Anda di halaman 1dari 21

Modul 1

Kesadaran Menurun
Blok Kegawatdaruratan Dan Traumatologi
Macam-macam tingkat kesadaran :

• Kompos mentis : Keadaan pasien sadar penuh, baik terhadap lingkungan


maupun terhadap dirinya sendiri. Gcs : 15-14
• Apatis : Keadaan pasien dimana tampak acuh tak acuh dan segan terhadap
lingkungannya. Gcs :13-12
• Delirium : Keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran disertai
kekacauan motoric serta siklus tidur bangun yang terganggu. Gcs :11-10
• Somnolen : Keadaan pasien mengantuk yang dalam. Gcs : 6-5
• Semi koma : Keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran yang
tidak memberikan respons rangsang terhadap rangsang verbal, serta tidak
mampu untuk dibangunkan sama sekali, tapi respons terhadap nyeri tidak
adekuat serta reflek (pupil&kornea) masih baik. Gcs : 4
• Koma : Keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran yang
sangat dalam, tidak terdapat respons pada rangsang nyeri serta tidak ada
gerakan spontan. Gcs : 3.
• Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan kesadaran

Untuk memudahkan mengingat dan menelusuri


kemungkinan – kemungkinan penyebab penurunan
kesadaran dengan istilah “ SEMENITE “ yaitu :

S : Sirkulasi
E : Ensefalitis
M : Metabolik
E : Elektrolit
N : Neoplasma
I : Intoksikasi
T : Trauma
E : Epilepsi
Gejala & Tanda Penurunan Kesadaran
pada Koma Intrakranial & Ekstrakranial
Gejala & Tanda Penurunan Kesadaran
pada Koma Intrakranial & Ekstrakranial

Trauma SSP
Infeksi
Perdarahan serebral
Meningitis
Hematoma subdural
Ensefalitis
Hematoma epidural
Malaria serebral
Perdarahan pontin
Perdarahan subarachnoid
Non Infeksi
Infark batang otak
Kejang
Tumor batang otak
Epilepsi
Abses serebral
Penyakit degeneratif
Komosio
Tumor SSP
Kontusio
Primary Survey pada Pasien
dengan Penurunan Kesadaran

• Primary Survey
– Periksa kesadaran dengan AVPU / GCS
– Periksa Airway dan Spine Cervical control
– Periksa Breathing
– Periksa Circulation
– Disability
– Exposure
PENANGANAN AWAL
PASIEN DENGAN PENURUNAN KESADARAN

PRIMARY SURVEY
A. AIRWAY B. BREATHING C. CIRCULATION D. DISABILITY

• Head Tilt • Evaluasi ulang • Evaluasi llf 1. AVPU


Chin Lift / Jaw pernapasan dengan • pucat, dingin dan 2. Glasgow Coma
Thrust look, listen, and feel basah itu tanda Scale (3-15)
• look-listen-feel • memar di dada
gangguan sirkulasi Penilaian ↓
• alat bantu jalan curigai tension
nafas pneumothorax – • cek capillary refill kesadaran :
(oropharingeal stabilkan time 3-8 : berat
nasopharingeal • luka dada terbuka • Perkiraan TD cek di 9-12 : sedang
tube) atau luka tembus radialis, di femoralis 13-15 : ringan
• Dapat dinilai dada tutup luka dan di carotis
AVPU dengan kasa 3 sisi+ • posisi shock (infus
O2. 300-500 cc darah ke
• Pijat jantung:napas
jantung dan otak)
buatan 30:2. panggil
bantuan
REAKSI NILAI
E : Mata Membuka
spontan 4
mengikuti perintah 3
bereaksi terhadap rangsang nyeri 2
tak ada reaksi terhadap rangsang (nyeri) 1

M : Respon Motorik
mengikuti perintah/bertujuan 6
menepis rangsangan 5
gerakan menghindar nyeri 4
gerakan fleksi (dekortikasi) 3
gerakan ekstensi (deserebrasi) 2
tak ada gerakan sama sekali 1

V : Respon Verbal
berorientasi baik 5
disorientasi/bingung 4
tidak sesuai/ satu kata saja 3
tidak mengerti/suara saja 2
tidak ada suara sama sekali 1

Glasgow Coma Scale


Nilai tertinggi : E + M + V = 13-15
(responsiveness)
Nilai Sedang : E + M + V = 9-12
Nilai Terendah : E + M + V = 3-8 (coma)
Lect. Basic Life Support
Secondary Survey pada Pasien
dengan Penurunan Kesadaran

1. Anamnesis (aloanamnesis) 3. Pemeriksaan tambahan


A : alergi • CT-Scan kepala, abdomen
M : mekanisme dan sebab trauma • USG abdomen
M : medikasi • Foto ekstremitas
P : past illness • Foto vertebra tambahan
L : last meal • Urografi dengan kontras
E : event/environment yang
berhubungan dengan kejadian 4. Re-evaluasi pasien
• Penilaian ulang terhadap perubahan
2. Pemeriksaan fisik Head to Toe kondisi dan respon resusitasi
• Tingkat kesadaran (Skor GCS) • Monitoring tanda-tanda vital dan
• Inspeksi jumlah urin
• Palpasi • Pemakaian analgetik yang tepat
• Perkusi
• Auskultasi
Mekanisme penurunan kesadaran dan hubungan
antara gejala
Trauma Abdomen
Trauma kepala Kemungkinan
perdarahan fraktur cervikal

Perdarahan
intrakranial Penekanan pusat
Syok hipovolemi kesadaran

Penekanan batang
hipoksia otak

Penekanan ARAS
Penimbunan
asam laktat

Supalai O2 ke Kesadaran
otak
menurun

Gangguan
korteks cerebri

4. Hubungan antar gejala

Snoring (mendengkur) berasal dari sumbatan pangkal lidah, cara mengatasi dengan :

 chin lift
 jaw trust
 pemasangan pipa orofaring
 ETT (endo trakeal tube)

Muka terlihat pucat dan nadi radial tidak teraba merupakan tanda-tanda syok hipovolemik akibat trauma.

