Anda di halaman 1dari 34

SALMONELLA KELOMPOK 7

TYPHYI
Nyoman Titin Brimantari (18021031)

Ni Made Ayu Dwi Darmayanti W (18021031)

Kadek Rosa Widia Arini (18021033)


ANGGOTA
KELOMPOK
Ni Made Andrinia Ratih S I (18021034)

I Komang Tri Cahaya Bintang (18021035)


APA ITU SALMONELLA TYPHI ?
• Bakteri Salmonella typii adalah
bakteri yang tergolong dalam suku
Enterobacteriaceae.
• Pada umumnya bakteri Salmonella
ini bersifat patogen karena, dapat
menyebabkan penyakit demam
tifoid yaitu suatu penyakit infeksi
sistemik dengan gambaran demam
yang berlangsung lama, adanya
bakteremia disertai inflamasi yang
dapat merusak organ-organ pada
manusia dan hewan piaraan.
LATAR BELAKANG SALMONELLA TYPHI
Demam tifoid merupakan penyakit
menular yang tersebar di seluruh
dunia, dan sampai sekarang masih
menjadi masalah kesehatan
terbesar dinegara sedang
berkembang dan tropis seperti Asia
Tenggara, Afrika dan Amerika.
Insiden penyakit ini masih sangat
tinggi dan diperkirakan sejumlah
21 juta kasus dengan lebih dari 700
kasus berakhir dengan kematian.
LATAR BELAKANG SALMONELLA TYPHI
Di Indonesia, insiden demam
tifoid diperkirakan sekitar 300-
810 kasus per 100.000 penduduk
per tahun, berarti jumlah kasus
berkisar antara 600.000-
1.500.000 pertahun. Hal ini
berhubungan dengan tingkat
higienis individu, sanitasi
lingkungan dan penyebaran
kuman dari karier atau penderita
tifoid
LATAR BELAKANG SALMONELLA TYPHI

Penyakit ini dianggap serius karena


dapat disertai berbagai penyakit dan
juga mempunyai angka kematian
yang cukup tinggi, yaitu 1-5 % dari
penderita. Salmonellosis dapat terjadi
pada semua umur, terbanyak pada
usia 3-19 tahun, sekitar 77% dengn
puncak tertinggi pada usia 10-15
tahun.
LATAR BELAKANG SALMONELLA TYPHI
Salmonella typhi ditularkan
melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi oleh
kotoran atau tinja dari seseorang
penderita demam typoid Penyakit
ini dianggap serius karena dapat
disertai berbagi penyakit dan
juga mempunyai angka kematian
yang cukup tinggi
SIFAT-SIFAT SALMONELLA TYPHI

• Salmonella typhi adalah bakteri yang berdasarkan kebutuhan


oksigen bersifat fakultatif anaerob, membutuhkan suhu optimal
37'C untuk pertumbuhannya.

• Memfermentasikan D-glukosa menghasilkan asam tetapi tidak


membentuk gas, oksidase negatif, katalase positip, tidak
memproduksi indol karena tidak menghasilkan enzim
tryptophanase yang dapat memecah tryptophan menjadi indol.
SIFAT-SIFAT SALMONELLA TYPHI

• Methyl red (NIIR.) positip menunjukkan bahwa fermentasi


glukosa Vol.2, No. 1 Juni 2009 lQ Jurnal Kesehatan
Keanekaragaman Genetik Salmonella typhi menghasilkan
sejumlah asam yang terakumulasi di dalam medium
sehingga menyebabkan pH medium menjadi asam (pH=4,2),
dengan penambahan indikator metyl red maka warna
medium menjadi merah
SIFAT-SIFAT SALMONELLA TYPHI

• Bakteri menghasilkan H2S yang merupakan produk hasil reduksi dari


asam amino yang mengandung sulfur, H2S yang dihasilkan akan
bereaksi dengan garam Fe dalam media yang kemudian
menjadisenyawa FeS berwarna hitam yang mengendap dalam media.

• Urease negatip, nitrat direduksi menjadi nitrit, lysin dan ornithin


dekarboksilase positip, laktosa, sukrosa, salisin dan inositol tidak
difermentasi
STRUKTUR SALMONELLA TYPHI

Salmonella mempunyai tiga jenis antigen utama, yaitu sebagai berikut.

• Antigen somatik atau antigen O, Antigen ini adalah bagian dinding


sel bakteri yang tahan terhadap pemanasan100 derajat celcius,
alkohol dan asam. Struktur antigen somatik mengandung
lipopolisakarida.Beberapa diantaranya mengandung jenis gula
yang spesifik. Antibodi yang terbentukterhadap antigen O adalah
IgM.
STRUKTUR SALMONELLA TYPHI

• Antigen Flagel atau antigen H, Ditemukan dalam 2 fase,


yaitu fase 1 spesifik dan fase 2 tidak spesifik. Antigen
H dapat dirusak oleh asam, alkohol, dan pemanasan
diatas 60 Derajat Celsius. Antibodi terhadap antigen H
adalah IgG.
STRUKTUR SALMONELLA TYPHI

• Antigen Vi atau antigen kapsul, Antigen ini merupakan


polimer polisakarida bersifat asam yang terdapat
pada bagian yang paling luar badan bakteri. Antigen
Vi dapat dirusak oleh asam, fenol, dan pemanasan 60
Derajat Celcius selama 1 jam.
FAKTOR VIRULENSI SALMONELLA TYPHI

Daya Invasi
Dalam usus halus, bakteri Salmonella thypi yang berpenetrasi di epitel
dan masuk ke dalam jaringan sub-epitel sampai lamina propia.
Mekanisme biokimia yang terjadi saat penetrasi belum diketahui
dengan jelas, tetapi prosesnya menyerupai fagositosis. Setelah
penetrasi, bakteri difagot oleh makrofag berkembang biak dan di
bawa oleh makrofag ke bagian tubuh yang lain.
FAKTOR VIRULENSI SALMONELLA TYPHI

Endotoksin Kemampuan

Salmonella yang hidup intra seluler di duga karena memiliki


antigen permukaan (antigen Vi). Simpai sel Salmonella mengandung kompleks lipopoli
sakarida (LPS) yang berfungsi sebagai endotoksin dan merupakan factor virulensi.
Endotoksin dapat merangsang pelepasan zat pirogen dari sel-sel makrofag dan sel-sel
polimor fonunuklear (PMN) sehingga mengakibatkan demam. Selain itu,endotoksin dapat
merangsang aktifasi sistem komplemen, pelepasan kinin, dan mempengaruhi limfosit.
Sirkulasi endotoksin dalam peredaran darah dapat menyebabkan kejang akibat infeksi.
FAKTOR VIRULENSI SALMONELLA TYPHI

Enterotoksin dan sitotoksin


Toksin lain yang dihasilkan oleh Salmonella adalah enterotoksin
dan sitotoksin. Kedua toksin ini diduga juga dapat
meningkatkan daya invasi dan merupakan faktor virulensi
Salmonella.
PENULARAN SALMONELLA TYPHI
Salmonella penyebab gastroenteritis ditandai oleh gejala-gejala yang
umumnya nampak 12-36 jam setelah makan bahan pangan yang tercemar. Gejala-
gejala tersebut adalah, sebagai berikut:

Panas badan semakin hari


bertambah tinggi, terutama 1.

pada sore dan malam hari

Terjadi selama 7-10 hari,


2. kemudian panasnya menjadi
konstan dan kontinyu
PENULARAN SALMONELLA TYPHI

Diare, sakit kepala, muntah-muntah, pusing bagian


bawah, demam dan kadang-kadang di dahului sakit 3.
kepala dan menggigil.

Hilangnya nafsu makan 4.

Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu. Masa inkubasi 7-14


5.
hari.
PENULARAN SALMONELLA TYPHI
• Pada Minggu pertama: terjadi demam tinggi, sakit kepala, nyeri abdomen, dan
perbedaan peningkatan temperatur dengan denyut nadi.50 % pasien dengan
defekasi normal.
• Pada minggu kedua: terjadi splenomegali (pembesaran limpa) dan timbul
resah.
• Pada minggu ketiga: timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia
(tekanan darah tinggi), keterlibatan usus halus terjadi pada minggu ini dengan
diare kebiru-biruan dan berpotensi untuk terjadinya ferforasi (terbentuknya
lubang pada dinding lambung).
• Pada minggu ke empat: terjadi perbaikan klinis.
MEKANISME INFEKSI SALMONELLA TYPHI
MEKANISME INFEKSI SALMONELLA TYPHI

Pola penyebaran penyakit ini adalah melalui saluran cerna (mulut, esofagus, lambung, usus 12
jari, usus halus, usus besar).
Salmonella Typhi masuk ke tubuh manusia bersama bahan makanan atau minuman yang
tercemar. Saat kuman masuk kesaluran pencernaan manusia, sebagian kuman mati oleh asam
lambung dan sebagian kuman masuk ke usus halus.
Dari usus halus kuman beraksi sehingga bisa menjebol usus halus. Setelah berhasil melampaui
usus halus, kuman masuk ke kelenjar getah
bening,ke pembuluh darah, dan ke seluruh tubuh (terutama pada organ hati, empedu, dan lain-
lain). Sehingga feses dan urin penderita bias mengandung kuman S. typhi, yang menginfeksi
manusia lain melalui makanan atau minuman yang tercemari.
MEKANISME INFEKSI SALMONELLA TYPHI

Setelah memasuki dinding usus halus, S. typhi, mulai melakukan penyerangan melalui
system limfa ke limfa yang menyebabkan pembengkakan pada urat dan setelah satu
periode perkembang biakan bakteri tersebut kemudian menyerang aliran darah.
Aliran darah yang membawa bakteri juga akan menyerang liver, kantong empedu,
limfa, ginjal, dan sumsum tulang dimana bakteri ini kemudian berkembang biak dan
menyebabkan infeksi organ-organ ini. Melalui organ-organ yang telah terinfeksi
inilah mereka terus menyerang aliran darah yang menyebabkan bakteremia
sekunder. Bakteremia sekunder ini bertanggung jawab sebagai penyebab terjadinya
demam dan penyakit klinis.
GEJALA KLINIS SALMONELLA TYPHI
1. Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari, gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan penyakit infeksi
akut yang lain, seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 390c hingga 400c, sakit kepala,
pusing, pegal-pegal, anoreksia, mual, muntah, batuk, dengan nadi antara 80-100 kali permenit, denyut
lemah, pernapasan semakin cepat dengan gambaran bronchitis, perut kembung dan merasa tak enak,
sedangkan diare dan sembelit silih berganti. Pada akhir minggu pertama, diare lebih sering terjadi.
2. Lidah pada penderita adalah kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor,
tenggorokan terasa kering dan beradang. Jika penderita ke dokter pada periode tersebut, akan
menemukan demam dengan gejala-gejala di atas yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga.
3. Ruam kulit (rash) umumnya terjadi pada hari ketujuh dan terbatas pada andomen disalah satu sisi dan
tidak merata, bercak-bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari, kemudian hilang dengan sempurna.
Roseola terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran 2-4
mm, berkelompok, timbul paling sering pada kulit perut, lengan atas atau dada bagian bawah, kelihatan
memucat bila ditekan. Pada infeksi yang berat, limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi.
DIAGNOSA LABORATORIUM SALMONELLA TYPHI
EPIDEMIOLOGI SALMONELLA TYPHI
Pertemuan manusia untuk Salmonella typhi dilakukan melalui rute
fecal-oral dari individu yang terinfeksi kepada orang
sehat. Kebersihan miskin pasien shedding organisme dapat
menyebabkan infeksi sekunder, serta konsumsi kerang dari badan
air tercemar. Sumber yang paling umum infeksi, bagaimanapun,
adalah minum air tercemar oleh urin dan kotoran individu yang
terinfeksi. Ukuran inokulum estimasi untuk infeksi adalah 100.000
bakteri. Demam Tifoid juga merupakan infeksi laboratorium kedua
yang paling sering dilaporkan.
EPIDEMIOLOGI SALMONELLA TYPHI

Masuknya spesies ini bakteri ke dalam tubuh manusia yang


paling sering dicapai dengan konsumsi, dengan pentingnya
diketahui transmisi aerosol. Setelah tertelan, organisme
berkembang biak di usus kecil selama periode 1-3 minggu,
sungsang dinding usus, dan menyebar ke sistem organ dan
jaringan lain. Pertahanan tuan rumah bawaan melakukan
sedikit untuk mencegah infeksi karena inhibisi lisis oksidatif
dan kemampuan untuk tumbuh intrasel setelah
pengambilan.
EPIDEMIOLOGI SALMONELLA TYPHI
Transmisi Salmonella typhi hanya terbukti terjadi dengan rute fecal-
oral, sering dari individu asimtomatik. 2-5% dari individu yang
terinfeksi sebelumnya menjadi carrier kronis yang tidak
menunjukkan tanda-tanda penyakit, tetapi aktif gudang organisme
layak mampu menginfeksi orang lain. Sebuah contoh yang terkenal
adalah "Tifus" Maria Mallon, yang adalah seorang penangan makanan
bertanggung jawab untuk menginfeksi sedikitnya 78 orang,
menewaskan 5. Pembawa ini sangat menular menimbulkan risiko
besar bagi kesehatan masyarakat karena kurangnya gejala penyakit
terkait.
EPIDEMIOLOGI SALMONELLA TYPHI

Kerusakan yang disebabkan oleh demam tifoid adalah


reversibel dan terbatas jika pengobatan dimulai pada
awal infeksi. Hal ini menyebabkan angka kematian
kurang dari 1% di antara individu-individu diperlakukan
yang memiliki strain antibiotik-rentan Salmonella typhi,
membuat hasil dan prognosis untuk pasien yang
positif.
PENGOBATAN
Terapi antibiotik adalah cara efektif dalam menangani tifus dan perlu diberikan sedini
mungkin. Beberapa obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati tifus adalah
azithromycin, ciprofloxacin, atau ceftriaxone.

oCiprofloxacin (Cipro)
Di Amerika Serikat, dokter sering meresepkan ciprofloxacin untuk orang dewasa yang tidak sedang hamil. Selain itu, obat
serupa lainnya ofloxacin, juga akan diresepkan. Sayangnya, banyak bakteri Salmonella typhi yang tak lagi mempan terhadap
antibiotik yang satu ini. Terutama pada bakteri demam tifoid yang ada di Asia Tenggara.
oAzithromycin (Zithromax)
Azithromycin biasanya dipakai saat seseorang tidak bisa menggunakan ciprofloxacin. Selain itu, antibiotik jenis ini juga
sering kali digunakan saat bakteri resisten terhadap ciprofloxacin.
oCeftriaxone
Antibiotik suntik seperti ceftriaxone bisa menjadi salah satu obat yang diresepkan jika penyakitnya lebih serius. Selain itu,
antibiotik suntik juga biasanya diresepkan untuk mereka yang tidak minum ciprofloxacin, seperti anak-anak.
PENGOBATAN
Pengobatan Tifus di Rumah Sakit

• Antibiotik di rumah sakit akan diberikan dalam bentuk suntikan. Jika diperlukan, asupan cairan dan nutrisi
juga akan dimasukkan ke dalam pembuluh darah melalui infus.
• Pasien perlu menggunakan antibiotik hingga hasil tes terhadap bakteri penyebab tifus benar-benar bersih.
• Infus akan diberikan apabila pasien tifus disertai dengan gejala-gejala, seperti muntah terus-menerus
serta diare parah. Infus berisi cairan akan diberikan untuk mencegah kekurangan cairan tubuh (dehidrasi).
• Anak yang mengalami demam tifoid bisa direkomendasikan untuk melalui perawatan di rumah sakit sebagai
tindakan pencegahan.
• Pada kasus yang jarang terjadi, operasi dapat dilakukan jika terjadi komplikasi yang membahayakan nyawa,
seperti perdarahan saluran pencernaan.
• Penderita tifus akan berangsur-angsur membaik setelah dirawat kurang-lebih selama 3-5 hari. Tubuh akan
pulih dengan perlahan-lahan hingga kondisi pasien pulih sepenuhnya setelah beberapa minggu pascainfeksi.
PENGOBATAN
Pengobatan Tifus di Rumah

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu mengatasi demam tifoid, yaitu:
• Minum banyak air. Minum air saat sakit tipes membantu mencegah dehidrasi yang diakibatkan oleh
demam dan diare yang berkepanjangan. Jika mengalami dehidrasi parah, doker akan memberikan
cairan melalui vena.
• Tirah baring. Agar lekas sembuh, perlu banyak beristirahat bahkan melakukan tirah baring. Usahakan
untuk tidak melakukan berbagai kegiatan berat yang menguras tenaga agar kondisi tubuh bisa segera
fit dan terhindar dari komplikasi tipes.
• Makan makanan yang mudah dicerna. Saat sakit, sebaiknya makan makanan yang mudah dicerna
seperti bubur dan makanan lunak lainnya. Dengan begitu, kerja usus menjadi lebih ringan. Makan
makanan yang mudah dicerna juga membuat nutrisi di dalam makanan lebih cepat diserap oleh tubuh.
PENCEGAHAN
• Menjaga kebersihan
Untuk mencegah penyakit yang satu ini, perlu mencuci tangan dengan rutin. Bersihkan tangan dengan sabun
dan air mengalir. Namun, jika keduanya tidak tersedia bisa membersihkannya dengan hand sanitizer yang
mengandung setidaknya 60% alcohol.
Selain itu, juga perlu menjaga kebersihan diri terutama setelah bepergian ke luar rumah apalagi pasar.
Usahakan untuk tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut dalam keadaan kotor. Pastikan juga untuk mencuci
kaki setiap habis keluar rumah.

• Hindari kontak dengan orang sakit


Bakteri sangat mudah menyebar dari satu orang ke orang lainnya. Untuk itu, hindari kontak terlalu dekat
dengan orang yang sedang sakit. Berciuman dan menggunakan peralatan makan atau mandi yang sama dengan
orang sakit dapat meningkatkan risiko penularan penyakit.
PENCEGAHAN
• Vaksin tifoid
Vaksin tifoid bisa dilakukan untuk membantu mencegah penyakit yang satu ini. Terutama untuk kategori yang
rentan atau berisiko tinggi.
Ada dua jenis vaksin untuk demam tifoid, yaitu:
Disuntikkan dengan dosis tunggal setidaknya satu minggu sebelum bepergian.
Diberikan dalam bentuk minum sebanyak empat kapsul. Biasanya per kapsulnya wajib diminum setiap hari.
Namun, vaksin memiliki keefektifan hanya 50 sampai 80 persen saja. Pasalnya, keefektifan vaksin juga akan
berkurang dari waktu ke waktu. Untuk itu, Anda tetap perlu berhati-hati dan melakukan cara pencegahan
lainnya.

• Tidak menyiapkan makanan hingga sembuh


Usahakan untuk tidak memasak atau menyiapkan makanan sampai dokter menyatakan bahwa bakterinya tak akan lagi
menular. Jika terlalu memaksakannya karena sudah merasa sehat, tanpa disadari orang lain bisa terinfeksi penyakit yang
sama.
THANK YOU
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai