Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

DENGUE SHOCK
SYNDROME
Elly Lutfiasari

Pembimbing : dr. Desy


BAB. 1 Data Pasien
Anamnesis
• Data Pasien
• Nama : An. PR
• Usia : 8 th
• Alamat : Jalan Ahmad Yani
• Pekerjaan : Pelajar kelas 2 SD

• Keluhan Utama
• Demam
Anamnesis
• Riwayat Penyakit Sekarang (Alloanamnesis)
 Pasien di bawa ke IGD dengan keluhan demam. Demam terjadi
secara mendadak selama 6 hari SMRS, demam naik turun, tidak
ada waktu tertentu demam muncul. Menurut pengakuan orangtua
pasien demam dirasakan terus-menerus tidak ada hari bebas
demam. Sudah diberikan obat penurun demam namun demam tidak
turun juga.
 Demam kemudian disusul muntah-muntah, muntah ≤ 5x, berisi
makanan yang dimakan.
 Pasien juga mengeluhkan badannya terasa sakit semua.
 Nafsu makan pasien menurun, Orangtua pasien mengatakan BB
badan anaknya turun selama sakit dan pasien suka mengigau saat
malam.
 Tidak ada tanda perdarahan berupa gusi berdarah maupun mimisan.
 BAB (-) selama 3 hari, BAK dbn.
Anamnesis
• Riwayat Penyakit Dahulu
 Pasien tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya.
 Riwayat trauma, alergi obat ataupun makanan disangkal pasien.
Pasien tidak memiliki riwayat kejang sebelumnya.

• Riwayat Pengobatan
Pasien hanya diberi minum obat penurun panas dirumah.
Pemeriksaan Fisik
• Status Anthopometri : BB = 20 kg

• Keadaan Umum : Sakit Berat

• Kesadaran : Komposmentis (anak rewel) ; GCS : 15

• Tanda-tanda vital
• Tensi : 80/60 mmHg
• Nadi : 120x/menit teraba dalam dan lemah
• Nafas : 27x/menit
• Suhu : 38,3 C axilla
Pemeriksaan Fisik
• Status Generalisata
• Kepala/Leher : mata cowong (+/+), mukosa bibir kering (+)
• Thorax
• Inspeksi : simetris dextra et sinistra
• Auskultasu : Rho (-/-), Wheezing (-/-), S1S2 tunggal reguler
• Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
• Abdomen
• Inspeksi : Flat
• Auskultasi : BU (+) normal
• Palpasi : Soefl, Nyeri tekan (-), Hepar Lien dbn
• Perkusi : Timpani seluruh lapang perut
• Ekstremitas : Akral dingin, CRT >2”
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium Darah Lengkap
• Leu : 3.000
• Hb : 12,5
• HCT : 49,6
• Plt : 28.000
Diagnosis
• Dengue Shock Syndrome
Penatalaksanaan
• Oksigen nasal kanul 2-4L/menit
• Infus RL 20cc/kgBB/30 menit (400cc/30 menit)
• 2 line IVFD
• Evaluasi per 30 menit, nilai apakah syok telah teratasi (TD naik >
20 mmHg, nadi teraba kuat)
• Paracetamol supp 250 mg (extra)
• Inj. Ranitidin ½ amp
• Inj. Ondansentron ½ amp

• Observasi TTV per 15 menit


• Pemasangan Kateter
• Rujuk PICU
Penatalaksaan
• Observasi TTV

Pukul GCS Tensi Nadi Cairan

17.15 E4V5M6 80/60 mmHg 120x/menit 400cc/30 menit


Teraba lemah
17.30 E4V5M6 80/60 mmHg 112x/menit 400cc/30 menit
Teraba lemah
17.45 E4V5M6 100/70 mmHg 110x/menit 200cc/30 menit
Teraba kuat
18.00 E4V5M6 110/70 mmHg 100x/menit 200cc/30 menit
Teraba kuat