Jejas pada pelipis kanan, bahu kanan dan perut kiri bawah merupakan tanda bahwa korban menglami trauma
tumpul akibat perdarah internal didaerah abdomen, pelipis dan bahu
Mekanisme Jejas
dengan Penurunan Kesadaran

Trauma pada Arteri


Perdarahan
pelipis, bahu meningea
epidural
dan abdomen media

Penurunan Peningkatan
kesadaran TIK
Mekanisme Nadi Lemah & Wajah Pucat pada
Penurunan Kesadaran
Mekanisme mendengkur dengan irama napas
40x/menit pada penurunan kesadaran

Tertekannya
Luka pada Rusak pada
fungsi retikulo
ARAS kedua hemisfer
serebral

Tonus otot KOMA/penuru


mendengkur
menurun nan kesadaran

Pe kerja
Pernapasan
pernapasan Koma
tidak maks
(kompensasi)
Obat Kegawatdaruratan dengan Indikasi
Penurunan Kesadaran

Tujuan utama : mencegah terjadinya cedera sekunder


Cairan intravena.
Cairan yang dianjurkan, yaitu cairan larutan garam fisiologis atau ”RL”
(Ringer’s Lactate).

Manitol Furosemid Barbiturat


menurunkan tekanan diberikan bersama manitol untuk menurunkan TIK
intrakranial (TIK), untuk menurunkan TIK. yang refrakter terhadap
biasanya dengan Dosis : 0,3-0,5 mg/kg BB, obat-obat atau prosedur
konsentrasi cairan 20% yang biasa
Onset kerja : penurunan *refrakter : tidak mempan
tekanan intrakranial : ~15- pada terapi
30 menit manitol/furosemid
Prinsip Penatalaksanaan pada Pasien
dengan Penurunan Kesadaran

 Mempertahankan fungsi vital dan mencukupi


kebutuhan akan O2 cairan dan kalori
• Pelihara jalan napas
• Pemebrian cairan dan kaori
 Jumlah maintanance kira-kira 2000 ml/hari
 Bila koma lebih dari 2-3 hari, berikan makanan personde
agar intake dapat lebuh banyak .
 Pemeliharaan kebersihan tubuh
• Mata : ditetesi borwater/larutan garam faal
• Mulut : boraks-gliserin, alkohol tiap pagi
• Klisma : larutan gliserin 2-3x sehari
• Mandi dengan air dan sabun min 2x1
Prinsip Penatalaksanaan pada Pasien
dengan Penurunan Kesadaran

 Mencegah infeksi sekunder dan dekubitus


• Untuk mengurangi kemungkinan pneumonia dan
dekubitus posis berbaring harus diubah-ubah tiap
hari
• Mengeluarkan sekret dengan ditepuk-tepuk dada dan
punggung tiap pagi hari
 Pengobatan simtomatik
• Bila kejang atau gelisah berikan sedatif yang efek
depresifnya minimal (mis: diazepam)
• Untuk menurunkan tek.intrakranial gunakan
kortikosteroid dan larutan hipertonik
Pemeriksaan Penurunan Kesadaran
• Pemeriksaan Tingkat kesadaran (kualitatif dan kuantitatif)
• Pemeriksaan fungsi brain stem
• Pemeriksaan pola pernapasan

Pemeriksaan fungsi Pemeriksaan pola


brain stem pernapasan
KUALITATIF KUANTITATIF • Pemeriksaan pupil • Respirasi cheyne
• Kompos mentis Glasglow Coma Scale • Pergerakan mata stoke
• Somnolen  Eye : 4 spontan • Respirasi
 Verbal : 5 • Refleks kornea hiperventilasi
• Stupor  Motorik : 6
• Semikoma • Refleks neurogen sentral
• Koma occulocephalic • Respirasi apneustik
• Refleks • Respirasi kluster
occulovestibular • Respirasi ataksik
(irregular)
Syarat-syarat melakukan Transportasi
pada pasien penurunan kesadaran
• ABC hrs stabil
• Jgn memindahkan pasien sendirian dan
lakukan dgn hati2.
• Sediakan bidai , long spine board,& neck
collar jk dibutuhkan(untuk pasien trauma dan
mencegah terjadinya trauma)
• Infus &NGT serta kateterisasi.
Syarat- syarat melakukan rujukan
• Dokter lebih baik berbicara langsung dgn dokter yg akan dirujuk
dan menceritakan semua kejadian sblm initial care dan terapi yg sdh
diberikan serta responnya.
• Pencatatan dan pelaporan tentang konndisi pasien
• Pengantar pasien harus diberitahukan tentang kondisi pasien.
• Kondisi pasien harus stabil
• Bila pernafasan tidak adekuat  ETT
• Bila trauma cervical  collar neck
• Pemerikaan penunjang harus dikerjakan tanpa memperlambat proses
transfer pasien.
• Luka /pendarahan hrs dikontrol.
• Penanganan dengan multipel trauma harus mengacu pada ABCDE.

Anda mungkin juga menyukai