiliki kehidupan
social  dapat dibantu untuk melalui penyakit ini
 Regresi kurang dari kemampuan mental, respon emosional, dan
perilaku
 Biasanya tegang, mencurigakan, dijaga, dilindungi, kadang
agresif
 Mudah tersinggung, suka menyendiri, kurang percaya diri
F20.1 - Disorganized schizophrenia

Regresi sampai primitive, disinhibited, kebiasaan tidak terarah.


Umumnya onsetnya awal, terjadi sebelum usia 25 tahun
Tidak terarah, aktif tanpa tujuan, sikap tidak terarah
Penampilan tidak rapi, perilaku social dan emosional tidak sesuai, sering tertawa
tanpa alasan jelas, menyeringai aneh, dan meringis
F20.2 - Skizofrenia katatonik
Jenis skizofrenia dimana gambaran klinis didominasi oleh setidaknya dua hal
berikut:
1. Imobilitas motoric yang ditandai dengan catalepsy (termasuk waxy flexibility)
atau stupor.
2. Aktivitas motoric berlebihan (tampaknya tanpa tujuan dan tidak dipengaruhi
oleh rangsangan eksternal)
3. Negativism ekstrim (perlawanan tampaknya tanpa motif untuk semua
intruksi atau tetap bertahan pada postur yang kaku terhadap upaya untuk
dipindahkan) atau mutism.
4. Keanehan gerakan sukarela yang ditandai dengan sikap (asumsi sikap
sukarela yang tidak pantas atau aneh), gerakan stereotype, perilaku
menonjol, atau meringis.
5. Echolalia atau echopraxia.
F20.3 - Undifferentiated Schizophrenia

Pasien-pasien ini diklasifikasikan sebagai terdapat skizofrenia dari


undifferentiated type.
1. Semua dibawah ini menonjol:
2. Bicara tidak teratur.
3. Perilaku tidak teratur.
4. Datar atau afek tidak sesuai.
5. Kriteria tidak terpenuhi untuk jenis katatonik.
F20.4 - Depresi Pasca-Skizofrenia

Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau :

(a) Pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria diagnosis umum
skizofrenia) selama 12 bulan terakhir ini;
(b) Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi mendominasi
gambaran klinisnya); dan
(c) Gejala-gejala depresif menonjol dan menganggu, memenuhi paling sedikit
kriteria untuk episode depresif, dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2
minggu.
Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia diagnosis menjadi episode
depresif. Bila gejala skizofrenia diagnosis masih jelas dan menonjol, diagnosis harus
tetap salah satu dari subtipe skizofrenia yang sesuai.
F20.5 - Skizofrenia Residual

Jenis skizofrenia dimana memiliki kriteria sebagai berikut:


1. Tidak adanya delusi yang menonjol, halusinasi, bicara tidak teratur, dan
perilaku sangat tidak terarah atau katatonik.
2. Adanya bukti berkelanjutan dari gangguan seperti ditunjukkan oleh adanya
gejala negative atau dua atau lebih gejala yang tercantum dalam kriteria A
untuk skizofrenia, hadir dalam bentuk yang dilemahkan (misalnya,
keyakinan aneh, pengalaman persepsi yang tidak biasa).
F20.6 – Skizofrenia Simpleks

Diagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung


pada pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dan progresif dari :
◦ gejala “negative” yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului riwayat
halusinasi, waham, atau manifestasi lain dari episode psikotik, dan
◦ disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna,
bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu,
tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri secara sosial.

Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan subtipe skizofrenia


lainnya.
F.20.8 Skizofrenia lainnya

1. Acute Delusional Psychosis


2. Latent
3. Oneiroid
4. Paraphrenia
5. Pseudoneurotic Schizophrenia
6. Simple Deteriorative Disorder (Simple Schizophrenia)
7. Postpsychotic Depressive Disorder of Schizophrenia
8. Early-Onset Schizophrenia
9. Late-Onset Schizophrenia
Pemeriksaan Status Mental

Gambaran umum
Kontak/rapport
Mood, perasaan, afek
Persepsi
 Halusinasi
 Ilusi
Pikiran
Impulsif, kekerasan, bunuh diri dan pembunuhan
Sensorium dan Kognisi
Insight
Bicara
Penatalaksanaan

Terapi somatik
• Antipsikotik konvensional
• Newer Atypcal Antipsycotic
• Clozaril

Terapi Psikososial
• Terapi perilaku
• Terapi berorintasi-keluarga
• Terapi kelompok
• Psikoterapi individual
Prognosis
• onset akut
• faktor pencetus yang jelas
• usia tua
• riwayat sosial yang baik
BAIK • menikah
• riwayat sosial/pekerjaan pramorbid baik
• riwayat keluarga gangguan mood
• sistem pendukung baik
• gejala positif

• onset muda
• tidak ada faktor pencetus
• onset tidak jelas
• riwayat sosial buruk
• autistik
• tidak menikah/janda/duda
BURUK • riwayat keluarga skizofrenia
• sistem pendukung buruk
• gejala negatif
• riwayat trauma prenatal
(Maramis, 2006) • sering relaps
• riwayat agresif

Anda mungkin juga menyukai