• Rujuk RS AWS
BAB 2 Tinjauan Pustaka
Latar Belakang
DF DSS

suatu penyakit demam berat yang disebabkan oleh


beberapa virus yang dibawa arthropoda, ditandai
DHF dengan peningkatan permeabilitas kapiler, kelainan
hemostasis, dan pada kasus berat disertai dengan
sindrom syok kehilangan protein

Aedes Infeksi dengue termasuk


Virus aegypti dalam 10 besar infeksi akut
Dengue Aedes
endemis di Indonesia
sehingga diharapkan tidak
albopictus terjadi kesalahan dalam
diagnosis dan
penatalaksanaan yang
diberikan
Definisi
• Dengue Shock Syndrome (DSS) termasuk kasus DBD yang
termasuk dalam derajat III dan IV.
• Terjadi kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan denyut nadi
yang cepat dan lemah, menyempitnya tekanan nadi <20 mmHg
atau hipotensi yang ditandai dengan kulit dingin dan lembab serta
pasien menjadi gelisah sampai terjadi syok berat (tidak terabanya
denyut nadi ataupun tekanan darah).
WHO 2011

DHF (Klasifikasi)
DHF DHF DHF DHF
Grade I Grade II Grade III Grade IV
Gejala yang Kegagalan
Demam diikuti
ada pada sirkulasi :
gejala tidak
tingkat I denyut nadi Syok berat
spesifik. Satu-
ditambah cepat dan dengan nadi
satunya
dengan lemah, tekanan yang tidak
manifestasi
perdarahan nadi menurun, teraba dan
perdarahan
spontan. suhu tubuh tekanan darah
adalah tes
Perdarahan rendah, kulit tidak dapat
torniquet yang
bisa terjadi di lembab dan diperiksa
positif atau
kulit atau di penderita
mudah memar
tempat lain. gelisah
DSS (Etiologi) Genus
flavivirus

Virus Dengue

famili
Flaviviridae

DEN-1, DEN-2,
DEN-3, DEN-4

Ukuran 50 nm
RNA
Glikoprotein envelope  NS1
DSS (Patofisiologi)
Volume Plasma
•Virus dengue  peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah  kebocoran
plasma ke ekstravaskular

Trombositopenia
•Virus dengue  aktivasi sistem komplemen  depresi fungsi megakariosit 
penghancuran trombosit di RES

Sistem Koagulasi dan Fibrinolisis


•Virus dengue  peningkatan Fibrinogen Degradation Products  penurunan fungsi
faktor pembekuan

Sistem Komplemen
•Virus dengue  aktivasi sel mast  pelepasan histamin  peningkatan permeabilitas
kapiler
DHF (Manifestasi Klinis)
Fase Fase
Fase Kritis
Demam Recovery
Demam meningkat
mendadak dalam 2-7 24-48 jam 48-72 jam
hari

Kemerahan pada wajah,


Keadaan klinis
sakit kepala, athralgia, Demam menurun
membaik
nyeri retro orbita

Penurunan trombosit Perbaikan fungsi


Uji tourniquet (+) dan peningkatan trombosit dan
hematokrit hematokrit
DSS (Diagnosis)
Diagnosis Klinis

•Demam tinggi mendadak dan kontinyu 2-7hr


•Manifestasi perdarahan 2 diagnosis klinis
•Hepatomegali +
•Syok 2 diagnosis
laboratorium
Diagnosis Laboratorium

•Trombositopenia <100.000 DHF
•Peningkatan hematokrit >20%

Pemeriksaan Fisik

• Nadi lemah dan cepat


• Hipotensi
• Tekanan darah sempit (<20 mmHg)
• Akral dingin dan lembab
• Gelisah
Pemeriksaan Penunjang
• Hematologi
• Serologi
• Radiologi
• Index Efusi Pleura (IEP)
• Skor Kebocoran Vaskuler (SKV)
Diagnosis Banding
• Demam Tifoid
• Leptospirosis
• Malaria
• Chikunguya
• Idiopathic thrombocytopenic purpura
• Syok septik
• Koagulasi intravaskuler diseminata
• Meningoensefalitis
Penatalaksanaan
• Manajemen Airway, Breathing, Circulation
• Pemeliharaan volume cairan
• Pemantauan tanda vital
• Pemeriksaan hematologi serial
• Pemantauan cairan masuk dan keluar  pemasangan
kateter
• Terapi simtomatik
• Antipiretik
• Anti perdarahan lambung
• Antiemetik
Komplikasi
• Ensefalopati dengue : edema otak dan alkalosis
• Kelainan ginjal akibat syok yang berkepanjangan
• Edema paru akibat pemberian cairan berlebih
Bab 3 Pembahasan
Pembahasan
Kasus Teori

• Anamnesis • Anamnesis
• Demam mendadak 6 hari • Demam : 2-7 hari mendadak
SMRS, naik turun, terus tinggi kontinyu
menerus. • Tanda perdarahan uji
bendung positif, petekie,
• Tidak ada tanda perdarahan
ekimosis, epistaksis,
(mimisan, gusi berdarah, perdarahan gusi,
hematemesis/melena) hematemesis/melena.

(WHO, 2011)
Pembahasan
Kasus Teori

• Pemeriksaan Fisik
• Tensi : 80/60 mmHg
• Pemeriksaan Fisik
• Nadi : 120x/menit teraba dalam dan
lemah
• Tanda-tanda syok
• Nafas : 27x/menit • Nadi lemah dan cepat
• Suhu : 38,3 C axilla
• Kepala/Leher : mata cowong (+/+), • Hipotensi
mukosa bibir kering (+)
• Tekanan darah sempit (<20
• Thorax
• Inspeksi : simetris dextra et sinistra mmHg)
• Auskultasu : Rho (-/-), Wheezing (-/-),
S1S2 tunggal reguler • Akral dingin dan lembab
• Perkusi : Sonor seluruh lapang paru • Gelisah
• Abdomen
• Inspeksi : Flat • Hepatomegali
• Auskultasi : BU (+) normal
• Palpasi : Soefl, Nyeri tekan (-). H/L dbn
• Perkusi : Timpani seluruh lapang perut (WHO, 2011)
• Ekstremitas : Akral dingin, CRT >2”
Pembahasan
Kasus Teori

• Pemeriksaan Penunjang • Pemeriksaan Penunjang


• Cek HR1 • Trombositopenia
• Leu : 3.000 <100.000/mm3
• Hb : 12,5 • Hemokonsentrasi :
• HCT : 49,6 Peningkatan hematokrit
• Plt : 28.000 >20% dari nilai awal.

(WHO, 2011)
Pembahasan
Kasus Teori

• Diagnosis • Diagnosis
2 diagnosis klinis
• Klinis : • Demam
• Manifestasi perdarahan
• Demam • Hepatomegali
• Syok
• Syok +
• Laboratorium 2 diagnosis laboratorium
• Trombositopenia <100.000
• HCT : 49,6 • Peningkatan hematokrit >20%

• Plt : 28.000 
DHF
• Pemeriksaan Fisik
• Anak rewel Pemeriksaan Fisik :
• Nadi lemah dan cepat
• Nadi : 120x/m dan lemah
• Hipotensi
• TD : 80/60 mmHg • Tekanan darah sempit (<20 mmHg)
• Akral dingin, CRT >2” • Akral dingin dan lembab
• Gelisah

(WHO, 2011)
Pembahasan
Kasus Teori

• Penatalaksanaan • Penatalaksaan
• Oksigen nasal kanul 2-4L/menit • Manajemen Airway, Breathing,
• Infus RL 20cc/kgBB/30 menit Circulation
(400cc/30 menit) • Pemeliharaan volume cairan
• Evaluasi per 30 menit, nilai apakah • Pemantauan tanda vital
syok telah teratasi (TD naik > 20
mmHg, nadi teraba kuat) • Pemeriksaan hematologi
serial
• Paracetamol supp 250 mg (extra)
• Pemantauan cairan masuk
• Inj. Ranitidin ½ amp
dan keluar  pemasangan
• Inj. Ondansentron ½ amp kateter
• Terapi simtomatik
• Observasi TTV per 15 menit • Antipiretik
• Pemasangan Kateter • Anti perdarahan lambung
• Antiemetik

(WHO, 2011)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai