TYPHYI
Nyoman Titin Brimantari (18021031)
Daya Invasi
Dalam usus halus, bakteri Salmonella thypi yang berpenetrasi di epitel
dan masuk ke dalam jaringan sub-epitel sampai lamina propia.
Mekanisme biokimia yang terjadi saat penetrasi belum diketahui
dengan jelas, tetapi prosesnya menyerupai fagositosis. Setelah
penetrasi, bakteri difagot oleh makrofag berkembang biak dan di
bawa oleh makrofag ke bagian tubuh yang lain.
FAKTOR VIRULENSI SALMONELLA TYPHI
Endotoksin Kemampuan
Pola penyebaran penyakit ini adalah melalui saluran cerna (mulut, esofagus, lambung, usus 12
jari, usus halus, usus besar).
Salmonella Typhi masuk ke tubuh manusia bersama bahan makanan atau minuman yang
tercemar. Saat kuman masuk kesaluran pencernaan manusia, sebagian kuman mati oleh asam
lambung dan sebagian kuman masuk ke usus halus.
Dari usus halus kuman beraksi sehingga bisa menjebol usus halus. Setelah berhasil melampaui
usus halus, kuman masuk ke kelenjar getah
bening,ke pembuluh darah, dan ke seluruh tubuh (terutama pada organ hati, empedu, dan lain-
lain). Sehingga feses dan urin penderita bias mengandung kuman S. typhi, yang menginfeksi
manusia lain melalui makanan atau minuman yang tercemari.
MEKANISME INFEKSI SALMONELLA TYPHI
Setelah memasuki dinding usus halus, S. typhi, mulai melakukan penyerangan melalui
system limfa ke limfa yang menyebabkan pembengkakan pada urat dan setelah satu
periode perkembang biakan bakteri tersebut kemudian menyerang aliran darah.
Aliran darah yang membawa bakteri juga akan menyerang liver, kantong empedu,
limfa, ginjal, dan sumsum tulang dimana bakteri ini kemudian berkembang biak dan
menyebabkan infeksi organ-organ ini. Melalui organ-organ yang telah terinfeksi
inilah mereka terus menyerang aliran darah yang menyebabkan bakteremia
sekunder. Bakteremia sekunder ini bertanggung jawab sebagai penyebab terjadinya
demam dan penyakit klinis.
GEJALA KLINIS SALMONELLA TYPHI
1. Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari, gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan penyakit infeksi
akut yang lain, seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 390c hingga 400c, sakit kepala,
pusing, pegal-pegal, anoreksia, mual, muntah, batuk, dengan nadi antara 80-100 kali permenit, denyut
lemah, pernapasan semakin cepat dengan gambaran bronchitis, perut kembung dan merasa tak enak,
sedangkan diare dan sembelit silih berganti. Pada akhir minggu pertama, diare lebih sering terjadi.
2. Lidah pada penderita adalah kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor,
tenggorokan terasa kering dan beradang. Jika penderita ke dokter pada periode tersebut, akan
menemukan demam dengan gejala-gejala di atas yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga.
3. Ruam kulit (rash) umumnya terjadi pada hari ketujuh dan terbatas pada andomen disalah satu sisi dan
tidak merata, bercak-bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari, kemudian hilang dengan sempurna.
Roseola terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran 2-4
mm, berkelompok, timbul paling sering pada kulit perut, lengan atas atau dada bagian bawah, kelihatan
memucat bila ditekan. Pada infeksi yang berat, limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi.
DIAGNOSA LABORATORIUM SALMONELLA TYPHI
EPIDEMIOLOGI SALMONELLA TYPHI
Pertemuan manusia untuk Salmonella typhi dilakukan melalui rute
fecal-oral dari individu yang terinfeksi kepada orang
sehat. Kebersihan miskin pasien shedding organisme dapat
menyebabkan infeksi sekunder, serta konsumsi kerang dari badan
air tercemar. Sumber yang paling umum infeksi, bagaimanapun,
adalah minum air tercemar oleh urin dan kotoran individu yang
terinfeksi. Ukuran inokulum estimasi untuk infeksi adalah 100.000
bakteri. Demam Tifoid juga merupakan infeksi laboratorium kedua
yang paling sering dilaporkan.
EPIDEMIOLOGI SALMONELLA TYPHI
oCiprofloxacin (Cipro)
Di Amerika Serikat, dokter sering meresepkan ciprofloxacin untuk orang dewasa yang tidak sedang hamil. Selain itu, obat
serupa lainnya ofloxacin, juga akan diresepkan. Sayangnya, banyak bakteri Salmonella typhi yang tak lagi mempan terhadap
antibiotik yang satu ini. Terutama pada bakteri demam tifoid yang ada di Asia Tenggara.
oAzithromycin (Zithromax)
Azithromycin biasanya dipakai saat seseorang tidak bisa menggunakan ciprofloxacin. Selain itu, antibiotik jenis ini juga
sering kali digunakan saat bakteri resisten terhadap ciprofloxacin.
oCeftriaxone
Antibiotik suntik seperti ceftriaxone bisa menjadi salah satu obat yang diresepkan jika penyakitnya lebih serius. Selain itu,
antibiotik suntik juga biasanya diresepkan untuk mereka yang tidak minum ciprofloxacin, seperti anak-anak.
PENGOBATAN
Pengobatan Tifus di Rumah Sakit
• Antibiotik di rumah sakit akan diberikan dalam bentuk suntikan. Jika diperlukan, asupan cairan dan nutrisi
juga akan dimasukkan ke dalam pembuluh darah melalui infus.
• Pasien perlu menggunakan antibiotik hingga hasil tes terhadap bakteri penyebab tifus benar-benar bersih.
• Infus akan diberikan apabila pasien tifus disertai dengan gejala-gejala, seperti muntah terus-menerus
serta diare parah. Infus berisi cairan akan diberikan untuk mencegah kekurangan cairan tubuh (dehidrasi).
• Anak yang mengalami demam tifoid bisa direkomendasikan untuk melalui perawatan di rumah sakit sebagai
tindakan pencegahan.
• Pada kasus yang jarang terjadi, operasi dapat dilakukan jika terjadi komplikasi yang membahayakan nyawa,
seperti perdarahan saluran pencernaan.
• Penderita tifus akan berangsur-angsur membaik setelah dirawat kurang-lebih selama 3-5 hari. Tubuh akan
pulih dengan perlahan-lahan hingga kondisi pasien pulih sepenuhnya setelah beberapa minggu pascainfeksi.
PENGOBATAN
Pengobatan Tifus di Rumah
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu mengatasi demam tifoid, yaitu:
• Minum banyak air. Minum air saat sakit tipes membantu mencegah dehidrasi yang diakibatkan oleh
demam dan diare yang berkepanjangan. Jika mengalami dehidrasi parah, doker akan memberikan
cairan melalui vena.
• Tirah baring. Agar lekas sembuh, perlu banyak beristirahat bahkan melakukan tirah baring. Usahakan
untuk tidak melakukan berbagai kegiatan berat yang menguras tenaga agar kondisi tubuh bisa segera
fit dan terhindar dari komplikasi tipes.
• Makan makanan yang mudah dicerna. Saat sakit, sebaiknya makan makanan yang mudah dicerna
seperti bubur dan makanan lunak lainnya. Dengan begitu, kerja usus menjadi lebih ringan. Makan
makanan yang mudah dicerna juga membuat nutrisi di dalam makanan lebih cepat diserap oleh tubuh.
PENCEGAHAN
• Menjaga kebersihan
Untuk mencegah penyakit yang satu ini, perlu mencuci tangan dengan rutin. Bersihkan tangan dengan sabun
dan air mengalir. Namun, jika keduanya tidak tersedia bisa membersihkannya dengan hand sanitizer yang
mengandung setidaknya 60% alcohol.
Selain itu, juga perlu menjaga kebersihan diri terutama setelah bepergian ke luar rumah apalagi pasar.
Usahakan untuk tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut dalam keadaan kotor. Pastikan juga untuk mencuci
kaki setiap habis keluar rumah.