Anda di halaman 1dari 99

PSIKOPATOLOGI

Abdullah Sahab
- Pendahuluan
- Kelainan kesadaran
- Kelainan perhatian
- Kelainan orientasi
- Kelainan pikiran
- Kelainan ingatan
- Kelainan Bicara
- Kelainan persepsi sensorik
- Kelainan perasaan
- Kelainan Motorik
Pendahuluan
- Teori structural Sigmund Freud : kepribadian
yang berhubungan dengan dunia luar yang nyata
 Ego.
 Semua fungsi kepribadian yang berhubungan
dengan dunia luar  dibawah kekuasan ego
- 3 fungsi kepribadian agar dapat berhubungan
dengan dunia luar:
1. Fungsi kognitif ( perceptual atau intelektual )
2. Fungsi emosional / affektif
3. Fungsi konatif ( motorik )

Masing- masing ketiga fungsi saling berkaitan.


manifestasi abnormal ketiga fungsi 
psikopatologi memusatkan perhatian.
- Psikopatologi  suatu cabang ilmu yang
mempelajari fungsi- fungsi mental/
kepribadian yang abnormal/patologik.
Manifestasi fungsi kepribadian sebagai gejala
apabila:
1. manifestasi tersebut lebih kuat.
2. manifestasi tersebut lebih sering.
3. manifestasi tersebut lebih menetap.

Kelainan kesadaran :
Kesadaran merupakan salah satu fungsi kepribadian
yang sangat penting.
Kesadaran dalam psikiatri :
1. Kesadaran dalam pengertian psikoanalitik.
2. Kesadaran dalam arti sensorium, yang menekankan
segi persepsi-sensorik, seperti yang dikehendaki atau
dimaksud oleh kedokteran non psikiatrik.
3. Kesadaran dalam arti awareness ( menyadari,
mengetahui ), seperti yang dimaksudkan dalam
pemeriksaan psikiatrik.
Kesadaran analitik :
- Berdasarkan teori topografik Sigmund Freud.
- Alam sadar ( Conscious ) :
- bagian apparatus mental yang berisi hal-hal yang
berada dalam tingkat pengetahuan sadar individu.
- terbatas satu hal untuk satu saat.
- dapat berupa ingatan, ide, sensasi, emosi, dll.
- Alam prasadar ( Preconcious ) :
- berisi hal-hal yang tidak berada dalam tingkat
pengetahuan sadar individu.
- dapat dengan mudah ditarik kealam sadar setiap waktu dengan
memusatkan perhatian atau konsentrasi.
- Alam tak sadar ( Unconcious ) :
- berisikan hal-hal yang tidak dalam tingkat
pengetahuan sadar individu.
- sangat sulit atau tidak mungkin ditarik
kembali kealam sadar.
Sensorium :
- berarti tempat atau pusat sensasi ( sensation center ),
berpangkal suatu pengertian hipotetik bahwa ada satu
pusat perasaan diotak.
- Kesadaran akan dinilai tingkatannya menurut jawaban
(respon) yang diperlihatkan individu terhadap rangsangan
sensorik yang diberikan.
- Dalam pemeriksaan psikiatrik  kesadaran diartikan
sebagai penghayatan atau pengetahuan yang penuh dari
individu akan dirinya sendiri dan lingkungannya.
- Persepsi dalam (interoception)  kemampuan mencatat,
mengerti dan memahami pikiran, ide, keinginan, perasaan
dan emosinya sendiri.
- Persepsi luar (exteroception)  kemampuan untuk
mencatat, mengerti dan memahami rangsangan-
rangsangan dari dunia luar yang diterima melalui saraf
sensorik.
- “ Conciousness can be defined as a state of awareness
of the self and the environment “.

Awareness :
- Merupakan kesadaran mental yang sangat bergantung
kepada kesadaran organobiologik (dalam arti
sensorium).
- Untuk dapat menghayati dan menyadari lingkungan
dirinya  harus mempunyai sensorium yang kompos
mentis
- Merendahnya sensorium  terganggunya awareness.

Kelainan Kesadaran :
- Kesadaran organobiologik dengan kesadaran psikik 
tidak dapat dipisahkan.
- Fungsi mental dan fungsi fisik, jiwa dan badan  satu
kesatuan.
Macam – macam kelainan kesadaran :
1. Kesadaran kacau. (confusional state)
2. Kesadaran berkabut.(clouding of consciousness)
3. Somnolentia
4. Delirium.
5. Dreamy state.
6. Stupor ( = sopor; = torpor)
7. Coma
1. Kesadaran kacau :
-Adanya disorientasi (tempat, waktu, orang) , disertai
kekacauan dan kebingungan.
- Gangguan assosiatif ( proses berfikir )
- Kemiskinan ide/pikiran.
-Mimik muka akan terlihat tegang atau terlihat bertanya-
tanya atau heran.
-Dapat terjadi pada kelainan yang bersifat organic
maupun fungsional.
2. Kesadaran berkabut :
- Ambang kesadaran meninggi sehingga rangsangan yang biasanya
menimbulkan persepsi yang baik, tidak menimbulkan persepsi atau
persepsi yang terjadi adalah terganggu.
-Kemampuan untuk berpikir atau menjawab terhadap stimulus
merendah  jawaban individu hanya didapat dengan mengulang-
ulang.
- Dapat ditemui gangguan perhatian berupa merendahnya
perhatian (inattensi).
- Keadaan ini dapat organic maupun psikogenik.
- Psikogenik  keadaan dissosiatif, biasanya disertai amnesia.
3. Somnolentia :
- Individu seolah- olah sedang dalam keadaan tidur.
-Stimulus yang ringan dan berulang- ulang masih dapat
memancing jawaban (respone) .
-Individu tidak dapat bangun atau sadar sepenuhnya.
4. Delirium :
Gangguan kesadaran yang disertai gambaran yang
menonjol dari kegelisahan atau kekacauan motorik,
disorientasi, kebingungan dan kekacauan bicara ( sampai
inkoherensi), ilusi, halusinasi, dan perasaan cemas
bahkan takut.
- Halusinasi biasanya bersifat visual.
- Ambang semua persepsi meninggi.
-Keadaan ini biasanya bersifat organic  traumatic,
toksik, infektif, metabolic.
5. Dreamy state; twilight state :
-Penurunan kesadaran mencapai tingkat berkabut atau
kacau.
- Biasanya disertai halusinasi, perasaan cemas, dan
disorientasi.
-Beberapa pasien adalah cukup terkontrol perilakunya dan
mungkin melakukan pengembaraan dengan gangguan
kesadaran dan amnesia  “fugue”.
- Dapat berlangsung dari beberapa menit sampai beberapa hari
bahkan bulan.
-Setelah episode dilewati biasanya individu dapat menceritakan
kejadian yang dialaminya bagaikan sutu mimpi.
- Keadaan ini biasanya adalah epileptik ( psikomotor ) atau hysteria
dissosiatif.
6. Stupor :
- Beberapa penulis menyebutkan sebagai torpor atau sopor.
- Dalam psikiatri ada dua pengertian : satu sebagai bentuk
kesadaran yang rendah, dan kedua sebagai sinonim daripada
mutisme seperti terlihat pada istilah stupor depresi atau stupor
katatonik.
- Dalam bentuk kesadaran merendah diartikan hampir
mencapai taraf koma.
-Individu hanya memberikan reaksi terhadap stimulus
sangat kuat dan berulang.
7. Coma:
- Tingkat kesadaran merendah yamg paling dalam.
- Individu tidak bereaksi terhadap rangsangan yang keras
atau menyakitkan.
-Aktifitas fungsi tubuh telah berkurang 
mempertahankan fungsi vegetatif saja seperti respirasi
dan sirkulasi darah saja.
Kelainan Perhatian :
-Kesadaran sangat berkaitan erat dengan fungsi mental
yang disebut perhatian.
-Perhatian merupakan suatu proses mental yang sadar
dimana individu memilih dan memeriksa dunia dalam
dan dunia luarnya untuk mendapatkan data yang
diperlukan.
Dua bentuk perhatian :
1. Perhatian aktif atau perhatian sekunder, sifatnya
aktif, volunteer  memusatkan perhatian pada
suatu peristiwa eksternal maupun internal.
- Perhatian pasif atau primer, sifatnya involunter,
otomatik  makin besar usaha individmemusatkan
perhatiannya secara aktif pada suatu problem yang
dihadapinya, maka tanpa disadari hal- hal
sekitarnya menarik- narik pula perhatiannya.
- Perhatian aktif dan pasif secara timbal balik saling
berhubungan satu sama lain.
- Makin kuat individu memusatkan perhatian aktifnya
pada suatu hal makin besar pula terjadinya
stimulus lain menyimpangkan atau menarik
perhatian pasifnya.
Kelainan perhatian yang akan dibicarakan :
1.Distraktibilitas (penyimpangan perhatian).
2Tidak ada perhatian ( anattensi; inattention)
1. Distraktibilitas :
- Bentuk kelainan perhatian aktif.
-Individu tidak mampu untuk mepertahankan
perhatiannya untuk jangka waktu yang cukup lama.
- Perhatian individu sangat mudah teralih atau
disimpangkan dari suatu hal oleh rangsangan lain.
-Dapat ditemukan pada keadaan manik, kelelahan,
anxiety, depresi, skizofrenia dan keadaan organic.
2. Inattensi :
- Dapat ditemukan pada keadaan organic seperti
kelelahan, keracunan, ataupun keadaan psikogenik.
-Pada keterbelakangan mental, inattensi dapat terjadi
karena miskinnya asosiasi pikiran.
-Inattensi selektif  suatu bentuk inattensi khusus
terhadap hal- hal yang menimbulkan perasaan tidak
menyenangkan.
- Bentuk ekstrem  “pain anosognosia” : pasien tidak
memberikan reaksi terhadap nyeri, bahkan dapat
melakukan mutilasi diri tanpa rasa sakit/nyeri.
Kelainan Orientasi :
-Kemampuan individu untuk mengenali lingkungannya
secara personal, spatial, temporal, dan situasional.
-Orientasi yang baik memerlukan kesadaran, perhatian,
persepsi, dan ingatan yang apabila terganggu 
disorientasi.
-Disorientasi  tanda kelainan organic, biasanya
berkaitan dengan turunnya kesadaran.
Disorientasi non organic  sifatnya sekunder  akibat
penarikan atau isolasi diri  skizofrenia kronis yang
lama dalam perawatan rumah sakit ( sampai bertahun-
tahun).
Kelainan Pikiran :
-Berpikir  mengingat, memperhatikan, percaya,
penalaran.
-Dalam psikiatri  upaya menghubungkan ide yang
satu dengan yang lain dengan cara membayangkan,
membandingkan, menyimpulkan diikuti dengan
pembentukan ide baru.
- Manifestasi eksternal daripada proses berpikir
umumnya dinilai atau dilihat dari pembicaraan verbal,
serta tulisan individu.
-Kelainan pikiran menurut Fish :
1. Kelainan arus pikiran
2.Kelainan pemilikan pikiran.
3.Kelainan isi pikiran.
4.Kelainan bentuk pikiran.
1. Kelainan arus pikiran :
-disorder of the stream/ progression of the thought.
-Normal  pikiran berjalan dari suatu ide initial
(ide awal) menuju ke ide tujuan, dimana trejadi suatu
arus yang terus menerus dan berkesinambungan.
Pikiran melompat (flight of idea):
- Kelainan arus pikiran  ide susul menyusul dengan
sangat cepat, tidak terdapat arah umum atau ide
tujuan (goal idea)
- Penderita bicara dengan sangat cepat dari satu topik
ketopik lainnya  Cameron menyebutnya flight of
topics.
-Ciri lain pikiran melompat  desakan atau
keterpaksaan bicara ( pressure of speech)  penderita
tidak bisa menahan diri untuk tidak bicara.
-Terjadi pelonggaran asosiasi, tetapi secara keseluruhan
pemikiran masih bisa dimengerti.
- Khas untuk keadaan manik, pasien skizofrenia gelisah
(afektif atau katatonik), dan lesi organic di
hypothalamus.
Pikiran berputar- putar (circumstantial) :
- Kelainan arus pikiran  pikiran maju dengan pelan
karena menyertakan banyak hal- hal yang kecil dan tak
perlu, berliku- liku, dan berbelit- belit  tetapi
mencapai tujuan (goal).
- Kecepatan bicara adalah biasa.
- Terjadi karena tidak ada atau sedikitnya dilakukan
supresi selektif, melemahnya pertimbangan, dan
egosentrisitas.
-Ditemukan pada : kepribadian epileptik,
keterbelakangan mental, gangguan mental pada usia
tua, kepribadian obsesi, dan skizofrenia.
Pikiran menyimpang :
-Menyerupai circumstantial tetapi goal/tujuan pemikiran
tidak pernah tercapai atau memang tidak ada.
Pikiran terhambat :
- Disebut juga retardasi pikiran; inhibisi pikiran ;
hemmung.
-Kebalikan daripada pikiran melompat.
-Pemikiran melambat, baik inisiasi maupun
pergerakan/kemajuannya, dan jumlah ide/pikiran yang
diucapkan berkurang.
- Biasanya pasien mengeluh kalau dirinya sulit berpikir,
susah berkonsentrasi, pikirannya berjalan lambat, dan
sulit mengambil keputusan.
-Perhatian aktif menurun sehingga kejadian- kejadian
sekitarnya tidak tercatat secara mental dengan baik 
keluhan lemah ingatan.
-Khas pada keadaan depresi tetapi dapat pula
ditemukan pada skizofrenia.
Pikiran terhalang :
-Disebut juga : thought blocking; thought deprivation;
thought obstruction.
- Terjadi penghentian mendadak rentetan ide/ pikiran mis
: pasien berhenti bicara ditengah- tengah kalimat.
-Suatu kalimat atau ide yang betul- betul baru kemudian
dapat dimulai, meninggalkan satu kekosongan dengan
ucapan sebelumnya.
- Pasien tidak dapat dapat menjelaskan kenapa tiba- tiba
ia berhenti berbicara  biasanya disebabkan oleh
hal- hal yang sifatnya tidak disadari.
-Sering terjadi pada skizofrenia.

Perseverasi :
- Merupakan gangguan arus pikiran atau progresi pikiran
dimana majunya pikiran tercegah sehingga pasien
terus menerus mengulangi jawaban terhadap stimulus
yang terdahulu walaupun stimulus yang baru telah
diberikan.
-
-Ditemukan pada penyakit otak organic difus maupun terlokalisir
(dementia senilis) dan skizofrenia. (biasanya katatonik).

Verbigerasi :
- Disebut juga ; cataphasia; verbal stereotypy.
- Merupakan pengulangan- pengulangan patologik dan tak berarti
dari kata atau kalimat secara spontan dan tdk ada hubungan atau
terlepas dari situasi yang dihadapi.
-Yang diulangi adalah jawaban terhadap pertanyaan yang pernah
diajukan, jadi masih ada relevansinya dengan situasi yang
dihadapi.
- Ditemukan pada skizofrenia katatonik atau skizofrenia kronik yang
sudah sangat mundur.
Inkoherensi :
- Merupakan kelainan progresi pikiran dimana ide yang
berturutan diekspresikan tidak mempunyai urutan
yang logic.
- Terjadi disorganisasi struktur kalimat sehingga tidak
dapat dimengerti.
-Bleuler menggolongkan gejala ini sebagai salah satu
bentuk pelonggaran asosiasi  termasuk dalam gejala
primer skizofrenia.
2. Kelainan pemilikan pikiran (disorder of the
possession of thought) :
- Normal  individu menghayati pikiran yang
dikeluarkannya sebagai miliknya, walaupun diluar
kesadarannya.
-Dia yang mengontrol pikirannya  artinya ia dapat
berpikir atau berhenti berpikir kapan ia
menghendakinya.
- Rasa mengontrol atau memiliki sendiri terganggu 
kelainan psikiatri.
Pikiran obsesi :
- Suatu keadaan dimana isi mental mendesak ke
kesadaran individu terus- menerus, berulang- ulang dan
persisten, diluar atau bertentangan dengan kemauan
sadar individu.
-Obsesi bertentangan dengan latar belakang kepribadian
individu, disadarinya sebagai tidak masuk akal, namun
tidak dapat dihapuskannya atau ditolaknya dengan upaya
apapun.
-Ciri lain dari obsesi adalah adanya gejala penyerta berupa
rasa cemas, rasa tersiksa, sengsara ataupun rasa bersalah (
berdosa).
- Obsesi intelektual (intelektual metafisik)  berupa
pertanyaan- pertanyaan seperti “kenapa matahari
bersinar pada siang hari, bukan malam hari”, “apa
gunanya hidup ini”, “kenapa saya dilahirkan”.
-Pikiran kontras  ide obsesi dimana individu setiap
kali berpikir hal yang berbalikan dari yang diucapkannya.
- Inhibiting obsession  hambatan dalam perilaku
individu dimana adanya rasa ragu- ragu bercampur
keharusan untuk melakukan secara persis dan tepat.
- Obsesi impuls (impulse obsession)  merupakan
keinginan atau dorongan yang aneh atau tidak masuk
akal yang sifatnya memaksa, misalnya keinginan
untuk memegang tiang listrik.
- Biasanya obsesi impuls diikuti oleh perbuatan atau
tindakan yang sesuai (kompulsi) sehingga secara klinis
terlihat sebagai obsesi kompulsi.
-Penamaan obsesi kompulsi adalah dengan
memberikan akhiran mania pada kata- kata yang
merupakan isi obsesi kompulsi.
- Kleptomania : obsesi mengumpulkan benda- benda
kecil yang sesungguhnya tidak diperlukan (biasanya
sampai menyebabkan individu mencuri atau mengutil
ditoko).
-Gejala obsesi merupakan gambaran utama neurosa
obsesi kompulsi, dapat pula ditemukan pada
penderita depresi, skizofrenia.
Alienasi pikiran :
- Individu menghayati pikiran yang dikeluarkannya
sebagai bukan miliknya, tetapi datang dari kekuatan luar
tertentu.
- Hal ini disebut juga sebagai pikiran sisipan (thought
insertion).
-Pengalaman alienasi ini oleh Schneider dimasukkan
kedalam tangga pertama (first rank symptom)
daripada skizofrenia.
3. Kelainan isi pikiran ( disorder of thought content) :
a. Preokupasi pikiran dan ide overvalued :
Suatu ide atau pikiran yang kuat getaran
perasaannya (feeling tone) cenderung akan
mendominasi kesadaran.
-Bila pikiran cenderung untuk memusat pada atau
berada disekitar ide atau pikran demikian maka
keadaan itu disebut preokupasi.
-Idenya, atau ide pusat tersebut, disebut ide yang
dinilai berlebihan atau overvalued idea, misalnya ide
bunuh diri atau ide kebencian.
b. Waham (delusi; delusion) :
- Fish  suatu keyakinan yang salah yang tak
tergoyahkan dan patologik.
-Cameron  suatu keyakinan yang kukuh yang tetap
dipertahankan oleh individu walaupun kenyataan-
kenyataan social menentangnya.
-Kusumanto  suatu keyakinan atau pikiran yang salah
karena bertentangan dengan kenyataan (dunia
realitas), serta dibangun atas unsur- unsur yang tak
berdasarkan logika sehat.
- Ciri- ciri waham :
1.delusi adalah suatu ide atau pikiran yang telah
mencapai taraf diyakini atau dipercaya.
2.delusi tidak dapat dikoreksi atau tidak dapat
digoyahkan sehubungan dengan kwantitas diyakini/
dipercayainya itu.
3.delusi adalah tidak sesuai atau terlepas dari latar
belakang kehidupan pribadi individu secara social,
cultural, politik, maupun intelegensia.
Macam- macam waham :
1.menurut objek wahamnya : waham allopsikik
dan waham autopsikik.
2.menurut sifatnya : primer-sekunder dan sistimatik-
nonsistimatik.
3.menurut isinya : persekutorik, grandiose,
erotomania, dll
Objek waham :
- waham autopsikik  objek daripada waham adalah
diri individu yang bersangkutan.
- Waham allopsikik  objek daripada waham adalah
orang lain.
-Waham somatopsikik  objek waham adalah tubuh
individu sendiri
Sifat waham :
- waham primer :
 disebut juga autochtonus delusion.
 merupakan waham yang tidak dapat dimengerti
timbulnya atau tidak mempunyai penjelasan eksternal
yang objektif bagaimana timbulnya.
 Scneider membedakan bentuk pengalaman
delusional primer :
1.Delusional mood : pasien merasa yakin atau pasti yang
terjadi disekitarnya menyangkut dirinya, tetapi ia tidak
tahu apa sebenarnya yang terjadi.
2. Delusional perseption : waham primer yang timbul
sebagai jawaban terhadap persepsi normal, tanpa arti
khusus yang dimengerti orang lain, tetapi bagi pasien
mempunyai arti pribadi. Terdapat pada skizofrenia
akut.
- waham sekunder :
 merupakan waham yang timbul sebagai jawaban
terhadap psikopatologi lain yang telah ada pada diri
pasien, berupa delusi primer sendiri, halusinasi dll.
 misalnya penderita skizofrenia mempunyai waham
persekutorik karena adanya halusinasi akustik berupa
suara- suara yang senantiasa mengatakan ancaman
terhadap dirinya.
- sistimatisasi waham :
 terjadi apabila waham- waham sekunder tersebut
tersusun secara logic satu sama lain dan berhubungan
dengan waham primer.
 waham- waham sekunder yang tidak berkaitan
secara logic satu sama lain disebut waham non
sistimatik.
Menurut isinya :
1.waham persekutorik :
-Fish  waham persekutorik merupakan sekumpulan waham-
waham dengan isi waham yang berbeda- beda dan disebut
sesuai dengan ide persekutoriknya : waham dibunuh, waham
diracuni.
- Penderita adalah objek waham.
-Suatu kecenderungan yang dapat terlihat pada pasien dengan
waham persekutorik  membentuk kelompok dengan
satu atau lebih orang lain.
-Ditemukan pada penderita skizofrenia, penderita paranoid,
depresi, dan keadaan organic.
2. waham cemburu dan waham tak setia :
- Biasanya tertuju kepada (allopsikik) orang dengan
siapa pasien mempunyai ikatan sexual, sadar atau
tidak disadari, yang dapat bersifat heterosexual
maupun homosexual.
-Waham cemburu  berkembang dari sifat
kecemburuan biasa yang memang merupakan ciri
kepribadian individu, kemudian terjadi proses psikotisasi
yang meluas menjadi kecurigaan.
Ditemukan pada keadaan psikogenik, organic, paranoia
dengan waham tak setia.
3. Waham cinta (erotomania) :
- Disini pasien yakin atau percaya bahwa seseorang
jatuh cinta setengah mati (autopsikik) kepadanya,
walaupun secara nyata pasien tidak pernah
berhubungan dengan kekasih fantasinya tersebut.
- Kekasih fantasi tersebut biasanya orang yang terkenal
seperti aktor, aktris dll.
- Gejala ini dapat ditemukan pada skizofrenia dan
keadaan paranoid.
4. Waham grandiose :
- Disebut juga sebagai waham kebesaran atau waham
megalomanik.
-Merupakan perluasan dari individu akan pentingnya dirinya,
identifikasi dengan orang penting atau kesimpulan
paralogik.
- Dapat pula merupakan kompensasi daripada perasaan
inadekuat atau rendah diri.
- Waham Mignon (mignon delusion)  pasien percaya
dirinya sebagai keturunan raja atau orang terkenal
kontemporer tertentu dan bukan keturunan orang tuanya
yang sekarang.
-Gejala ini dapat ditemukan pada skizorenia, keadaan
panik, paranoid, ataupun kondisi organic.
5. Waham sakit, waham dosa, waham salah, waham
miskin, dan waham tuduhan :
- Sering disebut sebagai waham depresif.
-Pada waham sakit  pasien yakin dirinya mempunyai
suatu penyakit yang berat dan tidak dapat disembuhkan
seperti kanker, tumor otak dll  disebut juga waham
hipokondriakal.
-Waham ini selain autopsikik dapat pula bersifat
allopsikik yaitu mengenai anggota keluarga yang lain,
misalnya pasien dengan depresi beratpercaya bahwa ia
telah menularkan penyakitnya pada keluarganya.
- Pada waham dosa dan waham salah, biasanya
berkaitan dengan waham tuduhan  pasien percaya
dirinya mempunyai suatu dosa besar atau telah
melakukan kesalahan tak berampun dan ia percaya
orang- orang disekitarnya mengetahui hal itu dan
menuduhnya.
- Pada waham miskin  pasien percaya dirinya sangat
miskin dan melarat dan suatu kesengsaraan akan
menimpa diri dan keluarganya.
- Ditemukan pada keadaan depresi, skizofrenia, atau
kondisi organic.
6. Waham nihilistic :
- Disebut juga sebagai delusion of negation & delusion of non
existence.
-Pasien percaya bahwa ia tidak mempunyai intelegensia, tidak
mempunyai jiwa, tidak mempunyai tubuh atau bagian tubuh,
tidak mempunyai organ tubuh.
- Ide nihilistic ini dapat meluas sehingga mengenai dunia luar,
misalnya pasien mengatakan dunia telah berhenti berputar.
-Delusion of anormity  pasien yakin bahwa tindakan tertentu
dari dirinya akan menimbulkan bencana besar bagi dunia.
-Ditemukan pada keadaan depresi berat.
c. Sikap pasien sehubungan dengan wahamnya :
- Tidak seluruh pasien memperlihatkan tindakan/
perbuatan yang sesuai dengan wahamnya..
-Pasien dengan waham grandiose  mau mengerjakan
pekerjaan rendah misalnya : membersihkan kamar
mandi.
- Pasien persekutorik yang menyangkal dirinya sakit,
tetapi mau terus tinggal dirumah sakit dengan
sukarela.
Fantasi, konfabulasi, pseudologia-fantastica :
- Fantasi  hasil kerja imajinasi  representasi mental atau
pikiran tentang kejadian atau peristiwa, yang dikenali oleh
individu sebagai tidak nyata (unreal).
- Fenichel membedakan 2 jenis fantasi:
1. fantasi kreatif : merupakan persiapan untuk melakukan
suatu tindakan.
2. lamunan (daydreaming) : tidak menuju suatu tindakan nyata
tetapi merupakan pemenuhan atau pemuasan keinginan
secara mental.
Berlebihan  mengganggu kehidupan nyata.
- konfabulasi : upaya mengisi suatu kekosongan
(hiatus) yang terdapat dalam ingatan dengan
pengalaman realita masa lalu yang tidak cocok
dengan konteks pembicaraannya sekarang.

- Pseudologia fantastica : fantasi dipercayai sebagai


suatu kebenaran untuk jangka waktu yang pendek
dan cepat dilepaskannya bila dihadapkan kepada
bukti-bukti yang menentang.
Fobia :
- pemikiran akan suatu ide, objek, atau situasi tertentu
secara otomatik menimbulkan perasaan takut atau
kecemasan yang sifatnya irasional.
- sifatnya irasional atau patologik.
- Individu menyadari ketakutannya tidak beralasan.

2. Kelainan bentuk pikiran :


- pikiran normal : terarah kesuatu tujuan, berorientasi
kenyataan, logic, rasional, dapat ditarik suatu
kesimpulan.
- Kelainan bentuk pikiran : setiap penyimpangan cara
berpikir dimana unsur-unsur yang terdapat dalam cara
pikir normal terganggu.
1. Pikiran autistik atau dereistik :
- dereisme  suatu kapasitas mental yang
menyimpang dari hukum logika dan pengalaman serta
mengabaikan fakta-fakta realita.
- Dereistik adalah lawan dari pikiran realistic.
- Autisme  bahan pikiran berasal dari dalam diri
individu sendiri.
- Dua karakteristik autisme :
1. kurang atau tidak dapat dikoreksi oleh realitas,
dibandingkan dengan pikiran normal.
2. lebih kecil kemungkinannya atau tidak pernah diikuti
oleh perbuatan/tindakan nyata  sifatnya memuaskan
atau menuruti keinginan patologik yang tidak
mempunyai hubungan dengan dunia realita.
2. Pikiran paralogik :
- pikiran predikatif atau paleologik.
Mengatakan dua hal adalah identik atas dasar
persamaan predikat  pangeran diponegoro adalah
orang jawa ; saya orang jawa ; maka saya adalah
pangeran diponegoro.
3. pikiran konkrit :
- Hilangnya sifat abstrak dan kemampuan generalisasi
- pasien tidak dapat melihat adanya suatu pengertian
atau konsep dibalik hal-hal yang spesifik.
- Pasien akan menyebut besi bila dihadapkan dengan
pisau atau paku.
4. pikiran konseptual :
- khas pada penderita skizofrenia.
Individu tidak mampu untuk mempertahankan batas-
batas konseptual sehingga hal-hal yang jauh atau sama
sekali tidak berhubungan dimasukkan dalam konsep
pikirannya  tidak jelas, kabut, dan sulit dimengerti.
5. pikiran simetrik :
- Matte Blance menyebut sebagai penalaran simetrik.
-Pasien skizofrenia tidak dapat melihat kapan
penggunaan penalaran simetrik ini benar.
-Contoh : ‘Amat adalah ayah Badu’ karena ‘Badu adalah
ayah Amat’.

KELAINAN INGATAN :
- Ingatan terbagi dalam tiga proses :
Registrasi (pencatatan) : kemampuan dan proses untuk
membuat catatan mental dari suatu pengalaman.
1.Retensi (penyimpanan) : kemampuan untuk
menyimpan informasi atau pengalaman yang telah
dicatat.
a. retensi jangka pendek : penyimpanan informasi yang
sifatnya sementara yang dengan cepat akan terlupakan.
b. retensi jangka panjang : penyimpanan informasi yang
sifatnya lebih lama.
Recall (penarikan) : kemampuan untuk memanggil
kembali kekesadaran informasi yang telah tercatat dan
disimpan dalam ingatan.
Macam-macam ingatan :
1.Ingatan sangat dekat (immediate memory) :
kemampuan untuk me recall kembali informasi yang
disimpan beberapa detik sebelumnya.
2.Ingatan baru (recent memory) : kemampuan untuk
memanggil kembali informasi yang disimpan beberapa
jam, hari, atau minggu sebelumnya.
3.Ingatan lama (remote memory) : kemampuan untuk
memanggil kembali informasi yang disimpan jauh
dimasa lampau.
Fish Membagi kelainan ingatan :
I. hilangnya ingatan (amnesia).
II. distorsi ingatan (dysmnesia).

I. Amnesia :
- ketidakmampuan untuk memanggil (mengingat)
pengalaman masa lalu atau data yang telah tersimpan.
Amnesia psikogenik :
- amnesia yang bersifat psikologis (mis. trauma psikis).
anxiety amnesia : preokupasi kecemasan akan
menyebabkan terganggunya persepsi dan pengertian
sehingga terjadi kesulitan recall.
a.Katathymic amnesia : merupakan amnesia yang
terbatas pada suatu hal yang menyangkut pengalaman.
Misalnya pasien mampu mengingat semua hal kecuali
hal yang berhubungan dengan kehamilannya (yang
ekstramarital).
b.Hysterical amnesia : terjadi kehilangan total dari
ingatan dan identitas diri, tetapi pasien masih mampu
mengurusi diri.
c.Amnesia organic :
amnesia yang terjadi karena terganggunya tempat
penyimpanan informasi karena infeksi, trauma,
degenerasi, atau gangguan metabolic.
- Yang terganggu adalah proses registrasi dan retensi.
a. amnesia retrograde atau retroaktif :
-hilangnya ingatan sebelum trauma.
b. amnesia anterograde atau anteroaktif :
- hilangnya ingatan setelah periode trauma.
II. Dysmnesia (distorsi ingatan) :
1. paramnesia :
- merupakan gangguan ingatan dimana fakta realita dan
fantasi dicampur adukkan.
- Dapat ditemukan pada orang normal, seperti jadi saksi
pengadilan.
Distorsi terjadi apabila ingatan yang benar akan
menyakitkan individu.
a. retrospective falsification :
- disebut ilusi ingatan (illusion of memory).
-Pengertian atau ingatan yang salah dikarang oleh
individu untuk menggantikan ingatan yang sebenarnya
untuk disesuaikan dengan suasana perasaannya
sekarang.
b. retrospective delusion :
- bila retrospective falsification mencapai tingkat
waham.
- Dapat ditemukan pada pasien-pasien skizofrenia.
c. delusional memories :
- merupakan pengalaman delusional primer yang terdiri
dari delusional perception dan suddent delusional idea.
Termasuk dalam first rank symptoms dari skizofrenia.
d. konfabulasi :
- pengisian kekosongan dalam ingatan dengan fantasi
atau kejadian faktual yang tidak sesuai.
-Kekosongan ingatan diisi dengan cerita yang sangat
mendetil tentang peristiwa masa lalu tetapi tidak sesuai
dengan situasi yang dihadapi sekarang.

2. distorsi pengenalan (distortion of recognition) :


- disebut juga fausse reconnisance (false recognition).
- Individu mempunyai suatu perasaan bahwa ia telah
mengenal dan akrab dengan apa yang dilihat, didengar,
atau dialaminya sekarang.
a. distorsi pengenalan persepsi sensorik :
- individu merasa telah mengenal atau akrab dengan
yang dilihatnya sekarang  déjà vu.
- Jamais vu  merasa asing atau baru pertama kali
dihadapi, tetapi sebenarnmya ia telah mengenal akrab.
- Deja entendu  salah pengenalan yang sifatnya
pendengaran.
- Deja fait  suatu kejadian yang pertama kali dialami
tetapi dikatakan telah pernah terjadi.
- Deja pense  apa yang dipikirkan sekarang telah
pernah dipikirkan dahulu.
b. misidentifikasi : yang salah dikenali adalah orang.
1. misidentifikasi positif : bila orang asing dikenali
sebagai teman atau keluarga.
2. misidentifikasi negatif : bila teman atau keluarga
dikatakan sebagai orang asing.

KELAINAN BICARA :
- Kelainan bicara organic dan psikogenik.
Organic  terdapat kelainan dalam pengekspresian
bahasa (bicara, menulis) yang disebabkan lesi organic
diotak  afasia.
I. kelainan bicara psikogenik atau fungsional :
1. Gagap (stammering and stuttering) :
- ditandai dengan terputus-putusnya arus pembicaraan
karena istirahat-istirahat yang pendek atau pengulangan
kata.
- Disertai oleh gerakan gestikulasi (isyarat) yang banyak
serupa tic ataupun grimacing.
2. mutisme :
- kehilangan bicara yang total atau membisu.
- Mutisme dapat berlangsung dari jam sampai berhari-
hari bahkan bertahun- tahun.
Mutisme elektif  ditemukan pada anak-anak yang
menolak bicara pada orang- orang tertentu saja.
3. vorbereiden (paralogia;evasion) :
- ide pikiran ditekan dan digantikan dengan ide pikiran
lain yang berhubungan.
- Menjawab asal saja  Pasien mengerti  tetapi
sengaja memberikan jawaban lain.
4. Neologisme :
- kata- kata baru yang dikarang sendiri oleh pasien.
5. schizophasia :
- disebut juga sebagai paraphasia.
- Didapatkan pada penderita skizofrenia kronis.
- Pasien mengucapkan campuran kata- kata atau
kalimat yang tidak ada artinya bagi pasien dan orang
yang mendengarkan.Kelompok dari neologisme.
II. Kelainan bicara organic :
A. Klasifikasi anatomic :
1. afasia motorik :
- lesi pada daerah bagian bawah precentralis, yaitu area
44 dan 45 dari Brodman.
- Pasien masih mampu mengekspresikan bahasa secara
tertulis atau dengan isyarat.
2. afasia sensorik :
- lesi terletak pada gyri superior temporal, angular atau
supramarginalis.
Sifatnya cortical, subcortical, dan transcortical.
B. Klasifikasi fungsi (menurut Weisenburg) :
1. afasia receptive
2. afasia ekspresif
3. afasia receptive ekspresif
4. amnesic afasia

Kelainan persepsi sensorik :


- persepsi  merupakan proses mental dimana data,
baik yang bersifat intelektual, sensorik, maupun
emosional diterima dan diintegrasikan oleh kepribadian
sehingga mempunyai makna.
- Kelainan persepsi sensorik menurut Fish :
I. Distorsi sensorik : terjadi perubahan persepsi dari
suatu objek yang benar-benar ada tetapi diterima oleh
individu telah mengalami perubahan.
II. Desepsi sensorik : terjadi suatu persepsi baru dengan
atau stimulus luar.
I. Distorsi sensorik :
1. perubahan kwantitas :
- dapat berupa anestesi total, Hipoestesi, atau
hiperestesi, yang dapat mengenai semua modalitas
rangsangan sensorik.
- Psikogenik ditemukan pada kasus hysteria  kebutaan,
anestesi sarung tangan.
2. perubahan kwalitas :
- umumnya ditemukan dalam bentuk kelainan
penglihatan warna.
- Penglihatan kuning  xanthopsia, hijau  chlorophsia.
3. perubahan bentuk spatial :
-terjadi dilapangan pandang.
-Dapat berupa mikropsia, makropsia.
II. Desepsi sensorik (sensory deception) :
1. Ilusi :
terjadi misinterpretasi perceptual dimana suatu stimulus
luar yang nyata oleh karena factor psikologis tertentu
diubah sehingga timbul suatu penafsiran yang salah.
2. Halusinasi :
- persepsi sensorik tanpa adanya stimulus luar.
- Ciri- ciri : persepsi sensorik yang sungguh-sungguh,
stimulus terletak didunia luar yang objektif, tidak
tergantung dari kemauan sadar individu.
a.Halusinasi pendengaran :
- gangguan perceptual yang paling sering ditemukan.
- Ucapan yang paling sering ditemukan pasien berupa
suara bersifat mengejek, memerintah, menuduh, atau
kata-kata cabul.
Pasien dapat terlihat berbicara sendiri dan dapat
melakukan tindakan sesuai dengan perintah
halusinasinya.
b. Halusinasi penglihatan :
- biasanya bersifat organic, walaupun dapat juga
ditemukan pada kelainan psikiatrik fungsional.
- Gambaran biasanya terlihat berupa kilatan cahaya,
orang, hewan, dll.
- Halusinasi liliput  halusinasi penglihatan yang
disertai mikropsia  pasien melihat orang dan benda
dalam ukuran kecil.
c. Halusinasi pembauan :
- yang tercium oleh pasien adalah bau yang tidak
menyenangkan (busuk, menusuk, amis, bau basi, dll).
d. Halusinasi pengecapan :
- biasanya selalu berbarengan dengan halusinasi
pembauan.Gejala ini dapat ditemukan pada keadaan
skizofrenia dan kelainan organic akut.
e. Halusiansi haptik :
- dapat berupa perasaan ada binatang merayapi
tubuhnya  formication (misalnya semut, cacing,dll).
- Sensasi seksual dapat pula dihalusinasikan.
f. halusinasi kinestetik :
- biasanya bersifat organic.
Fenomena fantom  pasien masih merasakan ia
mempunyai tungkai/lengan sedangan kenyataannya
impuls sensorik dari tungkai/lengan telah hilang.
g. halusinasi sensasi nyeri dan sensasi dalam :
- disertai gambaran bahwa dagingnya dikoyak-koyak,
atau jantungnya ditusuk-tusuk.
- Perasaan adanya binatang yang merayap dalam
tubuhnya  delusional zoopathy.
h. halusinasi sensasi vestibuler :
- adanya perasaan seperti terbang melayang diudara
atau rasa tenggelam menembus tempat tidur.
i. halusinasi rasa kehadiran (sense of presence).
Bentuk-bentuk khusus dari halusinasi :
1. halusinasi fungsional :
- suatu persepsi halusinatorik yang timbul bersamaan
dengan persepsi sensorik suatu objek yang
sebenarnya.
- Misal : seorang pasien mendengar suara Tuhan
berbicara padanya setiap kali lonceng gereja berbunyi.
2. halusinasi ekstrakampin :
- halusinasi yang terletak diluar lapangan sensorik dari
jenis sensasi yang bersangkutan.
Yang visual : pasien mengatakan ia melihat musuhnya
atau setan dengan jelas dan tajam dibelakangnya.
3. halusinasi refleks :
- suatu persepsi sensorik yang timbul karena
perangsangan atau sensasi ditempat lain.
- Misal. Seorang pasien merasakan sakit kepala ketika
mendengar suara orang bersin.
4. halusinasi autoskopik :
- pasien melihat dirinya sendiri, biasanya mukanya, atau
separuh badan bagian atas.
- Disertai persepsi halusinatorik jenis sensasi lain.
Sikap pasien terhadap halusinasinya :
- gangguan atau keadaan psikiatrik dengan halusinasi
 halusinosis.
- Halusinosis organic : disertai afek ketakutan, curiga
dan dapat disertai perilaku yang sesuai mis. Melarikan
diri, ketakutan.
- Halusinasi dapat berkembang menjadi suatu waham
 waham sekunder.
KELAINAN PERASAAN :
- perasaan dikenal sebagai emosi, afek,dan mood.
-Afek dapat didefinisikan sebagai corak perasaan
(feeling tone) yang menyertai suatu ide atau
representasi mental.
-Afek yang bertahan untuk waktu beberapa lama 
mood.
-Emosi  respon perasaan yang berlangsung singkat.

I. Afek menyenangkan :
1. euphoria :
- merupakan afek menyenangkan taraf sedang.
- Perasaan kesejahteraan yang positif secara emosional
dan fisik yang sifatnya abnormal.
- Biasanya disertai perasaan atau sikap optimistic, penuh
kepercayaan/keyakinan diri.
2. elasi :
- tarafnya lebih tinggi setingkat dari euphoria.
-Tampak suatu kegembiraan yang nyata dan aktifitas
motorik yang meningkat.
-Sering bersifat labil dan individu tiba- tiba berubah
menjadi iritabilitas.
3. eksaltasi :
- suatu keadaan elasi yang ekstrem biasanya disertai
dengan perasaan atau ide kebesaran.
4. ektase :
- merupakan tingkat tertinggi daripada gangguan afek.
-Merupakan suatu perasaan kegairahan yang sangat,
rasa bahagia, dan rasa mendapat rahmat
-Biasanya disertai perasaan atau ide keagamaan,
dedikasi atau penyerahan diri.

II. Depresi :
suatu keadaan merendahnya corak perasaan (lowering
of feeling tone) yang dirasakan sebagai suatu kesedihan
atau kemurungan.
- Adanya perasaan kecil hati, tak bahagia, rendah diri,
tak ada harapan, rasa bersalah, hilangnya gairah hidup,
dll.

III. Anxietas :
- suatu perasaan tak menyenangkan yang ditandai oleh
ketegangan, cemas, kuatir, seperti ada suatu
malapetaka yang akan terjadi.
- Diikuti oleh gejala otonom/fisiologik berupa gangguan
respirasi, palpitasi, mulut kering, sering BAK, tonus otot
meningkat, keringat, gemetar,dll.
IV. Fobia.
V. Apati :
- keadaan tidak adanya perasaan.
- Secara sepintas, individu akan terlihat seperti terputus
kontaknya dengan realita.

VI. afek inadekuat :


- pasien kehilangan semua kehidupan emosionalnya,
atau pasien memperlihatkan ledakan afektif terhadap
suatu peristiwa yang tidak ada apa-apanya.

VII. Anhedonia :
Individu tidak mampu atau tidak dapat merasakan
ataupun membayangkan perasaan yang
menyenangkan.
VIII. Ambivalensi :
-suatu keadaan dimana terdapatnya secara bersamaan
dua hal yang bertentangan.

KELAINAN MOTORIK :
I. Kelainan gerakan adaptif :
a. kelainan gerakan ekspresif :
- pengekspresian suatu ide atupun perasaan biasanya
akan diikuti oleh gerakan2 bagian tubuh yang sesuai 
gerakan ekspresif.
Keadaan depresi  gerakan ekspresif berkurang,
bahkan dapat menghilang.
b. kelainan gerakan reaktif :
-gerakan otomatik yang segera terjadi sebagai jawaban
terhadap stimulus baru.
-Menandakan kewaspadaan dan kemampuan
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.

c. kelainan gerakan bertujuan :


1. retardasi psikomotor :
gerakan atau tindakan secara subjektif dirasakan sangat
sulit/berat untuk dimulai dan untuk diselesaikan.
2. obstrusi psikomotor :
- dalam melakukan suatu gerakan, setelah bagian tubuh
digerakkan beberapa jauh, tiba-tiba otot antagonis
berkontraksi pula sehingga gerakan menjadi berhenti.

3. mannerisme :
- pengulang-ulangan gerakan yangluar biasa yang
bersifat bertujuan atau mempertahankan suatu sikap
tubuh adaptif yang tidak biasa.
II. Kelainan gerakan non adaptif :
1. gerakan spontan :
a. Tics :
- gerakan involunter yang mendadak dan mengejut-
ngejut dari kelompok otot-otot kecil dari tubuh, yang
berlangsung singkat, berulang-ulang, tak bersesuaian
dengan situasi yang dihadapi, dan tidak dapat ditolak..
- biasanya yang terkena adalahotot-otot wajah dan
leher ; gerakan-gerakan mengedip, menggerak-gerakkan
leher.
b. Tremor :
tremor psikogenik  tremor yang terjadi pada keadaan
istirahat, dengan getaran berfrekwensi 3-4 kali perdetik,
menghilang ketika tidur atau berada dibawah anestesi.
c. spasmodic torticolis :
-merupakan spasme otot-otot leher, terutama otot
sternocleidomastoideus, yang menarik kepala kearah
yang sama sehingga muka berpaling kearah
berlawanan.
d. Chorea :
- gerakan mendadak, spontan, mengejut yang
melibatkan terutama otot-otot atas tubuh dan distal,
serta muka, tak beraturan dan involunter serta kasar.
e. athetosis :
gerakan spontan, lambat, memuntir tubuh, ireguler,
dan tak bertujuan.
f. stereotipi :
- merupakan gerakan berulang-ulang tak bertujuan yang
dilakukan dengan cara yang selalu sama, dan konstan.
- Dapat mengenai perilaku verbal ataupun behavioral.
-Sekali tindakan ini dilakukan terjadi kecenderungan
untuk terus mengulanginya dengan persisten.
2. gerakan induktif abnormal :
- merupakan gerakan tubuh yang terjadi sebagai
jawaban terhadap stimulus dari luar.
a. ekolalia :
pasien mengulangi perkataan yang diucapkan kepadanya
secara otomatis, tidak perduli apakah ia mengerti atau
tidak.
b. ekopraksia :
-disini yang diulang-ulang adalah gerakan yang dilihatnya.
- Ditemukan pada pasien skizofrenia katatonik.

c. fleksibilitas cerea :
- suatu keadaan dimana pasien mempertahankan suatu
sikap tubuh yang diberikan kepadanya dengan tonus otot
yang meningkat, tak perduli betapa tak menyenangkan.
Sikap tubuh akan dipertahankan terus sampai
dikembalikan keposisi semula.
d. kepatuhan otomatik :
- suatu keadaan dimana pasien menuruti atau
melakukan setiap instruksi yang diberikan kepadanya.
e. genggam paksa.

Anda mungkin juga menyukai